Sistem Ekonomi Islam
Sistem Ekonomi Islam
ISLAM
DEFINISI UANG
⚫ Uang adalah alat tukar yang digunakan dalam transaksi jual
beli baik barang jasa. Jenis uang ada dua yaitu uang kartal dan
giral.
⚫ Di masa Rasulullah jenis uang lebih pada uang kartal dan ada
dua nilai mata uang saja yaitu: dinar dan dirham. Satu dinar
senilai 4,25 gram emas, sedangkan satu dirham senilai 4,25
gram perak.
⚫ Ada bermacam jenis mata uang, maka menimbulkan perbedaan
dalam nilainya. Pada masa itu tiap mata uang mengandung
logam mulia sehingga untuk menilai mata uang suatu negara
dengan negara lain ada naqid, sarraf dan jihbiz (semacam
money changer).
HUKUM PENGGUNAAN UANG
DZULUMAT
PRINSIP EKONOMI
PRINSIP EKONOMI
DZULUMAT NUR
Melandaskan pada pola pikir material, yang Aturan ekonomi secara fungsional mendasarkan
menempatkan manusia sebagai pada aturan allah yaitu al-Quran sebagaimana
segala-galanya baik secara komunal/liberal yang di contohkan Rasulullah
Setelah
Perak Kurang lebih
2. berjalan 1 2.5 %
595 gram
tahun
No Jenis Harta Nishab Waktu kadar ket
senilai 85
Barang
gram emas/ Setelah
3. 595 gram berjalan 1 2.5 %
dagangan
prerak tahun
Hasil senilai 85
gram emas/ Saat di
4. 5 – 10%
tambang 595 gram peroleh
prerak
Rikaz Saat di
5. 20%
peroleh
No Jenis Harta Nishab Waktu Kadar Ket
Kurang Nisab di
Hasil Setiap hitung setelah
lebih 653 5 – 10% dikurangi
6.
pertanian panen utang dan
kg kebutuhan
pokok
Senilai
85 gram
Gaji/Upah emas/ Saat
7. 2.5%
595 gram diperoleh
prerak
No Jenis Harta Nishab Kadar
•MISKIN
•AMIL
•MUALAF
•MUSTAHIK
•MEMERDEKAKAN BUDAK
•GHARIM
•JIHAD FISABILILLAH
•IBN SABIL
•Prinsip mengelola zakat
•Sesuai
•al-Quran dan Hadis
•Akuntabel
•Sesuai
•UU 38 Tahun 1999
PERBEDAAN MENDASAR BANK
KONVESIONAL DAN SYARI’AH
NO BANK KONVESIONAL BANK SYARI’AH
1 Interest-nya = bunga Menerapkan mudlorobah atau
wadi’ah
2 Investasi nya tidak pasti halal Pasti halal
3 Manajemen oleh Dewan Pemegang Saham Manajemen diawasi oleh MUI
yaitu DPS dan DSN
4 Nasabah sebagai kreditur dan debitur Sebagai mitra kerja
5 SDM sebagai asset dan komoditi SDM sesuai kompetensi dan islami
Produk Ekonomi Islam (Syariah)
1. Titipan atau simpanan
⚫ Al-Wadi’ah (jasa penitipan), adalah jasa penitipan dana
dimana penitip dapat mengambil dana tersebut
sewaktu-waktu.
⚫ Deposito Mudharabah, nasabah menyimpan dana di
Bank dalam kurun waktu yang tertentu. Keuntungan dari
investasi terhadap dana nasabah yang dilakukan bank akan
dibagikan antara bank dan nasabah dengan nisbah bagi
hasil.
2. Bagi hasil
⚫ Al-Musyarakah, konsep ini diterapkan pada model partnership.
Keuntungan yang diraih akan dibagi dalam rasio yang disepakati sementara
kerugian akan dibagi berdasarkan rasio ekuitas yang dimiliki
masing-masing pihak. Perbedaan mendasar dengan mudharabah ialah
dalam konsep ini ada campur tangan pengelolaan manajemennya
sedangkan mudharabah tidak ada campur tangan
⚫ Al-Mudharabah, adalah perjanjian antara penyedia modal dengan
pengusaha. Setiap keuntungan yang diraih akan dibagi menurut rasio
tertentu yang disepakati. Resiko kerugian ditanggung penuh oleh pihak
Bank kecuali kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan,
kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan,
kecurangan dan penyalahgunaan.
⚫ Al-Muzara'ah, adalah bank memberikan pembiayaan bagi nasabah yang
bergerak dalam bidang pertanian/perkebunan atas dasar bagi hasil dari hasil
panen.
⚫ Al-Musaqah, adalah bentuk lebih yang sederhana dari muzara'ah, di mana
nasabah hanya bertanggung-jawab atas penyiraman dan pemeliharaan, dan
sebagai imbalannya nasabah berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen.
3. Jual beli
⚫ Ba’i Al-Murabahah, adalah penyaluran dana dalam bentuk jual
beli. Bank akan membelikan barang yang dibutuhkan pengguna jasa
kemudian menjualnya kembali ke pengguna jasa dengan harga yang
dinaikkan sesuai margin keuntungan yang ditetapkan bank, dan
pengguna jasa dapat mengangsur barang tersebut. Besarnya angsuran
flat sesuai akad diawal dan besarnya angsuran=harga pokok
ditambah margin yang disepakati.
⚫ Bai' As-Salam, Bank akan membelikan barang yang dibutuhkan di
kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Barang
yang dibeli harus diukur dan ditimbang secara jelas dan spesifik, dan
penetapan harga beli berdasarkan keridhaan yang utuh antara kedua
belah pihak. Contoh: Pembiayaan bagi petani dalam jangka waktu
yang pendek (2-6 bulan).
⚫ Bai' Al-Istishna', merupakan bentuk As-Salam khusus di mana
harga barang bisa dibayar saat kontrak, dibayar secara angsuran, atau
dibayar di kemudian hari. Bank mengikat masing-masing kepada
pembeli dan penjual secara terpisah, tidak seperti As-Salam di mana
semua pihak diikat secara bersama sejak semula.
4. Sewa