Anda di halaman 1dari 1

Di suatu sore, beberapa anak bermain layang-layang.

Salah satu layangan berkata, "Aku kesal, aku mau terbang tinggi, se-tinggi�nya
tanpa ada yang menahan, tapi kenapa aku harus di ikat dengan benang ? Aku jadi
tidak bisa terbang dengan bebas !!"

Angin pun lalu bertiup kencang...


"Anginnya kencang, aku akan mendekati layangan lain, supaya benangku bisa putus.
Nanti aku dapat terbang tinggi & bebas lepas!"

Maka dengan dorongan angin, si layang-layang itupun berusaha mendekati layangan


lainnya, membiarkan benangnya bergesekan dengan benang mereka.

Sesaat kemudian, benangnya putus...


"Sekarang aku bisa terbang semauku, naik tinggi sesukaku."

Tapi kemudian, apa yg terjadi ?

"Kenapa ini ? Kok aku jatuh ?� �krosaaak...

Layangan itu jatuh & tersangkut di atas pepohonan.


"Aku tersangkut... kenapa begini ? Bukannya terbang tinggi, aku malah tersangkut di
pepohonan".
"Sekarang aku tau, justru karena aku terikat benang, maka aku tetap bisa melayang
di udara. Ternyata benang itu yang membuat aku bisa tetap terbang..."

Pada dasarnya hati manusia itu seperti layang-layang yang ingin hidup bebas sesuka
hati, tanpa peduli nasihat & didikan.

Sering kita berpikir bahwa nasihat & didikan adalah sesuatu yang mengekang. Padahal
kedua hal itu sebenarnya sama seperti benang pada layangan, "Itulah yang membuat
kita tetap TERBANG & BERHASIL �!!"

Saat hati kita akan membuat pilihan yang salah, benang 'nasihat & didikan' menarik
kita untuk tetap ada di jalan yang benar.

Saat hati mulai sombong karena ada di puncak keberhasilan, benang 'nasihat &
didikan' menarik kita kembali untuk rendah hati.

Janganlah pernah bosan dengan didikan dan nasihat.

Anda mungkin juga menyukai