Anda di halaman 1dari 22

Laporan Tahunan Program P2PTM Tahun 2019

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia
dengan 36 juta kematian setiap tahunnya dari sekitar 63% seluruh kematian terutama
penyakit jantung, kanker, penyakit pernafasan kronis dan diabetes. Ancaman PTM
setiap tahunnya diperkirakan sebesar 8 juta kematian atau 22% dari seluruh kematian
di wilayah Asia Tenggara.

Penyakit Tidak Menular merupakan penyakit yang sering tidak bergejala dan
tidak memiliki tanda klinis secara khusus sehingga menyebabkan setiap individu tidak
mengetahui dan menyadari kondisi tersebut sejak permulaan perjalanan penyakit.
Kondisi ini berdampak terhadap keterlambatan dalam penanganan dan menimbulkan
komplikasi PTM bahkan berakibat kematian lebih dini. Hasil Riskesdas 2018
menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular mengalami kenaikan jika
dibandingkan dengan Riskesdas 2013 antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis,
diabetes mellitus, dan hipertensi. Sedangkan prevalensi kanker naik dari 1,4 persen
(Riskesdas 2013) menjadi 1,8 persen di 2018 dengan prevalensi tertinggi di Provinsi
DI Yogyakarta.

Begitu pula dengan prevalensi stroke naik dari 7 persen menjadi 10,9 persen,
sementara penyakit ginjal kronik naik dari 2 persen menjadi 3,8 persen. Berdasarkan
pemeriksaan gula darah, prevalensi diabetes mellitus naik dari 6,9 persen menjadi 8,5
persen; dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8 persen menjadi
34,1 persen. Peningkatan prevalensi PTM berdampak terhadap peningkatan beban
pembiayaan kesehatan yang harus ditanggung negara dan masyarakat. Penyandang
PTM memerlukan biaya yang relatif mahal, terlebih bila kondisinya berkembang
semakin lama (menahun) dan terjadi komplikasi.

PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya, yaitu merokok, diet
yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman beralkohol. Mencegah
dan mengendalikan faktor risiko relatif lebih murah bila dibandingkan dengan biaya
pengobatan PTM. Pengendalian faktor risiko PTM merupakan upaya untuk mencegah
PTM, bagi masyarakat sehat, yang mempunyai faktor risiko dan bagi penyandang PTM,
dengan tujuan bagi yang belum memiliki faktor risiko agar tidak timbul faktor risiko

1|Page
Laporan Tahunan Program P2PTM Tahun 2019

PTM, kemudian bagi yang mempunyai faktor risiko diupayakan agar kondisi faktor
risiko PTM menjadi normal kembali dan atau mencegah terjadinya PTM, dan bagi yang
sudah menyandang PTM, untuk mencegah komplikasi, kecacatan dan kematian dini
serta meningkatkan kualitas hidup.

Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah
pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat. Masyarakat diberikan fasilitas
dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor risiko PTM dengan
dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi dini, pemantauan
faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya. Kegiatan ini disebut dengan Pos Pembinaan
Terpadu (Posbindu) PTM.

Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan


kegiatan deteksi dini, pemantauan faktor risiko PTM serta tindak lanjut dini yang
dilaksanakan secara terpadu, rutin, rutin dan periodik. Kegiatan Posbindu PTM
diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat terhadap faktor risiko
PTM sehingga peningkatan kasus PTM dapat dicegah. Sikap mawas diri ini ditunjukkan
dengan adanya perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat dan pemanfaatan
fasilitas pelayanan kesehatan tidak hanya pada saat sakit, melainkan juga pada keadaan
sehat. Sasaran Posbindu PTM adalah masyarakat berusia 15 tahun ke atas yang dibagi
menjadi dua (2) kelompok yaitu kelompok usia produktif (usia 15-59 tahun) dan
kelompok usia lanjut (usia 60 tahun keatas).

Oleh karena itu, hasil kegiatan yang menunjang pelaksanaan program PTM
disusun dalam laporan tahunan program PTM sehingga diperoleh gambaran hasil
pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Posbindu beserta masalah, kendala dan
hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan program PTM. Selain itu, dapat mengetahui
alternatif pemecahan masalah dalam pelaksanaan program PTM.

1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM

Tersusunnya laporan tahunan program PTM tahun 2019 Dinas Kesehatan Kota
bandar Lampung diharapkan dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan program
PTM.

2|Page
Laporan Tahunan Program P2PTM Tahun 2019

1.2.2 TUJUAN KHUSUS


1) Mengetahui hasil pencapaian program PTM tahun 2019.
2) Mengetahui masalah, hambatan dan kendala serta alternatif pemecahan
masalah dalam pelaksanaan program PTM.

1.3 SUMBER ANGGARAN


Dalam pelaksanaan program PTM tahun 2019 didukung dengan pembiayaan
bersumber dari :
1.3.1 Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik berupa penyediaan strip gula darah,
kolesterol dan asam urat yang didistribusikan ke puskesmas yang
dipergunakan untuk menunjang pelayanan kesehatan dalam deteksi dini
faktor risiko PTM di Posbindu PTM.
1.3.2 Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik (Bantuan Opersional Kesehatan)
untuk terselenggaranya pertemuan dalam rangka refreshing pengelola
program PTM Puskesmas tentang sistem informasi kesehatan program
PTM baik secara online berbasis website maupun offline, serta monitoring
dan evaluasi program PTM setiap semester.
1.3.3 Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT) untuk terselenggaranya
pertemuan dalam rangka refreshing pengelola program PTM Puskesmas
tentang perkembangan program PTM serta monitoring dan evaluasi
program PTM semester 2 dan tahunan.

3|Page
Laporan Tahunan Program P2PTM Tahun 2019

BAB II. TARGET KINERJA PROGRAM DAN RENCANA STRATEGI

2.1 TARGET KINERJA PROGRAM

Meningkatnya kasus PTM secara signifikan diperkiraan akan menambah beban


masyarakat dan pemerintah, karena penanganannya membutuhkan biaya yang besar
dan memerlukan teknologi tinggi. Hal ini dapat terlihat dari data Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) tahun 2017, sebanyak 10.801.787 juta orang atau 5,7%
peserta JKN mendapat pelayanan untuk penyakit katastropik dan menghabiskan biaya
kesehatan sebesar 14,6 triliun rupiah atau 21,8% dari seluruh biaya pelayanan
kesehatan dengan komposisi peringkat penyakit jantung sebesar 50,9% atau 7,4 triliun,
penyakit ginjal kronik sebesar 17,7% atau 2,6 triliun rupiah.

Untuk itu, dibutuhkan komitmen bersama dalam menurunkan morbiditas,


mortalitas dan disabilitas PTM melalui intensifikasi dan pencegahan dan pengendalian
menuju Indonesia Sehat, sehingga perlu adanya pemahaman yang optimal serta
menyeluruh tentang besarnya permasalahan PTM dan faktor risikonya pada semua
pengelola program di setiap jenjang pengambil kebijakan dan lini pelaksanaan.

Kebijakan program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular antara


lain :

1. Meningkatkan advokasi kebijakan yang berpihak terhadap program kesehatan


sosialisasi P2PTM,
2. Melaksanakan upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif secara
komprehensif,
3. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia,
4. Mengembangkan dan memperkuat sistem surveilans,
5. Penguatan jejaring dan kemitraan melalui pemeberdayaan masyarakat.

Indikator program P2PTM dalam Sustainable Development Goals (SDGs) adalah


mengurangi hingga sepertiga angka kematian dini akibat penyakit tidak menular pada
tahun 2030. Sedangkan dalam Target Global yang menjadi indikator P2PTM antara lain:

1. Penurunan kematian dini akibat PTM 25% tahun 2025,


2. Penurunan konsumsi tembakau 30%,
3. Tidak ada peningkatan diabetes/obesitas (0%)

4|Page
Laporan Tahunan Program P2PTM Tahun 2019

4. Penurunan asupan garam 30%,


5. Penurunan kurang aktifitas fisik 10%,
6. Penurunan tekanan darah tinggi 25%,
7. Cakupan pengobatan esensial dan teknologi untuk pengobatan PTM 80%,
8. Cakupan terapi farmakologis dan konseling untuk mencegah serangan jantung dan
stroke 50%,
9. Penurunan konsumsi alkohol 10%,
10. Penurunan prevalensi kebutaan yang dapat dicegah sebesar 90% pada tahun 2020,
11. Penurunan prevalensi gangguan pendengaran sebesar 90% pada tahun 2030.

Sedangkan indikator program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak


Menular dalam RPJMN 2015-2019 antara lain :

1. Penurunan prevalensi hipertensi dari 25,8% pada tahun 2013 menjadi 23,4% tahun
2019,
2. Pengendalian obesitas usia ≥18 tahun tetap 15,4%,
3. Penurunan prevalensi merokok ≤18 tahun dari 7,2% tahun 2013 menjadi 5,4%
tahun 2019.

Dalam Rencana Strategis (RENSTRA) 2015-2019 yang menjadi indikator program


pencegahan dan pengendalian PTM antara lain :

1. 50% puskesmas melaksanakan pengendalian terpadu PTM (PANDU PTM),


2. 50% desa/kelurahan melaksanakan Posbindu PTM,
3. 50% puskesmas yang melaksanakan deteksi dini kanker serviks dan payudara pada
perempuan usia 30-50 tahun,
4. 50% kab/kota melaksanakan kebijakan KTR minimal 50% sekolah,
5. 30% puskesmas yang melakukan deteksi dini dan rujukan katarak.

Berikut ini indikator per-program P2PTM sebagai berikut :

Program Indikator Keterangan


Penurunan faktor Penurunan prevalensi hipertensi dari RPJMN 2015-2019
risiko penyakit 25,8% pada tahun 2013 menjadi 23,4%
jantung dan stroke tahun 2019
Pelayanan Hipertensi sesuai standar PP No. 2 Tahun 2018 tentang
SPM
Penderita Hipertensi berobat teratur PIS-PK

5|Page
Laporan Tahunan Program P2PTM Tahun 2019

Puskesmas yang melaksanakan PANDU Renstra 2015-2019


PTM
Deteksi Dini Faktor Desa yang memiliki Posbindu PTM Renstra 2015-2019
Risiko
Pengendalian 1. Penurunan Prevalensi merokok 18 RPJMN 2015-2019
Konsumsi Rokok tahun dari 7,2% tahun 2013 menjadi
5,4% tahun 2019
2. 50% kab/kota melaksanakan Renstra 2015-2019
kebijakan KTR minimal 50% sekolah
3. Jumlah keluarga yang anggota PIS-PK
keluarganya tidak merokok
Pengendalian Kanker 50% Puskesmas yang melaksanakan Renstra 2015-2019
deteksi dini kanker serviks dan payudara
pada perempuan usia 30-50 tahun
Penanggulangan Persentase puskesmas yang Renstra 2015-2019
Gangguan Indera dan melaksanakan deteksi dini dan rujukan
Fungsional katarak sebesar 30% pada tahun 2019
1. Pelayanan kesehatan pada usia dasar 1. PP Nomor 2 Tahun 2018
tentang SPM
2. Pelayanan Kesehatan pada Usia 2. Permenkes No. 43 Tahun
Produktif 2016 tentang SPM
3. Pelayanan Kesehatan pada Usia
Lanjut
Tindak Lanjut Peta Jalan Layanan Peraturan Presiden Nomor 33
Kesehatan Inklusi bagi Penyandang Tahun 2018 tentang Rencana
Disabilitas Aksi Nasional Hak Asasi
Manusia Tahun 2015-2019

2.2 RENCANA STRATEGI

2.2.1 DETEKSI DINI FAKTOR RISIKO PTM DI POSBINDU

Merupakan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan di Pos


Pembinaan Terpadu (Posbindu). Adapun kegiatan yang dilaksanakan meliputi :

 Pengukuran tekanan darah,


 Pengukuran gula darah,
 Pengukuran Indeks Massa Tubuh,
 Wawancara perilaku berisiko,
 Edukasi perilaku gaya hidup sehat.

6|Page
Laporan Tahunan Program P2PTM Tahun 2019

Sasaran kegiatan ini adalah setiap warga negara berusia 15 tahun ke atas di suatu
kelurahan/institusi. Sedangkan sasaran pemeriksaan gula darah adalah setiap warga
negara berusia 40 tahun ke atas atau kurang dari 40 tahun yang memiliki faktor risiko
obesitas dan/atau hipertensi.

2.2.2 PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM

Kegiatan PANDU PTM adalah kegiatan penemuan dan penanganan kasus PTM dan
manajemen faktor risiko PTM di FKTP secara terpadu. Kegiatan manajemen faktor
risiko meliputi pemeriksaan :

 Perilaku merokok,
 Obesitas,
 Tekanan Darah >120/80 mmHg,
 Gula darah sewaktu >200 mg/dL,
 Kolesterol atau kolesterol rata-rata,
 Wanita usia 30-50 tahun atau wanita yang pernah berhubungan seksual.

Kegiatan PANDU PTM juga meliputi penanganan penyandang PTM dan Program Rujuk
Balik (PRB).

Sasaran kegiatan ini adalah setiap warga negara yang menyandang dan memiliki faktor
risiko PTM yang berkunjung ke FKTP.

7|Page
Laporan Tahunan Program P2PTM Tahun 2019

BAB III. PENCAPAIAN TARGET PROGRAM

INDIKATOR PENCAPAIAN KESENJANGAN


NO TARGET SASARAN
KINERJA ABSOLUT % ABSOLUT %
1 Pelayanan 100% 130.076 92.873 71,40% 37.203 28,60%
Kesehatan
Penderita
Hipertensi
Sesuai Standar
2 Pelayanan 100% 53.712 46.736 87,01% 6.976 12,99%
Kesehatan
Penderita
Diabetes
Mellitus Sesuai
Standar
3 Pelayanan 100% 117.855 78.150 66,31% 39.705 33,69%
Kesehatan
Penderita
Obesitas
Sesuai Standar
4 Skrining 100% 701.676 691.516 98,55% 10.160 1,45%
Kesehatan
Usia Produktif
(Usia 15-59
Tahun)
5 Deteksi Dini 100% 80.978 43.532 53,76% 37.446 46,24%
Kanker Leher
Rahim Dan
Payudara Pada
Wanita Usia
Subur (Usia
30-50 Tahun)

8|Page
Laporan Tahunan Program P2PTM Tahun 2019

6 Penerapan 50% 555 179 32,25% 376 17,75%


Kawasan
Tanpa Rokok
Di Sekolah
Dan Upaya
Berhenti
Merokok Bagi
Perokok Usia
10-18 Tahun
7 Jumlah 100% 126 126 100% 0 0%
kelurahan
yang memiliki
Posbindu aktif

9|Page
Laporan Tahunan Program P2PTM Tahun 2019

BAB IV. ANALISIS HASIL PENCAPAIAN PROGRAM

4.1 PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI SESUAI STANDAR

Pencapaian target program pelayanan kesehatan pada penderita Hipertensi sesuai


standar Kota Bandar Lampung tahun 2019 sebesar 71,40 persen (92.873 orang) dari
130.076 sasaran masyarakat usia 15 tahun keatas. Berikut grafik capaian pelayanan
kesehatan pada penderita Hipertensi sesuai standar tahun 2019 di wilayah Kota Bandar
Lampung :

Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi Tahun 2019


120,00
100,00 100,00 100,00 87,65 SPM
100,00
100,00 100,00 100,00 84,59 81,77
80,00 100,00 100,00 88,42 82,49 71,59
77,46 63,23
71,40
60,00 73,49 56,96
70,82
53,31
37,98
40,00 47,42 33,66
26,43 19,57
45,78 34,33
27,92
20,00 26,37 18,31

0,00

Berdasarkan grafik di atas, Puskesmas dengan capaian tertinggi antara lain Satelit
(100%), Kedaton (100%), Kebon Jahe (100%), Sumur Batu (100%), Palapa (100%),
Simpur (100%), Kemiling (100%), dan Segala Mider (100%). Akan tetapi, adapun
Puskesmas yang belum dapat mencapai target tersebut antara lain Way Halim
(18,31%), Beringin Raya (19,57%) dan Way Kandis (26,37%). Hal ini berhubungan
dengan masih rendahnya partisipasi masyarakat untuk deteksi dini faktor risiko PTM di
Posbindu PTM yang dilaksanakan di setiap kelurahan dan kunjungan pasien ke
puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya untuk mendapatkan tatalaksana sesuai
standar baik berupa pengobatan maupun edukasi kepatuhan minum obat.

10 | P a g e
Laporan Tahunan Program P2PTM Tahun 2019

Oleh karena itu, alternatif pemecahan masalah tersebut antara lain :

 Advokasi dan sosialisasi dengan pemangku jabatan wilayah setempat untuk


penggerakan masyarakat dalam upaya deteksi dini faktor risiko PTM di Posbindu
PTM,
 Kerjasama dengan lintas sektor dan lintas program terkait dengan penggerakan
masyarakat dalam upaya deteksi dini faktor risiko PTM di Posbindu PTM,
 Sosialisasi dan edukasi pada masyarakat untuk deteksi dini faktor risiko PTM ke
Posbindu dan atau fasilitas pelayanan kesehatan setempat.
 Meningkatkan kapasitas SDM Kesehatan untuk mendeteksi dini faktor risiko PTM di
Posbindu dan tatalaksana PTM sesuai standar.
 Meningkatkan kapasitas SDM Kader Kesehatan untuk mendeteksi dini faktor risiko
PTM di Posbindu.
 Meningkatkan frekuensi berposbindu secara mobile dalam upaya mendeteksi dini
faktor risiko PTM di masyarakat.

4.2 PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELLITUS SESUAI STANDAR

Pencapaian target program pelayanan kesehatan pada penderita Diabetes Mellitus


sesuai standar Kota Bandar Lampung tahun 2019 sebesar 87,01 persen (46.736 orang)
dari 53.172 sasaran masyarakat usia 15 tahun keatas. Berikut grafik capaian pelayanan
kesehatan pada penderita Diabetes Mellitus sesuai standar tahun 2019 di wilayah Kota
Bandar Lampung :

11 | P a g e
Laporan Tahunan Program P2PTM Tahun 2019

Beringin Raya 22,89


Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Mellitus
Panjang 24,80 Tahun 2019
Sukamaju 24,94
Pinang Jaya 28,48
Bakung 28,75
Way Kandis 28,82
Way Halim 28,99
Pasar Ambon 31,09
Susunan Baru 44,71 SPM
Labuhan Ratu 46,42
Sukabumi 54,16
Campang Raya 59,95
Kupang Kota 64,24
Korpri 66,33
Kampung Sawah 66,55
Permata Sukarame 74,21
Sukaraja 75,79
Sumur Batu 80,31
Kota Bandar Lampung 87,01
Kemiling 90,39
Gedong Air 99,42
Kebon Jahe 99,95
Simpur 100,00
Rajabasa Indah 100,00
Palapa 100,00
Satelit 100,00
Segala Mider 100,00
Kota Karang 100,00
Sukarame 100,00
Kedaton 100,00

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00

Berdasarkan grafik di atas, Puskesmas dengan capaian tertinggi antara lain Kedaton
(100%), Sukarame (100%), Kota Karang (100%), Segala Mider (100%), Satelit (100%),
Palapa (100%), Rajabasa Indah (100%), Simpur (100%), Kebon Jahe (100%) dan
Gedong Air (100%). Akan tetapi, adapun Puskesmas yang belum dapat mencapai target
tersebut antara lain Beringin Raya (22,89%), Panjang (24,80%) dan Sukamaju
(24,94%). Hal ini berhubungan dengan masih rendahnya partisipasi masyarakat untuk
deteksi dini faktor risiko PTM di Posbindu PTM yang dilaksanakan di setiap kelurahan
dan kunjungan pasien ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya untuk
mendapatkan tatalaksana sesuai standar baik berupa pengobatan maupun edukasi
kepatuhan minum obat.

Oleh karena itu, alternatif pemecahan masalah tersebut antara lain :

 Advokasi dan sosialisasi dengan pemangku jabatan wilayah setempat untuk


penggerakan masyarakat dalam upaya deteksi dini faktor risiko PTM di Posbindu
PTM,
 Kerjasama dengan lintas sektor dan lintas program terkait dengan penggerakan
masyarakat dalam upaya deteksi dini faktor risiko PTM di Posbindu PTM,
 Sosialisasi dan edukasi pada masyarakat untuk deteksi dini faktor risiko PTM.

12 | P a g e
Laporan Tahunan Program P2PTM Tahun 2019

 Meningkatkan kapasitas SDM Kesehatan untuk mendeteksi dini faktor risiko PTM di
Posbindu dan tatalaksana PTM sesuai standar.
 Meningkatkan kapasitas SDM Kader Kesehatan untuk mendeteksi dini faktor risiko
PTM di Posbindu.
 Meningkatkan frekuensi berposbindu secara mobile dalam upaya mendeteksi dini
faktor risiko PTM di masyarakat.

4.3 PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA OBESITAS SESUAI STANDAR

Pencapaian target program pelayanan kesehatan pada penderita Obesitas sesuai


standar Kota Bandar Lampung tahun 2019 sebesar 66,31 persen (78.150 orang) dari
117.855 sasaran masyarakat usia 15 tahun keatas. Berikut grafik capaian pelayanan
kesehatan pada penderita Obesitas sesuai standar tahun 2019 di wilayah Kota Bandar
Lampung :

Pelayanan Kesehatan Penderita Obesitas Tahun 2019


120,00
100,00 100,00 100,00
100,00 100,00 100,00 100,00
100,00 96,62

80,67
77,33
80,00 73,06
70,93 66,31
66,44 65,08
56,98
60,00
50,35
44,69
44,41
42,97
42,09
40,00 34,21
30,11
25,03
22,49
16,87
20,00
7,586,78
1,100,510,00
0,00
Way Halim
Susunan Baru

Bakung
Palapa
Labuhan Ratu

Satelit

Kampung Sawah

Kemiling
Rajabasa Indah

Way Laga
Pinang Jaya
Segala Mider

Kota Karang
Sukaraja

Gedong Air
Sukamaju
Sumur Batu

Kota Bandar Lampung

Permata Sukarame

Pasar Ambon
Kedaton

Simpur

Panjang
Korpri

Sukarame

Kebon Jahe
Kupang Kota

Beringin Raya

Sukabumi
Way Kandis
Campang Raya

Berdasarkan grafik di atas, Puskesmas dengan capaian tertinggi antara lain Campang
Raya (100%), Kedaton (100%), Palapa (100%), Labuhan Ratu (100%), Korpri (100%),
Satelit (100%), dan Segala Mider (100%). Akan tetapi, adapun Puskesmas yang belum

13 | P a g e
Laporan Tahunan Program P2PTM Tahun 2019

dapat mencapai target tersebut antara lain Sukabumi (0,00%), Way Halim (0,51%) dan
Way Kandis (1,10%). Hal ini berhubungan dengan masih rendahnya partisipasi
masyarakat untuk deteksi dini faktor risiko PTM di Posbindu PTM yang dilaksanakan di
setiap kelurahan dan kunjungan pasien ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya
untuk mendapatkan edukasi kesehatan.

Oleh karena itu, alternatif pemecahan masalah tersebut antara lain :

 Advokasi dan sosialisasi dengan pemangku jabatan wilayah setempat untuk


penggerakan masyarakat dalam upaya deteksi dini faktor risiko PTM di Posbindu
PTM,
 Kerjasama dengan lintas sektor dan lintas program terkait dengan penggerakan
masyarakat dalam upaya deteksi dini faktor risiko PTM di Posbindu PTM,
 Sosialisasi dan edukasi pada masyarakat untuk deteksi dini faktor risiko PTM.
 Meningkatkan kapasitas SDM Kesehatan untuk mendeteksi dini faktor risiko PTM di
Posbindu dan tatalaksana PTM sesuai standar.
 Meningkatkan kapasitas SDM Kader Kesehatan untuk mendeteksi dini faktor risiko
PTM di Posbindu.
 Meningkatkan frekuensi berposbindu secara mobile dalam upaya mendeteksi dini
faktor risiko PTM di masyarakat.

4.4 SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN USIA LANJUT (USIA 15 TAHUN
KEATAS)

Pencapaian target program skrining kesehatan pada masyarakat usia 15 tahun keatas
Kota Bandar Lampung tahun 2019 sebesar 98,55 persen (691.516 orang) dari 701.676
sasaran masyarakat usia 15 tahun keatas. Berikut grafik capaian skrining kesehatan
masyarakat usia 15 tahun keatas tahun 2019 di wilayah Kota Bandar Lampung :

14 | P a g e
Laporan Tahunan Program P2PTM Tahun 2019

Skrining Kesehatan Masyarakat Usia 15 Tahun keatas Tahun 2019

Pinang Jaya 25,28


Sukabumi 32,02 SPM
Way Laga 42,97
Sukaraja 46,85
Bakung 49,49
Susunan Baru 50,55
Labuhan Ratu 52,51
Simpur 54,15
Beringin Raya 56,67
Way Kandis 60,05
Rajabasa Indah 61,23
Kupang Kota 70,93
Sukarame 74,90
Way Halim 84,82
Segala Mider 84,96
Kampung Sawah 86,20
Panjang 86,76
Kebon Jahe 89,51
Korpri 90,40
Pasar Ambon 93,87
Kemiling 94,79
Kota Bandar Lampung 98,55
Permata Sukarame 98,68
Sumur Batu 100,00
Kedaton 100,00
Satelit 100,00
Gedong Air 100,00
Campang Raya 100,00
Palapa 100,00
Sukamaju 100,00
Kota Karang 100,00
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

Berdasarkan grafik di atas, Puskesmas dengan capaian tertinggi antara lain Kota Karang
(100%), Sukamaju (100%), Palapa (100%), Campang Raya (100%), Gedong Air (100%),
Satelit (100%), Kedaton (100%) dan Sumur Batu (100%). Akan tetapi, adapun
Puskesmas yang belum dapat mencapai target tersebut antara lain Pinang Jaya
(25,28%), Sukabumi (32,02%) dan Way Laga (42,97%). Hal ini berhubungan dengan
masih rendahnya partisipasi masyarakat untuk deteksi dini faktor risiko PTM di
Posbindu PTM yang dilaksanakan di setiap kelurahan dan kunjungan pasien ke
puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya untuk mendapatkan edukasi kesehatan
dalam upaya mengurangi kejadian Penyakit Tidak Menular.

Oleh karena itu, alternatif pemecahan masalah tersebut antara lain :

 Advokasi dan sosialisasi dengan pemangku jabatan wilayah setempat untuk


penggerakan masyarakat dalam upaya deteksi dini faktor risiko PTM di Posbindu
PTM,

15 | P a g e
Laporan Tahunan Program P2PTM Tahun 2019

 Kerjasama dengan lintas sektor dan lintas program terkait dengan penggerakan
masyarakat dalam upaya deteksi dini faktor risiko PTM di Posbindu PTM,
 Sosialisasi dan edukasi pada masyarakat untuk deteksi dini faktor risiko PTM.
 Meningkatkan kapasitas SDM Kesehatan untuk mendeteksi dini faktor risiko PTM di
Posbindu dan tatalaksana PTM sesuai standar.
 Meningkatkan kapasitas SDM Kader Kesehatan untuk mendeteksi dini faktor risiko
PTM di Posbindu.
 Meningkatkan frekuensi berposbindu secara mobile dalam upaya mendeteksi dini
faktor risiko PTM di masyarakat.

4.5 DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DAN PAYUDARA PADA WANITA USIA
SUBUR (USIA 30-50 TAHUN)

Pencapaian target program deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara pada
Wanita Usia Subur Usia 30-50 tahun Kota Bandar Lampung tahun 2019 sebesar 53,76
persen (43.532 orang) dari 80.978 sasaran WUS usia 30-50 tahun. Berikut grafik
capaian deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara pada wanita usia subur
tahun 2019 di wilayah Kota Bandar Lampung :

Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Payudara Tahun 2019


120,00
100,00 100,00
100,00 100,00
100,00
86,91

80,00
69,53
64,73
64,60
63,03
62,57
53,76
60,00 52,18
SPM
43,59
37,71
36,97
35,55
40,00
29,78
26,43
23,59
21,22
18,63
20,00 11,589,20
8,226,656,53
1,471,211,141,000,76
0,00
Way Halim

Susunan Baru
Bakung
Satelit

Kampung Sawah
Rajabasa Indah

Labuhan Ratu

Pinang Jaya

Palapa

Kemiling
Way Laga

Gedong Air

Sukaraja

Kota Karang
Sumur Batu

Permata Sukarame

Kota Bandar Lampung

Segala Mider

Pasar Ambon

Sukamaju
Kedaton
Sukarame

Simpur
Kupang Kota
Sukabumi

Panjang

Kebon Jahe

Way Kandis

Beringin Raya

Korpri
Campang Raya

16 | P a g e
Laporan Tahunan Program P2PTM Tahun 2019

Berdasarkan grafik di atas, Puskesmas dengan capaian tertinggi antara lain Kedaton
(100%), Sukarame (100%), Rajabasa Indah (100%), dan Satelit (100%). Akan tetapi,
adapun Puskesmas yang belum dapat mencapai target tersebut antara lain Korpri
(0,76%), Sukamaju (1,10%) dan Kota Karang (1,14%). Hal ini berhubungan dengan
masih rendahnya pengetahuan dan partisipasi masyarakat untuk deteksi dini kanker
leher rahim dan kanker payudara pada wanita usia subur usia 30-50 tahun ke
puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan
dengan cara Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dan Pap Smear.

Oleh karena itu, alternatif pemecahan masalah tersebut antara lain :

 Advokasi dan sosialisasi dengan pemangku jabatan wilayah setempat untuk


penggerakan masyarakat dalam upaya deteksi dini kanker leher rahim dan kanker
payudara pada wanita usia subur usia 30-50 tahun,
 Kerjasama dengan lintas sektor dan lintas program terkait dengan penggerakan
masyarakat dalam upaya deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara pada
wanita usia subur usia 30-50 tahun,
 Sosialisasi dan edukasi pada masyarakat untuk deteksi dini kanker leher rahim dan
kanker payudara pada wanita usia subur usia 30-50 tahun.
 Meningkatkan kapasitas SDM Kesehatan untuk deteksi dini kanker leher rahim dan
kanker payudara pada wanita usia subur usia 30-50 tahun dengan pemeriksaan IVA
dan Pap Smear.
 Meningkatkan frekuensi pemeriksaan IVA secara mobile dalam upaya mendeteksi
dini kanker leher rahim dan kanker payudara pada wanita usia subur usia 30-50
tahun.

4.6 PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK DI SEKOLAH DAN UPAYA BERHENTI


MEROKOK BAGI PEROKOK USIA 10-18 TAHUN

Pencapaian target program penerapan Kawasan Tanpa Rokok di Sekolah baik tingkat
dasar dan lanjutan tahun Kota Bandar Lampung tahun 2019 sebesar 32,25 persen (176
sekolah) dari 555 sekolah yang ada di Kota Bandar Lampung. Berikut grafik capaian

17 | P a g e
Laporan Tahunan Program P2PTM Tahun 2019

penerapan Kawasan Tanpa Rokok di Sekolah tahun 2019 di wilayah Kota Bandar
Lampung :

Penerapan Kawasan Tanpa Rokok di Sekolah Tahun 2019


200
179
180

160

140

120

100

80

60

40 31
18 18 18 16
20 13 12 9
5 5 4 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1
0 0 0 0
0
Pinang Jaya
Way Halim

Bakung

Sukabumi
Kupang Kota
Kota Karang

Labuhan Ratu
Gedong Air

Sukamaju

Rajabasa Indah

Sukaraja

Korpri
Kebon Jahe

Sukarame

Kota Bandar Lampung


Kedaton

Permata Sukarame
Sumur Batu

Panjang

Palapa

Satelit

Kemiling
Segala Mider

Kampung Sawah

Susunan Baru

Way Laga
Simpur

Pasar Ambon

Beringin Raya
Campang Raya

Way Kandis

Berdasarkan grafik di atas, Puskesmas dengan jumlah sekolah yang telah menerapkan
Kawasan Tanpa Rokok antara lain Kedaton (31 sekolah), Sumur Batu (18 sekolah),
Gedong Air (18 sekolah), dan Segala Mider (18 sekolah). Akan tetapi, adapun
Puskesmas yang belum memiliki sekolah menerapkan Kawasan Tanpa Rokok antara
lain Way Laga, Korpri, Permata Sukarame dan Beringin Raya. Hal ini berhubungan
dengan masih rendahnya pengetahuan Kepala Sekolah dan warga sekolah lainnya untuk
menerapkan Kawasan Tanpa Rokok. Penerapan Kawasan Tanpa Rokok di sekolah telah
termasuk dalam Perda No. 05 Tahun 2018 tentang Kawasan Tanpa Rokok Kota Bandar
Lampung. Adapun indikator penerapan Kawasan Tanpa Rokok antara lain :

 Tidak ada orang merokok di Kawasan Tanpa Rokok,


 Tidak ada tempat untuk merokok di Kawasan Tanpa Rokok,
 Tidak tercium bau asap rokok di Kawasan Tanpa Rokok,
 Tidak ada asbak rokok di Kawasan Tanpa Rokok,
 Tidak ada puntung rokok di Kawasan Tanpa Rokok,

18 | P a g e
Laporan Tahunan Program P2PTM Tahun 2019

 Tidak ada tempat menjual rokok di Kawasan Tanpa Rokok,


 Tidak ada iklan/promosi rokok di Kawasan Tanpa Rokok,
 Ada tanda dilarang merokok di Kawasan Tanpa Rokok.

Oleh karena itu, alternatif pemecahan masalah tersebut antara lain :

 Advokasi dan sosialisasi dengan pemangku jabatan wilayah setempat untuk


menerapkan kawasan tanpa rokok,
 Kerjasama dengan lintas sektor dan lintas program terkait untuk menerapkan
kawasan tanpa rokok,
 Sosialisasi dan edukasi pada masyarakat tentang dampak bahaya asap rokok bagi
kesehatan.

4.7 PELAYANAN POSBINDU DI MASYARAKAT

Pencapaian target program kelurahan yang melaksanakan Posbindu di Kota Bandar


Lampung tahun 2019 sebesar 100 persen (126 kelurahan) dari 126 kelurahan. Berikut
grafik capaian kelurahan yang melaksnakan Posbindu tahun 2019 di wilayah Kota
Bandar Lampung :

Kelurahan Melaksanakan Posbindu Tahun 2019


120

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 SPM
100

80

60

40

20

19 | P a g e
Laporan Tahunan Program P2PTM Tahun 2019

Berdasarkan grafik di atas, seluruh kelurahan di Kota Bandar Lampung telah


melaksanakan Posbindu secara rutin dilaksanakan setiap bulan. Akan tetapi, hal ini
tidak disertai dengan peran aktif masyarakat untuk mendeteksi secara dini faktor risiko
PTM di Posbindu.

Oleh karena itu, alternatif pemecahan masalah tersebut antara lain :

 Advokasi dan sosialisasi dengan pemangku jabatan wilayah setempat untuk


penggerakan masyarakat dalam upaya deteksi dini faktor risiko PTM di Posbindu
PTM,
 Kerjasama dengan lintas sektor dan lintas program terkait dengan penggerakan
masyarakat dalam upaya deteksi dini faktor risiko PTM di Posbindu PTM,
 Sosialisasi dan edukasi pada masyarakat untuk deteksi dini faktor risiko PTM.
 Meningkatkan kapasitas SDM Kesehatan untuk mendeteksi dini faktor risiko PTM di
Posbindu dan tatalaksana PTM sesuai standar.
 Meningkatkan kapasitas SDM Kader Kesehatan untuk mendeteksi dini faktor risiko
PTM di Posbindu.
 Meningkatkan frekuensi berposbindu secara mobile dalam upaya mendeteksi dini
faktor risiko PTM di masyarakat.

20 | P a g e
Laporan Tahunan Program P2PTM Tahun 2019

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan laporan pencapaian program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Tidak Menular Tahun 2019 Kota Bandar Lampung sebagai berikut :

 Masih adanya target program PTM yang belum mencapai target program sehingga
dibutuhkan komitmen dan kerjasama yang tinggi lintas sektor dan lintas program
terkait.
 Masih kurangnya dukungan pemangku jabatan wilayah setempat untuk pelaksanaan
program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
 Masih kurangnya ketersediaan SDM petugas Kesehatan dan kader kesehatan yang
terlatih.
 Masih kurangnya ketersediaan anggaran, sarana dan prasarana penunjang
pelaksanaan program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.

5.2 SARAN

Dalam upaya percepatan pencapaian target program Pencegahan dan Pengendalian


Penyakit Tidak Menular Kota Bandar Lampung dibutuhkan antara lain :

 Dukungan pemangku jabatan wilayah setempat dalam pelaksanaan program


Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
 Dukungan anggaran dan sarana prasarana penunjang pelaksanaan program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.

Mengetahui,
Kepala Seksi P2PTM dan Keswa Pengelola Program P2PTM

ERMANTO, Bsc. RENI ANGGRAINI, SKM., MKM.


NIP. 19631123 198803 1 007 NIP. 19820801 200604 2 012

21 | P a g e
Laporan Tahunan Program P2PTM Tahun 2019

22 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai