Disetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
METODE
Bentuk Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan
metode eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendali (Sugiyono, 2011: 107). Maka dari itu perlu adanya
pengaruh yang diberikan pada kelompok sampel penelitian sesuai dengan
rancangan / desain penelitian yang digunakan.
Dalam desain ini terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan
demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2011: 110-
111). Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:
Pengukuran Pengukuran
Perlakuan
(Pretest) (Posttest)
Kelompok
T0 X T1
percobaan
HASIL
Penelitian ini dilakukan dengan eksperimen latihan jump shoot melalui
model pembelajaran Teaching Game for Understanding (TGfU) pada siswa putra
yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket SMPN 14 Pontianak. Secara
keseluruhan kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu pertama
adalah kegiatan pre test untuk mengetahui kemampuan awal. Pada tahap
selanjutnya diberikan pembelajaran jump shoot melalui model pembelajaran
TGfU sebanyak 12 kali pertemuan dan pada tahap akhir diadakan post test untuk
mengukur kemampuan jump shoot sampel setelah diberi pembelajaran jump shoot
melalui model pembelajaran TGfU. Adapun deskripsi dari data hasil pre-test,
post-test dan pengujian hipotesis penelitian menggunakan rumus t test dapat
disajikan sebagai berikut.
Berdasarkan hasil pre-test diketahui kemampuan jump shoot yang
diberikan latihan melalui TGfU didapatlah hasil tertinggi 5 dan hasil terendah 0.
Rata-rata hasil post-test sebesar 1,63333, dengan garis tengah 2, dan nilai yang
sering muncul yaitu 2 dari hasil ini didapatlah simpangan standar sebesar
1,351457.
Penelitian di katakn berhasil atau tidak dilihat selisih rata-rata dari pre-test
dan post-test. Hasil pri-test dan post-test dari 30 siswa hanya 1 atau 3% siswa
yang dapat memasukan bola ke dalam keranjang dengan sempurna yaitu 5,
selanjut nya 1 siswa atau 3% yang memasukan bola ke dalam keranjang sebanyak
4 kali, 6 siswa atau 20% yang memasukan sebanyak 3 kali, 8 siswa atau 27%
yang memasukan sebanyak 2 kali, 6 siswa atau 20% yang memasukan sebanyak 1
kali dan 8 orang atau 27% yang tidak dapat memasukan bola sama sekali. Dapat
dilihat pada diagram dibawah ini.
Selanjutnya dilakukan tes akhir (post-test) kemampuan jump shoot untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran TGfU tersebut terhadap kemampuan
jump shoot. Adapun hasil tes kemampuan jump shoot yang diberikan latihan
melalui TGfU didapatlah hasil tertinggi 5 dan hasil terendah 1. Rata-rata hasil
post-test sebesar 2,5, dengan garis tengah 2,5, dan nilai yang sering muncul yaitu
3 dari hasil ini didapatlah simpangan standar sebesar 1,223475. Dari 30 siswa
hanya 2 atau 7% siswa yang dapat memasukan bola kedalam keranjang dengan
sempurna yaitu 5 kali, selanjut nya 4 siswa atau 13% yang memasukan bola
kedalam keranjang sebanyak 4 kali, 9 siswa atau 30% yang memasukan sebanyak
3 kali, 7 siswa atau 23% yang memasukan sebanyak 2 kali, 8 siswa atau 27%
yang memasukan sebanyak 1 kali dan yang tidak dapat memasukan bola pada
post-test ini sebanyak 0 siswa.
Sebelum suatu hipotesis diuji, maka terlebih dahulu perlu dilakukan
pengujian prasyarat. Pengujian prasyarat analisis yang dilakukan didalam
penelitian ini menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Sedangkan untuk
menganalisis data menggunakan program SPSS versi 19.
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel data
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini akan digunakan uji liliefors
dengan melihat nilai pada Kolmogorov-Smirnov (Duwi Priyatno, 2010: 71). Data
dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari > 0,05, dan jika
nilai signifikansi kurang dari < 0,05 berarti distribusi tidak normal. Adapun dari
hasil perhitungan statistik diperoleh data sebagai berikut:
Nilai signifikansi untuk pree-test sebesar 0,070 dan post-test sebesar
0,053. Karena signifikansi untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa sampel data normal.
Uji homogenitas dilakukan untuk menguji kesamaan varians data kelompok
eksperimen. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode
Bartlet dan Varians terbesar disbanding varians terkecil menggunakan table F
(Riduwan, 2010: 177-178).
Jika Fhitung ≥ Ftabel, berarti tidak Homogen dan Jika Fhitung ≤ Ftabel, berarti
homogen. Ternyata Fhitung < Ftabel, atau 1,5625 < 1,85 maka varians-varians adalah
homogen. Maka dari itu Analisis uji komparatif dapat dilanjutkan.
Hasil dari pengaruh perlakuan uji dengan rumus uji t. Uji t dilakukan untuk
mengetahui apakah ada pengaruh setelah diberikan perlakuan. Pengolahan dan
analisis data hasil penelitian eksperimen, berdasarkan rancangan kuantitatif yang
dilakukan sepanjang penelitian dan dilakukan secara terus menerus dari awal
hingga akhir. Pengolahan data ini dengan menggunakan sistem komputerisasi. Uji
perbedaan data hasil pre-test dan post-test kelompok eksperimen dimaksudkan
untuk mengetahui apakah model pembelajaran TGfU berpengaruh terhadap hasil
jump shoot atau tidak. Hasil dari uji perbedaan data pre-test dan post-test
kelompok eksperimen dapat dirangkum pada tabel berikut:
Hasil uji t saat pre-test dan post-test sebesar 7,549 dapat dilihat bahwa
nilai thitung > ttabel untuk 5% dengan df = 29 sebesar 2,045, yang berarti ada
perbedaan data hasil pre-test dan post-test. Dengan demikian dapat dijelaskan
bahwa model pembelajaran TGfU berpengaruh terhadap hasil jump shoot bola
basket pada siswa putra kelas 8 yang mengikuti ekstrakurikuler bola basket di
SMPN 14 Pontianak setelah siswa melakukan latihan jump shoot melalui model
pembelajaran TGfU.
TGfU adalah suatu pola pembelajaran dengan lebih menekankan pada
pemahaman tentang permainan. Model ini mengembangkan cara berfikir untuk
menguasai hal yang baru atau memperbaiki keterampilan yang baru. Hal yang
baru ini dapat berupa teknik atau taktik baru. Ketika untuk melakukan teknik
dibutuhkan kemampuan jump shoot maka siswa akan belajar jump shoot.
Sehingga siswa belajar berdasarkan kesadaran untuk memenuhi kebutuhan teknik
dalam permainan bukan berdasarkan perintah guru atau drill yang diberikan oleh
guru. Dari hasil model pembelajaran TGfU yang digunakan dalam penelitian ini
ternyata berpengaruh terhadap hasil jump shoot pada siswa putra kelas 8 yang
mengikuti ekstrakulikuler bola basket di SMPN 14 Pontianak. Hal tersebut
ditunjukkan dari hasil uji beda data pre-test dengan post-tes yang memperoleh
thitung > ttabel.
Sebelum diberikan Model pembelajaran TGfU, rata-rata kemampuan jump
shoot sebesar 1,6. Setelah diberi model pembelajaran TGfU yaitu pembelajaran
jump shoot rata-rata kemampuan jump shoot nya meningkat menjadi sebesar 2,5.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran TGfU dapat meningkatan
kemampuan jump shoot rata-rata 0,9 yang jika dipresentasikan diperoleh angka
peningkatan 56,25% Melalui model pembelajaran TGfU, dimana untuk melatih
rangsang syaraf motoris lebih bagus karena peserta didik dapat melakukan jump
shoot lebih dua kali. Oleh karena itu model pembelajaran TGfU ini cocok untuk
melatih kemampuan jump shoot bagi pemain bola basket yang sudah mulai
menguasai teknik dasar shooting secara baik yang dalam hal ini adalah siswa
putra kelas VIII yang mengikuti ekstrakulikuler bola basket di SMPN 14
Pontianak. Hasil penelitian Hopper menyatakan TGfU tidak mungkin terpisah dari
keterampilan taktik, penggunaan taktis ketrampilan adalah inti dari permainan
efektif bermain. Perolehan ketrampilan teori pengolahan informasi dan system
dinamis untuk menunjukan betapa taktis dan keterampilan pendekatan terfokus
mempengaruhi belajar siswa.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut:(1). Sebelum di berikan Model pembelajaran Teaching Game For
Understanding (TGfU), rata-rata kemampuan jump shoot sebesar 1,6. Setelah
diberi model pembelajaran TGfU yaitu pembelajaran jump shoot rata-rata
kemampuan jump shoot nya meningkat menjadi sebesar 2,5. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa model pembelajaran TGfU dapat meningkatkan kemampuan
jump shoot rata-rata 0,9.(2). Dengan melakukan pembelajaran TGfU terhadap
jump shoot pada siswa putra SMPN 14 Pontianak selama 12 kali pertemuan dapat
meningkatkan hasil jump shoot sebesar 56,25%.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Renika Cipta.
Edisi revisi VI.
Duwi priatno.(2011). Paham Analisa Statistic Data Dengan SPSS. Yogyakarta:
MediaKom
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas negeri Yogyakarta. (2002).
Keterampilan Bola Basket. Yogyakata. Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas negeri Yogyakarta.
Linda dkk. (2004). Teaching Game for Understanding. America: Human
Kinetics.
Riduwan. (2010). Metode dan teknik mnyusun tesis. Bandung. Alfabeta
Sugiono.(2011). Metodologi Penelitian Pendekatan Kuantitatif , Kuantitatif dan
R&D. Bandung. Alfabeta