Di sore hari yang cerah, tahun 2015, angin bertiup kencang. Terlihat seorang
anak yang bersemangat menunggu kedatangan layangan yang akan putus. Anak itu
adalah saya. Ketika saya masih kecil, saya sering melihat layangan di langit-langit
kota kami. Layangan adalah permainan yang sangat populer di lingkungan kami.
Setiap akhir pekan, anak-anak dari berbagai usia akan berkumpul di lapangan
terbuka untuk mengejar layangan mereka.
Pada suatu hari, ayah saya memberi saya sebuah layangan kecil yang dia buat
sendiri. Layangan itu memiliki warna-warni yang indah dan bentuk yang unik. Saya
sangat senang dengan hadiah itu dan langsung ingin mencobanya. Tapi, ketika saya
pertama kali mencoba mengibarkan layangan itu, saya merasa frustrasi. Layangan
saya terus-menerus jatuh ke tanah. Saya melihat teman-teman sebaya saya sudah
berhasil terbangkan layangan mereka dengan baik, sedangkan saya masih berjuang.
Ayah saya melihat kekecewaan saya dan berkata, "Jangan menyerah begitu
saja, nak. Membuat layangan terbang itu butuh kesabaran dan ketekunan. Setiap kali
layangan jatuh, itu adalah peluang untuk belajar." Dia kemudian duduk bersama saya
dan memberi tahu saya beberapa trik untuk membuat layangan terbang lebih baik.
Saya pun mencoba lagi dan lagi. Layangan saya masih sering jatuh, tetapi
saya tidak menyerah. Saya terus berjuang untuk memahami cara mengendalikannya.
Setiap kali saya gagal, saya belajar dari kesalahan saya. Saya mengatur tali dengan
lebih baik, mencoba berbagai sudut angin, dan berlatih terbang layangan setiap hari.
Kabar buruknya telapak kaki saya tertusuk pecahan kaca sehingga terluka
dan mengeluarkan darah yang cukup banyak. Walau telah dicuci, darah masih tetap
keluar dari telapak kaki. Sampai di rumah, orang tua sayang membawa saya ke
rumah sakit. Penolakan sudah saya berikan karena ketakutan jika nantinya harus
dijahit, namun karena darah yang keluar tidak berhenti maka dengan sangat terpaksa
akhirnya saya dibawa ke rumah sakit. Syukur lukanya tidak harus dijahit, namun
luka itu masih meninggalkan bekas sampai sekarang.
Pengalaman ini mengajarkan saya arti dari kata "berjuang." Saya belajar
bahwa ketika kita berjuang untuk mencapai sesuatu, itu tidak selalu mudah. Tapi
dengan kesabaran, ketekunan, dan semangat untuk terus belajar dari kegagalan, kita
bisa mencapai tujuan kita. Saya juga belajar bahwa ketika kita berhasil mencapai
sesuatu yang kita perjuangkan, rasanya jauh lebih manis. Pengalaman itu tidak hanya
mengajarkan saya tentang layangan, tetapi juga tentang kehidupan. Saya belajar
untuk tidak menyerah ketika menghadapi kesulitan, melainkan terus berjuang untuk
mencapai apa yang saya inginkan. Saya belajar untuk mempertimbangkan segala
kemungkinan sebelum mengambil tindakan Itulah pelajaran berharga yang saya
bawa dari masa kecil saya dan yang masih saya terapkan dalam kehidupan saya
hingga hari ini.