Anda di halaman 1dari 44

RANCANGAN ACAK LENGKAP

Perancangan Percobaan
Pengertian Dasar
Pengertian Dasar
Pengertian Dasar
Pengertian Dasar
Rancangan Lingkungan

Rancangan lingkungan:

• merupakan suatu rancangan mengenai bagaimana


perlakuan-perlakuan yang dicobakan ditempatkan pada
unit-unit percobaan.

Yang termasuk dalam rancangan ini:

• Rancangan Acak Lengkap (RAL),


• Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan
• Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL), Lattice.
Rangkuman
Percobaan ini merupakan percobaan faktor tunggal yaitu
varietas. Taraf faktor yang digunakan adalah 3 taraf yaitu
Inpago Unsoed 1, Inpago Unsoed Parimas dan Inpago Unsoed
Protani. Rancangan perlakuan yang digunakan adalah
rancangan acak lengkap dengan 3 ulangan.
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Ciri-ciri Rancangan Acak Lengkap
Latar Belakang Penggunaan RAL
Rancangan acak lengkap merupakan jenis rancangan
percobaan yang paling sederhana.
Satuan percobaan yang digunakan homogen atau tidak ada
faktor lain yang mempengaruhi respon di luar faktor yang
dicoba atau diteliti.
Faktor luar yang dapat mempengaruhi percobaan dapat
dikontrol. Misalnya percobaan yang dilakukan di
laboratorium/Rumah Kaca.
Banyak ditemukan di laboratorium atau rumah kaca.
Keuntungan RAL
Perancangan dan pelaksanaannya mudah
Analis datanya sederhana
Fleksibel (sedikit lebih fleksibel dibanding RAK) dalam hal:
Jumlah perlakuan
Jumlah ulangan
dapat dilakukan dengan ulangan yang tidak sama
Permasalahan data hilang lebih mudah ditangani
(sedikit lebih mudah dibandingkan dengan RAK)
Keuntungan RAL
Permasalahan data hilang lebih mudah ditangani (sedikit lebih
mudah dibandingkan dengan RAK)
Data hilang tidak menimbulkan permasalahan analisis data yang
serius
Kehilangan Sensitifitasnya lebih sedikit dibandingkan dengan
rancangan lain
Tidak memerlukan tingkat pemahaman yang tinggi mengenai
bahan percobaan.
Kerugian RAL
Terkadang rancangan ini tidak efisien.
Tingkat ketepatan (presisi) percobaan mungkin tidak terlalu
memuaskan kecuali unit percobaan benar-benar homogen
Hanya sesuai untuk percobaan dengan jumlah perlakuan yang
tidak terlalu banyak
Pengulangan percobaan yang sama mungkin tidak konsisten
(lemah) apabila satuan percobaan tidak benar-benar homogen
terutama apabila jumlah ulangannya sedikit.
Kapan RAL digunakan?
Apabila satuan percobaan benar-benar homogen, misal:
Percobaan di laboratorium
Percobaan di rumah Kaca
Apabila tidak ada pengetahuan/informasi sebelumnya tentang
kehomogenan satuan percobaan.
Apabila jumlah perlakuan hanya sedikit, dimana derajat bebas
galatnya juga akan kecil
Pengacakan Percobaan
Pengacakan dilakukan agar analisis data yang dilakukan menjadi
sahih.
Pengacakan:
diundi (lotere),
daftar angka acak, atau
menggunakan bantuan software.
Pengacakan Percobaan
Pengacakan Percobaan
Pengacakan dengan cara pengundian
Pengacakan Percobaan
Pengacakan dengan MS Office
Pengacakan Percobaan
Pengacakan dengan MS Office
Pengacakan Percobaan
Pengacakan dengan MS Office
Tata Letak Percobaan
1 2 3 4 5 6 7

8 9 10 11 12 13 14

15 16 17 18 19 20 21

22 23 24 25 26 27 28
Tabulasi Data
Model Linier RAL
Hipotesis

Hipotesis:
(H0 ) = tidak adanya perbedaan pengaruh perlakuan terhadap hasil
pengamatan.
(H1) = setidaknya ada sepasang perlakuan yang berbeda.
Hipotesis ini dapat dituliskan sebagai berikut:
H0 : µ1= µ2 = ... = µp ; p = jumlah perlakuan
H1 : µi ≠ µ2; i = perlakuan; p = jumlah perlakuan
Analisis Ragam
Analisis ragam merupakan suatu analisis untuk memecah
keragaman total menjadi beberapa komponen pembentuknya.
Analisis Ragam
Tabel analisis ragam
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F-Hitung F-Tabel
Keragaman (SK) Bebas (db) Kuadrat (JK) Tengah (KT)
Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG
Galat t(r-1) JKG KTG
Total tr-1 JKT

FK = Faktor Koreksi
JKT = Jumlah Kuadrat Total
JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan
JKG = Jumlah Kuadrat Galat
Analisis Ragam
..
FK = Faktor Koreksi =
JKT =Jumlah Kuadrat Total =∑ ∑
.
JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan = ∑
JKG =Jumlah Kuadrat Galat = JKT - JKP
KTP =Kuadrat Tengah Perlakuan =
KTG = Kuadrat Tengah Galat =

KK = Koefisien Keragaman = 100%


..
Pengujian Hipotesis dan Kesimpulan
Pengujian Hipotesis
Nilai Fhit (F hitung) Tabel Sidik Ragam, akan dibandingkan dengan
nilai F Tabel
Kondisi yang mungkin terjadi dari hasil perbandingan antara F Tabel
dengan F hitung adalah :
F Hitung < F Tabel H0 diterima
F Hitung > F Tabel H0 ditolak
F Tabel diperoleh dari Tabel distribusi nilai F (dapat dilihat pada buku
statistik
Pengujian Hipotesis dan Kesimpulan
Cara melihat niliai F Tabel
db perlakuan
db Galat
Pengujian Hipotesis dan Kesimpulan
Kesimpulan :
Jika F hit < F Tabel artinya : tidak adanya perbedaan pengaruh
perlakuan terhadap hasil pengamatan (non significant) dilambangkan
dengan ns
Jika Fhit > F Tabel artinya : setidaknya ada sepasang perlakuan yang
berbeda pengaruhnya terhadap hasil pengamatan.
Jika F hit > F tabel pada peluang F yang lebih besar 0,050, maka perbedaan
pengaruhnya disebut berbeda nyata (significant), pada tabel Sidik Ragam
dilambangkan dengan *
Jika F hit > F tabel pada peluang F yang lebih besar 0,010, maka perbedaan
pengaruhnya disebut berbeda sangat nyata (highly significant) dilambangkan
dengan **
Contoh Terapan
Berikut ini adalah hasil pengujian estrogen beberapa larutan yang telah mengalami
penanganan tertentu. Berat uterin tikus dipakai sebagai ukuran keaktifan estrogen.
Berat uterin dalam miligram dari empat tikus untuk setiap kontrol dan enam larutan
yang berbeda dicantumkan dalam tabel berikut )
Ulangan
Perlakuan Jumlah
1 2 3 4
Kontrol 89 93 88 112 382
P1 84 116 84 68 352
P2 64 79 88 69 300
P3 75 62 62 73 272
P4 88 90 73 87 338
P5 56 83 90 85 314
P6 65 79 65 70 279
Jumlah 521 602 550 564 2.237
Contoh Terapan
Model:
Yij = µ + ti + eij; i =1,2,…,7 dan j = 1,2,3,4; dengan
Yij = berat uterin dari tikus ke-j yang memperoleh perlakuan ke-i
µ = mean populasi berat uterin
ti = pengaruh perlakuan ke-i
eij = pengaruh acak pada tikus ke-j yang memperoleh perlakuan ke-i .
Hipotesis yang akan diuji :
H0 = tidak ada pengaruh perlakuan terhadap berat uterin tikus
H1 = minimal ada satu perlakuan yang mempengaruhi berat uterin tikus.
Contoh Terapan

Langkah 1: Hitung Faktor Koreksi


..

.

!"
178.720,32
Contoh Terapan

Langkah 2: Hitung Jumlah Kuadrat Total


# $ ∑ ∑
89 ' 84 ' … . ' 70 178.720,32
5.496,68
Contoh Terapan

Langkah 3: Hitung Jumlah Kuadrat Perlakuan


.
# + ∑
, - . - ….- /
178.720,32
!
2.402,93
Contoh Terapan

Langkah 4: Hitung Jumlah Kuadrat Galat


JKG = JKT – JKP
= 5.496,68 – 2.402,93
= 3.093,75
Contoh Terapan
Langkah 5. Buat Tabel Analisis Ragam beserta Nilai F-tabelnya
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F-Hitung F-Tabel
Keragaman (SK) Bebas (db) Kuadrat (JK) Tengah (KT)
Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG
Galat t(r-1) JKG KTG
Total tr-1 JKT
Contoh Terapan

Langkah 5. Buat Tabel Analisis Ragam beserta Nilai F-tabelnya


Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F-Hitung F-Tabel
Keragaman (SK) Bebas (db) Kuadrat (JK) Tengah (KT)
Perlakuan
Galat
!00,!/
Total F-hit =
! ,

.!0/,/
KTP =
2
.0/ , .
KTG =
Contoh Terapan
Lihat tabel distribusi F
Contoh Terapan

Langkah 5. Buat Tabel Analisis Ragam beserta Nilai F-tabelnya


Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F-Hitung F-Tabel
Keragaman (SK) Bebas (db) Kuadrat (JK) Tengah (KT)
Perlakuan
Galat
!00,!/
Total F-hit =
! ,

.!0/,/
KTP =
2
.0/ , .
KTG =
Contoh Terapan

Langkah 5. Buat Tabel Analisis Ragam beserta Nilai F-tabelnya


Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F-Hitung F-Tabel
Keragaman (SK) Bebas (db) Kuadrat (JK) Tengah (KT)
Perlakuan
Galat
Total
ANOVA TABLE
EFFECT SS DF MS F
Perlakuan 2402,93 6,00 400,49 2,72 *
Residual 3093,75 21,00 147,32
Total 5496,68 27,00 203,58
C.V. (%): 15,19
Contoh Terapan
Langkah 6. Hitung koefisien keragamannya
100%
..
! ,
= x 100%
/,,/
= 15,19%
Contoh Terapan
Langkah 7: Buat Kesimpulan
Karena F hitung (2,72) > 2,57 maka:
kita tolak H0 : µ1= µ2 = µ3 = µ4 = µ5 = µ6 pada taraf kepercayaan 95%
Karena Fhitung (2,72) ≤ 3,81 maka:
kita gagal untuk menolak H0 : µ1= µ2 = µ3 = µ4 = µ5 = µ6 pada taraf
kepercayaan 99%
Hal ini berarti:
pada taraf kepercayaan 95%, minimal terdapat satu perlakuan yang berbeda
dengan yang lainnya.
Namun pada taraf kepercayaan 99%, semua rata-rata perlakuan tidak berbeda
dengan yang lainnya.
Latihan
Sebuah percobaan dilakukan untuk mengetahui efektivitas inokulasi
dalam pembentukan bintil akar kedelai varietas Wilis yang ditumbuhkan
pada kondisi tanah masam (pH sekitar 5,5). Lima dosis inokulum
Rhizobium (g/100 g benih) diberikan pada benih kedelai yang ditanam
di dalam polibag. Setiap perlakuan diulang empat kali. Setelah dua
bulan, jumlah bintil akar dihitung. Hasilnya adalah seperti berikut.
Dosis inokulum Jumlah bintil akar
0 (kontrol) 25 34 31 29 Lakukan
1 33 35 38 36 Analisis
2 50 54 51 52
3 75 78 81 77 Ragam
4 65 61 52 53
5 60 55 58 57

Anda mungkin juga menyukai