Anda di halaman 1dari 24

AUTOBIOGRAFI

Larva :
Seluk-Beluk Kehidupan
Larva :
Seluk-Beluk Kehidupan

Ini bukan buku biologi...


Ini juga bukan buku metamorfosis tentang ulat, kepompong,
kupu-kupu...
Apalagi buku kumpulan bank soal ujian nasional...

Bukan!

Buku ini hanyalah tentang metamorfosis seorang manusia


yang masih menjadi larva. Kecil, mungil, dan selalu
tersangkut di atas pohon. Tak tahu rasanya terbang dan
menjadi dewasa. Secuil penafsiran kehidupan larva dengan
metamorfosisnya.
Kata Pengantar

Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas


rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas autobiografi ini
dengan lancar walaupun terkejar deadline yang amat mencekik. Saya
pribadi berterimakasihlah kepada Bu Emil yang membimbing saya
dengan tak jemu-jemu hingga dapat menyusun autobiografi ini. Tak
lupa saya bersyukur kepada Tuhan Yesus karena atas karunia-Nya
saya dapat melalui kehidupan hingga sekarang ini.
Adapun tujuan dari autobiografi ini yaitu sebagai bahan evaluasi
bagi diri saya sendiri serta untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.
Saya berharap dengan selesainya penulisan autobiografi dapat
meluluskan nilai akademis dan juga berguna bagi pembaca sekalian.

Jakarta, Desember 2023

Clairine Jane
DAFTAR ISI

Menetas................................... 1
Aeolion.................................... 3
Elegi......................................... 8
Larva dan Kehidupan............. 10
Wabah Larva.......................... 13
Kepompong?........................... 16

Ini L
arva
kita
?
2006 Bagian Pertama

Menetas
Larva menetas di hari Rabu!

-C w i
th Fr i
ends
Semua anak pasti pernah menangis. Terlebih saat baru dilahirkan ke
dunia. Sebenarnya mengapa bayi menangis sewaktu lahir? Apakah
merasa sedih karena kehidupan mereka di dalam janin sudah berakhir?
Atau karena keasingan dan atmosfer yang baru pernah mereka rasakan?
Walau banyak hal yang aku pertanyakan tetap saja jawabannya adalah
bentuk dari adaptasi mereka terhadap lingkungan baru.
Bayi menangis itu normal. Bayi tidak menangis baru yang tidak
normal. Jangan salah kaprah teman-teman, bukan berarti aku tidak
menangis sewaktu bayi. Lebih dari itu, aku adalah seorang bayi yang
menangis paling kencang diantara bayi-bayi lain yang lahir bersamaan
dengan aku. Sampai-sampai para ibu-ibu di ruang pesalinan menyangka
aku adalah anak lelaki. Padahal pada kenyataannya aku adalah wanita
tulen.
Pada tanggal 12 Juli 2006 dihari rabu saat Adzan Maghrib bayi
perempuan bernama Clairine Jane Babyca Candra lahir ke dunia dengan
sehat berdasarkan berat badannya sebesar 3,6 kilogram. Termasuk besar
untuk ukuran bayi-bayi pada umumnya.

Nangis mulu!

3,6 kg??

Pipinya
gemes

Anak laki-laki?

2
agian Kedua
B

/Kemampuan angin mengikis pasir/

Kok Ririn ngompol?

Ih ngompol!
Terik memang terik. Kapan Jakarta tidak pernah terik? Aku teringat pada
saat itu aku berusia hampir lima tahun. Aku bersekolah tak jauh dari rumah,
namanya TK Budi Mulia yang di Gunung Sahari itu. Tetapi namanya
kebiasaan buruk sulit diubah. Semua guru memberiku slogan, "Rumah jauh
datang ketika ayam berkokok yang rumahnya dekat datang ketika ayam
tidur." Tandanya kebiasaan telatku datang saat aku masih diusia belia.
Lepas dari itu semua, aku senang bisa bersekolah di Budi Mulia meski
pernah dimusuhi oleh anak perempuan di sana, akan tetapi aku masih
memiliki teman cowok yang senantiasa mengajak aku bermain. Kami
bermain pasir dan mengikis pasir dengan jari mungil kami. Meniup-niup dan
menghempaskannya ke udara menjadi serpihan pasir. Kebetulan di Budi
Mulia ada pasir-pasir maka kami bermain dengan riang gembira. Aku,
Michael, Justin, dan Brandon siap membuat istana pasir kami sendiri.
Setelah bersenang-senang bermain, tiba-tiba aku terpeleset dan jatuh.
Lututku lecet terkena kerikil yang menggores. Justin yang awalnya
mengajakku mulai merasa bersalah.

"Rin, gara-gara aku... Kamu... "


"Iya, ini gara-gara kamu! Aku bilangin ah!"

Setelah aku mengatakan itu, ia menangis tersedu-sedu bertepatan dengan


aku yang merintih kesakitan.

4
Pada tahun 2012 ketika lulus dari taman
kanak-kanak, aku memutuskan untuk
bersekolah di SD Fransiskus 1 yang
letaknya lebih dekat lagi dari rumah
ketimbang Budi Mulia. Dan disanalah aku
bertemu berbagai macam teman dari suku,
agama dan ras. Salah satunya adalah
Calista. Ia memiliki latar belakang yang
berbeda. Aku adalah suku Tionghoa
sedangkan dia berasal dari suku Batak.
Terkadang aku salut dengan
kesabarannya dalam menghadapi
masalah. Ada berbagai masalah dalam
hidupnya, tetapi tidak membuatnya patah
semangat. Apalagi menganggu dalam
pelajarannya. Dia tekun, kerja keras, dan
pemurah.
Pernah suatu saat, ketika aku berkonflik
dengannya, aku menyakiti fisik dan
batinnya. Tetapi kamu tahu apa yang
dilakunnya? Dia marah. Tapi hebatnya
tidak menutup pintu maaf bagi orang lain.
Aku merasa harus belajar banyak darinya
yang pemurah. Sikap seperti itu jarang
ditemui dihampir seluruh teman yang aku
jumpai.

5
Bertepatan di tahun 2018 pada
akhirnya aku menyelesaikan studiku
di SD Fransiskus 1 dengan hasil
memuaskan. Kendati pun banyak
yang nilainya jauh lebih bagus, tetapi
aku dapat meraih lima besar dari total
perolehan nilai ujian nasional.
Sungguh senang bahwa apa yang kita
pelajari dapat membawakan hasil.
Saat itu pembagian pengumuman
dilangsungkan di Bandung. Kami
mengadakan perpisahan tanpa
menginap karena keputusan guru dan
komite. Meskipun tidak diadakan
dengan megah, kami tetap senang.
Apalagi dapat berjalan-jalan bersama
melihat ikan, makan gulali, dan
bermain wahana yang mengasyikkan
sembari berceloteh tanpa henti di bus.
Pembaca budiman, mari ku
perkenalkan dengan teman SD ku ini.
Ada Calista, Jocelin, Melanie, dan
Olin. Aku juga memiliki sahabat lama
di SD tetapi pada saat ini hubungan
kami tidak terlalu dekat. Mari ku
perkenalkan agar jelas, namanya
Samantha, Chelsea, dan Michelle.
Nahasnya hubungan persahabatan
kami berhenti semenjak 4 SD.

6
"People can change every
hour, every minute, evey
second. "

7
Bagian Ketiga
Elegi - Puisi Kesedihan dan Kehilangan

Daun-daunan berserak
Suaranya memekik serak
Air mata turun mendesak
Hingga lupa henti sejenak

Tidak boleh ada kesedihan di dunia,


itu katanya…
Hilang, hilang, tak akan ada duanya
Terlampau jauh perginya menembus
skala..
Tersisa puing-puing kenangan amerta
di dada..

Pasokan udara menipis


Terbang hilang bebas

Hampa… Hampa… senyap dunia


sekarang
Kesedihan sirnalah tolong

8
Pernahkah kalian merasa kehilangan? Sebagian
orang pasti pernah kehilangan dengan berbagai
peninggalan luka tak kasat mata. Dalam perjalanan
menuju kepompongku ini, aku pernah mersakannya.
Mari beralih ke beberapa bulan sebelum kelulusan
sekolah dasarku.
Dibulan Juni aku kehilangannya. Adikku satu-
satunya yang tumbuh bersama denganku. Rasa asing
yang pernah hadir dalam hidupku setelah kematian
nenek kembali lagi. Pada saat itu aku masih belum
bisa menerima fakta tersebut dan emosi apa yang akan
aku berikan saat melalui ini semua. Rasanya seperti
mimpi di siang bolong, aku harus kehilangan
seseorang lagi. Berbagai kenangan yang terputar
dalam kilasan ingatan kehidupan hadir lagi saat
mengetahui kabar tersebut. Aku menyadari sesuatu
kekuranganku. Aku tidak benar-benar menjadi kakak
yang baik. Melainkan aku adalah kakak yang
pemaksa, iri hati, serakah. Jauh dari manusia yang
bisa disebut rumah. Kecewa rasanya tidak menjadi
versi terbaik untuk orang yang disayang.
Padahal harapan yang dapat ku bangun bersamanya
adalah mungkin saja kita akan menjadi orang sukses
bersama atau bisa saja aku dapat memerankan
peranku sebagai kakak yang bertanggung jawab
setelah aku sudah beranjak ke masa remaja
(kepompong). Tetapi kita hanya manusia yang bisa
berencana bukan?

9
LARVA DAN Kehidupan
Menuju tahun 2019 banyak hal terjadi. Pada saat itu, aku sudah naik ke
kelas SMP dengan suasana dan beberapa teman baru. Aku kembali
bersekolah di SMP Fransiskus 1 dan banyak teman SD yang bersekolah
kembali saat SMP. Maka dari itu, suasana di sekolah terasa tidak terlalu
asing dan menyenangkan.
Di kelas tujuh, aku kembali berteman dengan Calista dan Melanie. Aku
juga menemukan teman baru bernama Grace, perempuan Batak yang
selalu ceria dan bersemangat. Pertemuan kami tidak terlalu spesial. Kami
bertemu saat eksul basket yang pada waktu itu tidak menginginkan kami
berdua untuk bermain karena ketidakpiawaian kami dalam bermain basket
secara berkelompok. Banyak hal yang kami bahas, hobi, sinetron kesukaan
bahkan kami juga memiliki sebagian hal yang sama. Semenjak itulah Grace
masuk ke dalam kelompok pertemanan kami.
Beberapa waktu kemudian setelah Grace, aku berkenalan dengan anak
baru bernama Fitri. Itu pun karena Melanie yang mengajaknya ke dalam
kelompok kami. Setelah mengenalnya aku mulai paham bahwa Fitri
memang anak yang tergolong berbeda. Sangat berbeda. Dari hal
tersebutlah beberapa anak kerap bermain-main dengan Fitri. Akan tetapi
sebelum hal itu terjadi beberapa kali Grace sudah membeli nasihat untuk
Fitri. Bahwa sebenarnya perbuatan mereka bukan perbuatan baik.

11
Di lain kesempatan aku mendapatkan pengalaman yang unik dan
berbagai hal yang menarik. Di waktu inilah ada sedikit bakat yang
terpancar. Dikarenakan tugas di SMP lebih mengalami improvisasi
dibanding SD, aku jadi sering mendapatkan tugas presentasi. Ketika
presentasi, para guru suka dengan presentasi yang aku jabarkan. Aku
terlihat pintar, memiliki integritas, dan kepercayaan diri.
Lalu ada guru yang pernah menawarkan aku untuk mengikuti
Olimpiade IPS, tapi aku tolak. Aku yakin seratus bahkan seribu persen
aku tidak akan lolos dibabak penyisihan. Hingga sekarang pun aku
tidak pernah mengikuti olimpiade itu sama sekali.
Tapi aku tidak kehilangan kesempatan. Ketika aku ekskul musik aku
juga diberi kesempatan untuk bermain angklung sambil membaca puisi
dimana saat itu pilihan Romo Jhon dalam memilih aku sebagai
perwakilan penampilan ekskul membuahkan hasil. Tatkala itu acara
selesai, aku tetap dibukakan kesempatan untuk diriku sendiri. Aku lagi-
lagi mencoba untuk tampil bersama temanku Calista dalam membuat
musikalisasi puisi. Kebetulan Calista mahir sekali bermain piano.
Ketika mendengar lantunan tuts piano, hatiku bergetar. Aku
merasakan perpaduan pas diantara kita berdua.
Waktu karyawisata kami mengajukan diri untuk ikut sebagai
perwakilan penampilan kelas. Seperti yang sudah disusun aku akan
menampilkan musikalisasi puisi. Di tengah banyaknya penampilan
mulai dari dance, bernyanyi, hingga membaca puisi, aku dan Calista
membawa sesuatu yang berbeda. Biarpun ada kakak kelas yang ikut
tampil dengan bakat yang baik tapi setelah kami tampil semua pujian
banjir terhadap kami. Aku dihargai oleh guru-guru dan dipuji juga oleh
beberapa orang tua yang hadir. Aku senang bukan kepalang.

12
Menjelang tahun 2020, dunia tengah dilanda Covid-19. Pasti
kalian berpikir mungkin tidak akan ada hal yang menarik pada
masa pandemi. Tapi nyatanya aku menemukan hal yang patut
disyukuri dalam kondisi wabah seperti ini. Salah satu yang paling
aku ingat adalah menjadi MC dalam acara zoom yang diadakan
sekolah dan OSIS. Diberi kepercayaan menjadi MC dibeberapa
event penting sekolah termasuk kegiatan OSIS walau aku juga
bukan OSIS. Banyak hal yang dapat diambil ketika menjadi MC,
bagaimana cara untuk menyampaikan hal dengan baik hingga
membaca rundown sebaik mungkin kemudian menghapalkannya
dalam satu jam saja. Pengalaman itu menjadi pengalaman berarti
bagi perkembangan diriku.
Selain menjadi MC, aku diberi kesempatan untuk jadi
perwakilan sekolah dalam menyambut petugas dinas yang mampir
ke sekolah pada saat pandemi. Tidak hanya menyambut tapi aku
diberi kesempatan untuk membaca puisi di depan mereka. Tidak
berjalan mulus karena kurangnya persiapan. Tapi diluar itu semua
aku bersyukur bisa dipercaya untuk melakukan hal lebih. Hal ini
hal yang biasa bagi pembacaku yang budiman, tapi bagiku ini
adalah hal yang patut disyukuri selain bisa menambah wawasan
aku pun jadi lebih percaya diri.

14
Agustus 2020
Sudah enam bulan kami terlanda wabah mengerikan. Bagi larva sepertiku
yang beranjak menjadi kepompong ini merupakan hal yang tak ku senangi
karena banyak hal yang direncanakan sebelumnya berubah dan rutinitas
yang biasa dilakukan harus dilakukan secara online. Sial, bahkan aku belum
merasakan ketenaran sebagai seorang siswi. Aku belum menjelajah dunia
yang sebenarnya.
Tapi karena pandemi inilah justru aku banyak mengikuti lomba. Pertama
kali aku mengikuti lomba pidato kemerdekaan dan menang. Walau hanya
mendapatkan juara dua tapi aku amat sangat bersyukur. Hadiahnya berupa
pulsa untuk top-up. Nice.
Kedua, aku mengikuti lomba membuat logo yayasan. Di masa pandemi
aku suka menonton channel desain Rio Purba. Aku berkumandang dalam
hati. Desaign graphic is my passion! Ternyata aku kalah setelah itu.
Sebabnya aku masihlah pemula yang tak tahu cara membuat sebuah logo
yang unik.
Ketiga, aku mengikuti lomba di sekolah lain. Lomba poster dengan tema
Corona yang membuatku harus putar otak untuk membuatnya menjadi
unik. Ketika pengumuman diumumkan hasilnya aku meraoh juara dua. Aku
lagi-lagi juara dua. Tapi aku tetap senang. Karena kita harus bersyukur.

15
Bagian 6
- Kepompong? -

Kezia birthday -17 Nov 2006


Masa di SMA adalah masa yang sangat
disayangkan bila diingat karena pandemi
mulai menguncang dunia. Sehingga para
murid ditahun ajaran baru tidak dapat
menikmati menjadi murid SMA seutuhnya.
Ket
emu Pada penghujung akhir semester dua di kelas
lagi
di ulta 10, akhirnya kami dapat belajar tatap mukadi
hM
elan
ie SMA Fons Vitae 1. Bohong jika aku tidak
malas karena terbiasa nyaman PJJ

Aku merasa sudah berada difase kepompong menuju kupu-kupu


(dewasa) karena aku sudah SMA. Banyak hal yang terjadi di SMA dan
banyak hal yang aku coba salah satunya ikut dalam lomba puisi di
Penabur. Aku kalah lagi. Coba lagi di sekolah mengikuti lomba puisi.
Kalah. Memang takdirku bukan di puisi kali ya? Selalu gagal. Lomba
ini dan itu kalah. Dalam pertemanan pun kadang amu kalah. Ketika
banyak orang yang mempunyai banyak teman justru aku tidak!
Temanku benar-benar sedikit. Bahkan banyak orang yang asing
bagiku. Bagiku ini patut disyukuri karena masih diberikan teman yang
baik.
Hari-hari berlalu tak terasa sudah kelas sebelas. Di bulan Oktober,
kami semua mengadakan live in ke Subang. Pertama kali ke
Universitas Indonesia tempat mimpi para calon mahasiswa terbuka
lebar karena reputasinya yang bagus. Kami berfoto bersama. Sorenya
kami berjalan hingga sampai di desa Cisaat. Desa itu merupakan desa
di Subang. Di sana aku mengenal banyak hal yang baru dan
mendaoatkan pelajaran baru. Gembira karena dapat melakukan
pengalamab baru bersama teman-temanku. Walau pada saat itu aku
sedang sakit maag.

17
Di hari selanjutnya aku pergi bersama
teman-teman dari IPA. Sebagai anak IPS
perlunya sosialisasi dengan orang lain.
Aku diajak oleh temanku untuk ikut
bermain bulutangkis. Setelahnya kami
pergi ke MKG dan makan bersama serta
Mkg
202
2
menghabiskan hari kami dengan puas di
mall. Aku tahu ini hal paling tidak
penting untuk pembacaku yang budiman
ini. Kisah tanpa bumbu-bumbu
kesuksesan dan dramatisir. Meskipun
tidak begitu terlihat, aku sangat menyukai
pertemanan dengan mereka

Kami berlari kesana-kesini. Lalu menyeka keringat kami


akibat bermain bulutangkis. Aku pikir hal ini tidak seru
ternyata asyik juga ya? Biasanya aku di dalam rumah
menyindiri dan tidak suka sekitar. Meski terlihat bawel, aku
tidak merasa ikatan batin pertemanan dengan teman-temanku.
Tapi mungkin saja menjadi teman baik sudah cukup.
Sebenarnya banyak hal yang hendak aku ceritakan
Mungkin akan kubiatkan cerita lain dikesempatan
berikutnya.

iso
#min
18
Kata Penutup

Saya tahu banyak kekurangan dari autobiografi ini. Saya sadar


banyak hal yamg terasa seperti tidak ada faedah dan eksistensinya
Apa daya saya hanyalah manusia yang kosong yang tak memiliki
banyak pengalaman. Tapi banyak hal yang belum sempat saya
sampaikan karena keterbatasan waktu. Jika kalian masih penasaran
dengan diri saya, semoga kita bisa bertemu di catatan berikutnya.
Maaf jika cerita saya tidak sesuai dengan ekspetasi yang anda mau.
Atas perhatian dari para pembaca saya ucapkan terimakasih. Last
word dari saya jangan lupa doakan saya agar nilai saya KKM.

Tertanda,

Penulis

Anda mungkin juga menyukai