Anda di halaman 1dari 3

SOP PENETAPAN DAN KLASIFIKASI BALITA GIZI BURUK

DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

013/SOP/UKP/PKM-LM/
No. Dokumen :
/2023
No. Revisi :  
SOP Tgl. Terbit :  

Halaman :  1/2

UPT. Apriadi,S.Kep
PUSKESMAS NIP.19751222 199702 1 001
TRAHEAN .

1. Pengertian 1. Gizi buruk adalah dimana keadaan kekurangan gizi tingkat berat yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam
waktu yang cukup lama,
2. Gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut umur
(BB/U) yang merupakan istilah underweight (gizi kurang) dan severely underweight
(gizi buruk). Balita disebut gizi buruk apabila indek berat badan menurut umur (BB/U)
kurang dari -3 SD.
3. Klafikasi balita gizi buruk adalah :
- Marasmus terjadi disebabakan asupan kalori yang tidak cukup, seringkali terjadi
pada bayi dibawah 12 bulan. dengan ciri-ciri : wajah seperti orangtua, kulit keriput,
cengeng dan rewel meskipun setelah makan, perut cekung, rambut tipis, jarang dan
kusam tulang iga tampak jelas dan pantat kendur.
- Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein yang berat disebabknan
oleh asupan karbohidrat yang normal atau tinggi namun asupan protein yang
indekuat. tanda khusus dari kwashiorkor yaitu : rambut berubah menjadi warna
kemerahan, menipis dan mudah rontok rambut keriting menjandi lurus, kulit
tampak pucat dan biasanya disertai anemia. sering terjadi dermatitis (radang pada
kulit), terjadi pembengkakan terutama pada kaki dan tungkai bawah.
- Marasmus-Kwashiorkor : memperlihatkan gejala campuran antara marasmus dan
kwashorkor. makananan sehari-hari tidak cukup mengandung protein dan energi
untuk pertumbuhan normal. penderita berat badan dibawah 60% dari normsl
memperlihatkan tanda-tanda kwashiorkor seperti edema, kelainan rambut, kelainan
kulit, serta kelainan biokimia.
2. Tujuan 1. Tenaga kesehatan (Tim Asuhan Gizi) mampu melakukan proses penetapan status gizi
balita yang dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
2. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) mampu melakukan prose penetapan balita kurang
gizi akut atau yang berisiko mengalami gizi buruk dan gizi kurang serta tindakan yang
harus diberikan sesuai dengan standar alur rujukan (rawat inap, rawat jalan, atau
pemberian makanan tambahan)
3. Balita yang dirujuk mendapatkan perawatan yang cepat dan tepat, termasuk tepat
waktu, sesuai dengan kondisi balita (gizi buruk, gizi kurang atau dengan hambatan
pertumbuhan)
3. Kebijakan 3.1. Surat Keputusan Kepala UPT Puskesma Trahean No. 019/SK/PKM-TRA/I/2023
Tentang kebijakan pelayanan klinis di UPT. Puskesmas Trahean
4. Referensi - Buku Direktorat Gizi MasyarakatSosialisasi “SOP pencegahan dan Tata Laksana
Gizi Buruk pada balita” Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten/Kota
Lokus Stunting
5. Alat Dan - Alat antropometri (alat timbang berat badan seperti timbangan digital anak dan
Bahan bayi, alat ukur panjang atau tinggi badan seperti papan ukur panjang atau tinggi
badan (length/height board) dan pita LILA sesuai Standar
- Tabel Z-skor sederhana (mengacu pada tabel dan grafik dalam Permenkes Nomor 2
Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak) atau perangkat lunak (Software)
penghitung Z-skor (WHO Antro).
- Kartu Menuju Sehat (KMS)

1/2
- Bahan untuk membuat F75, F100 atau formula untuk gizi buruk lainnya.
- Home economic set (alat untuk mengolah dan menyajikan F100, seperti gelas ukur,
kompor, panci, sendok makan, piring, mangkok, gelas dan penutupnya dll)
- Obat-obatan seperti antibiotika, mineral mix, ReSoMal, obat cacing dan vitamin
sesuai protokol.
- Formulir pasien, formulir rujukan, formulir pencatatan dan peaporan.
- Bagan alur pemeriksa balita di fasyankes

6. Prosedur 6.1 Pelaksanaan konfirmasi status gizi balita yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
(dokter) segera melakukan pemeriksaan kondisi umum dan ada tidaknya
kegawatdaruratan atau komplikasi medis.
- Bila ada kegawatdaruratan atau komplikasi medis, maka segera tangani sesuai
kegawatdaruratan atau komplikasi medis ditemui. lakukan persiapan rujukan dari
poli MTBS ke ruang rawat inap atau ke fasilitas pelayanan kesehatan dengan
perawatan (puskemas atau rumah sakit)
- Bila tidak ada kegawatdaruratan atau komplikasi medis, maka dapat dilakukan
pemeriksaan lengkap sesuai protokol
6.2 Pelaksanan konfirmasi status gizi balita yang dirujuk
- Lakukan penimbangan berat badan
- lakukan pemeriksaan panjang atau tinggi badan
- Lakukan pemeriksaan LILA (balita usia 6-59 bulan). walaupun balita dirujuk oleh
kader atau anggota masyarakat lain karena LILA merah atau kuning, tenaga
kesehatan harus memeriksa ulang LILA balita
- Lakukan pemeriksaan pitting edema bilateral
- Z score berat badan menurut panjang atau tinggi badan (Z score BB/PB atau
BB/TB)
- LILA (balita usia 6-59 bulan)
- Pitting edema bilateral
6.3 Pelaksanaan klafikasi kondisi balita untuk penentuan tata laksana, sesuai dengan
hasil pemeriksaan kondisi umum, kegawatdaruratan medis atau komplikasi
medis dan konfirmasi status gizi. langkah yang dilakukan :
- Balita gizi buruk usia 6-59 bulan dengan komplikasi medis dirujuk ke rawat inap
- Bayi gizi buruk usia < 6 bulan dan balita gizi buruk usia > 6 bulan dengan berat
badan < 4 kg dirujuk rumah sakit
- Balita gizi buruk usia 6-59 bulan tanpa komplikasi medis diberikan tata laksana gizi
buruk dilayanan rawat jalan
6.4 Pencatatan dan pelaporan
6.5 Pemantaua dan supervisi fasilitatif
7. Unit Terkait Posyandu, RDS (Rumah Desa Sehat) Puskesmas (Ahli gizi)

8.Rekaman Historis Perubahan

Tanggal Mulai
No Yang Diubah Isi Perubahan
Diberlakukan

2/2
2/2

Anda mungkin juga menyukai