Anda di halaman 1dari 5

1

Tidak Putus Asa Dengan Ampunan Allah SWT


Ujang Jaenal Mutakin, S.Ag.,MM*

I. Landasan Ayat Qur’an

A. Surat Az-Zumar : 53

ُ ‫ِين َأسْ َرفُوا َع َلى َأ ْنفُسِ ِه ْم اَل َت ْق َن‬


َّ‫ط وا ِمنْ َرحْ َم ِة هَّللا ِ ِإن‬ َ ‫ِي الَّذ‬
َ ‫قُ ْل َيا عِ َباد‬
‫وب َجمِيعًا ِإ َّن ُه ه َُو ْال َغفُو ُر الرَّ حِي ُم‬ ُّ ‫هَّللا َ َي ْغ ِف ُر‬
َ ‫الذ ُن‬

“Katakanlah: “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri


mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah,
sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-
lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Az-Zumar: 53)

B. Hadits
ُ‫صلَّى هللا‬ َ ِ‫ْت َرس ُْو َل هللا‬ ُ ‫ َس ِمع‬: ‫ال‬ َ َ‫ ق‬، ُ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنه‬ ِ ‫ك َر‬ ٍ ِ‫بن َمال‬ ِ ‫س‬ ِ َ‫َع ْن َأن‬
‫ا‬JJ‫ك َم‬ َ َّ‫ إن‬، ‫ا اب َْن آ َد َم‬JJَ‫ ي‬: ‫ك َو تَ َعالَـى‬ َ Jَ‫ال هللاُ تَب‬J
َ ‫ار‬J َ Jَ‫ (( ق‬: ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُ ْو ُل‬
‫ يَا اب َْن آ َد َم‬، ‫ْك َواَل ُأبَالِ ْي‬ َ ‫ك َعلَى َما َك‬
َ ‫ان فِي‬ َ َ‫ت ل‬ ُ ْ‫َد َع ْوتَنِ ْي َو َر َج ْوتَنِ ْي َغفَر‬
، ‫ك َواَل ُأبَالِ ْي‬ َ َ‫ت ل‬ ُ ْ‫ َغفَر‬، ‫ ثُ َّم ا ْستَغفَرْ تَنِ ْي‬، ‫ان ال َّس َما ِء‬
َ َ‫ت ُذنُوب َُك َعن‬ ْ ‫لَ ْو بَلَ َغ‬
‫ك‬ ْ Jَ‫ ثُ َّم لَقِيت‬، ‫ا‬JJَ‫ض َخطَاي‬
ُ ‫ ِر‬J‫ني اَل تُ ْش‬J ِ ْ‫ب اَأْلر‬ ِ ‫ك لَ ْو َأتَ ْيتَنِ ْي بِقُ َرا‬ َ َّ‫يَا اب َْن آ َد َم ِإن‬
.)) ً‫ك بِقُ َرابهَا َم ْغفِ َرة‬ َ ُ‫ َأَلتَ ْيت‬، ‫بِ ْي َش ْيًئا‬
Dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‘Hai anak
Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku,
niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak
peduli. Wahai anak Adam ! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian
engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak
peduli. Wahai anak Adam ! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-
dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam
keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang
kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” [HR. at-Tirmidzi, dan
beliau berkata: Hadits ini hasan shahih].

 Materi Pengajian/Bimbingan Penyuluhan ini pernah di sampaikan di MT Masjid Agung


Nurul Ikhlas Cilegon, MT Al-Iman BBS III, MT Baiturrohman BBS III, MT Al-Hikmah Cigading,
MT Baitul Muhlisin Cigading, MT Al-Mubarok Komplek Sinyar Cilegon, MT Abtadiul
Mubtadi’in Jombang Cilegon, MT Al-Inaroh Jombang Cilegon
* Penyuluh Agama Madya Kota Cilegon
2

II. Pembahasan
A. Sebab Turunnya Ayat
Shahabat ‘Abdullah bin ‘Abbas pernah mengabarkan bahwa ada
sekelompok orang dari kalangan musyrikin yang telah melakukan banyak
pembunuhan dan perzinaan. Kemudian mereka mendatangi Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan mengatakan kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Sesungguhnya apa yang engkau katakan dan engkau dakwahkan sangat baik,
kiranya engkau memberitahu kami apa yang bisa menjadi kaffarah (penghapus
dosa) atas perbuatan-perbuatan kami tersebut?” Seketika itulah, Allah
menurunkan ayat-Nya (yang artinya), “Dan orang-orang yang tidak beribadah
kepada sesembahan yang lain (selain Allah) bersamaan dengan beribadah kepada
Allah, dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan
yang benar, dan tidak berzina. Barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya
dia mendapat (pembalasan) dosanya.” (Al-Furqan: 68).
Dan ayat-Nya (artinya), “Katakanlah: “Wahai hamba-hamba-Ku yang
melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari
rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Az-
Zumar: 53) (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Sebab turunnya ayat di atas menunjukkan bahwa dosa-dosa besar yang
telah mereka lakukan (kesyirikan, pembunuhan, dan perzinaan) akan terhapus
dengan meninggalkan perbuatan-perbuatan tersebut, bertaubat, beriman setelah
sebelumnya berada di atas kekufuran dan kesyirikan, kemudian mengiringinya
dengan amal shalih. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam ayat setelahnya
(artinya): “Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal
shalih, maka kejahatan mereka diganti oleh Allah dengan kebajikan. Dan adalah
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Furqan: 70)
Dengan demikian, terjawablah pertanyaan mereka tersebut. Jadi, sebesar
apapun dosa yang dilakukan, jangan berputus asa untuk meraih ampunan-Nya.
Tentang ayat 53 dalam surat Az-Zumar ini, al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah
mengatakan, “Ayat ini merupakan seruan kepada semua pelaku maksiat, baik dari
3

kalangan orang-orang kafir maupun selain mereka, untuk bertaubat dan kembali
kepada Allah. Ayat ini juga mengabarkan bahwa Allah akan mengampuni semua
dosa bagi orang yang bertaubat dan meninggalkan dosa tersebut.” (Lihat Tafsir
Ibnu Katsir)
B. Penjelasan Ayat
ْ‫قُل‬ “Katakanlah.” Ini perintah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan umatnya yang mengemban dakwah dan menyeru umat manusia kepada
kebenaran. Mereka diperintah oleh Allah untuk mengatakan dan menyampaikan
kepada para hamba sebuah kalam-Nya yang suci:
‫ ِهم‬JJ‫ َرفُوا َعلَى َأ ْنفُ ِس‬JJ‫ي الَّ ِذينَ َأ ْس‬
َ ‫ا ِد‬JJَ‫ا ِعب‬JJَ‫“ ي‬Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas
terhadap diri mereka sendiri.” Yaitu hamba-hamba Allah subhanahu wa ta’ala
yang telah berbuat dosa dan maksiat. Dikatakan sebagai orang yang melampaui
batas terhadap diri mereka sendiri karena orang yang melakukan kemaksiatan
pada hakekatnya telah menjerumuskan diri mereka sendiri kepada jurang
kebinasaan. Mereka telah berbuat zalim dan aniaya terhadap dirinya sendiri.
ِ ‫“ اَل تَ ْقنَطُوا ِم ْن َرحْ َم ِة هَّللا‬Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah.” Sehingga
kalian tidak mengharap rahmat dan ampunan-Nya. Jangan sampai kalian
mengatakan, “Kesalahan-kesalahan kami sudah terlampau banyak, dosa-dosa
kami sudah sangat besar sehingga tidak mungkin Allah akan mengampuni kami.”
Atau ucapan semisal itu yang menunjukkan keputusasaan dan rasa pesimis dari
mendapatkan kasih sayang-Nya. Sungguh sikap seperti ini justru akan semakin
menumpuk dosa dan melahirkan berbagai kejelekan, di antaranya:
Pertama, sikap seperti ini akan menyebabkan seseorang terus-menerus
berada dalam jurang kemaksiatan. Ia tidak mau mengentaskan diri dan keluar dari
jurang yang membinasakan tersebut karena di hatinya sudah tertanam bahwa
Allah tidak akan mengampuni dosanya.
Kedua, sikap seperti ini menunjukkan su’uzhan (buruk sangka) dia
terhadap Penciptanya, Dzat Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Ketahuilah
bahwa di antara bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya adalah pemberian
ampunan kepada siapa saja yang memohonnya.
4

Ketiga, sikap berputus asa dari rahmat Allah subhanahu wa ta’ala itu
merupakan sikap tercela, sebagaimana firman Allah ketika mengisahkan
perkataan Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam (artinya): “Dia (Nabi Ibrahim) berkata:
Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabb-nya kecuali orang-orang
yang sesat.” (Al-Hijr: 56)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang perbuatan
apa saja yang digolongkan dosa besar. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pun
menjawab, “Syirik kepada Allah, berputus asa dari rahmat Allah, dan merasa
aman dari adzab Allah.” (HR. ath-Thabarani, al-Bazzar, dan selainnya)
Firman-Nya,
َ ُ‫ذن‬Jُّ J‫ ُر ال‬J ِ‫“ ِإ َّن هَّللا َ يَ ْغف‬Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.”
‫وب َج ِميعًا‬
Allah tidak akan menyia-nyiakan usaha hamba-Nya yang ingin bertaubat. Sebesar
dan sebanyak apapun dosa itu, Allah akan mengampuninya dengan taubat. Satu
masalah penting yang harus dipahami dengan benar. Sepintas, ayat ini
bertentangan dengan ayat yang lain (yang artinya), “Sesungguhnya Allah tidak
akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang di bawah
itu bagi barangsiapa yang dikehendaki-Nya.” (An-Nisa’: 48). Pada ayat ini,
dengan tegas Allah menyatakan tidak akan mengampuni dosa syirik. Tidak ada
pertentangan sedikit pun di dalam Al-Qur`an antara ayat yang satu dengan ayat
yang lain. Ayat dalam surat An-Nisa’: 48 menerangkan bahwa dosa syirik -yang
merupakan dosa paling besar- tidak akan diampuni oleh Allah jika pelakunya
belum bertaubat darinya. Adapun perbuatan yang tingkatan dosanya di bawah
syirik, maka ini di bawah kehendak Allah. Jika berkehendak, Allah akan
mengampuninya, dan jika tidak, maka dengan keadilan-Nya, pelakunya berhak
mendapatkan adzab dari Dzat Yang Maha Adil dan Maha Bijaksana. Namun
apabila pelaku kesyirikan itu sudah bertaubat, maka sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya.
Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman (artinya), “Wahai anak Adam,
kalau dosa-dosamu (sangat banyak) sampai mencapai awan di langit, kemudian
kamu meminta ampun kepada-Ku, pasti Aku akan mengampunimu dan Aku tidak 
peduli. Sesungguhnya jika kamu datang kepada-Ku dengan membawa dosa
5

sepenuh bumi, kemudian kamu datang menjumpai-Ku (ketika meninggal) dalam


keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun, maka Aku akan
memberikan ampunan sepenuh bumi.” (HR. at-Tirmidzi)
Dipahami dari hadits qudsi ini, bahwa Allah akan mengampuni dosa
hamba-Nya kalau si hamba itu tidak berbuat syirik. Berarti dosa syirik itu tidak
terampuni kalau pelakunya meninggal dalam keadaan belum bertaubat darinya
dan masih membawa dosa tersebut.
C. Jangan Menganggap Remeh Dosa
Ketika seseorang telah yakin bahwa Allah subhanahu wa ta’ala pasti
mengampuni semua dosa, dan tidak boleh bagi seorang pun berputus asa dari
rahmat-Nya, maka jangan sampai terseret oleh tipu daya setan yang lain, yaitu
menganggap remeh perbuatan dosa sehingga menjadi bermudah-mudahan dalam
melakukannya. “Kan Allah Maha Pengampun, gampang nanti tinggal taubat,
beres…”  Ini adalah bisikan-bisikan setan yang terus dihembuskan ke dalam hati-
hati manusia. Pembaca yang dirahmati oleh Allah. Sungguh sekecil apapun
perbuatan hamba, baik ataupun buruk, akan tercatat di sisi Allah dan pelakunya
akan melihat akibat dari perbuatannya itu. Jangankan dosa besar, dosa kecil pun
kalau terus dilakukan oleh seorang hamba, maka akan terus bertumpuk pada
dirinya dan akhirnya menjadi dosa besar yang akan membinasakannya. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُ‫ فَِإنَّه َُّن يَجْ تَ ِم ْعنَ َعلَى ال َّرج ُِل َحتَّى يُ ْهلِ ْكنَه‬،‫ب‬ ُّ ‫ت‬
ِ ْ‫الذنُو‬ ِ ‫“ ِإيَّا ُك ْم َو ُم َحقَّ َرا‬Hati-hati kalian dari dosa-dosa
yang dianggap remeh, karena dosa-dosa tersebut akan terkumpul pada diri
seseorang sampai akhirnya bisa membinasakannya.” (HR. Ahmad, ath-Thabarani)
Demikianlah ajaran Islam yang penuh rahmat. Dosa apapun akan
terampuni dengan taubat. Namun jangan sekali-kali menganggap enteng
perbuatan maksiat. Bersegeralah mengingat Allah dan beramal kebajikan sebelum
terlambat. Semoga Allah memberikan kepada kita kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat.
Daftar Pustaka
http://www.mahadassalafy.net/2012/06/jangan-putus-harapan-dari-meraih-
ampunan.htm

Anda mungkin juga menyukai