Anda di halaman 1dari 14

LOMBA ESAI

NASIONAL
FORUM MAHASISWA ILMIAH FEB
UNTAN 2023

CASHLESS SOCIETY: E-WALLET DAN INFORMASI ASIMETRIS,


EFEKTIFKAH PENERAPANNYA UNTUK MENINGKATKAN
PROFITABILITAS USAHA MIKRO KECIL (UMK) DI PROVINSI JAWA
BARAT?

EKONOMI

Disusun Oleh:

Adam Hawari

Universitas Padjadjaran

Sumedang

2023
LEMBAR ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama Peserta/Ketua : Adam Hawari
Universitas : Universitas Padjadjaran
Alamat Rumah : Jl. Rancabolang Barat No.70 Kota Bandung

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul “CASHLESS SOCIETY: E-
WALLET DAN INFORMASI ASIMETRIS, EFEKTIFKAH PENERAPANNYA
UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS USAHA MIKRO KECIL (UMK) DI
PROVINSI JAWA BARAT?” yang akan kami sertakan dalam Lomba Esai Nasional
Forum Mahasiwa Ilmiah FEB UNTAN 2023 ini adalah benar-benar karya sendiri, bukan
merupakan jip lakan dari karya tulis orang lain serta belum pernah menjuarai lomba
sejenis sebelumnya.
Pernyataan ini kami buat dengan sesbenar-benarnya. Apabaila dikemudian
hari terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oeleh
pihak panitia “LOMBA ESAI NASIONAL FORUM MAHASISWA ILMIAH FEB
UNTAN 2023”.
Demikian surat ini dibuat dengan sebenar-benarnya tanpa ada unsur
paksaan,untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandung, 2 Maret 2023

(Adam Hawari)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Urgensi cashless society di tengah society 5.0 meningkat seiring dengan


disrupsi pandemi covid-19 dalam tiga tahun terakhir. Cashless society sebagai
transmisi society 5.0 mengimplikasikan peran teknologi untuk menjadi mediator
afiliasi antara masyarakat dan individu (Deguchi et.al.,2020). Implementasinya,
proksi cashless society dalam bentuk e-wallet berkorelasi positif dengan daya
tarik cashless transaction serta selling growth (Subramanian et.al. 2020).
Pertumbuhan penjualan dan transaksi non tunai tercermin dari jumlah pelaku dan
kontribusi Usaha Mikro dan Kecil (UMK) terhadap perekonomian regional
maupun nasional. Usaha Mikro dan Kecil (UMK) bersama industri menengah
memberikan kontribusi lebih dari 58% terhadap komposisi Produk Domestik
Bruto pada tahun 2016 dan mencapai 60% pada tahun 2017 hingga 2021 (BPS,
2021). Sedangkan, secara regional Provinsi Jawa Barat mendominasi pasokan
pelaku usaha terhadap perekonomian nasional sebanyak 1,49 juta unit usaha
(Kementrian, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, 2022). Kedua elektabilitas
antara cashless society dan e-wallet terhadap profitabilitas Usaha Mikro dan
Kecil dapat diproyeksikan pada beberapa analisis data berikut.
1.2. Analisis Data
Gambar 1.1. Jumlah UMKM Pengguna Qris 2020-2021

Sumber: Katadata dan Bank Indonesia, 2021


Gambar 1.1 menunjukkan bahwa jumlah pengguna QRIS di Indonesia
didominasi oleh industri mikro dengan rasio lebih dari 80 persen pada tahun
2021. Pengguna QRIS pada industri mikro meningkat hingga lebih dari 300

1
persen dibandingkan tahun 2020. Provinsi Jawa Barat sendiri menyumbang
sebesar 25 persen dari total jumlah pengguna QRIS di Indonesia, atau sekitar 2,9
juta pengguna (Bank Indonesia, 2020). Implikasi data di atas diharapkan sesuai
dengan penelitian (Cahyono et.al., 2022) dimana e-wallet diharapkan mampu
mendorong penjualan, produktivitas dan keuntungan usaha. Gambar 1.2
menunjukkan bagaimana pengaruh adopsi digital terhadap profitabilitas UMK
di Jawa Barat.
Gambar 1.2. Profitabilitas dan Adopsi Digital UMK di Jawa Barat

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2021


Aktivitas transaksi penjualan dan pembelian bahan baku oleh
perusahaan mikro dan kecil menggunakan adopsi digital e-wallet mengalami
peningkatan pada tahun 2017 hingga 2020 sejalan dengan peningkatan total
profitabilitas usaha. Namun, pertumbuhan pengguna e-wallet
mengindikasikan probabilitas pertumbuhan eksternalitas negatif seiring
meningkatnya jumlah konsumen dalam pengoperasiannya (Fabris, 2019). Hal
ini dibuktikan oleh Rasio penjualan UMK sektor sekunder (teknologi dan
jasa) pada tiga tahun terakhir cenderung mengalami stagnasi pertumbuhan di
angka tujuh persen (BPS Jabar, 2022). Capaian tersebut berbanding terbalik
dengan unit usaha sektor makanan dan minuman yang memberikan kontribusi
terbesar untuk sektor serupa terhadap perekonomian nasional (Dinas
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, 2021). Gambar 1.3 menunjukkan
profitabilitas beberapa sektor industri usaha yang terkoneksi e-wallet masih
terbilang fluktuatif. Sektor sekunder seperti industri jasa, teknologi, dan
asuransi mengalami kenaikan produktivitas hingga kuartal tiga tahun 2021

2
sebelum kemudian menurun pada kuartal pertama hingga kedua tahun 2022
(BPS Jabar, 2022)

Gambar 1.3. Komposisi Profitabilitas Usaha Sektor Sekunder di


Provinsi Jawa Barat

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, 2021


1.3. Tujuan
Implikasi dan urgensi yang dituliskan sebelumnya seringkali
menghadapi berbagai permasalahan seperti informasi asimetris dan eksternalitas
negatif. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut
1. Menganalisis permasalahan informasi asimetris dalam penggunaan e-wallet,
serta keterkaitannya dengan analisis preferensi konsumen dan keseimbangan
harga bagi produsen;
2. Merancang strategi ketahanan profitabilitas UMK Provinsi Jawa Barat di tengah
cashless society dengan pendekatan regulasi pemerintah serta makro sosio-
ekonomi; dan
3. Memberikan rekomendasi kebijakan berbasis studi ekonomi dan bisnis kepada
perusahaan layanan e-wallet serta pemangku kebijakan.

3
BAB II
ISI
2.1. Studi Literatur
Lambatnya adaptasi digital disebabkan oleh lemahnya kesiapan dalam
menghadapi kompetisi digital seperti pengadaan infrastruktur dan sumber
teknologi komunikasi (Hidayat & Andriyani, 2019; Wijoyo & Widiyati, 2020).
(Singh, 2019; Harseno, 2021; Widiyanti, et.al., 2020, Kwabena, et.al., 2019 )
menemukan bahwa signifikansi penggunaan dompet digital disebabkan oleh
beberapa faktor seperti efesiensi, kepercayaan, aksesibilitas, serta penawaran
yang atraktif di dalam pasar. Namun, (Purnama et.al., 2021) menemukan bahwa
tidak terdapat hubungan signifikan antara pengalaman kegagalan transaksi
terhadap kepuasan dari penggunaan e-wallet. (Fabris, 2019) berpendapat bahwa
pola keuangan digital dapat menyebabkan berbagai permasalahan, misalnya
underground economy. Temuan ini diperkuat dengan dua temuan berkenaan
hubungan antara penggunaan e-wallet dan informasi asimetris. (Chen, H.,
Lin,Y., & Xu, J., 2018; Ozdemir, O., 2021; Guo, X., Liu, X., & Chen, L., 2019)
mengungkapkan bahwa penggunaan pembayaran digital seperti e-wallet
berperan positif dan signifikan dalam mengurasi informasi asimetris antara
produsen dan konsumen serta meningkatkan efisiensi transaksi volume dan
efisiensi. Akan tetapi, (Cong, L.W., &Li,J., 2019; Yu, H., & Zhang, Y., 2019;
Luo,X., Li,S., &Zhang, J., 2020) mengimplikasikan bahwa penggunaan e-wallet
dapat meingkatkan kemungkinan terjadi informasi asimetris dalam pola
transkasi perekonomian. Dampak negatif ini berkaitan dengan keputusan
finansial konsumen seperti impulsivitas pembayaran, transparansi dalam proses
transaksi, dan ketidakjelasan mekanisme harga serta kualitas produk. Maka dari
itu, (Arbi, 2017) mengungkapkan bahwa diperlukan pemahaman komprehensif
terhadap pola digitalisasi agar informasi asimetris dapat diminimalisir untuk
meningkatkan produktivitas pelaku usaha.
2.2. Analisis
Dalam studi ilmu ekonomi, penggunaan e-wallet memberikan berbagai
dampak positif untuk masyarakat. Kehadirannya dianggap mampu menjawab
problematika kesenjangan pendapatan, kepercayaan, dan efisiensi pengeluaran

4
(Xuan & Trung, 202; Arbi, 2017). Namun, penerapan inovasi sebelumnya
seringkali dihadapkan pada informasi asimetris dan eksternalitas negatif seperti
predatory pricing (Bhattacharjea, 2021; Wulantika & Zein, 2019). Informasi
asimetris dapat diimplikasikan sebagai perbedaan preferensi dan informasi yang
didapatkan antara produsen dan konsumen dalam sutatu transkasi (Nicholson,
2019). Informasi asimetris dalam penggunaan e-wallet tercermin pada
eksklusivitas harga kepada konsumen. Biaya pengiriman, biaya transaksi antar
platform, dan biaya jasa layanan seringkali bersifat implisit tanpa diketahui oleh
konsumen sebelumnya. Kondisi tersebut dapat diklasifikasikan sebagai suatu
moral hazard (Liu et.al., 2021). Moral hazard menyebabkan berkurangnya
kontrol pengguna e-wallet dalam melakukan transaksi pembayaran
(Kolandaisamy, 2020). Selain itu, moral hazard akan mempengaruhi preferensi
konsumen dalam bertransaksi secara digital. Semakin banyak konsumen
mendapatkan shadow pricing, maka kepercayaan mereka akan semakin
menurun. Hal ini diperkuat dengan belum tersedianya secara inklusif e-wallet
sebagai pengganti uang yang riil. Keterbatasan jaringan, modal teknologi, dan
kemampuan bertransaksi menciptakan limitasi tersendiri dalam penggunaan e-
wallet di daerah terpencil.
Sebagai penyedia, platform e-wallet seringkali menerapkan strategi promosi
pemotongan harga untuk memenangkan kompetisi di dalam pasar Namun,
penetapan potongan harga secara tidak wajar akan mendorong terjadinya
predatory pricing di pasar kompetitif. Dampaknya, pelaku UMK mengalami
peningkatan profitabilitas dalam kondisi harga yang atraktif pada interval jangka
pendek (Reisman et.al., 2019). Namun, (Bhattacharjea, 2021) menekankan
bahwa dalam kondisi jangka panjang predatory pricing dapat membunuh
kemampuan berkompetisi pelaku usaha mikro dan baru. Selain itu, potongan
harga secara besar- besaran dapat menyebabkan suatu bias preferensi konsumen
serta penawaran produsen terhadap harga pasar. Penyebabnya, perusahaan
berpotensi akan merubah rancangan biaya produksi seiring dengan strategi
intervensi perusahaan layanan atau insentif subsidi dari pihak ketiga. Pelaku
usaha lain yang tidak mendapatkan insentif serupa terpaksa menurunkan harga

5
agar mampu bersaing atau permintaan produk mereka akan berkurang (Kasmi,
2020). Akibatnya, harga penjualan di dalam pasar akan menurun sedangkan
permintaan masih tetap pada tingkat yang sama. Ketidakseimbangan permintaan
dan penawaran menyebabkan semakin rendah tingkat harga justru akan
melahirkan kerugian apabila kuantitas permintaan berada pada kondisi stagnan
atau menurun (law of diminishing return) (Karl et.al., 2019).
2.3. Strategi
Penulis berkesempatan untuk melakukan observasi secara langsung ke
Dinas Koperasi dan UKM pada 15 September 2022. Hasil observasi dan
wawancara menunjukkan kendala terbesar dalam usaha penggunaan transaksi
digital pada UMK adalah ketersediaan anggaran dan kompetensi pengusaha
terkait. Aktualisasi solusi perlu didapatkan melalui kolaborasi pemerintah dan
penyedia layanan dalam memberikan pelatihan melek digital, pemberdayaan
inovasi usaha, dan subsidi aksesibilitas modal teknologi (singh, 2019). Kondisi
demografis Jawa Barat yang ditunjukkan oleh lampiran 1.2.1 didominasi oleh
kalangan produktif 14-24 tahun dengan lebih dari 50 persen diantaranya
menguasai digitalisasi dan internet (Open Data Jabar, 2022). Angka tersebut
menunjukkan bahwa Potensi masyarakat Jawa Barat untuk berpartisipasi di
pasar industri usaha mikro dan kecil sangatlah besar. Maka dari itu, Masyarakat
terdidik di kelas usia tersebut dapat diarahkan untuk mengisi urgensi inklusivitas
profitabilitas UMK antar sektor, khususnya di sektor sekunder seperti
manufaktur dan teknologi informasi. Hal ini diperkuat dengan Lampiran 1.2.2
yang menunjukkan bahwa mayoritas inovasi dari pelaku usaha mikro dan kecil
masih terfokus pada sektor makan dan minum. Secara praktikal, UMK perlu
untuk melakukan diversifikasi produk dan mematangkan strategi bisnis agar
memiliki ketahanan profitabilitas meskipun dihadapkan pada predatory pricing
dan moral hazard di dalam pasar persaingan. Berikutnya, diperlukan regulasi
harga yang bersifat kaku tetapi berkesesuaian dengan harga pasar kompetitif.
Regulasi tersebut harus mencangkup multiaspek digitalisasi pembayaran seperti
batasan jumlah potongan harga pada proses transaksi hingga ketentuan biaya
pengiriman terafiliasi e-wallet. Strategi- strategi tersebut dirumuskan untuk

6
menunjang aksesibilitas cashless society dan digital payment secara
komprehensif.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adopsi e-wallet sebagai strategi ketahanan profitabilitas UMK telah
menunjukkan beberapa inersia positif. Progresivitas positif ini tercermin dari
pertumbuhan jumlah UMK terafiliasi e-wallet, jumlah transaksi digital, dan
jumlah pengguna QRIS di Provinsi Jawa Barat. Meskipun demikian, kondisi
eksternalitas negatif seperti predatory pricing dan informasi asimetris
dikhawatirkan akan meningkatkan probabilitas terjadinya kegagalan pasar.
Kondisi ini berdampak pada ketidakmerataan pertumbuhan profitabilitas UMK
secara komprehensif. Hal tersebut tercermin dari belum tercapainya inklusivitas
profitabilitas dan produktivitas UMK di sektor sekunder yang mengalami
stagnasi dan fluktuasi pertumbuhan. Berlawanan dengan itu, kondisi makro
sosio-ekonomi menunjukkan bahwa industri primer dan peluang bonus
demografi terus mengalami pertumbuhan sejalan dengan jumlah UMK yang
terus meningkat di Provinsi Jawa Barat. Maka dari itu, strategi pemecahan
masalah mulai dari regulasi, pemanfaatan komposisi sosio- hingga pemberian
pelatihan dan akses modal perlu untuk segera dikaji lalu diterapkan di tengah
masyarakat secara berkelanjutan. Berdasarkan kesimpulan di atas rekomendasi
dapat dirumuskan sebagai berikut.
3.2. Rekomendasi
1. Diperlukan adanya integrasi tujuan dan kepentingan antara perusahaan e-wallet
dan regulasi pemerintah untuk menunjang pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat;
2. Pemanfaatan kalangan terpelajar, khususnya mahasiswa generasi Z untuk
menjadi pendamping usaha UMK berkelanjutan sebagai agen edukasi literasi
keuangan digital; dan
3. Pengkajian ulang sistem pemberian modal teknologi perlu dilakukan agar lebih
tepat sasaran. Harapannya, bantuan langsung tunai yang tepat sasaran dapat
segera membantu pengusaha terdampak pandemi untuk berproduksi kembali.

7
Daftar Pustaka
Arbi, K. A., Kausar, A. R., & Salim, I. (2017). Minimizing Asymmetric
Information in Online Markets through Knowledge Management.
International Journal of Management Excellence, 8(2), 924–931.
Badan Pusat Statistik. (2021). Profil Industri dan Mikro.
Bhattacharjea, A. (2018). Predatory Pricing in Platform Competition:
Economic Theory and Indian Cases. In A. Bharadwaj, Devaiah
Vishwas H., & Gupta Indranath (Eds.), Multi-dimensional Approaches
Towards New Technology (pp. 211–230). Springer, Singapore.
Cahyono, Y., Wijoy, H., & Putra, R. S. (2022). The effect of digital
marketing, digital finance and digital payment on finance performance
of Indonesian SMEs . International Journal of Data and Network
Science, 6, 37–44.
Fabris, N. (2019). Cashless Society – The Future of Money or a Utopia?
Journal of Central Banking Theory and Practice, 8(1), 53–66.
Harseno, D. F. (2021). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI PENGGUNAAN E-WALLET DI INDONESIA.
Accounting and Business Information Journal, 9(4).
KASMI, S. (2020). Predatory Pricing in Platform market [MASTER
THESIS LAW AND TECHNOLOGY]. Tiburg University.
Kolandaisamy, R., & Subaramaniam, K. (2020). The Impact of E-Wallets
for Current Generation. Journal of Advanced Research in Dynamical
and Control Sysems, 12(01), 751–759.
Kwabena, G., Qiang, M., Wenyuan, L., & Qalati, S. A. (2019). EFFECTS
OF THE DIGITAL PAYMENT SYSTEM ON SMES
PERFORMANCE IN DEVELOPING COUNTRIES; A CASE OF
GHANA. EPRA International Journal of Economic and Business
Review, 7(12), 79–87.
Liu, M., Brynjoldsson, E., & Dowlatabadi, J. (2021). Do Digital Platforms
Reduce Moral Hazard? The Case of Uber and Taxis. The Institute for
Operations Research and The Management Sciencis.
Reisman, R., Payne, A., & Frow, P. (2019). Pricing in Consumer Digital
Markets: A Dynamic Framework. Australasian Marketing Journal,
27(3), 139–148.
Singh, G. (2019). A Review of Factors Affecting Digital Payments and
Adoption Behaviour for Mobile e-wallets. International Journal of
Research in Management & Business Studies, 6(4), 89–96.
Widiyanti, W., Islami, V., Rani, Syrahrir, & Rosento. (2020). Cashless
Society – The Future of Money or a Utopia? Moneter: Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan, 7(2).
Wulantika, L., & Zein, S. (2020). E-Wallet Effects on Community
Behavior. IOP Conference Series Materials Science and Engineering,
879(1).
Xuan, P. T. T., & Trung, N. D. (2022). Fintech Credit, Digital Payments,
and Income Inequality: Ridge and Bayesian Ridge Approac Financial
Econometrics: Bayesian Analysis, Quantum Uncertainty,and Related
Topics, 427, 621–634.
Andriyani, P. Y., Martha, J. A., & Hidayat, R. (2020). Analisis Pendidikan
dan Pelatihan Kewirausahaan Bagi Usaha Mikro,Kecil, dan
Menengah (UMKM) di Kabupaten Jombang.Pendidikan, Bisnis, dan
Manajemen Menyongsong EraSociety 5.0, 128-142.
Wijoyo, H., Vensuri, H., Widiyanti, Sunarsi, D., Setyawati, L., Lutfi,SA.
M., & Akbar, I. R. (2020). IMPLIKASI DIGITALISASIUMKM.
Solok: Insan Cendekia Mandiri
Deguchi, A., Hirai, C., Matsuoka, H., Nakano, T., Oshima, K., Tai,M., &
Tani, S.(2020). Society 5.0. Springer
Sergeeva, E. (2021). Impact of Inflation on Banks’ Performance. Modern
Economics, 25(1), 123–129.
Ozdemir, O. (2021). Does mobile payment adoption reduce information
asymmetry in small businesses? Journal of Business Research, 130,
510-519.
Chen, H., Lin, Y., & Xu, J. (2018). The effect of mobile payment on
asymmetric information in consumer credit markets. Electronic
Commerce Research and Applications, 28, 38-52.
Guo, X., Liu, X., & Chen, L. (2019). The impact of mobile payment on
information asymmetry in online transactions. Information Systems
Frontiers, 21(2), 251-264.
Cong, L. W., & Li, J. (2019). The dark side of mobile payment: How it
affects consumers’ financial decisions. Journal of Business Research,
99, 405-413.
Yu, H., & Zhang, Y. (2019). The impact of e-wallet on consumer
shopping behavior: Evidence from China. Journal of Retailing and
Consumer Services, 49, 46-54.
Luo, X., Li, S., & Zhang, J. (2020). The impact of mobile payment on
consumer behavior: Evidence from China. Journal of Business
Research, 119, 227-237.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Grafik
Lampiran 1.1. Grafik Terlampir

Lampiran 1.1.1. Grafik Jumlah UMKM Pengguna QRIS (Dalam Jutaan)

Sumber: Katadata dan Bank Indonesia (Diolah)

Lampiran 1.1.2. Grafik Profitabilitas dan Adopsi Digital UMK di Jawa Barat

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2021

Lampiran 1.1.3. Komposisi Penjualan Unit Sektor Sekunder (Dalam Persen)

Sumber: Badan Pusat Statistik Jawa Barat, 2022 (Diolah)


Lampiran 1.2. Grafik Non-Terlampir

Lampiran 1.2.1 Komposisi Demografis Provinsi Jawa Barat

Sumber: Badan Pusat Statistik


Lampiran 1.2.2 Diversifikasi Inovasi UMK Tahun 2020 Per Sektoral

Jumlah UMK Melakukan Inovasi Produk Berdasarkan Bidang Usaha

Jasa Reparasi 65
Industri Pengolahan 6997
Alat Angkut 220
Kendaraan 23
Mesin 68
Komputer dan Barang Elektronik 68
Percetakan 3795
Tekstil 7471
Makanan + Minuman 23600

0 5000 10000 15000 20000 25000

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2020


Lampiran 2. Dokumentasi Observasi

Lampiran 2.1 Dokumentasi Kunjungan ke Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Mikro

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Lampiran 2.2 Dokumentasi Proses Diskusi dan Pencarian Data Kualitatif

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Anda mungkin juga menyukai