Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SEMANTIKA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Objek


Semantik Alquran

Dosen Pengampu:
Nur Mashita Sari, Lc. M.Ag.

Oleh:
1. Nur Azizah 2021793340081
2. Devi Setya Ningrum 2021793340058

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR (IAT)


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM AL-KHOZINY BUDURAN
SIDOARJO
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena atas b
erkat dan rahmat-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Stilistika” ini. Penyusunan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas m
ata kuliah Stilistika
Penyusun menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini masih sangat jauh dar
i kata sempurna baik isi susunan kalimat maupun sistematika pembahasannya. Unt
uk itu teguran saran dan nasihat para pembaca serta dosen pengampu senantiasa ka
mi harapkan demi kesempurnaan makalah kami ini.
Akhir kata, penyusun berharap Allah Yang Maha Esa berkenan membalas segal
a kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga makalah ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.

Sidoarjo, 15 Maret 2022 Pe


nyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................................ i


KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan .................................................................................................


1
A.Latar Belakang .................................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
BAB II Pembahasan ................................................................................................
2
BAB III Penutup .................................................................................................... 1
3
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 1
3
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 14
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stilistika merupakan ilmu linguistik yang mengkaji tentang aspek ‘gaya’
atau style di dalam karya sastra dengan menggunakan medium bahasa sebagai
media telaahnya. Semantik secara umum mengkaji aspek bidang sastra berdasarkan
medium bahasa dengan mengeksplorasi dan memanipulasi bahasa tersebut sehingga
memberikan efek estetik di dalam karya sastra.Mengeksplorasi dan memanipulasi
bahasa maksudnya adalah kemampuan sastrawan dalam menggunakan dan
memanfaatkan bahasa dengan maksud membalikan suatu bahasa yang ada dengan
tidak mematuhi kaidah berbahasa, demi pencapaian suatu efek estetika.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperoleh rumusan masalah se
bagai berikut: Apa itu stemantik Alquran ?
BAB II PEMBAHASAN

A. SEMANTIK DAN KAJIAN AL-QUR’AN

Semantik secara etimologi berasal dari bahasa Yunani sema (tanda atau lambang)1, sema
nteme (makna)2, semaino (menandai atau melambangkan)3, dan semantike (to signify ata
u memaknai).4 Menurut Ferdinand de Saussure yang dimaksud dengan tanda atau lamban
g adalah tanda linguistik, terdiri dari komponen yang mengartikan, berwujud bentuk- bent
uk bunyi bahasa dan komponen yang diartikan, atau makna dari komponen yang pertama.
5 Dengan demikian ruang lingkup kajian semantik sangat luas, dimana segala sesuatu yan
g bermakna termasuk dalam kajian semantik.
Semantik secara terminologi menurut para linguis adalah studi tentang makna.6 Ia menela
ah lambang-lambang atau tanda yang menyatakan

_________
Mohammad Jazeri, Semantik Teori Memahami Makna Bahasa, (Tulungagung: STAIN Tu
lungagung Press, 2013), h.1. Lihat juga Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Semantik, (Ba
ndung: Angkasa, 2015), h. 7.
2 Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, (Jakarta: Rineka Cipta: 2010), h. 5
3T. Fatimah Djajasudarma, Semantik 1; Pengantar ke Arah Ilmu Makna, (Bandung: Erasc
o, 1993), h.1
4Aminuddin, Semantik; Pengantar Studi Tentang Makna, (Bandung: Sinar Baru Al- Gesi
ndo, Cet. IV, 2011), h. 15
5Tim Penulis Rosda, Kamus Filsafat (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), h. 297
6James R. Hurford mengatakan “Semantics is the study of meaning in language.” Lihat Ja
mes R. Hurford, dkk, Semantics a Coursebook, (New York: Cambridge University Press,
2007), h. 1. Paul H. Portner mengatakan “Semantics is the study of meaning.” Lihat Paul
H. Portner, What is Meaning? Fundamentals of Formal Semantics, (Oxford: Blackwell Pu
blishing, 2005), h. 1. Saeed mengatakan “Semantics is the study of meaning communicate
d through language.” Lihat John I. Saeed, Introducing Linguistics, (Oxford: Blackwell Pu
blishing, 2003)cet. II, h. 3. Jhon Lyons mengatakan “semantics may be defined, initially a
nd provisionally, as the study of meaning”. Lihat John Lyons, Semantics , (New York: Ca
mbridge University Press, 1977), h. 1. Senada dengan para linguis di atas, Palmer juga me
ngatakan bahwa “Semantics is the technical
makna.7 Tugasnya adalah mencari bagaimana asal mula dari suatu makna, perkembangan
nya, hubungan makna yang satu dengan yang lain, mengapa terjadi perubahan makna dala
m bahasa, dan apa pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat.8
Sebagai istilah teknis, semantik adalah kajian analitik terhadap istilah-istilah kunci suatu b
ahasa dengan suatu pandangan yang akhirnya sampai pada pengertian konseptual dari mas
yarakat pengguna bahasa tersebut. Pandangan ini tidak saja sebagai alat berbicara dan ber
pikir, tetapi lebih penting lagi, pengonsepan dan penafsiran dunia yang melingkupinya.9
2. Sejarah Perkembangan semantik
Semantik pertamakali dimunculkan dan dikembangkan oleh
ilmuwan Perancis, Michael Breal (1883), melalui karyanya Les Lois Intellectuelles du La
ngage dan Essai de Semantique. Meskipun saat itu Breal menganggap semantik sebagai il
mu baru, ia masih menyebut semantik sebagai ilmu yang murni-historis, dalam arti masih
berkaitan erat dengan unsur-unsur di luar bahasa, seperti latar belakang perubahan makna,
hubungan perubahan makna dengan logika, psikologi, budaya, dan sebagainya. Oleh kare
na itu, Breal dianggap sebagai orang pertama yang

_________
term used to refer to the study of meaning, and since meaning is a part of language, seman
tics is a part of linguistic.” Lihat dalam Sarwiji Suwandi, Semantik; Pengantar Kajian Ma
kna, (Yogyakarta: Media Perkasa, 2008), h. 9. Lebih lanjut Hornby mengatakan bahwa ”S
emantic is relation to meaning in language.” Lihat A.S Hornby, Oxford Advance Learne
r's Dictionary of Current English, (USA: Oxford University, 1972), h. 789
7 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Semantik, (Bandung: CV. Angkasa, 2015), h. 7. Liha
t Juga Edi Subroto, Pengantar Studi Semantik dan Pragmatik; Buku 1 Pengantar Studi Se
mantik, ( Surakarta: Cakrawala Media, 2011), h.1
8 Moh. Matsna, Kajian Semantik Arab; Klasik dan Kontemporer, ( Jakarta: Kencana, 201
6), h. 3. Lihat juga Tarigan Pengajaran Semantik...h. 7
9Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia: Pendekatan Semantik Terhadap al-Quran,
pent. Agus Fehri Husein, dkk (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997), h. 2
mengkaji makna secara ilmiah, modern, dan spesifik. Dalam kajiannya tersebut Breal men
eliti makna kata yang terdapat dalam bahasa-bahasa klasik yang terhimpun dalam rumpun
bahasa India-Eropa seperti bahasa Yunani, Latin, dan Sanskerta.10
Kajian semantik menjadi lebih terarah dan sistematis setelah tampilnya Ferdinand de Saus
sure dengan karyanya Course de Linguistique Generale (1916). Ia dijuluki sebagai Bapak
linguistik modern. Pada masa itu diperkenalkan dua pendekatan dalam studi bahasa, yaitu
pendekatan sinkronis yang bersifat deskriptif dan pendekatan diakronis yang bersifat histo
ris. Menurutnya, bahasa merupakan satu kesatuan dan ia merupakan satu sistem yang terd
iri atas unsur-unsur yang saling berkaitan atau berhubungan. Pandangan inilah yang kemu
dian mempengaruhi berbagai bidang penelitian, terutama di Eropa.11 Kajian de Saussure i
tu selain didasarkan pada analisis struktur bahasa juga berdasarkan analisis sosial, psikolo
gis, dan pemikiran.12
Setelah kemunculan karya de Saussure, pandangan semantik berbeda dari pandangan sebe
lumnya. Perbedaan tersebut antara lain: pandangan historis mulai ditinggalkan, perhatian
mulai diarahkan pada struktur di dalam kosakata, semantik mulai dipengaruhi stilistika, st
udi semantik terararah pada bahasa tertentu, hubungan antara bahasa dan

___________
10 Umar, 'Ilm al-Dila>lah, h. 20
11 Djajasudarma, Semantik I, h. 12
12 Ibid
pikiran mulai dipelajari, karena bahasa merupakan kekuatan yang menentukan dan menga
rahkannya.13
Setelah de Saussure, ada juga ilmuwan yang dianggap cukup memberikan corak, warna, d
an arah baru dalam kajian bahasa, yaitu Leonard Bloomfield. Dalam bukunya Language, i
a banyak dipengaruhi oleh aliran Behaviorisme yang terdapat dalam psikologi, karena ia
menganggap bahwa bahasa merupakan tingkah laku, dan makna merupakan suatu kondisi
yang di dalamnya orang mengungkapkan sebuah kata atau kalimat dan direspons oleh pen
dengar. Sehingga makna menurutnya adalah kondisi dan respons. Ia juga mengatakan bah
wa kita dapat mendefinisikan arti secara tepat apabila arti tersebut berhubungan dengan h
al-hal yang kita ketahui secara ilmiah.14
Tokoh lain yang berjasa dalam perkembangan linguistik khususnya semantik adalah Noa
m Chomsky, seorang tokoh aliran tata bahasa transformasi. Ia menyatakan bahwa makna
merupakan unsur pokok dalam analisis bahasa. Kajian semantik ini tidak hanya menarik p
erhatian para ahli bahasa, akan tetapi juga menarik perhatian para ahli di luar bahasa untu
k mengkajinya. Salah satu yang memberikan perhatian terhadap kajian ini adalah Odgen d
an Richard, dengan karya berjudul The Meaning of Meaning, yang membahas kompleksit
as sebuah makna. Selain Odgen

_________
13Stephen Ullman, Semantics an Introduction to the Science of Meaning, terj. Sumarsono,
Pengantar Semantik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cet. V, 2014), h. 9-10.
14 Masna, Kajian Semantik Arab, Klasik dan Kontemporer, (Jakarta: Prenada Media Gro
up, 2016), h. 8
dan Richard, perhatian pada semantik juga dilakukan oleh Bridgman (ahli perundang-und
angan) dan Thurman Arnold (ahli administrasi).15
Dalam perkembangan selanjutnya istilah semantik pun menjadi bermacam-macam, akan t
etapi orang lebih banyak menggunakan istilah semantik, seperti halnya Palmer (1976), Ly
ons (1977), dan Leech (1974). Tokoh lainnya, Lehrer mengatakan bahwa semantik merup
akan bidang yang sangat luas karena di dalamnya melibatkan unsur-unsur struktur dan fun
gsi bahasa yang berkaitan erat dengan psikologi, filsafat, antropologi, dan sosiologi. Antro
pologi berkepentingan dengan semantik antara lain karena analisis makna dalam bahasa d
apat menyajikan klasifikasi budaya pemakai bahasa secara praktis. Filsafat berhubungan e
rat dengan semantik karena persoalan makna tertentu hanya dapat dijelaskan secara filoso
fis (misalnya makna ungkapan tertentu dan peribahasa). Psikologi berhubungan erat deng
an semantik karena psikologi memanfaatkan gejala kejiwaan yang ditampilkan manusia s
ecara verbal atau nonverbal. Demikian juga halnya sosiologi memiliki kepentingan denga
n semantik, karena ungkapan atau ekspresi tertentu dapat menandai kelompok sosial atau i
dentitas sosial tertentu.16
Selain para tokoh di atas, masih ada Max Muler dengan dua bukunya The Science of Lan
guage (1862) dan The Science of Thought (1887). Demikian juga, Adolf Noreen (1854-19
25) dengan bukunya Lughatuna, yang mengkaji makna secara khusus dalam bab-bab buk
unya
dengan menggunakan istilah semology. Berikutnya muncul seorang filolog Swedia, yakni
Gustaf Stern, dengan karyanya Meaning and Change of Meaning, with special Reference t
o The English Language (1931). Stern, dalam kajian itu, sudah melakukan studi makna se
cara empiris dengan bertolak dari satu bahasa, yakni bahasa Inggris.17

___________
15 Ibid
16 Ibid, h. 9
17 Aminuddin, Semantik Pengantar Studi tentang Makna, h. 16
III. KESIMPULAN

Dari uraian di atas, bisa disimpulkan bahwa objek kajian semantik adalah berupa makna k
ata dan frase; relasi makna antara beberapa kata; dan makna kalimat. Untuk itu, perlu dibe
dakan yang mana garapan semantik dan yang mana garapan pragmatik, mengingat kedua
bidang tersebut sama-sama mengkaji tentang makna.
DAFTAR PUSTAKA

1Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), cet.
VIII, hlm. 112
2Akhmad Muzakki, Stilistika al-Qur’an Gaya Bahasa al-Qur’an dalam Konteks
Komunikasi (Malang: UIN-Malang Press, 2009) hlm. 10
3 Akhmad Muzakki, Stilistika al-Qur’an Gaya Bahasa al-Qur’an dalam Konteks
Komunikasi… hlm.11
4 Nyoman Kutha Ratna, Estetika Sastra, dan Budaya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar:
2007), hlm. 2366 Burhan Nurgiyantoro, Stilistika… hlm. 75
5Panuti Sujiman, Bunga Rampai Stilistika (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1993), hlm.
6 Era stilistika modern dipelopori oleh kelompok Formalisme Rusia, yang dipengaruhi
oleh teori linguistik Ferdinand de Saussure. Saussure telah berhasil mengenalkan
sekaligus meletakkan dasar-dasar linguistick modern sehingga selain menjadi ilmu baru,
ilmu ini dikatakan mmeiliki pondasi ilmiah yang paling objektif. Lihat Dwi Susanto,
Pengantar Teori Sastra, Dasar-dasar Memahami Fenomena Kesusastraan: Psikologi
Sastra, Strukturalisme, Formalisme Rusia, Marxisme, Interpretasi dan Pembacaan, dan
Pascastrukturalisme (Yogyakarta: CAPS, 2012), hlm.9
7 Burhan Nurgiyantoro, Stilistika… hlm.151
12 Ibid,.. hlm.152

Anda mungkin juga menyukai