Anda di halaman 1dari 81

ANALISIS RANTAI PASOK KOMODITAS RUMPUT LAUT

DI DESA UJUNG BAJI KECAMATAN SANROBONE


KABUPATEN TAKALAR

MAULINA
105961109517

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021

i
ANALISIS RANTAI PASOK KOMODITAS RUMPUT LAUT
DI DESA UJUNG BAJI KECAMATAN SANROBONE
KABUPATEN TAKALAR

MAULINA
105961109517

SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021

ii
iii
iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Rantai

Pasok Komoditas Rumput Laut di Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone

Kabupaten Takalar adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan

dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Makassar, juli 2021

Maulina
105961109517

v
ABSTRAK

MAULINA.105961109517. Analisis Rantai Pasok Komoditas Rumput Laut di


Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar. Dibimbing oleh
Syafiuddin dan Akbar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rantai pasokan komoditas
rumput laut dan untuk mengetahui aliran produk, aliran keuangan, dan aliran
informasi yang ada di Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan sengaja atau
purposive sampling dengan menunjuk 29 petani rumput laut sebagai sampel
mendapatkan sumber data. Sedangkan untuk penentuan sampel rantai pasok pada
pedagang dilakukan dengan snowball sampling yakni dengan menelusuri
pedagang yang dijadikan sampel sebanyak 4 orang pedagang yang terlibat dalam
rantai pasokan komoditas rumput laut. Analisis data yang digunakan adalah
analisis data deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rantai pasokan komoditas rumput laut
yang ada di Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar meliputi
petani rumput laut (Produsen) – pedagang pengumpul dan pedagang besar –
koperasi – perusahaan kosfermindo (KIMA) – PT. Agarindo Bogatama di
Tangerang (Konsumen). Aliran produk mengalir mulai dari hulu ke hilir dan
memiliki dua sistem yaitu diantar dan mengantarkan produk. Aliran keuangan
mengalir dari hilir ke hulu dan memiliki dua sistem pembayaran yakni transaksi
secara langsung dan transaksi via Bank. Aliran informasi mengalir dari dua arah
yakni produsen dan konsumen terkait permintaan dan penawaran.

Kata Kunci : rantai pasok, komoditas rumput laut, aliran produk,


aliran keuangan, aliran informasi

vi
ABSTRACT

MAULINA.105961109517. Analysis of the Seaweed Commodity Supply Chain in


Ujung Baji Village, Sanrobone District, Takalar Regency. Supervised by
Syafiuddin and Akbar.
This study aims to determine the supply chain of seaweed commodities and
to find out product flow, financial flow, and information flow in Ujung Baji
Village, Sanrobone District, Takalar Regency.
Sampling in this study was intentional or purposive sampling by
appointing 29 seaweed farmers as sampling. Meanwhile, for determining the
supply chain sample to traders, snowball sampling is done by tracing the
informants who are sampled as many as 4 traders involved in the supply chain of
seaweed commodities. The data analysis used is descriptive qualitative data
analysis.
The results showed that the supply chain of seaweed commodities in Ujung
Baji Village, Sanrobone District, Takalar Regency included seaweed farmers
(producers) - collectors and wholesalers - cooperatives - kosfermindo company
(KIMA) - PT. Agarindo Bogatama in Tangerang (Consumer). The product flow
flows from upstream to downstream and has two systems, namely delivery and
product delivery. Financial flows flow from downstream to upstream and have
two payment systems, namely direct transactions and transactions via banks. The
flow of information flows from two directions, namely producers and consumers
regarding supply and demand.

Keywords: supply chain, seaweed commodity, product flow, flow


finance, information flow

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan

salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga,

sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Analisis Rantai Pasok Komoditas Rumput Laut di Desa Ujung Baji

Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Syafiuddin, M.Si, selaku pembimbing I dan Bapak Akbar,

S.P., M.Si., selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya

membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.

2. Ibu Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., selaku Ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

viii
4. Kedua orangtua ayahanda Abdul Rasyid dan ibunda St. Halija, adik-adikku

tercinta dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik

moril maupun material sehingga proposal ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada

penulis.

6. Kepada pihak pemerintah Kecamatan Sanrobone khususnya Kepala Desa

Ujung Baji beserta jajarannya yang telah mengizinkan penulis untuk

melakukan penelitian di daerah tersebut.

7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir

yang penulis tidak dapat disebut satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

terkait dalam penulisan proposal ini. Semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga

Kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya. Amin.

Makassar, juli 2021

Maulina

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................v

ABSTRAK ..........................................................................................................vi

ABSTRACT ..........................................................................................................vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................viii

DAFTAR ISI .....................................................................................................x

DAFTAR TABEL ..............................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiv

1. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 5

2.1 Analisis Rantai Pasok ............................................................................. 5

2.2 Komoditas Rumput Laut ........................................................................ 7

2.3 Pemasaran Pertanian................................................................................ 9

2.4 Pemasok dan Peranannya ....................................................................... 10

2.5 Pemain Utama dalam Rantai Pasok ........................................................ 11

2.6 Penelitian Terdahulu yang Relevan ......................................................... 12

x
2.7 Kerangka Pikir Penelitian ....................................................................... 15

III. METODE PENELITIAN .............................................................................. 16

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 16

3.2 Teknik Penentuan Sampel ....................................................................... 16

3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 17

3.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 18

3.5 Teknik Analisis Data .............................................................................. 19

3.6 Definisi Operasional ................................................................................ 21

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI ................................................................. 22

4.1 Keadaan Geografis ................................................................................. 22

4.2 Keadaan Demografis .............................................................................. 23

4.3 Keadaan Sarana dan Prasarana .............................................................. 27

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 29

5.1 Identitas Responden .............................................................................. 29

5.2 Rantai Pasok Komoditas Rumput Laut di Desa Ujung Baji .................. 38

5.3 Mekanisme Aliran Produk, Aliran Keuangan dan Aliran Informasi

dalam Rantai Pasok Komoditas Rumput Laut di Desa Ujung Baji ........ 44

VI. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................... 48

6.1 Kesimpulan ............................................................................................ 48

6.2 Saran ...................................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 50

LAMPIRAN ........................................................................................................ 52

RIWAYATHIDUP .............................................................................................. 67

xi
DAFTAR TABEL

Nomor Hal
Teks

1. Penelitian Terdahulu yang Relevan dalam Rantai Pasok Komoditas


Rumput Laut ....................................................................................... 12

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Ujung Baji


Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar ........................................ 23

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia di Desa Ujung Baji


Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar ....................................... 24

4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian di Desa


Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar ...................... 25

5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Ujung


Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar................................. 26

6. Jumlah dan Jenis Sarana Prasarana di Desa Ujung Baji Kecamatan


Sanrobone Kabupaten Takalar ........................................................... 27

7. Jumlah dan Persentase pada Petani Berdasarkan Umur di Desa


Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar ...................... 30

8. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Ujung


Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar................................. 31

9. Karakteristik Petani Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Desa


UjungBaji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar ....................... 32

10. Karakteristik Petani Berdasarkan Luas Lahan di Desa Ujung


Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar................................ 33

11. Identitas Pedagang Pengumpul Rumput Laut di Desa Ujung


Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar................................ 34

12. Identitas Pedagang Besar Rumput Laut di Desa Ujung


Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar................................ 36

xii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Hal
Teks
1. Aliran Barang dalam Analisis Rantai Pasok Komoditas Rumput
Laut .................................................................................................... 6

2. Kerangka Pemikiran Penelitian Analisis Rantai Pasok Komoditas


Rumput Laut di Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten
Takalar................................................................................................ 15

3. Rantai Pasok Komoditas Rumput Laut di Desa Ujung Baji


Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar ........................................ 38

4. Aliran produk, Aliran Keuangan dan Aliran Informasi pada Rantai


Pasok di Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten
Takalar................................................................................................ 44

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Hal Teks


1. Kuisioner Penelitian untuk Petani Rumput Laut ............................... 53

2. Kuisioner Penelitian untuk Pedagang Rumput Laut ......................... 54

3. Peta Lokasi Penelitian ........................................................................ 56

4. Identitas Petani Rumput Laut di Desa Ujung Baji Kecamatan


Sanrobone Kabupaten Takalar ........................................................... 57

5. Identitas Pedagang Pengumpul Rumput Laut di Desa Ujung Baji


Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar ........................................ 58

6. Identitas Pedagang Besar Rumput Laut di Desa Ujung Baji


Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar ......................................... 58

7. Luas Lahan Petani Rumput Laut di Desa Ujung Baji Kecamatan


Sanrobone Kabupaten Takalar ........................................................... 59

8. Dokumentasi Penelitian ..................................................................... 60

9. Surat Izin Penelitian ...........................................................................

xiv
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki peluang dan

potensi budidaya komoditas laut yang sangat besar untuk dikembangkan. Kurang

lebih 2 juta Ha diantaranya sangat potensial untuk pengembangan rumput laut

dengan produksi rata-rata 16 ton per Ha. (Maftuhah, 2015), berdasarkan data

DKP RI tahun 2008, apabila seluruh lahan dapat dimanfaatkan maka diperoleh

kurang lebih 32 juta ton per tahun. Hal ini dapat menjadi salah satu sumber

pemasukan devisa bagi Negara, dan juga mampu menjadikan Indonesia sebagai

Negara pengekspor rumput laut kering terbesar di dunia.

Rumput laut merupakan salah satu barang ekspor yang potensial untuk

dikembangkan. Indonesia saat ini masih menjadi salah satu negara pengekspor

terpenting di Asia, karena alga tumbuh dan menyebar hampir di seluruh perairan

Indonesia. Salah satu sentra produksi alga terbesar di wilayah pesisir terletak di

Sulawesi Selatan. Sulawesi Selatan merupakan daerah penghasil alga terbesar di

Indonesia dengan kontribusi lebih dari 30% terhadap produksi nasional. Alga juga

merupakan produksi akuakultur terbesar. Sulsel menyumbang sekitar 70% dari

hasil perikanan lainnya. Pada tahun 2015, realisasi produksi alga di Sulawesi

Selatan mencapai 2.826.536 ton atau sekitar 97% dari target produksi 2.866.199

ton. (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2015).

1
Pengembangan budidaya rumput laut di Indonesia dirintis mulai sejak

tahun tahun 1980-an dalam upaya merubah kebiasaan penduduk pesisir dari usaha

budidaya rumput laut ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat

pembudidaya juga dapat digunakan untuk mempertahankan kelestarian

lingkungan perairan pantai. (Ditjenkan budidaya 2004).

Budidaya tanaman rumput laut telah lama dilaksanakan oleh masyarakat

Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar. Kecamatan

Sanrobone Kabupaten Takalar terdapat 5 Dusun yaitu Dusun Ujung Baji, Dusun

Ujung Lau, Dusun Galumbaya, Dusun Makkio Baji, dan Dusun Maccini Baji.

Lima dusun tersebut telah lama memproduksi rumput laut untuk memenuhi

kebutuhan ekonominya. Jumlah petani rumput laut di Desa Ujung Baji sebanyak

291 orang. Petani rumput laut dibedakan menjadi 3 berdasarkan dengan ukuran

jumlah produksinya.

Komoditas rumput laut di Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar perlu

diimbangi dengan sistem distribusi yang baik. Mengingat peranan rantai pasokan

memegang peranan dalam menghasilkan pendapatan yang maksimal, naik

turunnya harga rumput laut dari tahun ke tahun dapat mempengaruhi pendapatan

petani. Tinggi rendahnya harga rumput laut tergantung pada situasi dan kondisi

sosial ekonomi kurangnya informasi tentang aliran materiil dan kurangnya

koneksi ke manufaktur oleh karena itu proses penentuan harga dikuasai oleh

pedagang sehingga kekuatan tawar menawar antara produsen dan pedagang

hampir tidak ada.

2
Berdasarkan kondisi di lapangan, harga pemasaran rumput laut yang

fluktuatif ini diakibatkan oleh pengaturan manajemen rantai pasokan yang tidak

efisien. Efisiensinya manajemen rantai pasokan dapat tercapai jika pengolahan

dan pengawasan hubungan saluran distribusi dilakukan secara kooperatif oleh

semua pihak yang terlibat, sehingga sektor perikanan komoditi rumput laut

memiliki lokal kontrol tinggi dibandingkan dengan komoditi lainnya serta dapat

dijadikan sebagai objek sarana penyelamat ekonomi masyarakat. Bentuk

perjanjian rantai pasok ini sangat membutuhkan perhatian khusus, adanya

pendekatan rantai pasok terhadap bahan baku di Desa Ujung Baji Kecamatan

Sanrobone Kabupaten Takalar diharapkan dapat memberikan gambaran pasokan

rumput laut sebagai pertimbangan pengelolaan supply chain rumput laut bagi

konsumen maupun manufaktur atau industry pengolahan.

Oleh karena itu maka perlu dilakukan penelitian tentang rantai pasokan

pada komoditas rumput laut. di Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone

Kabupaten Takalar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana rantai pasok komoditas Rumput Laut di Desa Ujung Baji

Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar?

3
2. Bagaimana aliran produk, aliran keuangan, dan aliran informasi pada

komoditas Rumput Laut di Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone

Kabupaten Takalar?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini berdasarkan latarbelakang adalah:

1. Untuk mengetahui rantai pasok komoditas Rumput Laut di Desa Ujung Baji

Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar.

2. Untuk mengetahui aliran produk, aliran keuangan dan aliran informasi pada

komoditas Rumput Laut di Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone

Kabupaten Takalar.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penulis agar

dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan

dan agar peneliti mampu mengetahui rantai pasokan komoditas rumput laut di

Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar.

2. Sebagai bahan informasi bagi para pembaca, baik rekan akademisi maupun

orang-orang yang berkecimpung di bidang pertanian.

3. Informasi bagi pemerintah dalam menerapkan kebijakan untuk

pengembangan sistem distribusi komoditas rumput laut di Desa Ujung Baji

Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar.

4
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Rantai Pasok

Menurut Li (2007:5), definisi rantai pasok adalah serangkaian kegiatan

dan keputusan yang saling terkait yang bertujuan untuk mengintegrasikan secara

efisien pemasok, produsen, gudang, jasa transportasi, pengecer, dan konsumen.

Aktivitas-aktivitas yang dimaksud yakni mengubah sumberdaya alam, bahan

baku, dan komponen-komponen menjadi produk-produk jadi atau setengah jadi

yang akan disalurkan ke konsumen akhir. Dengan demikian barang dan jasa dapat

didistribusikan dengan jumlah lokasi dan waktu yang tepat untuk meminimumkan

biaya demi memenuhi kebutuhan konsumen, dan menekankan pada semua

aktivitas memenuhi kebutuhan konsumen yang didalamnya terdapat aliran dan

transformasi barang mulai dari bahan baku sampai ke konsumen akhir dan

disertai dengan aliran informasi dan uang. Rantai pasok merupakan segala

aktivitas yang terintegrasi termasuk didalamnya juga aliran informasi yang

berkaitan dengan tiga aspek yaitu: sumber, proses produksi dan proses

penghantaran produk.

Terdapat tiga komponen dalam rantai pasokan yaitu:

1. Rantai pasokan hulu (upstream supply chain), meliputi berbagai aktivitas

perusahaan dengan para penyalur antara lain berupa pengadaan bahan baku

dan bahan pendamping.

5
2. Rantai pasokan internal (internal supply chain), meliputi semua proses

pemasukan barang ke gudang yang digunakan sampai pada proses produksi.

Aktivasi utamanya antara lain produksi dan pengendalian persediaan.

3. Rantai pasokan hilir (downstream supply chain), meliputi semua aktivitas

yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan. Fokus utama

kegiatannya adalah distribusi, pergudangan, transportasi dan pelayanan.

Aktivitas dalam rantai pasokan mengubah sumber daya alam, bahan

mentah dan komponen menjadi produk jadi yang didistribusikan ke pengguna

akhir. Kemudian ada tiga jenis aliran dalam rantai pasok yang perlu dikelola,

yaitu:

1. Aliran barang/material mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream).

Salah satu contoh aliran barang adalah aliran adalah aliran bahan baku yang

dikirim dari supplier kepada pabrik pengolahan. Selanjutnya, setelah melalui

proses produksi, barang akan dikirim kepada para distributor yang diteruskan

dengan pengiriman barang kepada para pengecer dan terakhir barang akan

bergerak dari tangan pengecer kepada konsumen akhir. Aliran barang dapat

digambarkan sebagai berikut :

Supplier Pabrik Distributor

Konsumen Manufaktur/Pengecer
Akhir

Gambar 1. Aliran Barang

6
2. Aliran uang/finansial dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu,

berbeda dengan aliran barang, aliran uang dapat berbentuk invoice, perjanjian

pembayaran, cek dan lainnya.

3. Aliran informasi memiliki perbedaan dengan aliran barang dan uang. Jika

aliran barang mengalir dari hulu ke hilir maka aliran informasi bergerak

mengalir baik dari hulu ke hilir maupun hilir ke hulu. Aliran informasi yang

dibutuhkan dari hilir ke hulu sebagai contoh adalah informasi persediaan

barang di sejumlah distributor atau supermarket sedangkan kepada pihak

yang membutuhkan informasi adalah pabrik. Informasi dari hulu ke hilir

sebagai contoh adalah suatu distributor yang ingin memperoleh informasi

terkait kapasitas produksi pabrik.

Dalam keadaan yang riil bentuk supply chain tidak dijumpai dengan

gambaran yang sesederhana gambar 1 namun akan lebih banyak pelaku yang

terlibat dalam suatu supply chain. Pujawan I Nyoman, et.al (2010).

2.2 Komoditas Rumput Laut (Gracilaria sp.)

Rumput laut atau seaweed merupakan salah satu tumbuhan yang tergolong

dalam makroalga benthik atau benthic algae yang hidupnya melekat di dasar

perairan. Tanaman ini tidak bisa dibedakan antara bagian akar, batang, dan daun,

sehingga bagian tumbuhan tersebut disebut thallus, oleh karena itu tergolong

tumbuhan tingkat rendah (Anggadiredja, 2008).

Berdasarkan kandungan pigmennya rumput laut dikelompokkan menjadi 3

kelas yaitu rumput laut merah (Rhodophycea), rumput laut cokelat

(Phaeophycea), dan rumput laut hijau (Chlorophyceae), ketiga golongan tersebut

7
mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi karena dapat menghasilkan

metabolit primer senyawa hidrokoloid seperti agar, karagenan, dan alginate

(Anggadiredja et al., 2008).

Salah satu contoh spesies yang bernilai ekonomis di Indonesia adalah

Gracilaria sp. dari kelas Rhodophyceae. Rumput laut ini banyak digunakan

sebagai bahan baku pembuatan agar. Agar berfungsi sebagai bahan pengental

(thickener), stabilisator (stabilizer) dan pengemulsi (emulsifying agent). Dalam

industri farmasi agar-agar berguna sebagai pencahar atau peluntur dan kultur

bakteri. Industry kosmetika, agar-agar digunakan dalam pembuatan salep, cream

sabun dan pembersih muka atau lotion. Industri lain menggunakan agar-agar

sebagai bahan tambahan, misalnya dalam beberapa proses pada industry kertas,

tekstil, fotografi, semir sepatu, tapal gigi, odol, pengalengan ikan atau daging dan

juga untuk kepentingan mikritomi, meseum dan kriminologi (Ma’ruf et al., 2014).

Permintaan dunia agar-agar terus meningkat setiap tahunnya. Permintaan

yang cenderung meningkat menyebabkan kebutuhan juga semakin besar, sehingga

ketersediaan Gracilaria sp. di alam menjadi sangat terbatas. Kebutuhan

Gracilaria sp. Untuk industri agar-agar didalam negeri dan ekspor mencapai

27.000 ton per tahun sementara, produksi rumput laut untuk jenis tersebut hanya

mencapai 16.000 ton/ tahun sehingga kekurangan (Anggadiredja, zatnika, &

purwoto, Rumput Laut, 2006).

Peningkatan produksi Gracilaria sp dapat ditempuh melalui usaha

budidaya. Budidaya rumput laut merupakan salah satu cara yang dapat memenuhi

permintaan industry dan juga menekan pengambilan di alam secara berlebihan

8
(Budiyani et al., 2012). Untuk mencapai produksi Gracilaria sp perlu dipacu

dengan pemberian nutrient yang diharapkan akan meningkatkan pertumbuhannya

dan pada saat panen raya produksi rumput laut cenderung berlimpah maka bentuk

pengaturan rantai pasokan sangat perlu mendapat perhatian khusus. Dengan

adanya pendekatan rantai pasokan komoditi rumput laut di Desa Ujung Baji

Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar, hal ini dimaksudkan untuk

memberikan gambaran tentang ketersediaan penawaran alga sebagai

pertimbangan manajemen rantai pasok bagi konsumen dan industri pengolahan.

Rumput laut marga Gracilaria memiliki ciri-ciri umum, yaitu bentuk

thallus yang memipih atau silindris tipe percabangan yang tidak teratur

membentuk rumpun dan pada pangkal percabangan thallus menyempit. Gracilaria

sp adalah rumput laut yang termasuk golongan alga merah dengan ciri fisik

berikut: mempunyai thallus silindris, permukaan halus, atau berbintil-bintil, dan

mempunyai warna hijau kuning, menurut Anggadiredja et al (2006).

2.3 Pemasaran Pertanian

Pemasaran merupakan suatu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh

para perusahaan, baik itu perusahaan barang ataupun perusahaan jasa dalam

rangka mengembangkan usahanya untuk memperoleh laba, serta untuk

mempertahankan kelangsungan hidup usahanya tersebut (Kolter dan Gary

Amstrong, 2004). Pemasaran pertanian adalah proses aliran komoditi yang

disertai pemindahan hak milik dan penciptaan guna waktu, guna tempat dan guna

bentuk yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran dengan melaksanakan

satu atau lebih fungsi-fungsi pemasaran (Sudiyono,2001).

9
Peranan pemasaran saat ini adalah tidak hanya menyampaikan produk atau

jasa hingga ke tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut

dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba,

sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai

superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah,

mempromosikan secara efektif, serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada

dengan tetap memegang prinsip kepuasan (Agusthina Shinta, 2011).

Pemasaran adalah suatu proses dan manajerial yang membuat individu atau

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan ingin ciptakan,

menawarkan dan menukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain, atau segala

kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen

sampai konsumen.

2.4 Pemasok dan Peranannya

Penjual atau pemasok adalah istilah manajemen rantai pasokan yang

menyediakan barang atau jasa kepada perusahaan. Pemasok merupakan sumber

keberadaan suatu produk karena pemasok merupakan input dari proses

operasional suatu unit bisnis atau perusahaan pemasok yang dapat berhubungan

dengan:

1. Produsen menggunakan alat dan tenaga kerja untuk membuat barang yang

dapat dijual.

2. Prosesor (manufaktur) yang mengubah suatu produk dari satu bentuk ke

bentuk lainnya.

10
3. Pengemas (produsen), menyiapkan produk untuk distribusi, penyimpanan,

penjualan dan penggunaan.

4. Distributor, (bisnis) perantara antara produsen dan dealer.

5. Grosir, penjualan barang atau barang kepada pengecer.

6. Dealer waralaba, waralaba distribusi lokal.

7. Trader, seorang profesional yang berurusan dengan perdagangan

(Wikipedia, 2012).

2.5 Pemain Utama dalam Rantai Pasok

Supply chain menunjukkan adanya rantai yang panjang dan dimulai dari

supplier sampai pelanggan, dimana adanya keterlibatan entitas atau disebut

pemain dalam konteks ini dalam jaringan rantai pasok yang sangat kompleks

tersebut. Berikut ini merupakan pemain utama yang terlibat dalam rantai pasok:

1. Supplier (chain 1)

Rantai pada rantai pasok dimulai chain 1, yang merupakan sumber

penyedia bahan pertama dimana rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan

pertama ini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, suku

cadang atau barang dagang.

2. Supplier – Manufactur (chain 1-2)

Rantai pertama tadi dilanjutkan dengan rantai kedua, yaitu manufacturer

yang merupakan tempat mengkonversi ataupun menyelesaikan barang

(finishing). Hubungan kedua mata rantai tersebut sudah mempunyai potensi

untuk melakukan penghematan. Misalnya inventory carrying cost dengan

mengembangkan konsep supplier partnering.

11
3. Supplier – Manufactur – Distribution (chain 1-2-3)

Dalam tahap ini barang yang dihasilkan disalurkan kepada pelanggan,

dimana biasanya menggunakan jasa distributor atau wholesaler yang merupakan

pedagang besar dalam jumlah besar.

4. Supplier – Manufactur – Distribution – Retail Outles (chain 1-2-3-4)

Dari pedagang besar tadi barang yang disalurkan ke toko pengecer (retail

outlets). Walaupun ada beberapa pabrik yang langsung menjual barang hasil

produksinya kepada customer, namun secara relatif jumlahnya tidak banyak dan

kebanyakan menggunakan pola seperti diatas.

5. Supplier – Manufactur – Distribution – Retail Outlets – customer (chain 1-2-

3-4-5)

Customer merupakan rantai terakhir yang dilalui dalam supply chain

dalam konteks ini sebagai end-user atau pengecer atau retailers Ia menawarkan

barangnya secara langsung kepada pelanggan, pembeli atau pengguna (Indrajit

dan Djokopranoto, 2002).

2.6 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Berikut ini adalah tabel penelitian terdahulu yang dapat digunakan sebagai

acuan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 1: Penelitian Terdahulu Yang Relevan


No. Judul Metode Penelitian Hasil
1. manajemen Deskriptip Biaya merupakan hasil yang tidak
Rantai Kualitatif asing lagi setiap orang didalam suatu
Pasokan perusahaan dalam memproduksi
Produk barang dan jasa yang memerlukan
Cengkeh pengeluaran yang harus dikorbankan
pada Desa tersebut merupakan pengorbanan

12
Wawona nilai barang. Kebutuhan akan data
Minahasa dan biaya berbeda-beda dan biaya
Selatan yang mungkin dihitung berdasarkan
(Stevani kondisi dan tujuan. Biaya haruslah
carter didasarkan kepada fakta yang
wuwung, bersangkutan sehingga kemungkinan
2013). perusahaan dapat mengambil
keputusan yang tepat. maka dapatlah
dikatakan bahwa peranan biaya
adalah merupakan masalah yang
sangat penting bagi perusahaan.
Tanpa biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam menunjang
aktivitasnya dengan baik, sehingga
dapat menghambat perusahaan
dalam mencapai laba. Sehingga
dapat dikatakan masalah biaya
sangatlah diperlukan untuk
menjalankan kegiatan dengan baik.
2. Analisis Analisis Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Rantai Pasok Deskriptip, rantai pasok komoditas cengkeh di
Komoditas Penelitian secara Kecamatan Eremerasa Kabupaten
Cengkeh di Kualitatif Bantaeng memiliki 2 saluran.
Kecamatan Saluran I terdiri dari produsen -
Eremerasa pedagang pengepul - konsumen.
Kabupaten Aliran produk mengalir dari hulu
Bantaeng kehilir memiliki 2 sistem, diantar
(Muh Nur dan mengantar. Aliran keuangan
Ansari, 2021) mengalir dari hilir ke hulu memiliki
2 sistem, transaksi dan transfer via
bank. Aliran informasi mengalir dari
dua arah meliputi permintaan dan
penawaran.
3. Analisis Penelitian - Rantai pasok bahan baku cabai
Rantai Kualitatif rawit di desa Kumelembuai sudah
Pasokan efisien mengingat nilai bagi hasil di
(supply masing-masing saluran.
chain) - Aliran produk dalam rantai pasok
komoditas cabai rawit di desa Kumelembuai
Cabai Rawit terdiri dari cabai yang sangat besar.
di Kelurahan - Aliran informasi dalam rantai
Kumelembuai pasok bahan baku cabai adalah
Kota aliran informasi dari petani dengan

13
Tomohon setiap mata rantai yang terlibat di
(Lilis Suryani desa Kumelembuai
Tubagus, et.al - Aliran keuangan dalam rantai
2016). pasok barang cabai di Kecamatan
Kumelembuai terbagi menjadi 7
jenis aliran, dimana pada aliran
keuangan, sistem transaksi
pembayaran yang digunakan selama
proses distribusi sangat
mempengaruhi kinerja setiap mata
rantai dalam mata rantai tersebut.
Sistem manajemen rantai pasok
cabai rawit di Desa Kumelembuai
Kota Tomohon diharapkan dapat
terus berfungsi secara efisien
sehingga setiap mata rantai yang
terlibat tidak mengalami kendala
fisik maupun material.
4. Analisis Metode Kualitatif Hasil penelitian didapatkan bahwa
Penerapan penerapan rantai pasokan pabrik
Rantai Gula Aren Masarang berawal dari
Pasokan petani sebagai supplier air nira,
Pabrik Gula diproses dipabrik dan dikemas dalam
Aren ukuran tertentu untuk dikirim
Masarang kekonsumen. Rantai pasokan
(Monico A. pertama yaitu petani sebagai
Pongoh, pemasok air nira, dan berjumlah 15
2016). orang dengan pasokan berjumlah
2.692 liter. Manajemen rantai
pasokan yang ada diperusahaan gula
aren Masarang yaitu petani sebagai
supplier, kemudian produsen sebagai
unit prosesing dan berikut
pengiriman ke konsumen di luar
negeri. Konsumen memerlukan gula
Kristal yang banyak namun
produsen tidak mampu memenuhi
kebutuhan yang ada.

14
2.7 Kerangka Berfikir

Kerangka fikir adalah pola pikir yang dikonsep untuk mendapat gambaran

dalam penelitian. Berdasarkan pada uraian sebelumnya maka dalam kerangka

pikir pada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sentra Rumput
Laut (Gracilaria)
sp)

Analisis Hulu
Deskriptif Petani Rumput
Laut

- Pedagang pengepul - Aliran Produk


- Pedagang besar
- Aliran Keuangan
- Manufactur
- Distributor - Aliran Informasi

Analisis
Hilir Kualitatif
Konsumen

Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian Analisis Rantai Pasok.

15
III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone

Kabupaten Takalar pada Bulan Juni sampai Juli 2021. Pemilihan lokasi penelitian

ini dilakukan secara sengaja (purvosive), dengan pertimbangan bahwa lokasi ini

merupakan daerah penghasil rumput laut.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan snowball

sampling yaitu mewawancarai petani rumput laut dan pedagang yang terlibat

dalam rantai pasokan rumput laut (gracilaria sp) di Desa Ujung Baji Kecamatan

Sanrobone Kabupaten Takalar.

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dari

petani dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertenti ini misalnya orang

tersebut yang dianggap tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin

memiliki pengalaman usahatani rumput laut diatas 5 tahun sehingga memiliki

banyak ilmu dan dapat memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi yang

diteliti. Atau dengan kata lain pengambilan sampel diambil berdasarkan

kebutuhan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa petani

rumput laut (gracilaria sp) yang tergolong dalam pengalaman usaha tani 5 tahun

keatas sebanyak 29 orang.

16
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dari

pedagang yang pada awalnya jumlahnya sedikit tersebut belum mampu

memberikan data yang lengkap, maka harus menjari orang lain yang dapat

digunakan sebagai sumber data dan aseperti itu seterusnya. Serta melakukan

wawancara secara mendalam kepada lembaga yang ikut berperan dalam rantai

pasokan rumput laut yakni pedagang pengumpul 2 orang, pedagang besar 1 orang

dan koperasi 1 orang.

Jadi, jumlah keseluruhan sampel sebanyak 33, penentuan sampel dalam

penelitian kualitatif dilakukan pada saat peneliti mulai memasuki lapangan dan

selama penelitian berlangsung. Caranya yaitu seorang peneliti memilih orang

tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan,

selanjutnya berdasarkan data atau hasil informasi yang diperoleh dari sampel

sebelumnya, peneliti dapat menetapkan sampel lainnya yang dipertimbangkan

akan memberikan data lebih lengkap.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang bersifat deskriptip kualitatif

yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data deskriptip berupa data

data tertulis atau lisan dari orang-orang yang dan pelaku yang telah diamati.

Adapun bentuk penelitiannya adalah deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan

hanya bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena dalam

situasi tertentu yang diperoleh dari petani dan lembaga rantai pasokan baik

berupa lisan maupun tulisan, penjelasan dari interview, wawancara dan observasi

di lapangan untuk mendukung penjelasan dalam analisis data.

17
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder.

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dalam melakukan pengamatan

langsung informan di sepanjang rantai pasok alga, khususnya data dari

wawancara dan diskusi dengan informan.

2. Data sekunder, yaitu data yang bersumber dari dokumen serta diperoleh dari

informasi berasal dari instansi terkait yang berupa buku catatan bukti yang

telah ada atau arsip baik dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan

secara umum.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi

wawancara dan dokumentasi.

1. Observasi, yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan secara langsung

terhadap aktivitas rantai pasok maupun pemasaran petani rumput laut di Desa

Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar.

2. Wawancara, metode ini dilakukan peneliti kepada responden dengan

menggunakan kuisioner sebagai alat bantu untuk memperkuat dan

mendapatkan gambaran umum dan penjelasan terkait masalah yang akan

dibahas yaitu rantai pasok rumput laut di Desa Ujung Baji Kecamatan

Sanrobone Kabupaten Takalar.

3. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang diambil langsung dari

lokasi penelitian berupa data-data dari dokumen atau arsip yang ada dikantor

dengan mengabadikan gambar, penelusuran serta sumber kepustakaan yang

18
mendukung data di Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten

Takalar.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

analisis deskriptif kualitatif, yaitu proses pencatatan, untuk menggambarkan dan

menggambarkan keadaan objek pemeriksaan berdasarkan fakta-fakta yang ada

(Budiman, 2013:34). peristiwa yang terjadi di gudang rumput laut, desa Ujung

Baji, kecamatan Sanrobone, pemerintahan Takalar. Metode penelitian dalam

analisis kualitatif menurut Miles dan Huberman (1992) adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh di lokasi penelitian (data lapangan) dicatat dalam uraian

atau laporan yang lengkap dan terperinci. Laporan pengalaman dari peneliti

direduksi, dirangkum dan poin-poin terpenting dipilih, difokuskan pada yang

esensial kemudian dicari polanya. Tahap reduksi data dilakukan selama

pengumpulan data, diikuti dengan agregasi, coding, pelacakan pola dan

penulisan memorandom teoritis.

2. Penyajian Data

Penyajian data dimaksudkan untuk memudahkan peneliti memperoleh

gambaran umum tentang gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu

dari fokus penelitian.

3. Menarik Kesimpulan Verifikasi

Verifikasi atau Penelaahan data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara

terus menerus selama penelitian sejak awal lapangan dan selama proses

19
pengumpulan data peneliti mencoba menganalisis dan menemukan makna

kata-kata yang terkumpul yaitu: mencari pola, topik hubungan. bersama

dengan peristiwa, Hipotesis dan lain lain, yang akan dicatat dalam

kesimpulan awal. Inferensi dapat ditarik dengan menambahkan data melalui

proses verifikasi berkelanjutan.

20
3.6 Definisi Operasional

1. Rantai pasok adalah aktifitas penyaluran pasokan barang yang meliputi aliran

materiil, aliran keuangan, aliran informasi komoditi rumput laut di Desa

Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar.

2. Rumput laut merupakan produk pertanian yang diproduksi oleh petani di

Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar kemudian

dipasarkan kepada pedagang pengumpul atau punggawa lalu ke koperasi

kemudian keperusaahn cosmofindo dan sampai pada tangan konsumen.

3. Petani rumput laut adalah yang memproduksi rumput laut dengan melalui

beberapa tahapan hingga panen rumput laut hingga guna memenuhi

kebutuhan ekonominya.

4. Aliran produk adalah aliran barang dari produsen hingga ke konsumen yang

mengalir dari hulu ke hilir. Contohnya adalah bahan baku yang dikirim dari

supplier material ke suatu pabrik material setengah jadi, setelah produk

selesai diproduksi mereka dikirim ke distributor kemudian digunakan oleh

pelanggan.

5. Aliran keuangan adalah aliran yang mengalir dari hilir ke hulu terkait dengan

laporan yang berisi segala macam transaksi yang melibatkan uang baik

transaksi pembelian maupun transaksi penjualan.

6. Aliran informasi mengalir dari dua sisi, informasi yang berkaitan dengan

penyediaan produk, penawaran dan permintaan.

21
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis

4.1.1 Luas dan Letak Wilayah

Desa Ujung Baji merupakan salah satu dari 6 desa yang ada di dalam

wilayah Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar. Desa Ujung Baji memiliki

luas wilayah sekitar 331 ha yang terdiri dari: Tanah Sawah dengan luas 36 ha,

Tanah Rawa dengan luas 47 ha, Pemukiman dengan luas 76 ha, Pekarangan

dengan luas 32 ha, Pasang Surut dengan luas 121 ha, dan Fasilitas Umum dengan

luas 13,2 ha. Desa Ujung Baji terdiri dari 5 dusun, diantaranya yaitu Dusun

Ujung Lau, Dusun Ujung Baji, Dusun Galumbaya, Dusun Makkio Baji dan

Dusun Maccini Baji.

Desa Ujung Baji terletak 4 km dari kota kecamatan, di sebelah utara Ujung

Baji berbatasan dengan Desa Sanrobone, di sebelah Selatan Ujung Baji

berbatasan dengan Desa Maccini Baji, di sebelah timur Ujung Baji berbatasan

dengan Desa Soreang dan di sebelah Barat Ujung Baji berbatasan dengan Desa

Laguruda.

4.1.2 Iklim

Desa Ujung Baji sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia beriklim

tropis dengan dengan 2 jenis musim dalam 1 tahun yakni musim kemarau pada

bulan April sampai bulan September dan musim hujan terjadi pada bulan Oktober

sampai Maret. Hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap mata

pencaharian masyarakat yang ada di Desa Ujung Baji.

22
4.2 Keadaan Demografis

4.2.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Populasi penduduk di Desa Ujung Baji diklarifikasikan ke dalam jumlah

kepala keluarga dan jumlah penduduk per jiwa. Adapun jumlah penduduk di Desa

Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan pada Jenis Kelamin di Desa Ujung Baji
Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar
No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase %
1. Laki- laki 982 48,52
2. Perempuan 1.042 51,48
Total 2.024 100,00
Sumber : Profil Desa Ujung Baji, 2021.

Tabel 2 menunjukkan bahwa penduduk Desa Ujung Baji berdasarkan

jenis kelamin sebanyak 2.204 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 982 jiwa

dengan persentase 48,52 % dan perempuan dengan jumlah sebanyak 1.042 jiwa

dengan persentase 51,48 %.

4.2.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Usia

Usia seringkali dujadikan patokan untuk menggambarkan produktivitas.

Usia produktif adalah usia penduduk antara 15-59 tahun dan usia non produktif

adalah 0-14 tahun serta lebih atau sama dengan 60 tahun. Usia sangat

mempengaruhi dalam kegiatan usahatani dan segala aktivitas yang berkaitan

dengan rumput laut di Desa Ujung Baji. Jumlah penduduk berdasarkan usia di

Desa Ujung Baji dapat dilihat pada tabel 3.

23
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan pada Usia di Desa Ujung Baji Kecamatan
Sanrobone Kabupaten Takalar
No. Usia (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase %
1. 0-6 257 12,70
2. 7-12 189 9,34
3. 13-18 267 13,19
4. 19-25 235 11,61
5. 26-40 513 25,35
6. 41-55 352 17,39
7. 56-65 117 5,78
8. 66-75 77 3,80
9. 75-keatas 17 0,84
Total 2.024 100,00
Sumber : Profil Desa Ujung Baji, 2021.

Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia

lanjut atau usia 75 tahun ke atas menduduki peringkat paling terendah dengan

jumlah 17 jiwa atau dengan persentase 0,84 %. Sedangkan kelompok usia yang

paling tertinggi 26 – 40 tahun dengan jumlah 513 jiwa atau dengan persentase

25,35%.

4.2.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Secara umum, Desa Ujung Baji adalah wilayah pesisir yang mempunyai

letak wilayah dengan ketinggian kurang lebih 2 meter dari permukaan laut. Desa

Ujung Baji pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan.

namun demikian pula penduduk yang bekerja pada sektor lain. Keadaan

penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Ujung Baji dapat dilihat pada

tabel 4.

24
Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian di Desa Ujung
Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar
No. Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase %
1. Petani 291 14,37
2. Nelayan 554 27,37
3. Buruh Tani 2 0,10
4. Aparatur Sipil Negara (ASN) 18 0,89
5. Pedagang Barang Kelontong 15 0,74
6. Bidan Swasta 1 0,05
7. TNI 1 0,05
8. Guru Swasta 5 0,25
9. Pedagang Keliling 4 0,20
10. Tukang Kayu 2 0,10
11. Tukang Batu 2 0,10
12. Karyawan Perusahaan Swasta 8 0,39
13. Tidak Memiliki Pekerjaan Tetap 89 4,40
14. Belum Bekerja 318 15,71
15. Pelajar 301 14,87
16. Ibu Rumah Tangga 423 20,90
17. Purnawirawan/Pensiunan 7 0,34
18. Perangkat Desa 7 0,34
19. Dukun/Paranormal/Supranatural 2 0,10
20. Sopir 1 0,05
21. Tukang Jahit 3 0,15
22. Tukang Kue 5 0,25
23. Karyawan Honorer 5 0,25
24. Pelaut 14 0,69
25. Satpam/Security 4 0,20
Total 2.024 100,00
Sumber : Profil Desa Ujung Baji, 2021.

Tabel 4 menunjukkan bahwa mata pencaharian utama adalah nelayan

dengan jumlah 554 jiwa atau dengan persentase 27,37 %. Jumlah tersebut

menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di desa ujung baji menggantungkan

hidupnya pada sektor perikanan. Jumlah petani rumput laut (Gracilaria sp) yang

sebahagian dijadikan sebagai sumber informasi dalam penelititian ini dengan

25
jumlah 291 jiwa atau dengan persentase 14,37Sedangkan mata pencaharian yang

terendah adalah bidan swasta, TNI dan sopir dengan masing-masing berjumlah 1

jiwa atau dengan persentase 0,05%.

4.2.4 Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Pembangunan pendidikan dititik beratkan pada peningkatan mutu dan

perluasan kesempatan belajar disemua jenjang pendidikan mulai dari taman

kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Tingkat pendidikan penduduk di Desa

Ujung Baji umumnya merata dari tingkat pendidikan rendah sampai tingkat

pendidikan tinggi. Hal ini disebabkan karena banyak diantaranya mereka yang

menyadari pentingnya pendidikan dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan

penduduk Desa Ujung Baji berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada

tabel 5.

Tabel 5.Jumlah Penduduk berdasarkan Pendidikan di Desa Ujung Baji Kecamatan


Sanrobone Kabupaten Takalar
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase %
1. Tamat SD/Sederajat 370 30,20
2. Tamat SMP/Sederajat 272 22,21
3. Tamat SMA/Sederajat 522 42,61
4. Tamat D3/Sederajat 4 0,33
5. Tamat S1/Sederajat 57 4.65
Total 1.225 100,00
Sumber : Profil Desa Ujung Baji, 2021.

Tabel 5 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk di Desa Ujung

Baji yang tertinggi adalah tingkat tamat SMA dengan jumlah 522 jiwa atau

dengan persentase 42,61%. Sedangkan tingkat pendidikan terendah adalah tingkat

tamat D3 dengan jumlah 4 jiwa atau dengan persentase 0,33%.

26
4.3 Keadaan Sarana dan Prasarana Pertanian

Sarana dan prasarana merupakan salah satu alat atau fasilitas yang dapat

mempermudah segala bentuk aktivitas manusia. Untuk menambah ilmu, manusia

membutuhkan sarana pendidikan. Untuk beribadah membutuhkan sarana

peribadatan. Untuk memperlancar hubungan dari satu tempat ke tempat yang lain,

kita membutuhkan sarana pengangkutan dan lain-lain. Keberadaan sarana dan

prasarana sangat berpengaruh pada aktivitas sehari-hari yang akan berdampak

pada kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat. Adapun uraian keadaan sarana

dan prasarana di Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar,

dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Jumlah dan jenis sarana prasarana di Desa Ujung Baji Kecamatan
Sanrobone Kabupaten Takalar
No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah (unit) Presentase (%)
1. Taman Kanak-kanak (TK) 2 4,54
2. Sekolah Dasar 2 4,54
3. Perpustakaan Desa 1 2,27
4. Masjid 4 9,09
5. Musholla 2 4,54
6. Posyandu 5 11,36
7. Pabrik Rumput Laut 1 2,27
8. Lapangan Sepak Bola 1 2,27
9. Penampung Air Hujan 20 45,45
10. Pasar 1 2,27
11. Jembatan Kayu 1 2,27
12. Perahu 4 9,09
Total 44 100,00
Sumber :Profil Desa Ujung Baji, 2021.

27
Tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah sarana dan prasarana di Desa Ujung

Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar untuk secara keseluruhan terdapat

44 jumlah sarana dan prasarana yang meliputi sarana pendidikan 5, masjid 4 dan

musholla 2, sarana kesehatan 5, penampung air hujan 20 dan sarana olahraga 2.

Dari hasil observasi di lapangan hampir semua sarana dan prasarana itu

difungsikan.

28
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

1. Identitas Petani Rumput Laut

petani dapat didefenisikan sebagai pekerja pemanfaatan sumber daya

hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku

industri atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya guna

memenuhi kebutuhan hidup dengan menggunakan peralatan yang bersifat

tradisional dan modern. Petani merupakan produsen rumput laut Gracilaria yang

menjual ke pedagang pengumpul maupun ke pedagang besar atau koperasi yang

ada di Desa Ujung Baji. Dalam penelitian ini identitas petani rumput laut meliputi

umur, pendidikan, pengalaman berusahatani dan luas lahan.

a. Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas seseorang

dalam dalam melakukan usahataninya. Sampel yang memilki usia muda

mempunyai kemampuan fisik dalam bekerja dibandingkan dengan informan yang

usianya tua, namun dari segi pola pikir dan pengalaman yang berusia tua lebih

tinggi dibanding yang berusia muda. Faktor umur bagi petani juga sangat

mempengaruhi kemampuan fisik untuk keberhasilan dalam mengelola lahan

rumput lautnya. Petani yang memilki usia produktif biasanya memiliki

kemampuan fisik uang baik dalam bekerja, lebih dinamis dan responsif terhadap

teknologi, sebaliknya petani yang tergolong usia tidak produktif menunjukkan

kondisi fisik yang menurun, kurang dinamis dan bersifat statis sehingga lebih

29
tertutup terhadap hal-hal baru. Umumnya seseorang yang berumur muda

mempunyai kemampuan berfikir yang lebih maju dan lebih mudah menerima

serta terpengaruh dalam hal-hal baru, bila dibandingkan dengan seseorang yang

berumur tua karena kemampuan berfikir dan bekerja menjadi lemah, selalu berhati

hati dalam mengambil keputusan yang baru serta cenderung mempertahankan apa

yang biasa dilakukan dengan selalu mengambil pertimbangan-pertimbangan

berdasarkan pengalaman. Penentuan umur dilakukan dengan menggunakan

hitungan tahun. Karakteristik petani berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel.

Tabel 7. Jumlah dan Persentase pada Petani Berdasarkan Umur di Desa Ujung
Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar
No. Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. 18 – 25 4 13,79
2. 26 – 33 6 20,69
3. 34 – 41 4 13,79
4. 42 – 49 8 27,59
5. 50 – 57 4 13,79
6. 58 – 65 4 13,35
Total 29 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2021.

Tabel 7 memperlihatkan bahwa umur petani rumput laut Gracilaria yang

paling banyak adalah pada usia 42 – 49 tahun yaitu sebanyak 8 orang atau dengan

persentase 27,59% dan kelompok usia yang paling sedikit adalah pada usia 58 –

65 tahun yang berjumlah sebanyak 3 orang atau dengan persentase 10,35%. Hal

ini menunjukkan bahwa usia petani masih termasuk usia produktif dalam

membidangi pekerjaan sebagai petani dan memilki fisik yang kuat dalam peran

rantai pasokan rumput laut. Kelompok usia produktif menurut Badan Pusat

30
Statistik tahun 2018, yaitu kelompok penduduk umur yang berada pada rentang

usia 15 sampai dengan 64 tahun.

b. Pendidikan

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan

sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya

melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Tingkat pendidikan mempengaruhi

sikap petani dalam mengambil keputusan terhadap berbagai teknologi dan inovasi

baru atau yang telah dikembangkan terutama untuk peningkatan usahatani yang

akan dijalankannya. Adapun karakteristik petani berdasarkan pada tingkat

pendidikan dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 8. Karakteristik petani berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Ujung


Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar.
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. SD 9 48,28
2. SMP/Sederajat 6 20,69

3. SMA/Sederajat 14 31,03

Total 29 100,00
Sumber: Data Primer setelah Diolah, 2021.

Tabel 8 menunjukkan bahwa jumlah petani terbanyak berdasarkan tingkat

pendidikan, yaitu pendidikan SMA sebanyak 31, 03%. Dengan demikian dapat

diketahui bahwa tingkat pendidikan petani sudah tergolong tinggi, karena diantara

mereka memilki tingkatan pendidikan SMA/Sederajat dan tidak ada responden

yang tidak bersekolah. Tingginya tingkat pendidikan responden disebabkan

adanya kesadaran petani akan pentingnya pendidikan formal yang memudahkan

31
untuk meningkatkan usahatani rumput laut yang dijalankannya melalui pembinaan

masyarakat petani oleh penyuluh pertanian lapangan pada suatu waktu.

c. Pengalaman berusahatani

Pengalaman petani merupakan suatu pengetahuan ekonomi yang diperoleh

melalui rutinitas kegiatannya sehari-hari atau peristiwa yang diperoleh dan pernah

dialaminya melalui berapa lama pengalamannya ataupun karena adanya tambahan

pengetahuan dari penyuluh setempat. Lama berusahatani akan mempengaruhi

pengalaman mereka dalam memproduksi rumput laut. Adapun tabel tentang

pengalaman usahatani petani yaitu sebagai berikut.

Tabel 9. Karakteristik Petani berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Desa


Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar
No. Lama Bertani (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. 5–7 7 24,14
2. 8 – 10 6 20,69
3. 11 – 13 2 6,89
4. 14 – 16 4 13,80
5. 18 – 20 6 20,69
6. 21 – 23 4 13,79
Total 29 100,00
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021.

Tabel 9 menjelaskan bahwa petani rumput laut di Desa Ujung Baji

Kecamatan Sanrobone sudah ada cukup banyak informan yang membudidayakan

rumput laut lebih dari 5 tahun. Dalam berusahatani rumput laut selama 5-7 tahun

paling banyak yaitu dengan jumlah 7 orang dengan persentase 24,14% dan jumlah

petani yang pengalaman 11-13 tahun hanya sebanyak 2 orang dengan persentase

6,89%. Semakin lama pengalaman berusahatani, semakin mudah bagi mereka

untuk memproduksi dan memasarkan rumput laut.

32
d. Luas Lahan

Luas lahan merupakan media tumbuh bagi tanaman, tempat hewan dan

manusia melakukan aktivitas kehidupannya. Luas lahan sangat mempengaruhi

petani dalam mengambil keputusan dan kebijakan dalam hal penggunaan bibit dan

peralatan serta semakin luas lahan yang digarap oleh petani, maka dimungkinkan

produksi rumput laut semakin tinggi sehingga meningkatkan pendapatan

usahatani mereka. Oleh karena itu, lahan merupakan satu faktor penting dalam

usahatani rumput laut Gracilaria sp. Adapun karakteristik petani berdasarkan luas

lahan dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Karakteristik Petani berdasarkan Luas Lahan di Desa Ujung Baji
Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar
No. Luas lahan (Ha) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. 0,023 – 0,046 13 44,83
2. 0,047 – 0,070 2 6,89
3. 0,071 – 0,094 8 27,59
4. 0,095 – 0,118 1 3,45
5. 0,119 – 0,142 1 3,45
6. 0,143 – 0,166 4 13,79
Total 29 100,00
Sumber: Data primer setelah diolah, 2021.

Pada tabel 10, dapat dilihat bahwa petani responden yang memilki luas

lahan 0,023 ha – 0,046 ha sebanyak 13 orang dengan persentase 44,83% yang

memilki luas lahan 0,095 ha – 0,118 ha dan 0,119 ha – 0,142 ha hanya masing-

masing 1 orang atau dengan persentase 3,45%. Semakin luas lahan yang dimiliki

petani, semakin banyak pula produksi rumput laut yang dihasilkan oleh produsen

atau petani rumput laut Gracilaria sp.

33
2. Identitas Pedagang

Kegiatan pendistribusian barang dari produsen ke konsumen terdapat

pedagang atau disebut sebagai lembaga rantai pasokan. Lembaga ini mempunyai

peran penting dalam kegiatan penyaluran pasokan barang yang meliputi aliran

materiil, aliran keuangan dan aliran informasi komoditas rumput laut di Desa

Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar. Lembaga rantai pasokan

ini mendistribusikan produk secara langsung dan tidak langsung kepada

konsumen ataupun pedang di luar maupun dalam kota.

Pedagang atau lembaga rantai pasok yang terlibat dalam rantai pasokan

rumput laut Gracilaria sp di Desa Ujung Baji adalah pedagang pengumpul,

pedagang besar dan koperasi. Layaknya suatu pengalaman dan pola pikir yang

cermat, dalam hal ini usia, pendidikan dan pengalaman sangat mempengaruhi

keberhasilan dalam berdagang. Identitas sampel pedagang pengumpul, pedagang

besar dan koperasi rumput laut dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 11. Identitas Pedagang Pengumpul Rumput Laut dan Koperasi di Desa
Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar
No. Uraian Pedagang Pengumpul Persentase (%)
(Orang)
1. Umur (Tahun)
a. 46 – 55 1 50
b. 56 – 65 1 50
Jumlah 2 100
2. Pendidikan
a. SMA 2 100
Jumlah 2 100
3. Pengalaman berdagang
(tahun)
a. 4 1 50
b. 10 1 50
Jumlah 2 100
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021.

34
Tabel 11 menggambarkan bahwa umur pedagang pengumpul tergolong

dalam usia produktif yaitu 46 – 55 tahun dan juga ada pedagang pengumpul

berumur lebih 50 tahun. Pada usia produktif, pedagang masih mampu bekerja

dengan baik dibandingkan dengan fisik yang kuat serta mental dalam

melaksanakan peran sebagai penyalur rantai pasok rumput laut dari produsen ke

konsumen.

Tingkat pendidikan pedagang pengumpul dalam pemasaran rumput laut

adalah tamatan SMA. Tingkat pendidikan pada pedagang pengumpul ini

mengalami peningkatan yakni sampai pada tingkat lanjut sehingga akan

berdampak besar terhadap cara pandang pedagang pengumpul dalam menganalisis

kebutuhan perusahaan atau konsumen lebih dalam lagi khususnya yang berkaitan

dengan mekanisme rantai pasokan, hal ini akan meningkatkan keuntungan

pedagang.

Lama berusahatani akan mempengaruhi pengalaman mereka dalam

mendistribusikan rumput laut. Lama usaha dalam pedagang pengumpul yaitu

kurang dari 5 tahun dan ada juga lebih dari 5 tahun. Semakin lama pengalaman

berdagang, maka semakin mudah mereka untuk memasarkan produksi rumput

laut. Hal ini disebabkan karena mereka sudah cukup dikenal oleh konsumen dan

mempunyai penjual dan pembeli atau pelanggan tetap.

35
Tabel 12. Identitas Pedagang Besar Rumput Laut dan Koperasi di Desa Ujung
Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar
No. Nama Jenis Umur Tingkat Lama
kelamin (Tahun) pendidikan berdagang
1. Roni Lk 46 SD 12
(pedagang Besar)
3. Abdul Kadir Lk 53 D3 10
(Koperasi)
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021.

Pedagang besar di desa Ujung Baji yaitu pedagang yang membeli rumput

laut dalam volume yang relatif banyak dan memilki modal yang cukup besar.

Biasanya pedagang besar membeli rumput laut dari petani (produsen) di dalam

maupun luar Desa Ujung Baji dan dari pedagang pengumpul di luar Desa Ujung

Baji. Volume pembelian rumput laut oleh pedagang besar ini rata-rata sebanyak

kurang lebih 2.000 Kg (2 ton) setiap 2 sampai satu minggu sekali tergantung

dengan transaksi yang terjadi. pedagang tersebut melakukan pembelian rumput

laut di tempat tinggalnya dengan cara pembelian lewat perantara antara pedagang

lain dan juda mendatangi langsung petani (produsen) rumput laut di Desa Ujung

Baji. Adapun proses penjualan rumput laut kepada koperasi desa setempat,

Pedagang besar menjual rumput laut langsung ke pedagang yang lebih besar yaitu

koperasi yang ada di Kecamatan Sanrobone lalu selanjutnya didistribusikan ke

manufaktur atau perusahaan Kosfermindo yang ada di kota Makassar. Lalu di

perusahaan Kosfermindo didistribusikan lagi ke tangerang (Agarindo Bogatama)

yang termasuk pabrik pengolahan rumput laut menjadi produk makanan dan

minuman agar-agar.

36
Berdasarkan tabel 12, dapat diketahui bahwa usia pedagang besar adalah

46 tahun dan usia informan pada koperasi yakni 53, kedua informan pada lembaga

rantai pasokan tergolomg produktif. Pada usia produktif, pedagang dan koperasi

masih mampu bekerja dengan baik didukung dengan fisik yang kuat serta mental

dalam melaksanakan peran sebagai penyalur rantai pasokan rumput laut dari

produsen ke konsumen.

Tingkat pendidikan pedagang besar adalah tingkat SD dan informan pada

koperasi adalah tingkat D3. Jika Tingkat pendidikan pedagang besar ini

mengalami peningkatan yakni sampai pada pendidikan tingkat lanjut maka akan

berdampak besar terhadap cara pandang pedagangan dalam menganalisis

kebutuhan manufaktur lebih dalam lagi khususya yang berkaitan dengan

mekanisme distributor rantai pasokan. Hal ini akan meningkatkan keuntungan

pedagang.

Lama usaha berdagang pada responden pedagang besar rumput laut di

Desa Ujung Baji yaitu 12 tahun sedangkan pada informan koperasi setempat

adalah 10 tahun. Jika dilihat dari pengalaman berdagang, kedua informan sudah

cukup lama dalam berdagang. Hal ini akan mempengaruhi proses rantai pasokan

karena semakin lama pengalaman usaha maka semakin cepat bagi pedagang untuk

mendistribusikan produksi rumput laut karena dia sudah cukup dikenal oleh

konsumen dan mempunyai pelanggan atau pembeli tetap.

37
5.2 Rantai Pasok Komoditas Rumput Laut di Desa Ujung Baji

Rantai pasok adalah suatu aktivitas yang melaksanakan penyaluran

pasokan barang atau jasa dari tempat asal, produksi sampai ke tempat pembeli

atau pelanggan (Assauri, 2011). Adapun pemeran dalam rantai pasok komoditas

rumput laut di Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar itu ada

6 yaitu :

Pedagang
pengumpul (konsumen)
Produsen Koperasi Cosfermindo
Agarindo
(petani) (KIMA)
Bogatama
Pedagang (TANGERANG)
besar

Gambar 3. Rantai pasok rumput laut Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone
Kabupaten Takalar

a. Produsen

Produsen adalah seseorang yang melakukan usaha budidaya rumput laut

jenis gracilaria sp. menggunakan laut lepas sebagai media budidaya. Peran

produsen dalam teknik budidaya rumput laut ini diantaranya adalah penanaman

bibit, bibit ini diambil dari hasil panen rumput laut yang telah berumur 40-45 hari

yaitu dengan jalan memotong menjadi 4-5 bagian untuk kemudian ditanam

kembali hasil panen yang dianggap berkualitas bagus dengan menggunakan tali

untuk mengikat ke bentangan. Panjang meteran dalam 1 bentangan yaitu 15

meter. Setelah penanaman dilakukan maka perlakuan selanjutnya adalah

melakukan pemeliharaan pada rumput laut, salah satunya yaitu dengan cara

pemasangan pelampung yang terbuat dari botol aqua bekas. Fungsi dari

38
pelampung ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pertumbuhan dan

perkembangan pada tanaman rumput laut tersebut. Lama pemeliharaan rumput

laut di perairan adalah 40-45 hari. Setelah hari ke 45 maka rumput laut sudah siap

dipanen dan dilakukan dengan cara melepas tali ris yang terikat pada bentangan,

dikumpulkan dalam rakit gabus untuk dibawa kedarat dan siap untuk dijual.

Untuk pemanenan biasanya dilakukan pada saat air surut. Rumput laut

(Gracilaria sp) dilakukan satu kali pembibitan dalam satu kali panen, apabila

pada perubahan iklim global (musim kemarau) maka tidak dilakukan penanaman

karena akan menyebabkan kerugian yang besar atau rumput laut tidak tumbuh.

Produsen yang dimaksud adalah petani yang membudidayakan rumput

laut di Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar sebagai pelaku

rantai pasok pertama sekaligus sebagai penyedia bahan baku. Rumput laut yang

telah melalui tahap panen, penyortiran dan pengeringan (bahan setengah jadi)

kemudian akan dijual oleh petani kepada pedagang desa setempat, dengan harga

yang bervariasi komoditas rumput laut (Gracilaria sp), pedagang pengumpul

membeli rumput laut dengan harga Rp5.000/kg, sedangkan pedagang besar

membeli rumput laut dari harga Rp6.500/kg untuk kadar air 18% dan Rp6.800/kg

untuk kadar air 16%. Semakin rendah jumlah persentase kadar air maka semakin

tinggi harga yang diperoleh.

b. Pedagang

Pedagang adalah orang yang melakukan perdagangan, memperjual

belikan suatu barang yang tidak diproduksi sendiri, yang dimaksud disini adalah

pedagang pengumpul dan pedagang besar yang berada di Desa Ujung Baji yang

39
berperan sebagai pelaku kedua. Adapun yang terlibat dalam rantai pasokan kedua

komoditas rumput laut di desa ujung baji adalah sebagai berikut.

1. Pedagang Pengumpul

Pedagang pengumpul adalah pedagang yang membeli rumput laut dari

produsen. Pedagang pengumpul memilki modal dan gudang penyimpangan

sehingga dapat membeli dan menampung stok, serta melakukan pengontrolan

kualitas terhadap produk yang hendak dijual. Pedagang pengumpul melakukan

pembelian dengan cara mendatangi petani langsung setelah ada konfirmasi dari

petani terkait dengan keadaan bahan baku rumput laut, pedagang kemudian

bergegas untuk mendatangi tempat produksi pada petani. Sebelum terjadi

transaksi hal yang pertama dilakukan adalah memeriksa kualitas dan kebersihan

dari rumput laut itu, selanjutnya akan dilakukan penimbangan pada mesin

timbangan untuk menentukan nilai ekonomi dari komoditas rumput laut

(Gracilaria sp) pedagang pengumpul membeli dengan harga Rp2.000 dengan

kualitas jatuh dan Rp5.000/kg untuk kualitas baik. Jenis pembayaran yang

digunakan dalam rantai pasokan ini adalah uang cash. Rumput laut yang telah

dibeli oleh pedagang pengumpul selanjutnya dilakukan perlakuan khusus sebelum

dijual ke pedagang besar, perlakuan yang dilakukan adalah penyortiran dan

pengeringan lalu dibawa ke gudang penampungan hingga rumput laut memenuhi

standar penjualan selanjutnya yang telah ditetapkan.

2. Pedagang Besar

Pedagang besar adalah pedagang yang umunya berada di Kecamatan

Sanrobone Kabupaten Takalar sebagai lembaga yang mendistribusikan rumput

40
laut kepada industri-industri lainnya seperti koperasi. Pedagang besar melakukan

pembelian dengan cara mendatangi dan didatangi oleh petani dan pedagang

pengumpul setelah ada informasi dari petani atau pedagang pengumpul terkait

keadaan dan jumlah bahan baku rumput laut yang akan dibeli oleh pedagang besar

ini. Pedagang besar memiliki perlakuan yang sama dengan pedagang pengumpul

yakni melakukan pemeriksaan kualitas dan kebersihan dari rumput laut itu.

Selanjutnya dilakukan penimbangan pada mesin timbangan untuk menentukan

nilai ekonomi dari komoditas rumput laut (Gracilaria sp) harga yang ditetapkan

oleh pedagang besar ada dua yakni harga untuk petani dan harga untuk pedagang

pengumpul. Harga pada petani adalah Rp2.000/kg dengan kualitas jatuh dan

Rp5.000/kg Untuk kualitas bagus, sedangkan harga yang diberlakukan untuk

pedagang pengumpul adalah Rp2.300/kg untuk kualitas jatuh dan Rp5.500/kg

untuk kualitas bagus. Alasan pedagang besar ini menetapkan harga yang berbeda

adalah dengan alasan agar pedagang pengumpul ini juga mendapatkan sedikit

keuntungan dari hasil penjualan rumput laut. Pedagang besar juga menerapkan

harga yang sama dari pembelian pedagang pengumpul ke petani, harga yang ia

tetapkan sehingga petani bebas ingin menjual hasil produksinya, apakah ke

pedagang pengumpul atau langsung ke pedagang besar itu sendiri. Pedagang

besar ini membeli hasil produksi dalam jumlah yang lebih besar daripada

pedagang pengumpul untuk dijual lagi ke koperasi.

c. Koperasi

Koperasi melakukan sistem penjualan dan pembelian dengan cara

didatangi langsung oleh petani maupun pedagang pengumpul dan pedagang

41
besar. Koperasi membeli rumput laut (Gracilaria sp) dengan harga yang berbeda-

beda berdasarkan kadang air yang terdapat didalamnya, untuk kadar air 16%

koperasi membeli dengan harga Rp6.800/kg, untuk kadar air 18% koperasi

membeli dengan harga Rp6.500/kg, dan untuk kadar air 20% dan seterusnya tidak

dilakukan pembelian atau ditolak oleh koperasi karena dianggap kualitas tidak

menjamin untuk dilakukan pendistribusian ke manufaktur selanjutnya. Setelah

proses pembelian dilakukan maka proses selanjutnya adalah melakukan

pengemasan atau packaging pada rumput laut sebelum didistribusikan ke

perusahaan kosfermindo yang yang ada di Kawasan IndustrI Makassar.

Pendistribusian selanjutnya dilakukan 3 kali dalam seminggu dengan jumlah per

trek adalah 8 ton dalam sekali pengiriman barang ke perusahaan kosfermindo

(KIMA). Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang didapatkan dari

narasumber atau informan adalah dalam sekali pengiriman terkadang 2-3 trek

yang mengangkut hasil produksi ke kosfermindo (KIMA).

d. Kosfermindo (KIMA)

Kosfermindo adalah perusahaan yang membeli rumput laut dari koperasi

dan selanjutnya dijual ke Perusahaan PT. Agarindo Bogatama. Perusahaan

sebagai lembaga rantai pasok yang melakukan Kontrol kualitas yang paling ketat

untuk memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh konsumen. Harga

pembelian hasil produksi rumput laut dari perusahaan kosfermindo kepada

koperasi adalah Rp6.600/Kg – Rp7.000 dengan kadar air 16%. Peran perusahaan

kosfermindo dalam rantai pasokan ini adalah sebagai distributor antara produsen

dan pengecer dan melakukan penyimpangan produk penjualan serta penggunaan.

42
Ketika hasil produksi rumput laut telah sampai di perusahaan kosfermindo dalam

bentuk packaging, pendistribusian selanjutnya adalah ke Perusahaan PT.

Agarindo Bogatama yang merupakan pabrik pengolahan rumput laut di

Tangerang, banten.

e. PT. Agarindo Bogatama

Perusahaan ini dikenal dengan produk gelatin agar-agar bermerek

swallow globe yang biasa kita jumpai dalam kehidupan sehari hari. Perusahaan

ini juga merupakan pionir industri gelatin Indonesia. Bahan baku pembuatan

rumput laut agar-agar bubuk Agarindo diperoleh dari beberapa daerah di

Indonesia salah satunya yang termasuk adalah Desa Ujung Baji Kecamatan

Sanrobone Kabupaten Takalar.

Konsumen merupakan rantai terakhir yang dilalui dalam supply chain

dalam konteks ini sebagai end-user atau pengecer yang menawarkan produknya

langsung kepada para pelanggan, pembeli atau para pengguna. Dalam rantai

pasokan ini PT. Agarindo Bogatama salah satu pabrik pengolahan rumput laut di

Tangerang Banten menjadi konsumen atau rantai pasokan terakhir. Hasil

penelitian di lapangan tidak dijumpai dengan gambaran yang sesederhana gambar

1 namun pada penelitian ini lebih banyak pelaku yang terlibat dalam rantai

pasokan.

43
5.3 Mekanisme Aliran Produk, Aliran Keuangan dan Aliran Informasi
dalam Rantai Pasok Komoditas Rumput Laut di Desa Ujung Baji
Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar

Aliran distribusi pada rantai pasok komoditas rumput laut di Desa Ujung

Baji menggambarkan aliran produk, aliran keuangan/finansial dan aliran informasi

yang terjadi antar anggota rantai. Dalam rantai pasok rumput laut dapat dilihat

secara jelas pada gambar berikut.

Pedagang
Pengumpul

Produsen Kosfermindo PT.


Koperasi
(petani) (KIMA) Agarindo
Bogatama
Pedagang
Besar

Keterangan : = Aliran Produk Rumput Laut

= Aliran Keuangan

= Aliran Informasi

Gambar 4.Aliran Produk, Aliran Keuangan dan Aliran Informasi pada


Rantai Pasok di Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone
Kabupaten Takalar

Pada gambar ke-4 rantai pasokan rumput laut dimulai dari petani

(produsen) rumput laut sebagai supplier yang merupakan penyedia bahan pertama

dimana rantai pasokan barang akan dimulai. Rantai pertama tadi dilanjutkan

dengan rantai kedua yaitu pedagang, dalam hal ini terbagi menjadi dua yakni

pedagang pengumpul dan pedagang besar. Kemudian dari pedagang tersebut

dilanjutkan ke rantai selanjutnya yaitu koperasi, setelah sampai di koperasi produk

tersebut dikemas kemudian dilanjut ke rantai pasokan berikutnya yaitu perusahaan

44
kosfermindo yang ada di Kawasan Indistri Makassar (KIMA). Rantai pasokan

selanjutnya setelah perusahaan kosfermindo adalah PT.Agarindo Bogatama.

1. Aliran Produk

Produk rumput laut (Gracilaria sp) yang merupakan komoditas unggul

yang ada di Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone. Aliran produk mengalir dari

hulu ke hilir yakni produsen – konsumen. Produsen atau petani adalah supplier

utama atau sebagai penyedia bahan baku, sedangkan konsumen adalah rantai

terakhir yang dilalui pada supply chain, dalam konteks ini sebagai end-user atau

pengecer yang menawarkan produknya langsung kepada para pelanggan, pembeli

atau para pengguna. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian terdahulu

(Monica. A Pongoh, 2016), yang menyatakan bahwa produsen atau petani adalah

sebagai unit processing dan kemudian dilakukan pengiriman langsung ke

konsumen di luar negeri.

Hasil produksi rumput laut yang telah dihasilkan oleh petani selanjutnya

dijual kepada pedagang pengumpul dan pedagang besar. Pedagang pengumpul

dan pedagang besar tidak meminimalkan jumlah produk yang akan dijual oleh

produsen, sehingga para produsen bebas menjual hasil produksinya kapanpun dan

dengan volume seadanya. Rumput laut yang telah dibeli kemudian dilakukan

perlakuan khusus seperti mengeringkan rumput laut kemudian menyimpan di

tempat penyimpangan hingga mencapai 1-2 ton untuk dijual kembali ke pedagang

besar, dan apabila ingin mendistribusikan atau menjual langsung ke koperasi

maka jumlah produksi tersebut harus mencapai jumlah minimal 10 ton. Setelah

hasil produksi rumput laut sampai di koperasi ada beberapa perlakuan khusus

45
yang dilakukan yakni proses pengeringan rumput laut apabila ada pedagang yang

menjual hasil produksinya dengan kadar air 18% atau lebih. Perlakuan berikutnya

adalah packaging product atau pengemasan sebelum dialirkan ke perusahaan

Kosfermindo (KIMA), aliran barang selanjutnya setelah sampai pada perusahaan

Kosfermindo adalah PT.Agarindo Bogatama di Tangerang.

2. Aliran Keuangan

Aliran keuangan dalam rantai pasok rumput laut mengalir dari hilir ke hulu

yaitu pedagang pengumpul yang membeli produk dari petani rumput laut.

Pedagang pengumpul membeli rumput laut (Gracilaria sp) dari petani dengan

harga Rp 5.000/kg dan setelah dilakukan pengeringan didistribusikan lagi ke

pedagang besar. Pedagang besar membeli produk dari petani dan pedagang

pengumpul dengan harga untuk petani Rp5.000/kg dan untuk pedagang

pengumpul Rp5.500/kg. Setelah pedagang besar membeli produk, selanjutnya

produk itu dibeli lagi oleh koperasi dengan harga Rp6.500 – Rp6.800/kg. produk

yang telah dibeli oleh koperasi dilakukan beberapa perlakuan kemudian dibeli

oleh perusahaan kosfermindo dengan harga Rp6.600/kg – Rp7.000/kg.

selanjutnya produk yang telah sampai di perusahaan kosfermindo didistribusikan

lagi ke PT. Agarindo Bogatama.

Mekanisme aliran keuangan dari pedagang pengumpul dan pedagang besar

ke petani menggunakan sistem transaksi pembayaran secara langsung.

Sedangkan, perusahaan manufaktur ke koperasi melalui dua transaksi yaitu secara

langsung dan transaksi melalui bank. Hasil penelitian ini berbeda dengan yang

dilakukan oleh Lilis Suryani Tubagus (2016), yang menyatakan bahwa aliran

46
keuangan dalam rantai pasokan terbagi menjadi 7 macam yaitu cash, transfer,

cek, giro, utang debit, kartu kredit dan uang elektronik seperti ovo dan gopay.

Sistem transaksi pembayaran yang digunakan selama proses distribusi sangat

mempengaruhi kinerja dari setiap mata rantai.

3. Aliran Informasi

Aliran informasi dalam rantai pasok rumput laut mengalir dari dua arah

yakni produsen dan konsumen yang meliputi informasi kuantitas, kualitas serta

informasi harga. Produsen terlebih dahulu menghubungi pedagang pengumpul

atau pedagang besar melalui media telekomunikasi (Telepon) untuk memastikan

kebutuhan produk atau mengecek ketersediaan stok rumput laut. Setelah

mendapatkan kepastian tentang permintaan, produsen didatangi oleh pedagang

pengumpul atau pedagang besar langsung ke tempat yang telah disepakati

menggunakan sarana transportasi pribadi. Aliran informasi dari perusahaan

kosfermindo (KIMA) menginformasikan kepada koperasi jumlah permintaan dan

persediaan melalui media telekomunikasi (Whatsapp dan Telepon).

Mengenai informasi harga yang disepakati antara produsen dan pedagang

dengan melihat harga harga pasaran dan jumlah permintaan dari konsumen

(perusahaan kosfermindo) yang ada di Kawasan Industri Makassar. Informasi

waktu melakukan pembelian rumput laut ditentukan dan disampaikan pedagang

koperasi atau pedagang besar. Hal ini dilakukan agar pada saat proses pembelian

rumput laut didapatkan dengan keadaan dan kualitas yang baik serta dapat dilihat

secara langsung (real).

47
VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6. 1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan

maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Rantai pasok komoditas rumput laut di Desa Ujung Baji Kecamatan

Sanrobone Kabupaten Takalar meliputi petani rumput laut – pedagang

pengumpul dan pedagang besar – koperasi – perusahaan kosfermindo (KIMA)

– PT. Agarindo Bogatama di Tangerang. Petani rumput laut sebagai

produsen dan PT. Agarindo Bogatama sebagai konsumen atau rantai terakhir

yang dilalui dalam supply chain.

2. Aliran produk, aliran keuangan dan aliran informasi pada komoditas rumput

laut di Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar

a. Aliran produk mengalir dari hulu sampai hilir yaitu dari Petani – Pedagang

Pengumpul dan Pedagang Besar – Koperasi – Kosfermindo – PT.Agarindo

Bogatama dengan sistem diantar dan mengantarkan produk.

b. Aliran keuangan mengalir dari hilir ke hulu dan menggunakan sistem

pembayaran transaksi secara langsung dan transfer via Bank.

c. Aliran informasi mengalir dari dua arah yakni dari produsen dan konsumen

yang meliputi permintaan dan penawaran hasil produksi rumput lau

(Gracilaria sp).

48
6. 2 Saran

1. Diharapkan kepada pemerintah dan instansi terkait memperhatikan

kesejahteraan petani rumput laut dalam hal ini masalah harga yang tidak

menentu (naik turun).

2. Disarankan kepada petani responden agar ia mampu mengolah rumput laut itu

sendiri seperti misalnya membuat industri rumahan dari rumput laut sehingga

dapat menghasilkan nilai tambah.

49
DAFTAR PUSTAKA

Anggadiredja. (2008). Pembudidayaa, Pengelolaha, dan Pemasaran Komoditas


Perikanan Potensial. Rumput Laut, 147 hlm.

Anggadiredja, zatnika, & purwoto. (2006). Rumput Laut. Jakarta: Penebar


Swadaya.

Ansari, M. N. (2021). Analisis Rantai Pasok Komoditas Cengkeh di Kecamatan


Eremerasa Kabupaten Bantaeng. Makassar: Digilib Unismuh (Skripsi).

Assauri. (2011). rantai pasokan dalam aktivitas penyaluran pasokan barang dan
jasa. skripsi.

Badan Pusat Statistik. (2018, juni senin). Takalar dalam Angka Sosial dan
Kependudukan. Retrieved juni rabu, 2021, from Takalarkab.bps.go.id:
http://takalar.bps.go.id/

Budiyani, & et al. (2012). Peningkatan Budidaya Rumput Laut Memenuhi


Permintaan Industri . jakarta.

Dinas Kelautan dan Perikanan. (2015). Data Hasil Produksi Budidaya Perikanan.
Sulawesi Selatan: Departemen Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan
2016.

Ferdiansyah, D. (2016). Analisis Efisiensi Pemasaran Budidaya Rumput Laut di


Kabupaten Sumenap. Jurnal Agrosains,ISSN 2407-6287, 11-23.

Furqon, C. (November 2014 vol II, Nomor 2). Analisis Manajemen dan Kinerja
Rantai Pasokan Agribisnis Buah Strowberi Di Kabupaten Bandung. Jurnal
IMAGE, hal. 109-126.

Ibrahim. (2019). Rantai Pasok Pemasaran Komoditi Cabai Rawit dii Desa
Lakatong Kecamatan Mangngara Bombang Kabupaten Takalar. Tugas
Akhir, 1-52.

Kolter, & amstrong, g. (2004). Dasar-dasar Pemasaran Eid ke-9 . jakarta: PT.
Indek kelompok Gramedia.

levi, & s, l. (2003). Manajemen Rantai Pasokan Sebagai Pendekatan Untuk


Mencapai Pengintegrasian yang Efisien dari Pemasok, Pabriakn,
Distributor dan Pelanggan. Jakarta.

50
Li. (2007:). Defenisi Rantai Pasokan Sekumpulan Aktivitas dan Keputusan Yang
Saling Terkait Untuk Mengintegrasikan Pemasok, Manufaktur, Gudang
Jasa Transformasi, Pengecer Dan Konsumen Secara Efisien. Jakarta:
Skripsi Tahun 2021.

Maftuhah. (2015). Peluang dan Potensi Budidaya Komoditi Laut Untuk


Pengembangan Rumput Laut. Indonesia: DKP RI Tahun 2008.

Ma'ruf et al,. (2014). Rumput Laut Spesies Bernilai Ekonomis . Tangerang.

pujawan I nyoman et.al. (2010). Supply Chain Manajemen Edisii Kedua.


Surabaya: Penerbit Guna Widya.

Sengkey, C. J., Kindangen, P., & Pondang , J. J. (2020). Analisis Saluran


Distribusi dalam Rantai Pasok Ikan Mentah Segar pada Organisasi
"Kembang Laut" di Pulau Nain Minahasa Island. Jurnal EMBA, 240-251.

Shinta, Agustina. (2011). Manajemen Pemasaran. Malang: Universitas Brawijaya


Press.

Skripsi. (Tahun 2008). Analisis Rantai Pasok Komoditas Nanas Madu di Desa
Beluk Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang. Kabupaten Pemalang .

sudiyono. (2001). pemasaran pertania . Jakarta: PT. Indek Kelompok Gramedia .

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantatif


Dan R&D . Bandung: Penerbit. Alfa Beta.

Tubagus, l. S., Mangantar, M., & Tawas, H. (2016). Analisis Rantai Pasokan
(Supply Chain) Komoditas Cabai Rawit Di Kelurahan Kumelembuai Kota
Tomohon. Jurnal EMBA, 613-621.

51
L

N
52
lampiran 1. Kuisioner Penelitian Untuk Petani Rumput Laut

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

MAULINA
NIM:
105961109517
Kuesioner Penelitian untuk Penulisan
Skripsi

ANALISIS RANTAI PASOK KOMODITAS RUMPUT LAUT


DI DESA UJUNG BAJI KECAMATAN SANROBONE
KABUPATEN TAKALAR
A. Identitas Responden
1. Nama : ....................................... No. urut :
2. Umur :...........
.......... tahun
3. Pendidikan formal : TTSD / SD / SMP / SMA / Diploma / S1
4. Pekerjaan pokok :/ S2
5. Luas lahan/Bentangan :...................................................................
6. Jumlah tanggungan keluarga :...................................................................
........... jiwa
7. Pengalaman usahatani : ........... tahun
Pertanyaan petani rumput laut:
1. Berapa Kg hasil produksi rumput laut (gracilaria sp) per musim?
2. Berapa harga 1 Kg rumput laut yang Bapak/Ibu jual?
3. Apakah Bapak/Ibu mendatangi pedagang atau pedagang yang mendatangi
Bapak/Ibu?
4. Apa alasan bapak/ibu menjualnya ke pedagang tersebut?
5. Darimana informasi mengenai harga yang diperoleh?
6. Bagaimana mekanisme informasi dalam segala hal kegiatan dari hulu
sampai hilir tentang rumput laut?
7. Bagaimana proses penjualan rumput laut yang bapak ibu lakukan?
8. Jenis pembayaran seperti apa dari hulu sampai hilir pada aliran keuangan
dalam rantai pasok rumput laut yang Bapak/Ibu gunakan?

53
Lampiran 2. Kuisioner Penelitian Untuk Pedagang Rumput Laut
ANALISIS RANTAI PASOK KOMODITAS RUMPUT LAUT
DI DESA UJUNG BAJI KECAMATAN SANROBONE
KABUPATEN TAKALAR

A. Identitas Responden
Nama pedagang : pedagang: …………
Umur :
Alamat :
Pendidikan :
Pekerjaan sampingan :
Tanggungan keluarga :………jiwa
Pengalaman berdagang :………tahun
Rumput laut dibeli dari mana?
Aktor rantai pasok Jumlah (Kg) Harga (Rp) Total

Rumput laut dijual kemana?


Aktor rantai pasok Jumlah (Kg) Harga (Rp) Total

1. Bagaimana cara membeli rumput laut apakah bapak datang langsung ke


petani atau lewat perantara antara pedagang lain?
2. Apakah ada perlakuan khusus setelah rumput laut dibeli?
3. Berapa lama menampung produk yang bapak beli dari petani sebelum
menjual lagi?
4. Bagaimana sifat pembelian produk yang dilakukan apakah bertahap atau
borongan?
5. Berapa jumlah petani yang menjadi pelanggan bapak saat ini?

54
6. Darimana informasi mengenai harga yang diperoleh?
7. Jenis pembayaran apa yang bapak gunakan dalam rantai pasokan rumput laut
ini?
8. Menurut bapak bagaimana peran pemerintah setempat kepada petani terkait
komoditas rumput laut di Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten
Takalar?

55
Lampiran 3. Peta Lokasi Penelitian

56
Lampiran 4. Identitas Petani Rumput Laut di Desa Ujung Baji Kecamatan
Sanrobone Kabupaten Takalar
No. Nama Jenis Umur Tingkat Pengalaman Tanggungan
kelamin (Tahun) Pendidikan Berusahatani Keluarga
(Tahun) (Orang)
1. Irmawati Pr 63 SMA 5 1
2. Ira Dg Rimang Pr 22 SMA 5 3
3. Dg Basse Pr 45 SD 15 3
4. Irwan Lk 45 SMA 5 2
5. Ilyas Dg Tiro Lk 24 SD 15 1
6. Salahuddin Dg Sila Lk 57 SD 5 8
7. Rusniati Pr 21 SMP 20 9
8. Nannang Dg Rannu Pr 48 SD 22 5
9. Erniati Pr 47 SMP 10 2
10. Rasiah Dg Baji Pr 27 SD 5 3
11. Ade Septia Ningsih Pr 32 SMA 10 5
12. Dg Maning Pr 18 SD 15 2
13. Mu’mina Dg Sambara Pr 45 SD 10 2
14. R Dg Tinggi Lk 55 SD 18 3
15. Herman Lk 31 SMP 20 3
16. Syamsiah Dg Te’ne Pr 32 SMP 12 5
17. S Dg Lawa Lk 40 SMA 11 4
18. Aso Dg Raja Lk 32 SMP 20 3
19. Syamsiar Dg Senga Pr 40 SMK 5 4
20. Dg Buang Lk 41 SD 22 2
21. Amir Dg Tika Lk 43 SMA 10 3
22. Syamsuddin Dg Pewa Lk 43 SMA 15 3
23. Dg Nyarrang Lk 36 SMA 10 4
24. M Dg Sila Lk 45 SMA 10 3
25. Dg Pasang Lk 30 SMA 7 4
26. A Dg Bani Lk 60 SMA 22 2
27. P Dg Ngalle Lk 59 SMA 23 2
28. I Dg Mile Lk 45 SMP 20 7
29. Mudding Dg Nimba Lk 54 SMA 19 2
Jumlah 1.152 1,576 100
Rata-rata 39,72 54,34 3.45

Keterangan = Pr : Perempuan

Lk : Laki- laki

57
Lampiran 5. Identitas Pedagang Pengumpul Rumput Laut di Desa Ujung Baji
Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar
No. Nama Jenis Umur Tingkat Lama Jumlah
Kelamin (Tahun) Pendidikan Berdagang Tanggungan
(Tahun) Keluarga
1. Nasir dgMuntu Laki-laki 57 SMA 10 5
2. Syamsuddin Laki-laki 46 SMA 4 6
Jumlah 103 14 11
Rata-rata 51,5 7 5,5

lampiran 6. Identitas Pedagang Besar Rumput Laut di Desa Ujung Baji


Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar
No. Nama Jenis Umur Tingkat Lama Jumlah
Kelamin (Tahun) Pendidikan Berdagang Tanggungan
(Tahun) Keluarga
1. Jaelani dg rani Laki-laki 47 SMA 10 5
2. Abdul kadir Laki-laki 53 D3 10 6
(koperasi)
Jumlah 100 20 11
Rata-rata 50 10 5,5

58
Lampiran 7. Luas lahan pada Petani Rumput Laut di Desa Ujung Baji
Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar
Nama Jumlah Produksi
Luas Lahan Jumlah (kg/1 kali
No. (ha) Bentangan panen)
1. Irmawati 0,023 70 50
2. Ira Dg Rimang 0,028 70 55
3. Dg Basse 0,115 230 300
4. Irwan 0,08 200 300
5. Ilyas Dg Tiro 0,08 200 200
6. Salahuddin Dg Sila 0,16 400 400
7. Rusniati 0,04 100 100
8. Nannang Dg Rannu 0,04 100 100
9. Erniati 0,04 200 200
10. Rusiah Dg Baji 0,02 50 50
11. Ade Septia Ningsih 0,15 350 350
12. Dg Maning 0,08 250 250
13. Mu’mina Dg Sambara 0,16 400 400
14. R Dg Tinggi 0,16 400 400
15. Herman 0,14 350 350
16. Syamsiah Dg Tene 0,028 50 50
17. S Dg Lawa 0,06 100 100
18. Aso Dg Raja 0,04 100 100
19. Syamsinar Dg Senga 0,075 100 100
20. Dg Buang 0,028 50 50
21. Amir Dg Tika 0,04 70 70
22. Syamsuddin Dg Pewa 0,08 150 150
23. Dg Nyarrang 0,06 120 120
24. M Dg Sila 0,08 250 250
25. Dg Pasang 0,08 200 200
26. A Dg Bani 0,075 150 150
27. P Dg Ngalle 0,04 100 100
28. I Dg Mile 0,04 100 100
29. Mudding Dg Nimba 0,04 100 100
Jumlah 5.010 5.145
Rata-rata 172,76 177,41

59
DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Wawancara dengan Petani Rumput Laut

Gambar 2. Wawancara dengan Petani Rumput Laut

60
Gambar 3. Wawancara dengan Pedagang Pengumpul Rumput Laut

Gambar 4. Gudang Rumput Laut Pedagang Pengumpul

61
Gambar 5. Wawancara dengan Pedagang Besar Rumput Laut

Gambar 6. Proses Packaging Rumput Laut

62
Gambar 7. Bentuk Packaging Rumput Laut

63
64
65
66
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pannujuang tanggal 15 juni

2000 dari ayah Abdul Rasyid dan ibu St. Halija. Penulis

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SMAN 1

TAKALAR dan lusus tahun 2017. Pada tahun yang

sama, penulis lulus seleksi masuk Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar. Selama

mengikuti perkuliahan, penulis pernah mengukuti DAD (Darul Arkam Dasar) di

Benteng Somba Opu dan magang di Pabrik Kelapa Sawit di PTPN XIV Burau

Kabupaten Luwu Timur.

Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi yang

berjudul “Analisis Rantai Pasok Komoditas Rumput Laut di Desa Ujung Baji

Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar”.

67

Anda mungkin juga menyukai