Anda di halaman 1dari 68

EFEKTIFITAS PEMBERIAN EDUKASI MELALUI MEDIA VIDEO

WHATSAPP DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI


DALAM MENDAMPINGI ISTRI SAAT MELAHIRKAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAAL LIMA
KOTA JAMBI TAHUN 2023

PROPOSAL

Oleh :

RIRIN ADRIANI
NIM : 2215201063

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
FORT DE KOCK BUKITTINGGI
2023

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul : Efektifitas Pemberian Edukasi Melalui Media Video Whatsapp Dan


Leaflet Terhadap Pengetahuan Suami Dalam Mendampingi Istri Saat
Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Lima Kota Jambi
Tahun 2023
Nama : Ririn Adriani

i
NIM : 2215201063

Proposal penelitian ini telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan


dihadapan Tim Penguji, sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
kebidanan fakultas Kesehatan Universitas Fort De Kock Bukittinggi pada Tanggal

Bukittinggi, Juni 2023

Komisi
Pembimbing

Pembimbing 1 Pembimbing 2

i.

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, dimana dengan

berkat serta rahmat dan karunia-Nya. Proposal penelitian yang berjudul “Efektifitas

Pemberian Edukasi Melalui Media Video Whatsapp Dan Leaflet Terhadap

Pengetahuan Suami Dalam Mendampingi Istri Saat Melahirkan di Wilayah Kerja

Puskesmas Paal Lima Kota Jambi Tahun 2023” ini dapat diselesaikan oleh peneliti

walaupun menemui kesulitan maupun rintangan.

Penyusunan dan penulisan Proposal penelitian ini merupakan suatu

rangkaian dari proses pendidikan secara menyeluruh di Program Studi kebidanan

program sarjana fakultas kesehatan Universitas Fort De Kock Bukittinggi dan juga

sebagai prasyarat dalam menyelesaikan Pendidikan Pogram Studi Kebidanan

Program Sarjana Terapan Kebidanan pada masa akhir pendidikan. Pada kesempatan

ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Hj Evi Hasnita, S.pd, Ns, M.Kes selaku Rektor Universitas Fort De Kock

Bukittinggi.

2. Ibu Dr. Oktavianis, S.ST, M.Biomed selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Universitas Fort De Kock Bukittinggi.

3. Ibu Febriniwati Rifdi, S.SiT, M.Biomed selaku Ketua Program Studi Sarjana

Terapan Kebidanan Universitas Fort De Kock Bukittingi.

4. Pembimbing I yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam

menyelesaikan proposal penelitian.

iii
5. Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam

menyelesaikan proposal penelitian ini.

6. Seluruh Staf beserta Dosen Universitas Fort De Kock Bukittingi yang telah

memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan serta nasehat selama menjalani

pendidikan.

Dalam penulisan proposal penelitian ini peneliti menyadari akan

keterbatasan kemampuan yang ada, sehingga peneliti merasa masih ada yang

belum sempurna baik dalam isi maupun dalam penyajiannya. Untuk itu, peneliti

selalu terbuka atas kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan

Proposal penelitian ini serta peneliti berharap semoga proposal penelitian ini

dapat bermanfaat.

Bukittinggi, Juni 2023

Peneliti

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN PERSETUJUAN............................................................. i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iv
DAFTAR BAGAN....................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian..................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian.................................................................. 8
E. Ruang Lingkup Penelitian....................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Persalinan................................................................................ 11
B. Peran Suami Dalam Persalinan............................................... 17
C. Pendidikan Kesehatan............................................................. 28
D. Pengetahuan............................................................................ 38
D. Kerangka Teori....................................................................... 42
BAB III Kerangka Konsep
A. Kerangka Konsep ................................................................... 43
B. Definisi Operasional................................................................ 44
C. Hipotesis Penelitian................................................................. 45
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian..................................................................... 46
B. Tempat dan Waktu.................................................................. 46
C. Populasi dan Sampel............................................................... 46
D. Instrumen Penelitian............................................................... 48
E. Pengolahan Data...................................................................... 51
F. Analisis Data............................................................................ 52

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR BAGAN

Bagan Hal

Bagan 2.1 Kerangka Teori............................................................................ 42


Bagan 3.1 Kerangka Konsep........................................................................ 43

vi
DAFTAR TABEL

Tabel Hal

Tabel 3.1 Definisi Operasional...................................................................... 44

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Lembar Konsul

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam

kehidupan wanita. Proses persalinan memiliki arti yang berbeda disetiap wanita,

dengan belum adanya pengalaman akan memunculkan kecemasan dan ketakutan

yang berlebihan selama proses persalinan. Keadaan ini sering terjadi pada wanita

yang pertama kali melahirkan. Pada ibu yang pertama kali menjalani proses

persalinan akan takut, cemas khawatir yang berakibat pada peningkatan nyeri

selama proses persalinan dan dapat mengganggu jalan persalinan menjadi tidak

lancar (Wijaya dkk, 2014).

Salah satu komplikasi pada persalinan adalah persalinan lama, analisis

data World Health Organization menunjukkan pada tahun 2017 persalinan lama

menjadi penyebab langsung komplikasi persalinan dengan jumlah kejadian

sebesar 69.000 atau 2,8% kematian dari semua kematian ibu di seluruh dunia.

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (2017) menyebutkan

persalinan dengan kala II lama menjadi komplikasi persalinan yang paling

banyak dilaporkan yaitu sebesar 41%. Hal ini meningkat dibandingkan data

SDKI (2012) menyebutkan wanita dengan komplikasi saat persalinan dilaporkan

paling banyak mengalami persalinan dengan kala II lama sebanyak 35%

1
2

kelahiran, disusul ketuban pecah dini 15%, pendarahan berlebihan 8% dan

demam sebanyak 8%.

Data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Jambi didapat bahwa

jumlah komplikasi obstetri pada tahun 2021 yang ditangani yaitu berjumlah 1806

kasus (78,6%). Persalinan dengan kala II lama termasuk jenis kasus yang banyak

didapat yaitu sebanyak 42 kasus (1,8%).

Data dari Puskesmas Paal Lima didapat pada tahun 2022 didapat jumlah

komplikasi kebidanan yang ditangani yaitu 171 kasus. Kala II lama merupakan

jumlah kasus terbanyak yaitu sebanyak 10 kasus.

Salah satu faktor yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kala

dua lama adalah dengan menghadirkan pendamping persalinan bagi ibu bersalin.

Ibu yang akan menghadapi proses persalinan pada umumnya akan merasa takut,

cemas, khawatir, dan merasa tidak siap yang berdampak pada kelancaran proses

persalinannya. Perasaan ini tidak hanya timbul pada ibu primigravida saja,

melainkan dapat pula timbul pada semua ibu hamil yang akan menghadapi

persalinan (Fadila, 2014).

Pendamping persalinan ini akan bermanfaat dalam memberikan dukungan

fisik dan mental pasien saat persalinan. Dukungan fisik yang diberikan dapat

berupa genggaman tangan, sentuhan, pijatan, dan usapan pada bagian punggung

hingga kaki ibu yang dirasa nyeri. Sedangkan dukungan mental dapat berupa

memberikan support, doa, kata-kata sayang, dan juga motivasi. Dengan adanya

dukungan tersebut, ibu bersalin akan merasa lebih tenang, aman, nyaman,
3

semangat, kecemasannya berkurang, dan mempercepat proses persalinan. Saat

emosi ibu sedang dalam keadaan tenang dan nyaman, sel-sel sarafnya akan

mengeluarkan hormone oksitosin. Akibatnya akan menyebabkan terjadinya

kontraksi pada rahim dan berusaha untuk mengeluarkan bayi (Mutiara, 2021).

Bentuk dukungan lain yang dapat diberikan suami adalah advokasi yaitu

terkait dengan pengambilan keputusan, pemberian informasi mengenai prosedur

dan kemajuan persalinan. Dukungan fisik erat kaitannya dengan tindakan yang

dapat meningkatkan kenyamanan ibu selama persalinan. Dukungan ini dapat

diberikan dengan memberikan pijatan, mengelus wajah, menggenggam tangan,

membantu mengatur nafas, membantu merubah posisi, menemani ibu berjalan-

jalan ringan atau bahkan hanya dengan memberikan kontak mata saat

memberikan pujian (Zulfita, 2021).

Kehadiran pendamping persalinan ini juga dapat meminimalisir

terjadinya komplikasi selama persalinan, waktu yang dibutuhkan dalam

menghadapi persalinan akan semakin pendek, kepuasan ibu semakin meningkat

dalam pengalaman menghadapi persalinan, dapat menurunkan potensi persalinan

dengan tindakan vacuum ekstraksi, forcep, dan sectio caesarea, mengurangi

intensitas rasa nyeri, mengurangi penggunaan analgesic dan oksitosin,

meningkatkan kesehatan mental, serta mencegah terjadinya depresi postpartum

(Mutiara, 2021).

Penelitian menunjukkan bahwa calon ibu yang persalinannnya

didampingi suaminya akan lebih jarang mengalami depresi pasca persalinan


4

dibandingan dengan ibu melahirkan yang tidak didampingi. Penelitian lain juga

menyebutkan kehadiran dan keterlibatan suami saat persalinan membuat waktu

bersalin menjadi lebih cepat dan mengurangi robekan jalan lahir. Keikutsertaan

suami dan istri sebagai calon ayah dan ibu dapat membantu menurunkan tingkat

kecemasan dan ketakutan, dan membantu ibu lebih tenang dalam menghadapi

persalinan (Jehanara, 2021).

Persalinan yang tidak didampingi akan menimbulkan dampak perasaan

takut yang dapat menimbulkan ketegangan sehingga menyebabkan gangguan his,

dan akhirnya persalinan berjalan tidak lancar. Pendamping persalinan memegang

peranan penting dalam proses kelahiran. Dukungan yang penuh kasih

mengurangi kebutuhan ibu terhadap obat pereda nyeri dan campur tangan medis

dalam persalinannya (Ningsih, 2019).

Pada masa kehamilan, persalinan dan nifas, edukasi tenaga kesehatan

(bidan) perlu memberikan promosi kesehatan pada ibu dan suami tentang

berbagai hal seperti peran suami dalam mendampingi persalinan. Promosi

kesehatan akan efektif jika dilakukan dengan menggunakan alat peraga atau

media promosi kesehatan. Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat

diartikan sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan (Ningsih, 2016).

Menurut penelitian Kholisotin (2019), media penyuluhan berperan

penting terhadap peningkatan pengetahuan dan sumber informasi. Dengan

adanya modifikasi media penyuluhan maka akan semakin meningkatkkan tingkat

pengetahuan dan dapat menurunkan angka kesakitan yang ada atau dapat
5

menurunkan angka kematian bayi yang masih tinggi. Video berbasis whatsapp

ini merupakan terobosan dan inovasi baru di bidang penyuluhan kesehatan

berbasis elektronik untuk mengikuti perkembangan zaman yang ada saat ini.

Hasil penelitian menunjukkan penyuluhan dengan menggunakan media video

whatsapp terbukti berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan responden.

Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tetapi

tidak dimatikan atau dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain

secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang

sederhana, singkat serta mudah dipahami. Hasil penelitian Sriasih (2018) dengan

memberikan penyuluhan tentang dukungan suami saat persalinan menggunakan

media leaflet dapat disimpulkan setelah diberi penyuluhan skor pengetahuan

lebih tinggi dari sebelum mendapat penyuluhan. Terdapat perbedaan bermakna

pengetahuan sasaran sebelum dan sesudah penyuluhan.

Hasil penelitian Ningsih (2019) mengenai Pengaruh Promosi Kesehatan

Menggunakan Media Buklet Terhadap Peran Serta Suami dalam Mendampingi

Persalinan di Puskesmas Simpang Kanan Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2019

bahwa terdapat perbedaan peran serta suami dalam mendampingi persalinan pada

kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Puskesmas Simpang Kanan

Kabupaten Aceh Singkil, p = 0,000. Suami yang mendapatkan promosi

kesehatan melalui media booklet cenderung lebih berperan dibandingkan suami

yang tidak mendapatkan promosi kesehatan.


6

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 85,3% ibu yang ditolong selama

proses persalinan mengalami kelancaran proses persalinan, sehingga secara

statistik disimpulkan bahwa ada hubungan antara pendampingan suami dengan

kelancaran proses persalinan (Bakoil, 2021).

Hasil penelitian Wijaya (2014) didapat bahwa rata-rata lama persalinan

kala II responden yang didampingi suami tampak lebih cepat dibandingkan

dengan rata-rata lama persalinan kala II responden yang tidak didampingi suami.

Hal ini menunjukkan ada pengaruh pendampingan suamiterhadap lamanya

persalinan kala II Di Ruang Delima RSUD dr.H.Abdul Moeloek Provinsi

Lampung. Pendampingan suami selama proses persalinan kala II meningkatkan

rasa percaya diri pada ibu bersalian, melepaskan ketegangan, serta memberikan

rasa nyaman pada ibu bersalin sehingga berdampak pada meningkatnya

elastisitas otot-otot panggul. Hal ini pada akhirnya menghasilkan waktu

persalinan kala II yang lebih cepat.

Survey awal yang dilakukan pada 10 orang ibu yang bersalin di PMB

Wilayah Kerja Puskesmas Paal Lima didapat bahwa dari 10 orang ibu primipara

yang bersalin tersebut 8 orang belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan

dalam mendampingi istri selama persalinan sedangkan 2 orang suami pernah

mencari informasi melalui website mengenai cara mendampingi istri selama

persalinan. Dari 8 suami yang belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan

lebih mengalami kecemasan dalam mendampingi istri dan tidak mengetahui apa

yang dilakukan selama mendampingi istri dalam bersalin dan istri mengalami
7

kala II lebih lama yaitu lebih dari 60 menit. Sedangkan 2 orang suami yang

pernah mencari informasi lebih memiliki ketenangan dalam mendampingi istri

dan mendampingi istri dengan baik selama persalinan dan istri mengalami kala II

lebih cepat yaitu kurang dari 60 menit.

Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik ingin melakukan

penelitian tentang “Efektifitas pemberian edukasi melalui media video whatsapp

dan leaflet terhadap pengetahuan suami dalam mendampingi istri saat melahirkan

di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Lima Kota Jambi Tahun 2023”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah bagaimana efektifitas pemberian edukasi

melalui media video whatsapp dan leaflet terhadap pengetahuan suami dalam

mendampingi istri saat melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Lima

Kota Jambi Tahun 2023?”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektifitas pemberian edukasi melalui media video

whatsapp dan leaflet terhadap pengetahuan suami dalam mendampingi istri

saat melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Lima Kota Jambi Tahun

2023.
8

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui rerata pengetahuan suami yang diberikan edukasi

dengan menggunakan video whatsapp di Wilayah Kerja Puskesmas

Paal Lima Kota Jambi Tahun 2023.

b. Untuk mengetahui rerata pengetahuan suami yang diberikan edukasi

dengan menggunakan leaflet di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Lima

Kota Jambi Tahun 2023.

c. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan suami yang diberikan

edukasi menggunakan media video whatsapp dan leaflet di Wilayah

Kerja Puskesmas Paal Lima Kota Jambi Tahun 2023.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Jambi

Sebagai bahan informasi bagi Dinas Kesehatan untuk membuat

kebijakan dan program dalam meningkatkan promosi kesehatan mengenai

peran suami selama proses persalinan istri.

2. Bagi Puskesmas

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi petugas

kesehatan dalam melakukan konseling untuk meningkatkan pengetahuan

suami dalam mendampingi istri selama persalinan dan meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan terhadap pasien, khususnya ibu hamil, dan

ibu bersalin dalam menghadapi proses persalinan.


9

3. Bagi Insitusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan referensi dalam

pembelajaran tentang peran suami dalam proses persalinan.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya yang akan

melakukan penelitian dengan jenis promosi kesehatan yang berbeda.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bersifat kuantitatif analitik yang merupakan penelitian

True Ekperimental Design dengan Posttest Only Control Group Design untuk

mengetahui efektifitas pemberian edukasi melalui media video whatsapp dan

leaflet terhadap pengetahuan suami dalam mendampingi istri saat melahirkan

di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Lima Kota Jambi Tahun 2023 yang akan

dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Lima Kota Jambi pada bulan

Juni 2023. Populasi penelitian ini adalah seluruh suami ibu primigravida

dengan tafsiran persalinan pada bulan Juni - Juli di Wilayah Kerja Puskesmas

Paal Lima Kota Jambi berjumlah 42 orang. Sampel penelitian ini terdiri dari

15 orang suami yang diberikan edukasi dengan menggunakan media audio

viusal dan 15 orang suami yang diberikan edukasi dengan menggunakan

media leaflet. Dalam penelitian ini pengukuran Kala II persalinan akan

dilakukan dengan menggunakan lembar partograf. Uji statistik yang


10

digunakan untuk menganalisa data kedua variable tersebut adalah dengan

menggunakan uji T-Test.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persalinan

1. Persalinan

a. Definisi

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin

yang terjadi pada kehamila cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan

dengan presentasi belakang kepala yang berlansung dalam 18 jam, tanpa

komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Walyani, 2016).

b. Sebab-Sebab yang Menimbulkan Persalinan

Menurut Walyani (2016) menjelaskan bahwa sebab-sebab yang

menimbulkan persalinan diantaranya adalah faktor-faktor humoral,

struktur rahim, sirkulasi rahim pengaruh tekanan pada saraf, dan nutrisi.

1) Teori penurunan hormon: 1-2 minggu sebelum partus, mulai terjadi

penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron, Progesteron

bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim. Karena itu, akan

terjadi kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan his jika tidak

ada kadar hormone progesterone.

2) Teori plasenta menjadi tua: penuaan plasenta akan menyebabkan

turunnya kadar estrogen dan progesterone sehingga terjadi kekejangan

pembuluh darah. Hal tersebut akan menimbulkan kontraksi rahim.

11
12

3) Teori distensi rahim: rahim yang menjadi besar dan meregang

menyebabkan iskemia otot-otot rahim sehingga menggangu sirkulasi

uteroplasenta.

4) Teori iritasi mekanik: di belakang serviks, terletak ganglion servikale

(pleksus Frankenhauser). Apabila ganglion tersebut digeser dan

ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.

5) Induksi partus(induction of labour). partus dapat pula ditimbulkan

dengan:

a) Gagang laminaria: beberapa laminaria dimasukan dalam kanalis

servisis dengan tujuan merangang oleksus Frankenhauser.

b) Amnion, pemecahan ketuban.

c) Tetesan iksitoin: pemberian oksitosin melalui tetesan per infus.

c. Tanda-Tanda Persalinan

Tanda-tanda inpartu adalah sebagai berikut (Walyani, 2016):

1) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan

teratur.

2) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena

robekan-robekan kecil pada serviks.

3) Terkadang ketuban pecah dengan sendirinya

4) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah terjadi

pembukaan.
13

d. Tahapan Persalinan

Mekanisme persalinan terdiri dari beberapa proses kala dalam

persalinan, diantaranya yaitu (Walyani, 2016):

1) Kala I (Kala Pembukaan)

Inpartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir

bercampur darah (bloody show) karena serviks mulai membuka

(dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah berasal dari pecahnya

pembuluh darah kapiler di sekitar kanalis servisis akibat pergeseran

ketika serviks mendatar dan membuka.

Kala pembukaan dibagi menjadi dua fase:

a) Fase Laten: pembukaan serviks yang berlangsung lambat sampai

pembukaan 3 cm, lamanya 7-8 jam.

b) Fase Aktif: berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase:

(1) Periode akselerasi: berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4

cm.

(2) Periode dilatasi maksimal(steady): selama 2 jam, pembukaan

berlangsung cepat menjadi 9 cm.

(3) Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam

pembukaan menjadi 10 cm (lengkap).

2) Kala II (Kala Pengeluaran Janin)

Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat, cepat, dan


14

lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin turun dan

masuk ke ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot

dasar panggul yang melalui lengkung refleks menimbulkan rasa

mengedan. Karena tekanan pada rektum, ibu merasa seperti ingin

buang air besar, dengan tanda anus terbuka pada waktu his, kepala

janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan perineum meregang.

Dengan his dan mengejan yang terpimpin, akan lahir kepala, diikuti

oleh seluruh badan janin. Kala II pada primigravida berlangsung

selama 1 ½ - 2 jam, dan multigravida ½ -1 jam.

3) Kala III (Kala Pengeluaran Uri)

Setelah bayi lahir, kontraksi rahim beristirahat sebentar. Uterus

teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta

yang menjadi dua kali lebih tebal dari sebelumnya. Beberapa saat

kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam

waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam

vagina, dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari

atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya

berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta

disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

4) Kala IV

Kala IV adalah pada pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan


15

uri lahir untuk mengamati keadaan ibu, terutama terhadap bahaya

perdarahan postpartum, lamanya persalinan pada primigravida dan

multigravida berbeda.

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Menurut Walyani (2016) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi persalinan diantaranya adalah:

1) Passage (jalan lahir)

Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga

panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan

plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir

tersebut harus normal.

Passage terdiri dari:

a) Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul).

b) Bagian lunak: otot-otot, jaringan-jaringan, ligamen-ligament.

2) Power (His dan Mengejan)

Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah

his,kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari

ligament.

a) His (kontraksi uterus)

His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus

yang dimulai dari daerah fundus uteri dimana tuba falopi


16

memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari

“pacemaker” yang terdapat dari dinding uterus daerah tersebut.

b) Mengejan

Yang paling memegang kendali atau yang paling menentukan dalam

tahapan persalinan adalah proses mengejan ibu yang dilakukan

dengan benar. Ibu harus mengejan sekuat mungkin serirama dengan

instruksi yang diberikan. Biasanya ibu diminta untuk menarik

nafas panjang dalam beberapa kali saat kontraksi terjadi lalu dibuang

secara perlahan. Ketika kontraksi mencapai puncaknya, doronglah

janin dengan mengejan sekuat mungkin. Bila mengikuti instruksi

dengan baik, pecahnya pembuluh darah disekitar mata dan wajah

bisa dihindari. Begitu juga resiko berkurangnya suplai oksigen ke

janin.

3) Passengger

Passengger terdiri dari:

a) Janin

Selama janin dan plasenta berada dalam rahim belum tentu

pertumbuhannya normal, adanya kelainan genetic dan kebiasaanibu

yang buruk dapat menjadikan pertumbuhannya tidak normal.


17

b) Plasenta

Plasenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai

penumpang atau pasenger yang menyertai janin namunplasenta

jarang menghambat pada persalinan normal.

c) Air ketuban

Amnion pada kehamilan aterm merupakan suatu membran yang kuat

dan ulet tetapi lentur: amnion adalah jaringan yang menentukan

hampir semua kekuatan regang membran janin dengan demikian

pembentukan komponen amnion yang mencegah ruptura atau

robekan sangatlah penting bagi keberhasilan kehamilan.

B. Peran suami Dalam Persalinan

1. Definisi

Peran suami adalah dukungan yang diberikan suami pada ibu yang

merupakan bentuk nyata dari kepedulian dan tanggung jawab suami dalam

kehamilan dan kehidupan istri (Munir, 2019). Peran suami dalam persalinan

merupakan asuhan yang dilakukan oleh suami yang sifatnya mendukung bersifat

aktif dan ikut serta dalam kegiatan selama persalinan. Peran suami dalam proses

persalinan memberikan kontribusi yang sangat besar. Karena peran suami dapat

memberikan rasa aman dan nyaman kepada seorang ibu dalam proses persalinan.

Bidan atau tenaga kesehatan lainnya hanya sebagai fasilitas pendamping

persalinan supaya berjalan dengan lancar (Sumardha, 2020).


18

Suami memiliki peran yang sangat besar untuk memberikan dukungan

kepada ibu selama persalinan. Salah satu peran penting adalah memastikan ibu

sampai di rumah sakit atau puskesmas maupun pelayanan kesehatan lainnya untuk

memberi semangat kepada istrinya, menemani istri selama proses persalinan untuk

bisa lebih menghargai dan perhatian pada ibu nantinya karena suami adalah orang

paling dekat dengan sang ibu (Sumardha, 2020).

Pendampingan suami yaitu suami yang mendampingi atau menemani

selama proses persalinan. Seorang ibu yang didampingi keluarga dekat

khususnya suami selama proses persalinan berlangsung, memiliki resiko

mengalami komplikasi yang memerlukan tindangan medis lebih kecil dari pada

mereka yang bersalin tanpa pendamingan. Ibu-ibu dengan pendamping dalam

persalinan berlangsung lebih cepat dan mudah (Muthmainnah, 2017).

2. Bentuk-bentuk Peran suami

Menurut Munir (2019), bentuk peran suami memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

a. Dukungan Instrumental, yaitu Penyediaan materi yang dapat memberikan

pertolongan langsung, seperti pinjaman uang, pemberian barang, makan, serta

pelayanan. Bentuk dukungan instrumental dapat mengurangi stres karena

individu dapat langsung memecahkan masalahnya yang berhubungan dengan

materi. Dukungan Instrumental sangat diperlukan terutama dalam mengatasi

masalah dengan lebih mudah.


19

b. Dukungan Informasional, yaitu dukungan yang melibatkan pemberian

informasi, saran atau umpan balik tentang situasi dan kondisi individu. Jenis

dukungan informasional dapat menolong individu mengenali dan mengatasi

masalah dengan lebih mudah. Suami berperan sebagai edukator, yaitu

memberikan informasi yang tepat pada istri tentag kesehatan reproduksi,

pengambil keputusan menjadi suami sebagai pihak yang lebih didengar dan

diikuti sarannya oleh istri terutama tentang perawatan kehamilan dan

mencegah komplikasi. Pengetahuan suami yang cukup tentang kehamilan,

persalinan dan nifas akan meningkatkan kesadaran suami bahwa keselamatan

ibu dan bayi menjadi tanggung jawab bersama.

c. Dukungan Emosional, yaitu dukungan yang membuat individu memiliki

perasaan nyaman, yakin, dipedulikan, dan dicintai oleh sumber dukungan

sosial sehingga individu dapat menghadapi masalah dengan lebih baik.

Dukungan emosional sangat penting dalam menghadapi keadaan yang

dianggap yang tidak dapat dikontrol.

d. Dukungan harga diri, yaitu dukungan berupa penghargaan positif dari

individu, pemberian semangat, persetujuan pada pendapat individu,

perbandingan yang positif pada individu lain. Bentuk dukungan harga diri ini

dapat membantu individu dalam membangun harga diri dan kompetensi,

membantu individu merasa anggota dari suatu kelompok yang memiliki

kesamaan minat dan aktifitas sosial dengan individu, dengan begitu individu

akan merasa memiliki teman senasib.


20

Friedman (1998) mengemukakan bahwa pendampingan tidak lepas dari

dukungan sosial suami. Dukungan sosial dapat berupa dukungan internal dan

eksternal. Dukungan sosial internal seperti dari suami atau ayah, isteri atau ibu,

atau dukungan saudara kandung. Dukungan sosial eksternal adalahdukungan dari

luar keluarga. Dalam kaitan itu, Friedman (1998) dalam Limbong (2022)

mengemukakan 4 (empat) bentuk dukungan sosial suami yaitu :

a. Dukungan Emosional

Dukungan emosional berharga, nyaman, aman, terjamin dan disayangi, dan

sumber utama dukungan pria adalah pasangannya. Keluarga sebagai tempat

yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu

penguasaan terhadap emosi. Aspekaspek dukungan emosional meliputi

kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan

b. Dukungan Informasional

Keluarga berfungsi sebagai penyebar informasi tentang dunia, menjelaskan

tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan

mengungkapkan suatu masalah. Aspek dalam dukungan ini adalah nasehat,

usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi.

c. Dukungan Instrumental

Dukungan yang bersifat nyata dan dalam bentuk materi dan waktu yang

bertujuan untuk meringankan bebanbagi individu yang membutuhkan orang

lain untuk memenuhinya. Suami harus mengetahui jika isteri dapat

bergantung padanya jika isterimemerlukan bantuan. Keluarga merupakan


21

sumber pertolongan praktis dan konkrit bagi kesehatan penderita dalam hal

kebutuhan makan dan minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan.

d. Dukungan Penghargaan

Yaitu dukungan yang terjadi lewat ungkapanhormat atau penghargaan positif

untuk orang lain. Contohnya pujian, persetujuan orang lain. Keluarga

bertindak sebagai bimbingan umpan balik, dan pemecahan masalah dan

memberikan support, penghargaan dan perhatian. Hal-hal tersebut dibutuhkan

dalam pendampingan.

3. Ciri-Ciri Suami Yang Memberikan Dukungan

Menurut Munir (2019), suami yang siap mental mendampingi istrinya dalam

masa kehamilan maupun persalinan dapat memberikan banyak manfaat. Ciri-ciri

suami yang memberikan dukungan antara lain:

a. Memberi rasa tenang dan menguatkan psikis istri, karena suami adalah orang

terdekat yang dapat memberikan rasa mana dan tenang yang diharapkan istri

saat hamil maupun bersalin. Di tengah kondisi yang tidak nyaman, istri

memerlukan pegangan, dukungan, dan semangat untuk mengurangi

kecemasan dan ketakutan.

b. Menambah kedekatan emosi suami istri, karena suami melihat sendiri

bagaimana pengorbanan seorang istri dalam masa kehamilan dan persalinan.

Akibatnya suami semakin sayang kepada istri.

c. Selalu ada saat dibutuhkan. Dengan berada di samping istrinya, suami dapat

siap membantu apa saja yaang dibutuhkan istri.


22

d. Lebih menghargai istri dan menjaga perilakunya terhadap istri.

4. Faktor yang Mempengaruhi Peran suami

Faktor Yang Mempengaruhi Pendampingan Persalinan Secara umum,

menurut Hamilton (1995) dalam Limbong (2022) bahwa ada beberapa faktor

utama yang dapat mempengaruhi pendampingan persalinan yaitu faktor sosial,

ekonomi, budaya, lingkungan, pengetahuan, sikap, umur dan pendidikan.

a. Faktor Sosial

Manusia adalah mahluk sosial, dimana dalam kehidupan saling berinteraksi

antara satu dengan yang lain, dan individu yang dapat berinteraksi kontinu

akan lebih besar terpapar informasi, sementara faktor hubungan sosial

mempengaruhi hubungan individu sebagai komunikasi untuk menerima pesan

menurut komunikasi media. Dengan demikian hubungan sosial dapat

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tentang suatu hal.

b. Faktor Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder, keluarga dengan status

ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibandingkan dengan keluarga status

ekonomi lemah, dan hal tersebut akan mempengaruhi kebutuhan akan

informasi yang termasuk kebutuhan sekunder. Jadi, faktor ekonomi dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai hal.

c. Faktor Budaya

Berbagai wilayah di Indonesia terutama didalam masyarakat yang masih

tradisional menganggap isteri adalah konco wingking, yang artinya bahwa


23

kaum wanita tidak sederajat dengan kaum pria, dan wanita hanyalah bertugas

untuk melanyani kebutuhan dan keinginan suami saja. Anggapan tersebut

dapat mempengaruhi perlakuan suami terhadap kesehatan.

d. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan adalah adanya kesadaran, sikap, praktik pelestarian

lingkungan internal dan eksternal keluarga, maupun pola hidup keluarga

menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

e. Faktor Pengetahuan

Seorang suami yang mempunyai pengetahuan baik maka akan dapat

mengindera suatu keadaan dimana kehadirannya sangat diperlukan dalam

pendampingan selama proses persalinan.

f. Faktor Sikap

Faktor sikap adalah bila seorang suami mempunyai sikap yang positif maka

dapat melakukan pendampingan persalinan dengan baik.

g. Faktor Umur

Umur merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. Semakin

tinggi umur seseorang maka semakin bertambah pula ilmu atau pengetahuan

seseorang.

h. Faktor Pendidikan

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan suami

sebagai kepala rumah.


24

5. Peran Pendampingan Selama Proses Persalinan

Hamilton (1995) dalam Limbong (2022) mengemukakan bahwa peran

pendampingselama proses persalinan yaitu :

a. Mengatur posisi ibu, dengan membantu ibu tidur miring atau sesuai dengan

keinginan ibu disela-sela kontraksi dan mendukung posisi ini agar dapat

mengedan secara efektif saat relaksasi

b. Mengatur nafas ibu, dengan cara membimbing ibu mengatur nafas saat

kontraksi dan istirahat saat relaksasi

c. Memberikan asuhan tubuh dengan menghapuskan keringat ibu, memegang

tangan, memberikan pijatan, mengelus perut ibu dengan lembut

d. Memberikan informasi kepada ibu tentang kemajuan persalinan

e. Menciptakan suasana kekerluargaan dan rasa aman

f. Membantu ibu kekamar mandi

g. Memberikan cairan dan nutrisi sesuai keinginan ibu

h. Memberikan dorongan spiritual dengan ikut berdoa

i. Memberikan dorongan semangat mengedan saat kontraksi serta memberikan

pujian atas kemampuan ibu saat mengedan.

6. Keuntungan Pendamping Selama Persalinan

Pendampingan selama proses persalinan pada dasarnya memberikan

sejumlah keuntungan (Limbong, 2022) antara lain:

a. Memperlihatkan efektifnya dukungan fisik seperti memijat-mijat punggung

ibu yang sakit, menghapuskan keringat ibu, emosional dan psikologi


25

(memberikan dukungan dan semangat) selama persalinan dan kelahiran.

Kehadiran seorang pendamping secara terus menerus selama persalinan dan

kelahiran akan menghasilkan keharmonisan

b. Berkurangnya kelahiran dengan tindakan (forcep, vakum, maupun seksio

sesaria).

c. Lama persalinan menjadi semakin pendek

d. Kepuasan ibu yang semakin besar dalam pengalaman melahirkan.

7. Manfaat Pendampingan Suami Dalam Proses Persalinan

Bagi suami yang siap mental mendampingi istrinya selama proses

persalinan dapat memberikan manfaat seperti (Jayanti, 2019):

a. Ikut bertanggung jawab mempersiapkan kekuatan mental istri dalam

menghadapi persalinan

Memberi rasa tenang dan penguat psikis pada istri. Suami adalah orang

terdekat yang dapat memberikan rasa aman dan tenang yang diharapkan istri

selama proses persalinan. Di tengah kondisi yang tidak nyaman, istri

memerlukan pegangan, dukungan dan semangat untuk mengurangi kecemasan

dan ketakutannya.

b. Selalu ada bila dibutuhkan.

Dengan berada di samping istri, suami siap membantu apa saja yang

dibutuhkan istri.
26

c. Kedekatan emosi suami - istri bertambah.

Suami akan melihat sendiri perjuangan hidup dan mati sang istri saat

melahirkan anak sehingga membuatnya semakin sayang kepada istrinya.

d. Menumbuhkan naluri kebapakan

e. Suami akan lebih menghargai istri.

Melihat pengorbanan istri saat persalinan suami akan dapat lebih

menghargai istrinya dan menjaga perilakunya. Karena dia akan mengingat

bagaimana besarnya pengorbanan istrinya.

f. Membantu keberhasilan IMD.

IMD merupakan Inisiasi Menyusui Dini yang akan digalakkan oleh

pemerintah untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. IMD akan tercapai

dengan adanya dukungan dari suami terhadap istrinya.

g. Pemenuhan nutrisi.

Nutrisi ibu saat melahirkan akan terpenuhi karena tugas pendamping

adalah memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan tubuh ibu yaitu dengan cara

pemberian makan dan minum saat kontraksi rahim ibu mulai melemah.

h. Membantu mengurangi rasa nyeri saat persalinan.

Dengan adanya pendamping maka akan memberikan rasa nyaman dan

aman bagi ibu yang sedang mengalami persalinan karena adanya dukungan

dari orang yang paling di sayang sehingga mampu mengurangi rasa sakit dan

nyeri yang dialami.


27

Ibu yang memperoleh dukungan emosional selama persalinan akan

mengalami waktu persalinan yang lebih singkat, intervensi yang lebih sedikit,

sehingga hasil persalinan akan lebih baik.

8. Faktor Penghambat Peran Pendamping

Bila suami tidak bersedia mendampingi saat proses persalinan, ibu

sebaiknya jangan berkecil hati, mungkin suami tidak tega melihat istrinya

kesakitan, jadi jangan paksa suami karena hal ini berakibat fatal. Kehadiran

suami tanpa tekanan dari luar, pada proses persalinan akan sangat penting dalam

membantu istri terutama jika suami tahu banyak tentang proses melahirkan. Para

suami sering mengeluh betapa tertekannya mereka karena sama sekali tidak tahu

apa yang harus dikerjakan untuk menolong istrinya (Jayanti, 2019).Situasi atau

kondisi dimana suami tidak bisa mendampingi selama proses persalinan seperti:

a. Suami tidak siap mental

Umumnya suami tidak tega, lekas panik, saat melihat istrinya kesakitan

atau tidak tahan bila harus melihat darah yang keluar saat persalinan. Tipe

suami seperti ini bukanlah orang yang tepat menjadi pendamping di ruang

bersalin. Faktor penyebab ketakutan dan kecemasan suami terhadap proses

persalinan menurut Martin, 2008; Sapkota, Kobayashi & Takase, 2010)

diantaranya:

1) Takut dengan ancaman kematian istri dan bayinya

2) Cemas dengan proses persalinan yang penuh tekanan

3) Kurang keyakinan dan percaya diri menjadi pendamping persalinan


28

4) Kurangnya dukungan sosial

b. Tidak diizinkan pihak RS

Beberapa RS tidak mengizinkan kehadiran pendamping selain petugas

medis bagi ibu yang menjalani proses persalinan, baik normal maupun caesar.

Beberapa alasan yang diajukan adalah kehadiran pendamping dapat

mengganggu konsentrasi petugas medis yang telah membantu proses

persalinan, tempat yang tidak luas dan kesterilan ruang operasi menjadi

berkurang dengan hadirnya orang luar.

c. Suami sedang dinas

Apabila suami sedang dinas ke tempat yang jauh sehingga tidak

memungkinkan untuk pulang untuk menemani istri bersalin tentu istri harus

memahami kondisi ini.

C. Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian

Menurut Notoatmodjo (2018), pendidikan adalah suatu kegiatan atau

proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan

tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri.

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Promosi kesehatan mempengaruhi 3 faktor penyebab terbentuknya

perilaku tersebut Green dalam (Notoadmojo, 2018) yaitu :


29

a. Promosi kesehatan dalam faktor-faktor predisposisi promosi kesehatan

bertujuan untuk mengunggah kesadaran, memberikan atau meningkatkan

pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan penigkatan kesehatan

bagi dirinya sendiri, keluarganya maupun masyarakatnya. Disamping itu,

dalam konteks promosi kesehatan juga memberikan pengertian tentang

tradisi, kepercayaan masyarakat dan sebagainya, baik yang merugikan

maupun yang menguntungkan kesehatan. Bentuk promosi ini dilakukan

dengan pendidikan kesehatan, pameran kesehatan, iklan-iklan layanan

kesehatan, billboard, dan sebagainya.

b. Promosi kesehatan dalam faktor-faktor enabling (penguat) Bentuk promosi

kesehatan ini dilakukan agar masyarakat dapat memberdayakan masyarakat

agar mampu mengadakan sarana dan prasarana kesehatan dengan cara

memberikan kemampuan dengan cara bantuan teknik, memberikan arahan,

dan cara-cara mencari dana untuk pengadaan sarana dan prasarana.

c. Promosi kesehatan dalam faktor reinforcing (pemungkin) Promosi

kesehatan pada faktor ini bermaksud untuk mengadakan pelatihan bagi

tokoh agama, tokoh masyarakat, dan petugas kesehatan 16 sendiri dengan

tujuan agar sikap dan perilaku petugas dapat menjadi teladan, contoh atau

acuan bagi masyarakat tentang hidup sehat.

3. Metode Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoadmojo (2018), berdasarkan pendekatan sasaran yang

ingin dicapai, penggolongan metode pendidikan ada 3 (tiga) yaitu:


30

a. Metode berdasarkan pendekatan perorangan Metode ini bersifat

individual dan biasanya digunakan untuk membina perilaku baru, atau

membina seorang yang mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku

atau inovasi. Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena

setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda

sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Ada 2

bentuk pendekatannya yaitu :

1. Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and Counceling)

2. Wawancara

b. Metode berdasarkan pendekatan kelompok Penyuluh berhubungan

dengan sasaran secara kelompok. Dalam penyampaian promosi

kesehatan dengan metode ini kita perlu mempertimbangkan besarnya

kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran.

Ada 2 jenis tergantung besarnya kelompok, yaitu :

1. Kelompok besar

2. Kelompok kecil

c. Metode berdasarkan pendekatan massa Metode pendekatan massa ini

cocok untuk mengkomunikasikan pesanpesan kesehatan yang ditujukan

kepada masyarakat. Sehingga sasaran dari metode ini bersifat umum,

dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan,

status social ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, sehingga


31

pesan-pesan kesehatan yang ingin disampaikan harus dirancang

sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa.

4. Media Pendidikan

Media sebagai alat bantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Alat-

alat bantu tersebut mempunyai fungsi sebagai berikut (Notoadmojo, 2018):

a. Menimbulkan minat sasaran pendidikan

b. Mencapai sasaran yang lebih banyak

c. Membantu dalam mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman

d. Menstimulasi sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan–pesan yang

diterima orang lain

e. Mempermudah penyampaian bahan atau informasi kesehatan

f. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran/ masyarakat

g. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih

mendalami, dan akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik

h. Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.

5. Macam Media Edukasi

Pendidikan kesehatan dapat memanfaatkan berbagai macam media

untuk menyampaikan atau membantu menyampaikan materi pendidikan,

antara lain (Jatmika, 2019):

a. Media cetak : Booklet, Flayer (selebaram), Flipchart (Lembar balik),

surat kabar, majalah, tabloid, jurnal, poster dan foto.

b. Media elektronik : Televisi, radio, video, slide, film strip dan ICT
32

c. Media papan (Billboard)

6. Video Whatsapp

d. Pengertian

Film atau video adalah kerya seni masa kini atau modern

yang merupakan gabungan dari teknologi, elektronik dan optic

yang terus berkembang secepat persaigan pasar (Santoso, 2013).

WhatsApp Messenger atau WhatsApp adalah aplikasi pesan

ponsel dengan basis mirip Blackberry Messenger. WhatsApp Messenger

merupakan aplikasi pesan lintas platform yang memungkinkan kita

bertukar pesan tanpa biaya SMS (Short Message Service) karena

WhatsApp Messenger menggunakan paket data internet yang sama

untuk e-mail, browsing web dan lain-lain. Aplikasi WhatsApp

Messenger menggunakan konerksi internet 3G, 4G atau WiFi untuk

komunikasi data. Dengan menggunakan WhatsApp Messenger, kita

dapat melakukan obrolan online, berbagi file, bertukar foto, video dan

lain-lain (Nurhalimah,dkk. 2019).

e. Kriteria video yang baik

Membuat film atau video yang baik intinya mirip dengan

membuat tulisan yang baik. Dalam penulisan dikenal dengan teknik

4W+1H. Teknik ini dimaksudkan agar tulisan mudah dimengerti.

Berikut adalah penjelasan 4W+1H dalam video:


33

1) What (apa)

Apa yang akan diceritakan atau disampaiakan kepada penonton?

Pilih ceita terbaik, mulai dari judul, karakter dan nama para tokoh

dan sebagainya. Point terpenting adalah tema.

2) When (kapan)

Terkait dengan larat waktu cerita, bisa masa lalu, masa kini atau

masa depan bahkan rangkuman ketiganya.

3) Where (dimana)

Berkaitan dengan tempat yang harus sesuai dengan ide cerita.

4) Who (siapa)

Menjelaskan tentang tokoh yang diperankan atau dimaksudkan

dalam video.

5) How (bagaimana)

Merupakan cara meramu 4W tersebut menjadi sebuah cerita yang

menarik dan membuat penonton tetap berada di tempat duduknya

hingga tayangan selesai (Santoso, 2013).

f. Kelebihan media video

Sebagai sebuah media pembelajaran, video dan film mempunyai

karakteristik yang berbeda dengan media lain, disampaikan oleh

Santoso (2013) bahwa media video atau film memiliki beberapa

kelebihan, antara lain:

1) Dapat menangkap, menyimpan, menyampaikan kembali suatu objek


34

atau kejadian seperti dalam keadaan sebenarnya.

2) Dapat menampilkan kejadian dalam waktu singkat. Peristiwa

sebenarnya bertahun-tahun yang lalu dapat disajikan dalam waktu 2

jam

3) Dapat memanipulasi (menggunakan teknik tertentu) seperti: ukuran,

kecepatan, gerakan, warna, animasi dan sebagainya untuk kejelasan

butir-butir tertentu.

4) Dapat menembus keterbatasan ruang dan waktu atau membawa

dunia ke dalam kelas.

5) Dapat lebih menarik perhatian.

g. Kekurangan media video

Disamping memiliki kelebihan, media audio visual dalam hal ini

video juga memiliki kekurangan sesuai yang dijelaskan Santoso

(2013), diantaranya:

1) Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan

yang diucapkan selagi film diputar

2) Jalan film terlalu cepat, tidak semua orang dapat mengikutinya

dengan baik
35

7. Leaflet

a. Definisi

Leaflet merupakan selebaran yang ukurannya lebih kecil

dibandingkan pamphlet dan memiliki bentuk seperti daun. Pembuatan leaflet

harus memerhatikan beberapa aspek supaya leaflet bermanfaat sesuai

fungsinya. Leaflet adalah salah satu bentuk media promosi kesehatan visual-

aid atau propertis yang bermanfaat untuk memdahkan sasaran untuk

menerima pesan atau informasi. Leaflet membantu agar pesan dapat

tersampaikan pada sasaran dalam proseskegiatan promosi kesehatan yang

dipaparkan secara singkat dan jelas (Notoadmojo, 2014).

Pada dasarnya tujuan pembuatan leaflet yaitu agar pesan atau

informasi dapat disajikan dan diterima sesuai dengan harapan penulis. Ruang

komunikasi dalam leaflet sebaiknya dimanfaatkan secara optimal. Oleh

sebab itu, penerbit leaflet harus mengetahui cara memilih ukuran leaflet, cara

penyajian, memilih kata-kata yang efektif dan mudah dipahami,

menggunakan foto yang dapat menyalurkan maksud dan tujuan, dan mampu

mengolah pesan (Agustina, 2022).

Beberapa kategori leaflet yaitu leaflet persuasif, informatif, dan

direktif. Leaflet dibuat semenarik mungkin sehingga kualitasnya setara

dengan bentuk media pemasaran (marketing) lainnya. Leaflet juga dapat

digunakan untuk keperluan laporan berkala yang bertujuan untuk

memberikan pesan kepada khalayak ramai. Pesan dalam leaflet relatif


36

terbatas karena pada umumnya leaflet memiliki ukuran yang relatif kecil

sehingga hanya dapat menyampaikan pokok permasalahan saja (detail

informasi biasanya tidak tersampaikan dalam leaflet).

b. Tekhnik Pembuatan leaflet

Tekhnik Pembuatan leaflet menurut Agustina (2022) yaitu:

1) Menentukan sasaran

2) Menentukan tujuan

3) Menuliskan isi secara singkat

4) Mengumpulkan subjek yang akan disampaikan

5) Membuat garis besar cara menyajikan pesan

6) Membuat konsep

7) Konsep sebaiknya melalui tes kepada kelompok yang hampir sama

dengan sasaran

8) Memperbaiki konsep dan membuat ilustrasi berdasarkan isi

c. Keuntungan

Keuntungan leaflet adalah tahan lama, mencakup orang banyak, biaya

tidak tinggi, tidak perlu listrik, dapat dibawa kemana-mana, dapat

mengungkit rasa keindahan, mempermudah pemahaman dan meningkatkan

gairah belajar (Notoatmodjo, 2014).

d. Kekurangan

Menurut (Notoatmodjo, 2012) kelemahan leaflet adalah media ini

tidak dapat menstimulir efek suara dan efek gerak serta mudah terlipat.
37

e. Syarat pembuatan leaflet

Menurut Agustina (2022), syarat pembuatan leaflet antara lain

menggunakan bahasan sederhana dan mudah dimengerti oleh pembacanya,

judul yang digunakan harus menarik untuk dibaca, tidak banyak tulisan,

sebaiknya dikombinasikan antara tulisan dan gambar, materi harus sesuai

dengan target sasaran yang dituju.

f. Penyusunan Leaflet

Leaflet sebagai bahan ajar harus disusun secara sistematis, bahasa yang

mudah dimengerti dan menarik. Semua itu bertujuan untuk menarik minat

baca dan meningkakan pengetahuan responden. Sehingga Dalam

penyusunannya leaflet sebagai bahan ajar perlu mempertimbangkan hal-hal

antara lain sebagai berikut:

1) Substansi materi memiliki relevansi dengan kompetensi dasar atau materi

pokok yang harus dikuasai oleh responden.

2) Materi memberikan informasi secara jelas dan lengkap tentang halhal

yang penting sebagai informasi.

3) Padat pengetahuan.

4) Kebenaran materi dapat dipertanggungjawabkan

5) Kalimat yang disajikan singkat, jelas.

6) Menarik responden untuk membacanya baik penampilan maupun isi

materinya.
38

7) Dapat diambil dari berbagai museum, obyek wisata, instansi pemerintah,

swasta, atau hasil download dari internet.

D. Pengetahuan

1. Definisi

Menurut Notoatmodjo (2018), Pengetahuan merupakan hasil tahu

dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian.

2. Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan ini bertujuan untuk mengelompokkan tingkah

laku suatu masyarakat atau individu yang diinginkan, bagaimana individu

itu berfikir dan berbuat. Adapun tingkat pengetahuan menurut

Notoatmodjo (2018), yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai

enam tingkat yaitu:

a Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan


39

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,

tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara

lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan

sebagainya.

b Memahami (Comprhension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasi

materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek

atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang

dipelajari.

c Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks

atau situasi yang lain.

d Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetap masih didalam

satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
40

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti

dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya.

e Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau mengubungkan bagian-bagian didalam bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat

meringkas, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori

atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria yang telah ada.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

a. Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah

mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya.


41

b. Pengalaman

Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri dan

pengalaman orang lain.

c. Informasi

Pengetahuan diperoleh dari sumber informasi baik dari media

cetak, elektronik, maupun petugas kesehatan.

d. Umur

Semakin dewasa seseorang maka kemampuan berfikir abstrak

dan hipotesis seseorang semakin meningkat.


42

E. Kerangka Teori

Bagan 2.1

Kerangka Teori

Proses perubahan
pengetahuan

Faktor prediksi Faktor penguat


Faktor pemungkin
-Sikap Ketersediaan Sikap petugas
-Pengetahuan sumber/fasilitas

Pemberdayaan Training
masyarakat

Edukasi

Media Edukasi:

Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2018) dan Jatmika (2019)


BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal

yang khusus. Oleh karena itu konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak

dapat langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati melalui

konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel (Notoatmodjo, 2018).

Kerangka konsep dalam penelitian ini secara skematis dapat dilihat

sebagai berikut:

Bagan 2
Kerangka Konsep

Edukasi Peran Suami Pengetahuan


Menggunakan Video Suami
Whatsapp Efektifitas Edukasi
Peran Suami
Menggunakan Media
Video Whatsapp dan
Leaflet
Edukasi Peran Suami Pengetahuan
Menggunakan Media Suami
Leaflet

43
44

B. Defenisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur
1. Pengetahuan Segala sesuatu Kuesioner Wawancara Baik, jika skor Ordinal
yang diketahui jawaban
suami mengenai >mean/median
peran suami dalam Kurang Baik,
mendampingi istri jika skor
selama persalinan jawaban
<mean/median
(Arikunto,
2016)
2. Edukasi Pemberian Media Memberikan Diberikan Nominal
Kesehatan pendidikan Audio Penyuluhan 3 x selama 1
dengan video kesehatan pada Viosual melalui video minggu
whatsapp suami ibu bersalin
melalui media
video whatsapp
yang dilakukan
sebanyak 3 kali
yang dikirim dalam
whatsapp group
khusus suami ibu
hamil trimester III
selama 6 hari
3. Edukasi Pemberian Media Memberikan Diberikan Nominal
Kesehatan pendidikan leaflet Penyuluhan Saat Kontak
dengan kesehatan pada melalui Pertama
Media suami ibu bersalin leaflet
Leaflet dengan media
leaflet saat suami
menemani istri
kontrol kehamilan
45

C. Hipotesis

Ha: Media video whatsapp lebih efektif dibandingkan media leaflet terhadap

pengetahuan suami dalam mendampingi istri saat melahirkan di Wilayah

Kerja Puskesmas Paal Lima Kota Jambi Tahun 2023


46

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian True Ekperimental Design dengan

Posttest Only Control Group Design yaitu suatu metode penelitian yang

dilakukan dengan tujuan utama mengetahui efektifitas pemberian edukasi

melalui media video whatsapp dan leaflet terhadap pengetahuan suami dalam

mendampingi istri saat melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Lima Kota

Jambi Tahun 2023.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Lima

Kota Jambi.

2. Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni-Juli tahun 2023.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Notoadmodjo (2018) populasi adalah keseluruhan objek

penelitian atau objek yang di teliti. Populasi dalam penelitian ini adalah
47

seluruh suami ibu primigravida dengan tafsiran persalinan pada bulan Juni -

Juli di Wilayah Kerja Puskesmas Paal Lima Kota Jambi berjumlah 42 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2018). Sampel

dalam penelitian ini adalah terdiri dari.

Penentuan jumlah sampel pada penelitian menggunakan teori yang

dikemukakan oleh Notoatmodjo (2018) dengan rumus sebagai berikut :

N.z2.p.q
n=
d (N-1) + z2.p.q

22 (1,96)2.0,5.0,5
n=
0,05 (22-1) +(1,96)2.0,5.0,5
21,1288
n=
2,0104
n = 13 responden

Keterangan:
n : Perkiraan jumlah sampel
N : Besar populasi
z : Nilai standar normal untuk α = 0,05 (1,96)
p : Perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50%
q : 1 – p (100% - p)
d : Tingkat kesalahan yang dipilih (d = 0,05)

Jadi jumlah sampel yang didapatkan menurut rumus slovin adalah 26

responden. Untuk menghindari terjadinya sampel yang drop out dan sebagai


48

cadangan makan peneliti menambah 10% dari jumlah sampel minimal yaitu

menjadi 30 responden. Maka sampel penelitian ini terdiri dari 15 responden

yang diberikan edukasi dengan media audiovisual dan 15 responden yang

diberikan edukasi dengan leaflet.

Dalam penelitian ini, kriteria sampel penelitian terdiri dari kriteria

inklusi dan eksklusi yang diuraikan sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

1. Kehamilan anak pertama

2. Istri merupakan ibu hamil trimester III

3. Bersedia menjadi responden

4. Kelompok perlakuan dengan video whatsapp memiliki HP android

dan sinyal yang baik

b. Kriteria Eksklusi

1) Suami yang tidak dapat komunikatif

2) Ibu hamil dengan komplikasi/patologis

D. Instrumen Penelitian

1. Jenis Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang

diperoleh secara langsung melalui wawancara pada suami dengan

menggunakan kuesioner. Sedangkan data sekunder adalah data yang didapat


49

dari PMB mengenai data ibu hamil trimester III yang diperlukan dalam

penelitian.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar

kuesioner. Sedangkan untuk edukasi instrument yang digunakan berupa

media video whatsapp dengan menggunakan android serta media leaflet.

3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian media video whatsapp

dan pemberian media leaflet kemudian dilakukan penilaian pengetahuan

suami setelah diberikan edukasi kesehatan.

4. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap Persiapan

1) Mengurus surat izin penelitian

2) Melakukan persiapan alat dan bahan, meliputi alat tulis, kuesioner dan

media penyuluhan.

b. Tahap Pelaksanaan

Melakukan pengumpulan data. Peneliti dibagi menjadi 2

kelompok dengan langkah-langkah pengumpulan data:

1) Kelompok eksperimen

a) Peneliti memastikan responden yang dapat diberikan intervensi

dengan media video whatsapp.


50

b) Peneliti membuat group whatsapp dengan suami ibu hamil trimester

III yang telah menyetujui ikut dalam penelitian.

c) Peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan, manfaat

penelitian, dan aturan-aturan yang harus dipenuhi apabila menjadi

responden.

d) Peneliti membagikan surat permohonan menjadi responden dan

surat persetujuan untuk ditandatangani sebagai tanda bukti bersedia

menjadi responden penelitian.

e) Peneliti melakukan intervensi berupa edukasi pada kelompok suami

dengan media video selama 10 menit yang dikirimkan ke group

whatsapp yang dilakukan selama 6 hari

f) Peneliti melakukan evaluasi akhir atau posttest pada kelompok

suami yang diberikan edukasi dengan video whatsapp untuk

mengetahui pengetahuan responden yang dikumpulkan dengan

menggunakan kuesioner.

g) Peneliti mengecek kelengkapan kuesioner.

2) Kelompok kontrol

a) Peneliti memastikan suami yang bersedia menjadi responden yang

diberikan edukasi dnegan menggunakan leaflet.

b) Peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan, manfaat

penelitian, dan aturan-aturan yang harus dipenuhi apabila menjadi

responden.
51

c) Peneliti membagikan surat permohonan menjadi responden dan

surat persetujuan untuk ditandatangani sebagai tanda bukti bersedia

menjadi responden penelitian.

d) Peneliti melakukan intervensi berupa edukasi pada kelompok suami

dengan menggunakan media leaflet selama 10 menit.

h) Peneliti melakukan evaluasi akhir atau posttest pada kelompok

suami yang diberikan edukasi dengan leaflet untuk mengetahui

pengetahuan responden yang dikumpulkan dengan menggunakan

kuesioner.

i) Peneliti mengecek kelengkapan kuesioner.

c. Tahap Penyelesaian

a. Peneliti memeriksa kelengkapan data setelah dilakukan penyuluhan,

dan post test.

b. Mengolah data hasil posttest pada kelompok suami yang diberikan

edukasi dengan media video whatsapp dan media leaflet.

E. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara manual dengan langkah-langkah sebagai

berikut (Notoatmodjo,2018):

1. Editting

Yaitu merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikandata. Tahap ini

dilakukan pemeriksan kelengkapan, kejelasan dan keikutsertaan.


52

2. Pengkodean data (coding)

Setelah semua koesioner di edit tau disunting selanjutnya lakukan

pengecekan peng “kodean” atau “coding”, yakni mengubah data

berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

3. Pemprosesan data ( Data Entry)

Yaitu menyusun data setelah angket diberikan tanda, kemudian data

ditabulasi dan disajikan dalam bentuk master table yang telah di buat yang

terdiri dari barisan dan kolom

4. Pembersihan data (Cleanig)

Yaitu dilakukan pembersihan data dari kesalahan, apabila terjadi

kesalahan maka dilakukan pembetulan

5. Tabulasi Data

Yaitu data dari hasil penelitian yang diperoleh digolongkan kategori

jawabannya berdasarkan variabel dan sub-sub variabel yang diteliti

kemudian dimasukkan ke dalam tabel. Pengertian tabulasi dalam

pengolahan data disini adalah usaha penyajian data dengan bentuk tabel.

Tabulating merupakan penyajian yang banyak digunakan karena lebih

efisien dan cukup komunikatif.

F. Analisis Data

Analisa data hasil penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Analisis data dilakukan dengan:


53

1. Analisis data Univariat

Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam

bentuk tabel distribusi dan frekuensi yang meliputi gambaran variabel

independen dan variabel dependen.

2. Analisis data Bivariat

Analisa bivariat merupakan analisa yang digunakan untuk melihat

hubungan dua variabel bebas dan satu variabel terikat yang berkorelasi

(Notoatmodjo, 2018). Uji yang digunakan adalah uji t.


DAFTAR PUSTAKA

Agustina. 2022. Promosi, Edukasi dan Advokasi. Jakarta: PT Global Eksekutif


Teknologi.

Arikunto, S. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta

Bakoil. 2021. Dukungan Suami Selama Dan Setelah Persalinan. Jurnal Internasional
Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (IJNMS).

Dinkes Kota Jambi. 2022. Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri Kota Jambi.
Kota Jambi

Mutiara. 2021. Hubungan Pendamping Suami Dengan Kala Dua Lama Pada Ibu
Bersalin. STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Ningsih. 2019. Pengaruh Promosi Kesehatan Menggunakan Media Buklet Terhadap


Peran Serta Suami dalam Mendampingi Persalinan di Puskesmas Simpang
Kanan Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Cehadum

Jehanara. 2021. Pengaruh Edukasi Dalam Upaya Peningkatan Pengetahuan


Perempuan Dan Keluarga Menghadapi Persalinan Di Wilayah Kelurahan
Puskesmas Depok Jaya Tahun 2021. Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Jakarta III

Kholisotin. 2019. Pengaruh Penyuluhan Berbasis Video Whatsapp Tentang


Persalinan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester Iii Di
Puskesmas Klabang Kabupaten Bondowoso. The Indonesian Journal Of Health
Science.

Limbong, Theresia. 2022.Peran Pendampingan Suami Pada Isteri Selama Masa


Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: Media Sains Indonesia.

Munir. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan.Jakarta: Lakeisha.


Mutmainnah. 2017. Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru Lahir. Penerbit Andi.
Jakarta.

Notoadmojo, Soekidjo. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka.


Cipta.

Notoatmodjo, S. 2018. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S., 2014, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

Padila. 2014. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika

SDKI 2017. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017.


http://www.chrl.org/pelatihan-demografi/SDKI.2017
Sriasih. 2018. Penyuluhan Tentang Dukungan Suami Saat Persalinan Menggunakan
Media Leaflet Meningkatkan Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini Di Desa
Dawan Kaler Kabupaten Klungkung. Jurusan Kebidanan Poltekkes Denpasar.

Sumardha. 2020. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Dukungan Suami pada


Proses Persalinan di Puskesmas Perdagangan Kecamatan Bandar Kabupaten
Simalungun Tahun 2020. Jurnal Kebidanan Flora.

Walyani, E.S., dan Purwoastuti, E. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan &. Bayi Baru


Lahir.Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

WHO.2017 Maternal Mortality: World Health Organization

Wijaya, D. E., Wandini, R. and Wardiyah, A. (2014) ‘Effect of the Length of


Assistance Husband in the Delivery Stage II Delima Hospital’, Jurnal
Keperawatan, 13(12), pp. 6–14.

Zulfita. 2020. Peran Suami Mempercepat Proses Persalinan Istri. STIKes


MERCUBAKTIJAYA Padang.
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada yang Terhormat


Calon Responden Penelitian
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi

Kebidanan program sarjana fakultas Kesehatan Universitas Fort De Kock

Bukittinggi akan mengadakan penelitian dengan judul “Efektifitas Pemberian

Edukasi Melalui Media Video Whatsapp Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan

Suami Dalam Mendampingi Istri Saat Melahirkan di Wilayah Kerja

Puskesmas Paal Lima Kota Jambi Tahun 2023”. Penelitian ini tidak akan

menimbulkan akibat yang merugikan bagi anda sebagai responden, kerahasiaan

semua informasi yang diberikan akan dijaga dan digunakan untuk kepentingan

penelitian.

Jika responden menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaannya

untuk menandatangani lembar persetujuan ini. Atas partisipasinya saya

mengucapkan terima kasih.

Peneliti

(Ririn Adriani)
SURAT PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Inisal :

Umur :

Setelah mendapatkan informasi yang cukup, serta mengetahui manfaat dan

resiko menjadi responden dalam penelitian yang berjudul “Efektifitas Pemberian

Edukasi Melalui Media Video Whatsapp Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan

Suami Dalam Mendampingi Istri Saat Melahirkan di Wilayah Kerja

Puskesmas Paal Lima Kota Jambi Tahun 2023”, dengan ini saya menyatakan

bersedia ikut terlibat sebagai responden, dengan catatan bila nantinya merasa

kerugian dalam bentuk apapun saya berhak membatalkan persetujuan ini tanpa

ada sanksi apapun. Saya percaya apa yang saya informasikan dijamin

kerahasiaannya.

Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sebenar-benarnya secara

sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun.

Jambi, 2023
Responden

( )
Efektifitas Pemberian Edukasi Melalui Media Video Whatsapp Dan Leaflet
Terhadap Pengetahuan Suami Dalam Mendampingi Istri Saat Melahirkan di
Wilayah Kerja Puskesmas Paal Lima Kota Jambi Tahun 2023

1. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
2. Pengetahuan Suami
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang pada pilihan
jawaban yang paling benar.
1) Menurut Bapak, apa yang dimaksud dengan pendamping persalinan ?
a. Orang yang membayar biaya persalinan.
b. Orang yang mendampingi ibu bersalin dan memberikan bantuan yang
dibutuhkan saat persalinan.
c. Orang yang datang dan menjenguk yang bersalin
2) Apa fungsi seorang pendamping persalinan ?
a. Membantu mengeluarkan bayi
b. Memberi dorongan dan keyakinan ibu pada proses persalinan.
d. Melarang bidan menyakiti istri nya
3) Seorang pendamping persalinan dapat menghitung kontraksi yang bertujuan
untuk membantu ibu.........
a. Mengetahui kemajuan persalinan
b. Menenangkan pikiran dan rileks.
c. Melahirkan lebih cepat
4) Jika menemukan gejala-gejala atau sakit pada saat ibu bersalin, apa yang
sebaiknya bapak lakukan?
a. Membiarkannya, karena akan segera baik kembali.
b. Memberikan kata-kata “sabar” dan membantu mengusap pada bagian
yang nyeri
c. Melaporkannya kepada bidan, perawat atau dokter.
5) Dalam mendampingi proses persalinan, dukungan yang baik diberikan pada
ibu adalah..........
a. Dukungan fisik
b. Dukungan fisik dan emosional
c. Dukungan emosional
6) Bentuk dukungan fisik yang dapat diberikan suami selama proses persalinan
adalah..........
a. Menghapuskan keringat ibu, memegang tangan, memberikan pijatan,
mengelus perut ibu dengan lembut
b. Membantu memberikan dorongan spiritual seperti berdoa
c. Memberi ibu dorongan untuk mengedan
7) Bentuk dukungan emosional yang diperlukan istri selama proses persalinan
adalah..........
a. Memberi informasi pada ibu tentang kemajuan persalinan
b. Membantu memberikan dorongan spiritual seperti berdoa
c. Memarahi ibu disaat ibu merasakan nyeri
8) Peran suami dalam memberikan biaya untuk persalinan termasuk peran suami
dalam…
a. Peran Emosional
b. Peran Informasional
c. Peran Instrumental
9) Faktor apa yang dapat mempengaruhi baiknya peran suami dalam
mendampingi istri selama bersalin…
a. Faktor pengetahuan
b. Faktor pekerjaan
c. Faktor motivasi suami
10) Apa faktor penghambat yang membuat suami tidak dapat mendampingi ibu
selama bersalin…
a. Persalinan kedua
b. Mental suami yang belum siap
c. Masalah ekonomi
11) Dukungan suami pada istri bermanfaat untuk.........
a. Menenangkan ibu
b. Menyakiti ibu
c. Mencemaskan ibu
12) Bantuan apa yang dapat bapak berikan agar istri nyaman dalam bersalin?
a. Membantu istri berjalan-jalan di halaman
b. Membuka pintu dan jendela agar dapat dilihat orang
c. Membantu istri berdiri, duduk, dan berganti posis
13) Memberikan perhatian pada istri pada proses persalinan dilakukan dengan
cara........
a. Menyentuh dan memeluk istri dengan belaian kasih sayang.
b. Memeluk istri sepanjang proses persalinan
c. Mengajak istri terus bercerita dan mengobrol
14) Menurut Bapak, bagaimana sebaiknya memberikan informasi pada ibu
tentang persalinan yang sedang berlangsung........
a. Tidak perlu diberitahu
b. Diberitahukan setelah persalinan selesai
c. Memberikan informasi yang benar tentang proses persalinan.
15) Menurut Bapak, yang tidak boleh dilakukan oleh seorang pendamping
persalinan yaitu.........
a. Mengajari istri menarik nafas / mengedan
b. Memberi semangat pada istri
c. Menceritakan tentang persalinan yang sakit

Anda mungkin juga menyukai