Anda di halaman 1dari 4

Pengertian

Relay gangguan tanah (Ground Fault Relay) adalah pengaman terhadap gangguan tanah.
Relay ini berfungsi untuk memproteksi SUTM terhadap gangguan antara fasa atau 3 fasa dan
hanya bekerja pada satu arah saja. Karena rele ini dapat membedakan arah arus gangguan.

Karakteristik

Arus atau tegangan urutan nol (residu) merupakan penggerak relay ini. Sistem daya listrik
pada umumnya titik netralnya ditanahkan, baik pentanahan langsung (Solid Grounded)
maupun melalui impedansi, karena itu arus residu merupakan penggerak utama relay
gangguan tanah. Tegangan residu dipergunakan biasanya pada sistem yang tidak ditanahkan.
Relay gangguan tanah terarah (Directional Ground Fault Relay) mempergunakan arus dan
tegangan residu.

Rele ini terpasang pada jaringan tegangan tinggi, tegangan menengah, juga pada pengaman
transformator tenaga dan berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik akibat adanya
gangguan fasa ke tanah. Proteksi terhadap gangguan tanah lebih sensitif daripada gangguan
antar fasa.

Proteksi ini dapat dilakukan menggunakan rele yang hanya akan merespon terhadap adanya
arus residu sistem, karena komponen residual hanya muncul bilamana arus gangguan
mengalir ketanah.

Secara keseluruhan, penyetelan rendah terhadap rele gangguan tanah memungkinkan bagi
rele gangguan tanah menjadi sangat berguna, tidak hanya terhadap gangguan tanah, tetapi
lebih jauh terhadap hampir semua gangguan, tetapi mungkin dibatasi oleh besarnya
impedansi pentanahan atau oleh tahanan pentanahan. Komponen residual diekstrasi dengan
cara menghubungkan CT (Current Transformer) jaringan secara paralel

sumber

https://www.journal.unrika.ac.id/index.php/sigmateknika/article/download/
1520/1106#:~:text=Relay%20gangguan%20tanah%20(Ground%20Fault,dapat
%20membedakan%20arah%20arus%20gangguan.
Penyetelan Ground Fault Relay (GFR)

Tampak Fisik Rele Arus Lebih OCR dan GFR

Sebagian besar gangguan hubung singkat yang terjadi adalah gangguan hubung singkat fasa
ke tanah maka relai yang perlu digunakan adalah Ground Fault Relay (GFR). Untuk
gangguan penggerak Ground Fault Relay (GFR) dipakai arus urutan nol serta tegangan urutan
nol. Untuk system yang beroperasi dalam keadaan normal arus urutan nol tidak mengalir [2].

Pada prinsipnya kerja Ground Fault Relay (GFR) dan Over Current Relay (OCR) sama
namun karena besar arus gangguan tanah lebih kecil dibandingkan besar arus gangguan fasa
maka digunakan Ground Fault Relay (GFR).

Prinsip kerja Ground Fault Relay (GFR) yaitu pada kondisi normal dengan beban
seimbang arus –arus fasa Ir, Is, dan It (Ib) sama besar sehingga kawat netral tidak timbul arus
dan relai gangguan tanah tidak dialiri arus. Namun bila terjadi Ketidakseimbangan arus atau
terjadi gangguan hubung singkat fasa ke tanah maka akan timbul arus urutan nol pada kawat
netral. Arus urutan nol ini akan mengakibatkan Ground Fault Relay (GFR)) bekerja. Untuk
menentukan penyetelan (setting) Ground Fault Relay (GFR) terlebih dahulu diketahui besar
arus hubung singkat yang mungkin terjadi, dan harus diketahui terlebih dahulu impedansi
sumber, reaktansi trafo tenaga, dan impedansi penyulang. Dan setelah ketiga komponen yang
telah disebutkan , baru dapat ditentukan total impedansi jaringan. Total impedansi jaringan
inilah yang akan langsung digunakan dalam perhitungan arus hubung singkat. Dalam
perhitungan arus hubung singkat satu fasa ke tanah sangat dipengaruhi oleh system
pentanahan yang digunakan.

Arus Setting GFR

Penyetelan relay GFR pada sisi primer dan sisi sekunder transformator tenaga terlebih dahulu
harus dihitung arus nominal transformator tenaga. Untuk menentukan Iset relay gangguan
tanah biasanya dipilih 10% - 20% dari Iset OCR nya (Over Current Relay) dimana untuk
setelan arus OCR dihitung berdasarkan arus beban mengalir dipenyulang atau incoming
transformator : Untuk relay arus lebih yang terpasang dipenyulang tersebut. Untuk reley arus
lebih yang terpasang di incoming transformator dihitung berdasarkan arus nominal
transformator tersebut. Relay invers biasanya diset sebesar (1,05 – 1,1) x Ibeban sedangkan
relay defenite diset sebesar (1,02 -1,3) x Inominal. Arus setting untuk GFR baik pada sisi
primer maupun sisi sekunder transformator tenaga adalah sebagai berikut [2] : Iset(prim)
=0,2xInominal trafo..........................(19) Nilai tersebut adalah nilai primer, untuk
mendapatkan niali setelan sekunder yang dapat disetkan pada relay GFR, maka harus
dihitung dengan menggunakan rasio trafo arus (CT) yang terpasang pada sisi primer maupun
sisi sekunder transformator tenaga[2]. Iset (sekunder) = Iset (primer) x 1 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐶𝑇 ...........
(20)

Rangkaian Pengawatan Relai GFR Gangguan HS terjadi pada fasa T, arus mengalir

masuk ke GFR - PMT trip

Setelan waktu (TMS)

Hasil perhitungan arus hubung singkat, selanjutnya digunakan untuk menentukan nilai
setelan waktu kerja relay (TMS). Sama halnya dengan relay OCR, relay GFR menggunakan
rumus penyentingan TMS yang sama dengan relay OCR. Tetapi waktu relay yang
diinginkannya berbeda karena relai GFR cenderung lebih sensitive dibandingkan relay OCR
[2]. Untuk menentukan nilai TMS yang akan disetkan pada relay GFR sisi incoming 20 kV
dan sisi 150 kV transformator tenaga diambil arus hubung singkat 1 fasa ke tanah.

Sumber : JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 2, JULI 2017

file:///C:/Users/OFFICE/Downloads/Nasrul+180+-+188.pdf

Yusnan Badruzzaman, Rizki Liddinillah

Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang

file:///C:/Users/OFFICE/Downloads/53-105-1-SM.pdf

Anda mungkin juga menyukai