Anda di halaman 1dari 13

Manajemen Risiko Pada Usaha Agribisnis

(Studi Kasus Di Hidroponik Cipacing)

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Risiko


Dosen Pengampu : Drs. Deddy Supriyadi, M.Sc

Disusun Oleh :
Dimas Soleh Baihaqi C2200006
Annisa Alya Yasmin C2200017
Nur Witri Shofi C2200022
Cici Lestari C2200041

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KOPERASI INDONESIA
JATINANGOR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul "Manajemen Risiko Pada Usaha Agribisnis (Studi Kasus Di Hidroponik
Cipacing)". Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah manajemen risiko.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,


namun kami berharap dapat memberikan informasi dan wawasan yang bermanfaat
bagi pembaca, khususnya bagi mereka yang tertarik dengan manajemen risiko
pada usaha agribisnis ini. Kami juga ingin menyampaikan terima kasih kepada
dosen pengampu dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif bagi
perkembangan koperasi di Indonesia, khususnya dalam era revolusi industri
keempat yang sedang berlangsung saat ini.

Jatinangor, 27 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................................. 2

BAB II PENDEKATAN TEORI ........................................................................ 3


2.1 Teori Risiko .................................................................................................... 3
2.2 Teori Manajemen Risiko ................................................................................ 3
2.3 Teori Agribisnis .............................................................................................. 3
2.4 Teori Risiko Agribisnis .................................................................................. 4
2.5 Teori Manajemen Risiko Agribisnis .............................................................. 4

BAB III PROFIL PERUSAHAAN ...................................................................... 5


BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................... 6
4.1 Sumber Risiko ................................................................................................ 6
4.2 Strategi Pengendalian Risiko .......................................................................... 7

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 9


5.1 Simpulan......................................................................................................... 9
5.2 Saran ............................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi masyarakat


Indonesia. Sektor pertanian sebagai sumber penghasilan bagi beberapa
masyarakat, karena sebagian besar kawasan Indonesia merupakan lahan
pertanian. Namun saat ini lahan pertanian yang produktif semakin sempit, hal
ini disebabkan oleh perilaku dan ketidaksadaran manusia yang secara terus
menerus mengubah lahan produktif menjadi alih fungsi non-pertanian seperti
industri dan perumahan. Seiring berkurangnya lahan produktif, perlu
melakukan upaya oleh masyarakat yaitu bercocok tanam dengan hidroponik.
Hidroponik adalah lahan budidaya pertanian tanpa menggunakan
media tanah, sehingga hidroponik merupakan aktivitas pertanian yang
dijalankan dengan menggunakan air sebagai media untuk menggantikan tanah.
Sehingga sistem bercocok tanam secara hidroponik dapat memanfaatkan lahan
yang sempit. Pertanian dengan menggunakan sistem hidroponik memang
tidak memerlukan lahan yang luas dalam pelaksanaannya, tetapi dalam
bisnis pertanian hidroponik hanya layak dipertimbangkan mengingat dapat
dilakukan di pekarangan rumah, atap rumah maupun lahan lainnya. Beberapa
keunggulan sistem hidroponik dibandingkan sistem konvensional menurut
(Prihmantoro dan Geraldine, 1999 dalam Kaunang, Melsje, dan Ribka, 2016)
yaitu sistem hidroponik memiliki lingkungan kerja lebih bersih dan steril,
nutrisi dan air pada tanaman lebih efisien, pemberian takaran nutrisi lebih
sesuai, serangan gulma tidak ada, hama dan penyakit sedikit, pertumbuhan
tanaman lebih terkontrol, kualitas dan kuantitas tanaman baik, lahan yang
dibutuhkan sedikit, dan nilai jual produk tinggi.
Hidroponik Cipacing merupakan salah satu bisnis pertanian
hidroponik yang berada di Dusun Bojong Desa Cipacing, Kecamatan
Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Hidroponik ini sudah berdiri sejak tahun
2019 lalu dan sampai saat ini sudah memiliki pasar yang cukup luas.
Setiap kegiatan dalam suatu usaha akan selalu menghadapi
berbagai macam risiko. Begitu juga dengan usaha hidroponik Cipacing.
Dalam proses usahanya masih terdapat risiko yang terjadi sehingga dapat
menimbulkan masalah. Risiko akan selalu datang karena adanya
ketidakpastian yang sebelumnya tidak dapat diprediksi sehingga terjadi
kerugian dalam usahanya. Oleh karena itu, dibutuhkan manajemen risiko

1
untuk mengidentifikasi dan mengendalikan risiko pada kegiatan usaha
hidroponik Cipacing.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah


penting sebagai berikut :
1. Apa saja risiko yang dihadapi usaha hidroponik Cipacing?
2. Bagaimana strategi pengendalian risiko dalam usaha hidroponik
Cipacing?

1.3 Tujuan

1. Mengidentifikasi risiko yang dihadapi dalam usaha Hidroponik


Cipacing.
2. Mendeskripsikan strategi pengendalian risiko dalam usaha Hidroponik
Cipacing.

2
BAB II
PENDEKATAN TEORI

2.1 Teori Risiko

Menurut Kountur (2004) Risiko merupakan suatu keadaan berupa


ketidakpastian yang dihadapi oleh seseorang ataupun perusahaan dengan
dampak yang bersifat kerugian (Baroroh, 2021). Menurut Darmawi (2016)
sumber risiko dapat dikategorikan menjadi 3 jenis yaitu :
1. Sumber risiko fisik, berkaitan dengan fenomena alam serta kesalahan
manusia. Contoh dari risiko fisik adalah kebakaran, tanah longsor dan
banjir.
2. Sumber risiko sosial, berkaitan dengan masyarakat atau tindakan
orang-orang yang menyebabkan penyimpangan sehingga
menyebabkan kerugian dan tidak sesuai dengan harapan. Contoh dari
risiko adalah pencurian.
3. Sumber risiko ekonomi, berkaitan dengan perusahaan yang juga dapat
dirasakan oleh masyarakat. Contoh dari risiko ekonomi adalah
fluktuasi harga dan inflasi yang menyebabkan daya beli uang
mengalami kemerosotan.

2.2 Teori Manajemen Risiko

Risiko berhubungan dengan suatu kemungkinan terjadinya kerugian


yang berakibat buruk dan kehadiranya tidak terduga sehingga perlu dilakukan
manajamen risiko (Darmawi dalam Baroroh, 2021). Menurut Djojo Soedarso
(2003) manajemen risiko adalah penerapan fungsi manajemen secara umum
untuk memetakan masalah dan solusinya yang terjadi di dalam sebuah
organisasi perusahaan maupun keluarga dan masyarakat.

2.3 Teori Agribisnis

Pengertian Agribisnis Menurut Downey and Erickson (1998) dalam


buku Saragih (1998 : 86) Agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan
dengan penanganan komoditi pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah
satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan masukan dan
keluaran produksi (agroindustri), pemasaran masukan-keluaran pertanian dan
kelembagaan penunjang kegiatan. Yang dimaksud dengan berhubungan
adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha
yang ditunjang oleh kegiatan pertanian (Agustina, 2014).

3
2.4 Teori Risiko Agribisnis

Risiko dalam kegiatan agribisnis sulit dikendalikan oleh pelaku usaha.


Seringkali sumber dari risiko atau ketidakpastian tersebut akibat fluktuasi
harga, iklim, selera konsumen, hama dan penyakit. Menurut Darmawi (2010),
jenis-jenis risiko dalam agribisnis meliputi risiko produksi, risiko harga, risiko
keuangan dan risiko kelembagaan (Mathematics, 2016).

2.5 Teori Manajemen Risiko Agribisnis

Manajemen risiko agribisnis adalah ilmu yang mempelajari bagaimana


usaha agribisnis untuk menerapkan indikator dalam mengidentifikasi
permasalahan yang ada dengan melakukan pengelolaan yang komprehensif,
sistematik, dan efisien. Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko
yang ada, agar kegiatan agribisnis bisa bertahan (Mathematics, 2016)

4
BAB III
PROFIL PERUSAHAAN

Hidroponik Cipacing merupakan usaha agribisnis tanaman hidroponik


yang terletak di Dusun Bojong RT 15 RW 03 Desa Cipacing Kecamatan
Jatinangor. Usaha hidroponik ini bermula dari hobi pemiliknya yang dimulai pada
tahun 2019, kemudian mulai berkembang sejak adanya pandemi Covid 19 atau
lebih tepatnya pada tahun 2020. Hal ini bermula karena semenjak adanya pandemi
Covid 19, bertani menggunakan sistem hidroponik ini semakin banyak dimintai
dan menjadi pilihan setiap orang untuk bertani dengan memanfaatkan pekarangan
rumah. Dengan menggunakan sistem ini sangat baik dan bermanfaat minimal
dikonsumsi sendiri, dengan memanfaatkan pekarangan rumah. Usaha hidroponik
ini mengawali usahnya dengan mempekerjakan 3 orang yang terkena PHK dari
perusahaan karena dampak pandemi, menggunakan sistem bagi hasil.

5
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Sumber Risiko

Suatu usaha dibidang agribisnis termasuk hidroponik tidak terlepas


dari risiko yang dihadapi. Langkah awal yang dilakukan dalam proses analisis
risiko adalah identifikasi risiko. Terdapat beberapa sumber risiko yang
menghambat kegiatan usaha hidroponik di Dusun Bojong RT 15 RW 03 Desa
Cipacing Kecamatan Jatinangor. Berdasarkan hasil wawancara bersama Pak
Bachrudin Said selaku owner/pemilik usaha Hidroponik Cipacing, sumber
risiko usaha hidroponik ini meliputi risiko pasar, risiko produksi, dan risiko
sumber daya manusia. Berikut penjelasan masing-massing identifikasi sumber
risiko :
1. Sumber risiko pasar pada usaha sayuran hidroponik terdiri dari :
a. Risiko ketidakpastian harga terjadi pada awal masa berdirinya
usaha sayuran hidroponik ini. Dimana pada saat itu usaha
hidroponik milik Pak Bachrudin Said ini dihargai dengan harga
yang rendah atau disamakan dengan harga sayuran yang ditanam
secara organik oleh masyarakat sekitar. Hal ini terjadi karena
masyarakat masih minim pengetahuan mengenai kualitas sayuran
hidroponik.
b. Risiko ketidakpastian permintaan ini terjadi ketika konsumen
menambah permintaannya diluar jumlah permintaan yang telah
disepakati. Hal ini tentu mempengaruhi jumlah pasokan sayuran
yang harus tersedia.
c. Risiko ketidakpastian pengiriman berkaitan dengan waktu dan
jarak tempuh. Semakin lama dan jauh jarak tempuh pengiriman
menyebabkan terjadinya penurunan mutu sayuran yang nantinya
berpengaruh pada harga jual dari sayuran tersebut. Selain itu pada
risiko ketidakpastian pengiriman pada usaha sayuran hidroponik
ini sering terjadi ketika suadah waktunya pengiriman tetapi
sayurannya terkena hama, yang tentunya akan menimbulkan
keterlambatan dalam pengiriman sayuran kepada konsumen.
2. Sumber risiko produksi pada usaha sayuran hidroponik terdiri dari :
a. Risiko ketidakpastian cuaca, risiko ini mempengaruhi proses
pertumbuhan sayuran hidroponik, dimana akan berdampak pada
berkurangnya jumlah dan mutu sayuran yang dipanen. Unsur cuaca
yang paling berpengaruh terhadap hasil produksi adalah tingkat

6
intensitas curah hujan dan panas. Ketika musim hujan panen
sayuran hidroponik ini akan cenderung lambat. Akan tetapi
sebaliknya juga, jika sayuran hidroponik terkena sinar
matahari/panas secara langsung, tentunya akan berdampak tidak
baik juga terhadap kualitas sayuran hidroponik yang ditanam.
b. Risiko ketidakpastian kualitas produk dipengaruhi oleh cuaca dan
juga nutrisi air dan pupuk yang diberikan kepada sayuran
hidroponik yang ditanam. Jika cuaca dan nutrisi untuk sayuran ini
tidak terpenuhi, akan menyebabkan sayuran mudah terkena hama,
dan tentunya berpengaruh terhadap kualitas sayuran yang
dihasilkan.
3. Sumber risiko pada sumber daya manusia dipengaruhi oleh
pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan proses penanganan
buah jeruk nipis mulai dari penanaman, pemanenan, pensortiran
sampai pengepakkan yang berpengaruh terhadap mutu sayuran
hidroponik yang dihasilkan. Apabila tidak memiliki pengetahuan dan
keterampilan dengan baik maka berakibat pada penurunan kualitas
sayuran.

4.2 Strategi Pengendalian Risiko

Setelah mengidentifikasi sumber risiko selanjutnya yaitu menentukan


strategi pengendalian risiko berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan.
Strategi pengendalian risiko yang dapat dilakukan untuk menangani risiko
pada usaha sayuran hidroponik berdasarkan sumber risikonya yaitu :
1. Strategi Pengendalian Risiko Pasar
Strategi yang dapat dilakukan untuk menghindari ketidakpastian
harga adalah pemasaran produk kepada pihak-pihak yang mengerti
akan kualitas dari sayuran hidroponik. Pada usaha sayuran hidroponik
yang dikelola Pa Bachrudin, saat ini beliau sudah memiliki pasarnya
tersendiri yaitu Rumah Makan Wong Solo yang terletak di Bandung.
Yang dimana sayuran hidroponik milik pa Bachrudin ini dihargai
dengan harga yang sesuai kualitas yang dimiliki sayuran hasil
hidroponik. Sehingga untuk saat ini usaha sayuran hidroponik
Cipacing tidak mengalami kerugian pada harga produk yang dijual.
Sedangkan untuk mengendalikan risiko permintaan dan pengiriman,
usaha hidroponik Cipacing ini menanganinya yaitu dengan cara
bekerja sama dengan sesama para pemilik green house yang berada di
daerah lain. Hal ini dilakukan ketika terjadinya kekurangan pasokan
untuk dijual kepada konsumen, Pa Bachrudin akan mengambil
7
pasokan dari green house lain, dan akan dikembalikan jika sayuran di
green house hidroponik Cipacing telah panen kembali.
2. Strategi pengendalian risiko produksi
Tindakan yang digunakan untuk memperkecil risiko atas
ketidakpastiaan cuaca ini adalah dengan melakukan pengendalian
hama dan penyakit. Apabila terjadi cuaca yang memperburuk kondisi
sayuran hidroponik, para petani di hidroponik Cipacing ini biasanya
melakukan perubahan pada pola tanamnya. Sedangkan apabila sayuran
ini terkena hama atau penyakit, maka para petani hidroponik Cipacing
ini akan lebih memperhatikan nutrisi air dan pupuk yang diberikan
kepada sayuran yang sedang ditanam.
3. Strategi pengendalian risiko SDM
Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi risiko atas
ketidakpastian risiko SDM ini adalah dengan memberikan kepada para
pegawai/petani pelatihan, mulai dari cara penanaman, panen, hingga
pendistribusian produk. Hal ini perlu dilakukan karena perawatan pada
sayuran hidroponik ini berbeda dengan perawatan yang diberikan
kepada sayuran organik biasa.

8
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penjelasan dari hasil dan pembahasan, maka dapat


disimpulkan terdapat tiga sumber risiko pada usaha Hidroponik Cipacing,
yaitu risiko pasar, risiko produksi dan risiko sumber daya manusia. Risiko
pasar meliputi ketidakpastian harga, ketidakpastian permintaan dan
ketidakpastian pengiriman. Risiko produksi meliputi ketidakpastian cuaca dan
ketidakpastian kualitas produk. Risiko sumber daya manusia meliputi
pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusianya dalam mengelola
usaha Hidroponik Cipacing ini. Strategi untuk pengendalian berbagai macam
risiko ini dapat dilakukan dengan mencari pasar yang dapat menghargai
produk sesuai dengan kualitasnya, membangun kerja sama dengan sesama
pemilik usaha hidroponik, memperhatiakan perawatan untuk sayuran yang
ditanamnya baik dari segi cuaca dan nutrisi, dan memberikan pelatihan kepada
setiap petani/pegawai tentang pengelolaan sayuran hidroponik dengan cara
yang baik dan benar.
5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan adalah diharapkan owner/pemilik dari


usaha Hidroponik Cipacing ini dapat membangun lagi green house lainnya,
mengingat usaha ini sudah memiliki pasarnya tersendiri yang tentunya akan
sangat menguntungkan apabila memiliki green house lainnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, A. E. (2014). Analisis Pemanfaatan Dana Pengembangan Usaha


Agribisnis Pedesaan di Desa Sungaiselari Kecamatan Bukit Batu Kabupaten
Bengkalis. 13–47. http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/3955

Baroroh, SQ, & Fauziyah, E (2021). Manajemen Risiko Usahatani Jeruk Nipis di
Desa Kebonagung Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik. Jurnal
Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, jepa.ub.ac.id,
Mathematics, A. (2016). 済無No Title No Title No Title.

Pertanian, J. E. (2021). 1* , 2 (. 5, 494–509.

iii

Anda mungkin juga menyukai