2
Isi Konten:
1. Research........................................................................................... 15
2. Psychology ...................................................................................... 15
4. Funneling.......................................................................................... 17
5. Deep Thinking................................................................................ 17
3
5. Content Writer + Funneling Skill = Email Marketer 23
4
Content Writer Lebih Dari Sekadar Job
Deskripsi di Perusahaan?
5
Jadi, content writer adalah profesi.
Kita bisa saja menjawab “aku sekarang full time content writer, nih.
Alhamdulillah”.
Memang untuk mencapai titik full time content writer itu nggak
mudah, butuh proses, tapi bukan berarti nggak bisa.
Penting kamu tau titik akhir, agar setiap yang kamu lakukan
mengarah ke tujuan itu.
Seperti kata Stephen Covey “begin with the end in mind”, artinya
mulai dengan akhir di dalam pikiran.
Intinya kita tau endingnya akan ke mana yakni full time content
writer.
Saya bersyukur sekali bisa berkerja dari level staff hingga head.
6
Ketika sudah nggak bekerja, ya, sudah saatnya memilih jalan lain
untuk ditempuh. Kadika tunjukkan di halaman berikutnya, iya? 😊
Lanjut…
Meski awalnya nggak suka baca dan nggak suka menulis, hingga
akhirnya full time writer sebagai Professional Impactful Writer.
Karena niat saya saat itu, “Penting banget kita punya website,
agar bisnis kita mudah ditemukan di Google. Karena itu yang
membuat orang lain percaya kepada bisnis kita”.
7
jualan training publik. Bahkan saya pernah menjual baju batik.
Tapi karena nggak begitu antusias dan nyaman, ya ditutup juga.
Dari 2015 hingga 2019, banyak nyoba ini-itu. Tapi? Pada akhirnya
saya kembali lagi ke blog dwiandikapratama.com.
Ketika ikut lomba blog lagi, kok menang lagi, menang lagi,
alhamdulillah atas izin Allah.
Kembali ke tujuan…
“tapi, kok di Content Writer Career Guide nggak ada belajar step-
by-step menulis kontennya?”,
Nah, itu dia, Kadika asumsikan yang ikut Content Writer Career
Guide sudah bisa menulis konten, hanya saja bingung mau
ngapain lagi. Karena untuk menulis konten step-by-step sudah
dijelaskan dalam Certified Impactful Writer.
“Oh, begitu, Kak. Menarik, berarti untuk yang sudah ikut Certified
Impactful Writer ini bisa dibilang menjadi lanjutannya, ya?”
8
Betul sekali. Saling melengkapi lebih tepatnya. Hanya saja di sini
fokusnya peluasan wawasan tentang profesi content writer, bukan
lagi membangun kebiasaan dan keterampilan menulis konten.
Karena bisa menulis konten aja nggak cukup, penting untuk bisa
menguasai konteks. Makanya dinamakan Impactful Content
Writer.
9
Kadika jadi nggak sabar bagaimana perasaan kamu, setelah
memahami apa yang Kadika pahami, untuk bisa melipatgandakan
pendapatan 10x lipat. :D
Kalau konten berbicara sudut pandang apa yang sedang kita tulis.
Artinya sudut pandang itu melihat sisi lain dari objek.
Kalau sudut pandang melihat sisi lain dari objek. Kalau konteks
mengubah fungsi atau bentuk dari sebuah objek.
Misalnya aja cabai, kalau dari segi sudut pandang kamu bisa
menulis manfaat cabai, bagaimana membasmi hama, dsb.
Apa ada media yang bisa seperti itu? Tentu saja, coba kamu buka
karyakarsa.com, sistemnya kurang lebih seperti itu.
Nah, tapi apakah mesti selama Kadika? Sampai lebih dari 8 tahun
belajar menulis baru menemukan formula yang menghasilkan?
11
Tentu saja nggak, kamu bisa ‘membeli’ pengalaman Kadika yang
lebih dari 8 tahun itu dari beberapa yang tersedia di Impactful
Writing. Dan salah satunya e-book yang kamu baca ini.
Jujur, saya waktu itu nggak tau apa itu konten dan apa itu konteks.
Ternyata, dua peran ini sangat penting, bahkan bisa memberikan
penghasilan. Hehe. Makanya pemahaman ini saya bagikan
khusus untuk kamu.
Ada pun mengubah bentuk atau fungsi dari objek contoh lainnya
adalah besi. Dari sebuah besi bisa menjadi:
• Pedang samurai
• Pisau dapur
• Pegas
• Paku
• Tiang Besi
12
Makanya kenapa Kadika dan tim merasa optimis dan excited
banget bantu mereka untuk menjadi Professional Impactful
Writer.
Nggak bisa dianggap remeh lho profesi ini. Kalau mudah dan
remeh, udah banyak di antara kita menghasilkan dari tulisan. Iya?
Apa itu?
Kalau ada tulisan yang nggak mudah dimengerti, boleh jadi cara
berpikirnya belum tepat. Karena kata-kata adalah proyeksi dari
bagaimana seseorang berpikir.
13
Ketika kamu semakin terlatih dan mudah melihat sisi lain dari
sebuah objek dan mudah membangun konteks, insyaaAllah dunia
tetap membutuhkan kamu.
14
1. Research
Dari riset ini bisa aja kamu menulis konten yang mendatangkan
banyak pengunjung dari Google atau membuat e-book panduan
cara menghasilkan uang dari TikTok.
2. Psychology
Ingatlah prinsip ini, orang lain atau pembaca selalu suka ketika
ada orang lain atau tulisan yang membicarakan kelebihan,
kebaikan, dan semua tentang mereka.
Ini bukan memuji atau apa pun, membicarakan hal yang disukai.
15
Bukankah kita juga suka kalau ada tulisan yang membahas
kepribadian kita?
Lalu, ada lagi, orang itu nggak suka disalahin, senang kalau yang
setara dengan dia. Merasa ada teman. Nah, ini psikologi, yang
bisa dipelajari. Intinya fokus ke minat dan masalah pembaca.
3. Digital Strategy
Tapi, karena sekarang semua serba digital, ya, salah satu cara
agar orang lain percaya, keberadaan kita mudah ditemukan di
internet.
Kebayang ya?
16
4. Funneling
Orang itu nggak akan langsung beli produk kita atau tulisan kita,
karena ada riset yang menunjukkan kalau orang itu beli setelah
melihat 5x hingga 7x.
5. Deep Thinking
Satu hal yang nggak kalah penting adalah deep thinking atau
berpikir mendalam.
18
Kalau Kadika sendiri lebih suka langsung praktek dan diskusi.
Baru mau mengajarkan kalau sudah terbukti.
Kadika yakin kamu sudah siap untuk naik level, hanya tinggal
butuh waktu saja. Iya?
Nah, berikut ini Kadika akan paparkan lebih detail untuk naik level.
Siap, ya?
19
Kalau sebelumnya kamu hanya perlu menulis konten, sekarang
kamu perlu berpikir bagaimana mengembangkan blog secara
pribadi.
Naik level untuk menjadi blogger ini ranahnya berdikari alias kamu
menjadi independen dan tidak terikat perusahaan mana pun.
20
2. Content Writer + Strategy = Content
Strategist
Untuk content strategist ini salah satu job title yang ada di
perusahaan. Selain penting memiliki kemampuan menulis konten,
juga berpikir secara strategi.
“maksudnya Kadika?”
22
Penting menjadi copywriter untuk banyak menulis. Karena
sebelum Kadika bisa menulis copywriting yang persuasif, di awal
Kadika banyak menulis di blog.
23
Biasanya ini menjadi spesialisasi dalam perusahaan.
Dan, bukan berarti kamu nggak nyaman dengan riset SEO yang
mendalam, tapi nggak bisa. Bisa, cuman belum spesialisasi di sini.
Eh, nggak lama ini Kadika diberi kabar kalau sekarang menjadi
SEO Specialist di perusahaan besar di Jakarta.
24
Untuk di level ini, ada dua sudut pandang. Menjadi SEO Specialist
di perusahaan atau SEO Consultant yang membuka jasa SEO.
Nah, kalau kamu punya daya juang tinggi atau minat yang tinggi
terhadap dunia entrepreneur. Menjadi writerpreneur adalah opsi
lain untuk naik level.
25
8. Content Writer + Copywriting = Impactful
Writer
Ini hanya opsi untuk naik level, nggak mesti jadi impactful writer
seperti Kadika dan ratusan lainnya.
Karena boleh jadi cocok, boleh jadi nggak. Karena tujuan di awal
membantu fresh graduate agar dipercaya perusahaan, seperti
Mas Reza yang Kadika ceritakan di atas.
26
Jadi misinya benar-benar membantu bukan saja untuk bekerja,
juga menjalani karier sebagai content writer.
Dari apa yang sudah kamu baca, kamulah yang menjadi faktor
utamanya. Kadika dan tim hanyalah mendukung apa yang kamu
ingin capai.
Kadika inget dulu waktu akhir tahun 2015, saat itu libur semester,
jadi lumayan lama liburnya dibandingkan sekolah. Haha.
Nah, kalau kamu saat ini sedang merasa nggak nyaman, pusing,
frustasi, ketahuilah itu hanyalah ‘cuaca’ dalam mencapai tujuan.
Jadi keep going aja.
Oke?
27
Mahir Menulis Bukanlah Tujuan, Hanya
Cara Mencapai Tujuan
Ini yang bikin Kadika sejak awal belajar menulis ada kepentingan
yang ingin dicapai, hanya saja melalui tulisan.
Mulai dari bisa bayar kuliah, beli gadget terbaru, pergi keluar kota
naik pesawat, hingga menghidupi keluarga.
Mengaitkan apa tujuan yang kita ingin capai dari menulis. Terbukti
sejak 2013 hingga hari ini, Saya merasa lebih cocok menulis
ketimbang beberapa identitas yang disebutkan di atas.
Ada pun ketika menulis buku, Saya nggak pernah lepas dari cara
menulis konten. Bedanya ini menulis buku.
29
3. Mengubah Konteks Menjadi E-modul
30
Misalnya ada pebisnis yang minta tolong ke kamu dibuatkan lead
magnet untuk edukasi merawat mobil, tapi dibagikan secara
gratis, karena tujuannya untuk menjual bioteknologi agar mobil
lebih awet bahan bakarnya.
Kabar baiknya kamu bisa seperti itu, tanpa perlu website dan
plugin tambahan, yakni karyakarsa.com dan sociabuzz.com.
31
Mas Reno bercerita, merasa terbantu banget setelah mempelajari
certified impactful writer.
Konteks untuk caption Instagram itu lebih padat dan to the point
saja.
32
Satu Mindset yang Mendukungmu agar
Berpenghasilan Stabil
Jadi tak perlu minder atau merasa bersalah, karena niat kita
membantu orang lain dari wawasan dan pemahaman yang kita
miliki.
Makanya, cocok banget buat kamu yang suka belajar dan banyak
baca buku. Karena dapetin pemahaman itu nggak mudah lho.
Apalagi kalau kamu punya pengalaman. Jadi mahal banget.
Nah, itu yang kita hadirkan, dan itu yang menjadi sebuah nilai dan
layak untuk ditukar dengan uang.
33
Jadi, sekali lagi penulis itu tidak jual ilmu, tapi membantu
meningkatkan wawasan dan pemahaman. Terlepas apa pun
yang kamu bagikan di dalam tulisan tersebut.
***
Oh ya,…
34