Anda di halaman 1dari 34

Halo, Writer…

Senang banget saya bisa menyapa kamu lagi melalui tulisan


terbaru ini. Harapannya sederhana, agar kamu semakin yakin
dan excited menjalani profesi sebagai content writer.

Setelah diskusi dengan tim impactfulwriting.com, lahirlah e-book


premium ini.

Tujuannya sederhana, agar bisa naik level, dari sekadar content


writer yang menulis konten, bisa lebih dari itu.

Dan, menjadikan profesi content writer semakin jelas arahnya,


bisa ke mana saja (sustainable).

Saya berdoa mudah-mudahan Dia melimpahkan kamu


pemahaman yang mengantarkan ke impian. Aamiin.

Yuk, langsung saja.

Dwi Andika Pratama


Founder ImpactfulWriting.com
Mentor CertifiedImpactfulWriter.com

2
Isi Konten:

Content Writer Lebih Dari Sekadar Job Deskripsi di


Perusahaan? .............................................................................................. 5

Tujuan Content Writer Career Guide ...........................................7

Impactful Content Writer adalah Pintunya ............................ 9

Sudut Pandang dan Konteks adalah Kuncinya ............ 10

Content Writing + Context = Unlimited Income ............ 12

Content Writing Skill Anti-miskin?................................................ 13

Kenapa Menjadi Skill Anti-Miskin? ..........................................14

5 Skill Pendukung Content Writing agar Long-lasting ...14

1. Research........................................................................................... 15

2. Psychology ...................................................................................... 15

3. Digital Strategy .............................................................................16

4. Funneling.......................................................................................... 17

5. Deep Thinking................................................................................ 17

The 8 Identity of Content Writer To Next Level ..................... 19

1. Content Writer + Own Blog = Blogger............................ 19

2. Content Writer + Strategy = Content Strategist...... 21

3. Content Writer + Briefing Skill = Editor in Chief ........ 21

4. Content Writer + Selling Skill = Copywriter ................ 22

3
5. Content Writer + Funneling Skill = Email Marketer 23

6. Content Writer + Research Skill = SEO Specialist ...24

7. Content Writer + Entrepreneur = Writerpreneur ....25

8. Content Writer + Copywriting = Impactful Writer .26

Kamulah Penulis Skenarionya ...................................................... 27

Mahir Menulis Bukanlah Tujuan, Hanya Cara Mencapai


Tujuan ...........................................................................................................28

10 Konteks Content Writing untuk Menstabilkan


Penghasilan ..............................................................................................29

Tentukan Angka Stabilmu ............................................................... 32

Satu Mindset yang Mendukungmu agar


Berpenghasilan Stabil ........................................................................33

4
Content Writer Lebih Dari Sekadar Job
Deskripsi di Perusahaan?

Kalau kebanyakan orang menganggap content writer hanya


bekerja di perusahaan itu benar, hanya saja belum sepenuhnya
tepat.

Boleh jadi seorang yang memiliki pandangan demikian, sedang


melihat pemandangan kota dari dalam apartemen, bukan dari atas
apartemen (rooftop).

Job deskripsi content writer pada umumnya di perusahaan:


menulis konten, riset konten yang berpotensi viral di media sosial,
riset kata kunci yang mendatangkan banyak pengunjung dari
mesin pencarian (Google),…

…menulis konten yang memberikan edukasi atas jasa atau


produk yang ditawarkan perusahaan, hingga merilis berita acara
(press release).

Ketika kamu bekerja di perusahaan sebagai content writer, kurang


lebih seperti itu job deskripsinya. Nyatanya content writer, lebih
dari sekadar job deskripsi.

Karena saya melihat dari atas apartemen (rooftop), melihat betapa


luasnya pemandangan kota. Berbeda dengan hanya melihat di
balik jendala saja.

“terus content writer itu apa dong, Kadika?”

Nah, menarik nih, makin penasaran, iya?

Tapi, sampai di sini, kamu kebayang ya? Sambil memahami, saya


lanjut + menjawab pertanyaan di atas.

5
Jadi, content writer adalah profesi.

Yang namanya profesi menjadi bagian dari kehidupan kita. Seperti


kata mendiang Steve Jobs, sebagian besar kehidupan, kita
habiskan untuk bekerja.

Ketika kamu nggak lagi bekerja di perusahaan dan memilih


berdikari, dan kamu memilih menulis konten dan menghasilkan,
tentu saja layak disebut content writer.

Karena kamu sedang menjalani profesi content writer. Ketika


ditanya teman kamu, “Kamu sekarang jadi apa?”,

Kita bisa saja menjawab “aku sekarang full time content writer, nih.
Alhamdulillah”.

Memang untuk mencapai titik full time content writer itu nggak
mudah, butuh proses, tapi bukan berarti nggak bisa.

Penting kamu tau titik akhir, agar setiap yang kamu lakukan
mengarah ke tujuan itu.

Seperti kata Stephen Covey “begin with the end in mind”, artinya
mulai dengan akhir di dalam pikiran.

Intinya kita tau endingnya akan ke mana yakni full time content
writer.

Karena kita juga nggak bisa selamanya bekerja di perusahaan


sebagai content writer. Ada kalanya bertumbuh di perusahaan lain
dengan jabatan yang berbeda, atau memutuskan untuk
independen.

Saya bersyukur sekali bisa berkerja dari level staff hingga head.

Meski di perusahaan yang berbeda. Setidaknya pembelajarannya


bisa dirasakan hingga hari ini.

Nah, saya ingin membagikan pembelajaran itu ke kamu.

6
Ketika sudah nggak bekerja, ya, sudah saatnya memilih jalan lain
untuk ditempuh. Kadika tunjukkan di halaman berikutnya, iya? 😊

Gimana sampai di sini makin excited buat menyelesaikan apa


yang sudah baca?

Lanjut…

Tujuan Content Writer Career Guide

Meski awalnya nggak suka baca dan nggak suka menulis, hingga
akhirnya full time writer sebagai Professional Impactful Writer.

Bukan berarti Kadika nggak pernah mencoba hal lain selain di


bidang writing.

Semasa kuliah, saya mencoba beberapa identitas. Seperti:

Web designer. Misi di awal membantu orang lain untuk


mendigitalisasi bisnis atau personal mereka.

Karena niat saya saat itu, “Penting banget kita punya website,
agar bisnis kita mudah ditemukan di Google. Karena itu yang
membuat orang lain percaya kepada bisnis kita”.

Bahkan ada satu klien yang menggunakan jasa Kadika hingga 7x


repeat order. Nah, ternyata agar repeat order ada kebiasaan yang
berulang.

Yakni memberikan di atas ekspektasi (high value), kalau alumni


certified impactful writer pasti tau 6 kebiasaan berdampak lainnya.

Menjalani sebagai web designer cukup lama, dibandingkan


dropshipper, internet marketer, product creator, jualan kaos,

7
jualan training publik. Bahkan saya pernah menjual baju batik.
Tapi karena nggak begitu antusias dan nyaman, ya ditutup juga.

Dari 2015 hingga 2019, banyak nyoba ini-itu. Tapi? Pada akhirnya
saya kembali lagi ke blog dwiandikapratama.com.

Ketika ikut lomba blog lagi, kok menang lagi, menang lagi,
alhamdulillah atas izin Allah.

Saya merasa sebuah tanda dari-Nya. Termasuk ada bisikan batin


Kadika yang muncul “liat deh, hampir impian kamu terwujud dari
menulis. kenapa nggak fokus di situ aja?”.

Kembali ke tujuan…

Tujuan Content Writer Career Guide:

“Agar kamu semakin jelas membangun karier sebagai content


writer. Jadi nggak sekadar bekerja di perusahaan saja, juga bisa
lebih dari itu. Menjalani profesi content writer dengan sepenuh
hati.”

Cara menghasilkan income dan membuatnya stabil, ya salah


satunya meluaskan wawasan. Dan kabar gembiranya adalah
wawasan itu ada di e-book ini.

Kalau bukan untuk kamu? Untuk siapa lagi? Hehe.

“tapi, kok di Content Writer Career Guide nggak ada belajar step-
by-step menulis kontennya?”,

Nah, itu dia, Kadika asumsikan yang ikut Content Writer Career
Guide sudah bisa menulis konten, hanya saja bingung mau
ngapain lagi. Karena untuk menulis konten step-by-step sudah
dijelaskan dalam Certified Impactful Writer.

“Oh, begitu, Kak. Menarik, berarti untuk yang sudah ikut Certified
Impactful Writer ini bisa dibilang menjadi lanjutannya, ya?”

8
Betul sekali. Saling melengkapi lebih tepatnya. Hanya saja di sini
fokusnya peluasan wawasan tentang profesi content writer, bukan
lagi membangun kebiasaan dan keterampilan menulis konten.

Impactful Content Writer adalah Pintunya

Program Content Writer Career Guide terus mengalami update,


agar apa yang kami berikan untuk kamu, bisa segera dipraktikkan,
memberikan pemahaman, dan berdampak.

Salah satu update di batch 4 dan 5 adalah webinar How To Be


An Impactful Content Writer yang membahas bagaimana
melipatgandakan pendapatan 10x lipat.

Karena bisa menulis konten aja nggak cukup, penting untuk bisa
menguasai konteks. Makanya dinamakan Impactful Content
Writer.

Kalau konten bicara sudut pandang, kalau konteks bicara


bagaimana mengubah fungsi atau bentuk dari sebuah objek.

Penasaran? Lanjut sampai selesai, siap ya?

Dan, saya menyarankan untuk ikut webinar How To Be An


Impactful Content Writer, atau bisa menontonnya kembali di
member area agar semakin paham.

Kenapa content writer penting mengasah kemampuan membuat


konten dan membangun konteks?

Karena kunci melipatgandakan penghasilan adalah menguasai


konteks. “kok bisa begitu?”, sebentar lagi kamu akan mengetahui
jawabannya.

9
Kadika jadi nggak sabar bagaimana perasaan kamu, setelah
memahami apa yang Kadika pahami, untuk bisa melipatgandakan
pendapatan 10x lipat. :D

Sudut Pandang dan Konteks adalah Kuncinya

Kalau konten berbicara sudut pandang apa yang sedang kita tulis.
Artinya sudut pandang itu melihat sisi lain dari objek.

Misalnya saja buah mangga.

Banyak sudut pandang yang bisa diangkat, mulai dari


manfaatnya, cara mengolahnya, bagaimana mengelola kebun
mangga, bagaimana sukses memanen mangga yang manis,
mengolah kulit mangga menjadi pupuk.

Seperti itulah sudut pandang, kalau sudah menguasai bagaimana


menghadirkan sudut pandang. Kadika jamin nggak akan
kehabisan ide menulis, karena selalu ada sisi yang bisa diangkat.

Bagaimana dengan konteks?

Kalau sudut pandang melihat sisi lain dari objek. Kalau konteks
mengubah fungsi atau bentuk dari sebuah objek.

Misalnya aja cabai, kalau dari segi sudut pandang kamu bisa
menulis manfaat cabai, bagaimana membasmi hama, dsb.

Tapi, kalau konteks kamu mengubah fungsinya atau mengubah


bentuknya. Misalnya nggak semua orang suka cabai, tapi
kebanyakan orang menyukai sambal. Kebayang?

Dari cabai bisa berubah (bentuk dan fungsi), menjadi:

- Saos (untuk makan)


- Cabai bubuk (untuk masak)
10
- Sambal (untuk makan)

Dimana ada perubahan bentuk atau wujud, maka berubah juga


nilainya. Misalnya lagi cabai sekilo Rp. 20.000,- tapi kalau
dijadikan cabai bubuk bisa Rp. 100.000,-/kg.

Dengan mengubah konteks cabai menjadi cabai bubuk, berubah


juga nilainya. Nah, maksud Kadika ketika kamu menulis konten
(content writing), diubah konteksnya.

Entah itu menjadi e-book, e-modul, buku, premium content, dsb.


Maka akan berubah juga nilainya.

Kalau konten tulisan yang dihargai Rp. 25.000,- pertulisan dengan


panjang 500 kata.

Ketika diubah konteksnya menjadi konten premium, maka satu


tulisan itu bisa bernilai Rp. 100.000,-. Bahkan bisa lebih dari itu,
karena untuk membacanya setiap orang dikenakan biaya Rp.
10.000,-.

Apa ada media yang bisa seperti itu? Tentu saja, coba kamu buka
karyakarsa.com, sistemnya kurang lebih seperti itu.

Apalagi kalau mengubahnya menjadi e-book, nulisnya sekali,


untungnya berkali-kali. Bayangin aja kalau dari nilai Rp. 25.000,-
dikalikan 1000 pembeli aja, berapa tuh? Rp. 25.000.000,- kan?

Bukan nggak mungkin meraih penghasilan sebesar itu dari


sebuah tulisan. Karena Kadika sendiri sudah merasakan.

Bayangin aja Kadika sama sekali nggak ada pengalaman menulis,


bahkan nggak suka baca dan nggak suka nulis.

Nah, tapi apakah mesti selama Kadika? Sampai lebih dari 8 tahun
belajar menulis baru menemukan formula yang menghasilkan?

11
Tentu saja nggak, kamu bisa ‘membeli’ pengalaman Kadika yang
lebih dari 8 tahun itu dari beberapa yang tersedia di Impactful
Writing. Dan salah satunya e-book yang kamu baca ini.

Jujur, saya waktu itu nggak tau apa itu konten dan apa itu konteks.
Ternyata, dua peran ini sangat penting, bahkan bisa memberikan
penghasilan. Hehe. Makanya pemahaman ini saya bagikan
khusus untuk kamu.

Gimana? Sampai di sini kamu kebayang?

Ada pun mengubah bentuk atau fungsi dari objek contoh lainnya
adalah besi. Dari sebuah besi bisa menjadi:

• Pedang samurai
• Pisau dapur
• Pegas
• Paku
• Tiang Besi

Berubah bentuk, berubah fungsinya, berubah juga nilainya.


Bagaimana? Makin kebayang, ya?

Dan makin penasaran untuk menghabiskan bacaan ini, iya? :D

Content Writing + Context = Unlimited Income

Percaya atau nggak, kalau kamu menguasai content writing +


pandai membangun konteks. Mudah bagi kamu mendapatkan
income dari mana pun.

Apalagi kalau inti digital adalah konten. Lebih spesifiknya adalah


konten tulisan. Nggak akan ada Google kalau nggak ada tulisan
di blog dan website. Iya nggak?

12
Makanya kenapa Kadika dan tim merasa optimis dan excited
banget bantu mereka untuk menjadi Professional Impactful
Writer.

Nggak bisa video editing, design, programming, tapi bisa menulis?


Ya, tetap bisa kekinian di era digital ini.

Kalau pun bisa, lebih ke mendukung skill utama kamu, yakni


menulis atau writing. Gimana? Makin yakin dengan profesi content
writer?

Nggak bisa dianggap remeh lho profesi ini. Kalau mudah dan
remeh, udah banyak di antara kita menghasilkan dari tulisan. Iya?

Content Writing Skill Anti-miskin?

Ada satu fakta menarik yang dikeluarkan oleh Future of Jobs


Survey 2020 dalam World Economic Forum, yakni ada 15 skill
yang penting dan dibutuhkan di tahun 2025.

Tapi, karena kebanyakan dan yang paling penting hanya di nomor


satu.

Apa itu?

Ya, Analytical Thinking and Innovation. Kita fokus ke kata


thinking atau berpikir.

Kamu tau? Kalau inti menulis adalah berpikir, lebih tepatnya


berpikir dan merangkai pemikiran menjadi sebuah pemahaman
dan gagasan yang mudah dipahami yang sarat makna.

Kalau ada tulisan yang nggak mudah dimengerti, boleh jadi cara
berpikirnya belum tepat. Karena kata-kata adalah proyeksi dari
bagaimana seseorang berpikir.

13
Ketika kamu semakin terlatih dan mudah melihat sisi lain dari
sebuah objek dan mudah membangun konteks, insyaaAllah dunia
tetap membutuhkan kamu.

Yang terpenting lagi adalah, innovation atau inovasi. Jadi ketika


kamu menguasai keterampilan menulis, dikaitkan dengan
perkembangan zaman seperti sekarang yang sedangn booming:
content writing dan copywriting.

InsyaaAllah skill menulis kita nggak akan mudah tergantikan,


bahkan dibutuhkan.

Kenapa Menjadi Skill Anti-Miskin?

Sederhana sekali jawabannya, karena kita bisa menghasilkan dari


pintu mana pun, selama kita beradaptasi dan pandai melihat
konteks.

Meningkatkan kecakapan content writing adalah ikhtiar kita


sebagai manusia, walaupun semua keridhoan ada di tangan-Nya.

Karena tugas kita memaksimalkan potensi dan memberikan yang


terbaik dari diri kita.

5 Skill Pendukung Content Writing agar


Long-lasting

Kalau kemampuan melihat sudut pandang (sisi) lain dan


membangun konteks memang sudah semestinya. Nah, 5 ini
membuat dua kemampuan itu terbooster.

14
1. Research

Riset di sini sebenarnya ada dua sudut pandang, untuk kebutuhan


membuat konten, artinya agar bisa masuk halaman satu dan
banyak mendatangkan pengunjung.

Sudut pandang lainnya melihat masyarakat ini sedang


membutuhkan apa.

Misalnya saja Kadika riset di Google, di tahun 2019 mungkin


belum populer, tapi di tahun 2021, ada. Apa itu? Menghasilkan
uang dari tiktok. Hehe.

Dari riset ini bisa aja kamu menulis konten yang mendatangkan
banyak pengunjung dari Google atau membuat e-book panduan
cara menghasilkan uang dari TikTok.

Misalnya hasil interview 100 Selebtiktok yang menghasilkan. Bisa


aja, kan?

2. Psychology

Ini lebih ke bagaimana memahami kebutuhan manusia, apa saja


yang memicu orang membeli.

Lewat psikologi kita bisa memengaruhi seseorang melalui tulisan,


dengan memahami apa yang sedang dirasakan pembaca.

Ingatlah prinsip ini, orang lain atau pembaca selalu suka ketika
ada orang lain atau tulisan yang membicarakan kelebihan,
kebaikan, dan semua tentang mereka.

Ini bukan memuji atau apa pun, membicarakan hal yang disukai.

15
Bukankah kita juga suka kalau ada tulisan yang membahas
kepribadian kita?

Kenapa? Karena kepribadian bagian dari diri kita. Kemungkinan


ini akan dibahas lebih mendalam certified covert writer.

Lalu, ada lagi, orang itu nggak suka disalahin, senang kalau yang
setara dengan dia. Merasa ada teman. Nah, ini psikologi, yang
bisa dipelajari. Intinya fokus ke minat dan masalah pembaca.

3. Digital Strategy

Meski tulisan adalah inti digital. Bukan berarti nggak mempelajari


bagaimana strateginya.

Penting kita memahami mindset digital. Contoh, seperti


pentingnya kita memiliki domain dotcom.

Kalau nggak pakai mindset digital, mungkin kita akan merasa


nggak penting kalau punya web dengan domaindotcom.

Tapi, karena sekarang semua serba digital, ya, salah satu cara
agar orang lain percaya, keberadaan kita mudah ditemukan di
internet.

Kebayang ya?

Strategi digital meliputi digital marketing, social media marketing,


email marketing, dan semua strategi untuk bisa menjangkau
pembaca lebih luas.

16
4. Funneling

Sebenernya ini masuk ke digital strategy, tapi Kadika pisahkan


karena pembahasan ini gabungan antara psikologi dan digital
strategy.

Orang itu nggak akan langsung beli produk kita atau tulisan kita,
karena ada riset yang menunjukkan kalau orang itu beli setelah
melihat 5x hingga 7x.

Pentingnya memahami alur (customer journey) sebelum mereka


mengenal kita hingga bisa menjadi greget banget sama kita.

Ibarat kita masuk pantai Ancol, tapi di dalemnya ada Seaworld,


Atlantis, dan masih banyak lagi. Dan untuk masuknya mesti bayar.

Inti dari funneling ini mengubah persepsi, dan kunci mengubah


persepsi ada di tulisan.

Bagaimana kamu menyelaraskan tulisan untuk seseorang yang


belum pernah mengenal kamu, yang sudah mengenal kamu,
hingga yang sudah membeli karya kamu.

5. Deep Thinking

Satu hal yang nggak kalah penting adalah deep thinking atau
berpikir mendalam.

Dalam Deep Work karya Cal Newport, berpikir mendalam penting


untuk dimiliki seorang bila ingin menguasai keterampilan secara
cepat.

Kalau pemahaman versi Kadika, selain memiliki fokus, ya mampu


berpikir bukan sekadar di permukaan aja.
17
Misalnya, ketika bikin konten Instagram agar likenya besar,
update yang lucu-lucu. Padahal ada alasan kenapa engagement
itu tinggi.

Nah, kemampuan berpikir untuk mencari tau inilah, yang penting


juga untuk diasah.

Menurut Kadika cara termudah untuk meningkatkan daya pikir


atau berpikir mendalam ini adalah dengan banyak membaca
dan menuliskan kembali apa yang sudah kita baca.

Karena aktivitas membaca dan menulis adalah berpikir.

Membaca adalah aktivitas menginput informasi, menulis adalah


output dari hasil membaca. Ah, pokoknya seru deh kalau udah
merasakan nikmatnya membaca dan menulis. :D

Atau dengan memahami piramida belajar ini. Bagaimana cara kita


memahami sebuah pengetahuan.

18
Kalau Kadika sendiri lebih suka langsung praktek dan diskusi.
Baru mau mengajarkan kalau sudah terbukti.

Bagaimana? Sudah siap naik level?

The 8 Identity of Content Writer To Next


Level

Kadika yakin kamu sudah siap untuk naik level, hanya tinggal
butuh waktu saja. Iya?

Nah, berikut ini Kadika akan paparkan lebih detail untuk naik level.
Siap, ya?

Kadika asumsikan kamu udah terbiasa menulis konten, sudah


mampu mengendalikan mood, lebih bisa lagi membangun
konteks, karena kalau belum melewati itu semua, untuk di level
berikutnya akan ada yang perlu kamu kuasai lagi.

1. Content Writer + Own Blog = Blogger

Saat kamu memutuskan untuk membuat blog pribadi dan


menjadikannya profesional.

Kamu butuh menyewa domain dotcom dengan nama kamu. Itu


artinya content writing skill kamu digunakan untuk menulis konten
di blog kamu.

Selain kemampuan meriset konten, di level ini tantangannya


adalah bagaimana membangun niche blog.

19
Kalau sebelumnya kamu hanya perlu menulis konten, sekarang
kamu perlu berpikir bagaimana mengembangkan blog secara
pribadi.

“tapi, kak aku masih bingung mau bangun topik apa?”

Nggak apa-apa, jalanin dulu aja. Di awal memang seperti itu.

Sebelum Kadika memutuskan membangun niche blog


impactfulwriting.com, ada lebih dari 50 domain yang pernah
Kadika beli tapi berujung nggak diperpanjang.

Pertanyaannya apakah perlu mencoba sebanyak itu? Tentu saja


tidak. Saran Kadika, bangun saja dulu blog pribadi. Karena sejak
awal dwiandikapratama.com hadir, hanya ini yang tak pernah
goyah. Haha.

Semakin ke sini, semakin terbayang jelas apa yang biasa Kadika


tulis di blog pribadi. Cara monetisasinya juga beragam, mulai dari
content placement, sponsored content, juara lomba blog, hingga
dijadikan portofolio kerja.

Belum lagi kemauan mengulik teknis. Karena sebelum blog bisa


digunakan, pasti ada aktivitas setup blog. Entah itu menggunakan
blogger.com atau wordpress.org.

Untuk penjelasan itu, Kadika sudah menulis di


dwiandikapratama.com (kalau mau baca, di sini). Nanti tinggal
baca aja, ya. Mana yang lebih cocok untuk kamu.

Naik level untuk menjadi blogger ini ranahnya berdikari alias kamu
menjadi independen dan tidak terikat perusahaan mana pun.

Terkecuali kamu memang dikontrak untuk mengurusi konten web


perusahaan. :D

20
2. Content Writer + Strategy = Content
Strategist

Naik level menjadi content strategist, kalau kamu merasa punya


kemampuan berpikir stategist kenapa nggak untuk naik ke level
ini.

Untuk content strategist ini salah satu job title yang ada di
perusahaan. Selain penting memiliki kemampuan menulis konten,
juga berpikir secara strategi.

“maksudnya Kadika?”

Sepengalaman Kadika, konten yang dibuat selalu mengarah


untuk kepentingan perusahaan.

Kalau dulu (tempat Kadika bekerja) di perusahaan bimbel


mengajak siswa menjadi peserta bimbel. Setiap konten dipikirkan
baik-baik, nggak asal dibuat aja.

Jadi benar-benar dipikirkan agar konten yang dibuat menjadi daya


tarik untuk mereka daftar bimbel.

Untuk level ini ranahnya perusahaan. Tertarik naik ke level ini?

3. Content Writer + Briefing Skill = Editor in


Chief

Kadika sadar, untuk nge-brief konten itu nggak mudah.

Salah nge-brief, bisa salah juga hasil kontennya. Pernah nggak


kamu sebelum menulis diberi briefing mesti nulis itulah, inilah?
Pasti pernah, ya?
21
Nah, menurut Kadika briefing juga sebuah skill. Bagi Kadika
pusing untuk mem-briefing sebuah konten. Hehe.

Kalau kamu merasa siap dan memiliki brieifing skill. Kenapa


nggak memutuskan untuk naik ke level ini. Bukan nggak mungkin,
selama kamu memutuskan.

Untuk ini, ranahnya bukan berdikari, ada perusahaan yang


menaungi, entah perusahaan media atau non-media.

Media itu seperti kompas.com, kumparan.com, detik.com,


tempo.co. Kalau non-media seperti ruangguru.com, zenius.com,
rencanamu.id.

4. Content Writer + Selling Skill = Copywriter

Kalau udah terbiasa menulis dan senang sekali jualan.

Kenapa nggak memfokuskan keterampilan menulis kamu untuk


menjual? Atau yang biasa kita sebut copywriter.

Sejujurnya nggak mudah juga menjadi copywriter kalau awalnya


nggak terbiasa menulis.

Karena kamu udah terbiasa menulis konten, ‘otot-ototnya’ terlatih


mengeluarkan kata-kata. Jadi nggak berasa ‘diperas’ banget
untuk menulis yang persuasif.

Kamu hanya perlu meningkatkan wawasan apa saja yang perlu


diperhatikan dalam menulis copywriting. Apa saja yang memicu
orang membeli.

Nah, ini related dengan pengetahuan pendukung content


writingmu, yakni psikologi.

22
Penting menjadi copywriter untuk banyak menulis. Karena
sebelum Kadika bisa menulis copywriting yang persuasif, di awal
Kadika banyak menulis di blog.

Coba deh lihat di dwiandikapratama.com/sitemap banyak tulisan


yang bikin geli-geli gimana gitu, alias alay. Haha.

Kenapa nggak Kadika hapus tulisan-tulisan yang bikin merinding


itu?

Sengaja, karena Kadika sendiri suka baca tulisan lampau dan


bikin kamu yakin kalau Kadika juga pernah cupu. :D

Untuk level ini ada dua sudut pandang, di perusahaan ada,


menjadi independen juga bisa. Tergantung kesiapan kamu.

5. Content Writer + Funneling Skill = Email


Marketer

Tidak mudah membuat orang lain yang awalnya nggak tertarik,


menjadi greget banget sama produk atau layanan kita.

Inilah dampak dari alur (funnel) yang tepat. Untuk membuat


konten yang berurutan dan mengubah persepsi, tentu nggak
mudah.

Nah, karena kamu terbiasa menulis konten yang mengubah


persepsi, tinggal ditambah aja alur (funneling) agar orang lain
menjadi berminat dengan jasa atau produk layanan yang kamu
tawarkan, baik milik pribadi atau perusahaan.

Kamu subscribe saja email di Panduan Penulis, pasti kamu akan


mendapatkan email funnel itu. Sambil belajar, sambil mengamati
bagaimana Kadika menulis. iya?

23
Biasanya ini menjadi spesialisasi dalam perusahaan.

Tapi, kalau perusahaannya belum besar, biasanya digabungkan


dengan job title content writer. Makanya, ada program Certified
Impactful Writer, yang bisa semuanya.

Ada pun, menggunakan email marketing ini untuk menjual produk


atau jasamu yang membutuhkan edukasi.

6. Content Writer + Research Skill = SEO


Specialist

Nggak semua nyaman untuk riset mendalam soal kata kunci,


kalau kamu nyaman dengan ini. Selamat! Ada level yang
menunggumu, yakni SEO Specialist.

Ketika masih bekerja menjadi digital marketing specialist, riset


SEO yang mendalam membuatku pusing bukan main.

Maklum belum terbiasa dan terlatih. Lebih memilih memikirkan


strategi ketimbang riset mendalam.

Dan, bukan berarti kamu nggak nyaman dengan riset SEO yang
mendalam, tapi nggak bisa. Bisa, cuman belum spesialisasi di sini.

SEO Specialist lebih dari sekadar riset kata kunci. Juga,


bagaimana index websitenya di Google? Otoritas websitenya naik
nggak? Kecepatan websitenya gimana?

Ada salah satu alumni Certified Impactful Writer yang belum


berpengalaman direkrut startup di awal tahun 2021 untuk menjadi
Content Writer.

Eh, nggak lama ini Kadika diberi kabar kalau sekarang menjadi
SEO Specialist di perusahaan besar di Jakarta.
24
Untuk di level ini, ada dua sudut pandang. Menjadi SEO Specialist
di perusahaan atau SEO Consultant yang membuka jasa SEO.

Selama kamu yakin, kenapa nggak memutuskan naik ke level ini?

7. Content Writer + Entrepreneur =


Writerpreneur

Ingat soal mengubah konteks content writing menjadi e-book dan


buku?

Nah, kalau kamu punya daya juang tinggi atau minat yang tinggi
terhadap dunia entrepreneur. Menjadi writerpreneur adalah opsi
lain untuk naik level.

Writerpreneur ini gabungan antara kamu yang suka menulis


konten, juga suka dengan dunia bisnis.

Produk utama kamu tentu saja tulisan.

Sepemahaman Kadika menjadi writerpreneur ini lebih mudah,


karena layaknya seorang pebisnis di awal.

Fokusnya adalah menciptakan cashflow (pemasukan).

Makanya, Impactful Writing membuat frasa, bagaimana content


writer mengubah nilai tulisan Rp. 25.000,- menjadi Rp.
25.000.000,-. Ya, jawabannya adalah menjual e-book.

Yang sebenarnya itu yang Kadika lakukan pasca resign dari


kantor terakhir tempat Kadika bekerja.

Nah, kalau kamu ingin independen dan menjalani profesi yang


penuh tantangan, menjadi writerpreneur adalah jawabannya.

25
8. Content Writer + Copywriting = Impactful
Writer

Awalnya berpikir, “kayaknya kalau bisa content writing aja nggak


cukup nih. Mesti bisa copywriting juga” di pertengahan tahun
2017.

Karena sadar saat itu Kadika baru menemukan 3 formula menulis


yang berdampak yang biasa para Certified Impactful Writer
pelajari di modul.

Saat ini Kadika menjalani identitas professional impactful writer.

Karena dengan dua keterampilan inti ini, ketika kita memahami


secara mendasar, mudah sekali beradaptasi ke jenis yang lain.

Misalnya email marketing, di tempat perusahaan terakhir Kadika


bekerja, salah satunya email marketingnya Kadika tangani.

Alhamdulillah bisa meng-closingkan peserta bimbel dengan nilai


20juta.

Lalu, menjual e-book. Bisa juga, hanya tinggal diubah saja


konteksnya. Karena, ya, itu tadi memahami pembaca lewat ilmu
psikologi.

Itulah kenapa Kadika sarankan untuk ditambah wawasan


mengenai hal itu.

Ini hanya opsi untuk naik level, nggak mesti jadi impactful writer
seperti Kadika dan ratusan lainnya.

Karena boleh jadi cocok, boleh jadi nggak. Karena tujuan di awal
membantu fresh graduate agar dipercaya perusahaan, seperti
Mas Reza yang Kadika ceritakan di atas.

26
Jadi misinya benar-benar membantu bukan saja untuk bekerja,
juga menjalani karier sebagai content writer.

Kamulah Penulis Skenarionya

Dari apa yang sudah kamu baca, kamulah yang menjadi faktor
utamanya. Kadika dan tim hanyalah mendukung apa yang kamu
ingin capai.

Hanya menjadi bagian dari perjalanan kamu untuk mencapai


tujuan. Barangkali apa yang kamu dapatkan di sini menambah
bekal untuk di perjalanan agar tidak kesasar.

Mengambil keputusan adalah hal penting, disiplin dan komitmen


juga nggak kalau penting.

Kadika hanya ingin menyampaikan, selama kamu yakin mencapai


tempat tujuan, nggak penting seberapa lama atau seberapa terjal
di perjalanan, insyaaAllah kamu akan sampai.

Kadika inget dulu waktu akhir tahun 2015, saat itu libur semester,
jadi lumayan lama liburnya dibandingkan sekolah. Haha.

Dulu pusing belajar email marketing secara teknis. Tapi membatin


“insyaaAllah akan berguna di masa depan”. Karena pada
dasarnya Kadika ini suka banget penasaran dengan sesuatu yang
menarik bagi Kadika. Ketika menemukan sesuatu yang baru, ada
perasaan yang terpuaskan.

Nah, kalau kamu saat ini sedang merasa nggak nyaman, pusing,
frustasi, ketahuilah itu hanyalah ‘cuaca’ dalam mencapai tujuan.
Jadi keep going aja.

Oke?

27
Mahir Menulis Bukanlah Tujuan, Hanya
Cara Mencapai Tujuan

Kadika renungkan, mahir menulis atau bisa menulis itu bukanlah


sebuah tujuan, tapi cara untuk mencapai tujuan.

Karena Kadika bisa menulis tujuannya adalah bisa bekerja di


perusahaan, yang dampaknya bisa berkarier.

Itu salah satu tujuan, ada pun tujuan lain. Seperti:

- Menyampaikan gagasan dan pemikiran


- Berkomunikasi dengan tulisan
- Meninggalkan warisan (legacy)
- Memersuasi orang lain
- Memberi manfaat kepada sesama
- Meyakinkan orang lain kalau kita berkompeten

Selalu ada tujuan yang ingin kita capai melalui tulisan.

Dan, kabar baiknya, menulis adalah keterampilan komunikasi


yang terbaik di era digital ini. Ini versi Kadika, ya.

Di balik keterbasan kita di dunia digital, lewat tulisan kita bisa


menyampaikan gagasan dan bertukar pikiran.

Termasuk kita bisa menguasai keterampilan content writing untuk


tujuan karier dan misi pribadi, iya?

Ini yang bikin Kadika sejak awal belajar menulis ada kepentingan
yang ingin dicapai, hanya saja melalui tulisan.

Mulai dari bisa bayar kuliah, beli gadget terbaru, pergi keluar kota
naik pesawat, hingga menghidupi keluarga.

Bukankah sebuah kebanggaan tersendiri untuk mahir menulis?


Jadi? Keep writing!
28
Karena ini rahasia yang tersembunyi dari Kadika, agar terus
terpacu dan semangat menulis.

Mengaitkan apa tujuan yang kita ingin capai dari menulis. Terbukti
sejak 2013 hingga hari ini, Saya merasa lebih cocok menulis
ketimbang beberapa identitas yang disebutkan di atas.

10 Konteks Content Writing untuk


Menstabilkan Penghasilan

Di bagian sebelumnya saya menyampaikan kunci untuk unlimited


income adalah content writing + context. Nah, ini ada beberapa
yang saya sudah hasilkan dari skill content writing saja.

1. Mengubah Konteks Menjadi E-book

Pertama kali resign setelah bekerja Saya merilis e-book Digital


Marketing Fundamental yang isinya menceritakan bagaimana
memahami digital marketing secara mendasar.

Alhamdulillah langsung laris manis.

2. Mengubah Konteks Menjadi Buku

Ada pun ketika menulis buku, Saya nggak pernah lepas dari cara
menulis konten. Bedanya ini menulis buku.

Buku unstoppable yang bisa mengatarkan pergi ke luar kota,


ditulis dari cara menulis konten. Detailnya kamu baca di sini.

29
3. Mengubah Konteks Menjadi E-modul

Saya lebih suka membagikan lewat tulisan, termasuk bagaimana


saya menguasai skill. Nah, e-modul ini lebih deep dibandingkan
e-book. Contoh e-modul yang pernah saya tulis, di sini.

4. Mengubah Konteks Menjadi Sales Letter

Persis seperti menulis konten, hanya saja fokusnya menulis


kelebihan produk untuk menjual ke audiens. Contoh sales letter
seperti yang ada di sini.

5. Mengubah Konteks Menjadi Email Marketing

Sepengalaman Kadika, content writingnya diubah menjadi email


broadcast, hanya saja berubah cara penyampaiannya jadi lebih
fokus ke satu orang. Bisa project dari agency atau memang
digunakan untuk menjual produk sendiri.

6. Mengubah Konteks Menjadi Blogging

Ini seperti identitas di atas, blogger. Banyak yang bisa dihasilkan


dari blog, misalnya aja: content placement, sponsored content,
hingga biasa menjuarai lomba blog.

Sampai saat ini, blog dwiandikapratama.com terus memberikan


penghasilan. Hehe. Alhamdulillah.

7. Mengubah Konteks Menjadi Lead Magnet

Mudahnya lead magnet itu sesuatu yang diberikan gratis untuk


ditukar dengan data calon prospek.

30
Misalnya ada pebisnis yang minta tolong ke kamu dibuatkan lead
magnet untuk edukasi merawat mobil, tapi dibagikan secara
gratis, karena tujuannya untuk menjual bioteknologi agar mobil
lebih awet bahan bakarnya.

8. Mengubah Konteks Menjadi Premium Content

Sederhananya pembaca sebelum menikmati tulisan kamu, mesti


berlangganan atau bayar terlebih dahulu.

Contoh yang seperti yang ada di https://markmanson.net/, dia


menggunakan plugin untuk bisa seperti ini.

Kabar baiknya kamu bisa seperti itu, tanpa perlu website dan
plugin tambahan, yakni karyakarsa.com dan sociabuzz.com.

Kalau boleh saran, daftarkan saja dulu agar bisa mengamankan


username dari nama kita.

Seperti punya Kadika, karyakarsa.com/dwiandikapratama :D

9. Mengubah Konteks Menjadi Online Class

Beberapa kelas online yang Kadika selenggarakan ada beberapa


materinya dari tulisan, karena memang related banget.

Makanya sering-sering menulis yang berkualitas, karena mana


tau bisa dijadikan kelas online atau dapetin undangan untuk
mengisi tema itu.

10. Mengubah Konteks Menjadi Caption Medsos

Ada alumni certified impactful writer batch 9, Mas Reno. Dia


dapetin project untuk bikin 200 konten Instagram.

31
Mas Reno bercerita, merasa terbantu banget setelah mempelajari
certified impactful writer.

Konteks untuk caption Instagram itu lebih padat dan to the point
saja.

Tentukan Angka Stabilmu

Untuk bisa memiliki penghasilan yang stabil, penting untuk kamu


tau berapa angka stabilnya.

5 juta? 10 juta? Atau lebih dari itu?

Pilihlah konteks yang mendukung kamu meraih penghasilan dari


skill content writing. Atau kalau kamu saat ini menjalani sebagai
content writer di perusahaan atau freelance content writer.

Maka, gabungkan antara aktivitas utama kamu + konteks yang


bisa memberikan kamu penghasilan.

Ada pun kelebihan penghasilan yang kamu dapatkan di bulan ini,


simpan untuk di bulan berikutnya, inilah kunci penghasilan yang
stabil dari tulisan.

Misalnya kamu angka stabilnya 7 juta, yang kamu hasilkan


ternyata 10 juta. Maka, sisa 3 juta-nya dijadikan saldo di bulan
berikutnya.

Dan inilah yang Kadika lakukan, alhamdulillah. Hehe.

32
Satu Mindset yang Mendukungmu agar
Berpenghasilan Stabil

Ada yang merasa insecure karena mendapatkan kritik “ilmu kok


dijual?”.

Penulis itu bukan jual ilmu, tapi membantu meningkatkan


wawasan dan pemahaman melalui tulisan.

Kekeliruan ini jangan sampai membuat kamu merasa down atau


bersalah ketika menulis sesuatu yang sudah ada di luar sana.

Pede aja, toh yang membuatnya berbeda adalah penulisnya.

Karena e-book, buku fisik, premium content, dst. Hanyalah


konteks dan media untuk menyampaikan pemikiran dan
pemahaman kita.

Jadi tak perlu minder atau merasa bersalah, karena niat kita
membantu orang lain dari wawasan dan pemahaman yang kita
miliki.

Makanya, cocok banget buat kamu yang suka belajar dan banyak
baca buku. Karena dapetin pemahaman itu nggak mudah lho.
Apalagi kalau kamu punya pengalaman. Jadi mahal banget.

Makanya menulis itu bukan tujuan, tapi cara mencapai tujuan,


atau cara untuk menyampaikan pemikiran.

Karena hasil dari pemahaman kita bisa berbentuk solusi,


pemikiran, insight, cerita, dst.

Nah, itu yang kita hadirkan, dan itu yang menjadi sebuah nilai dan
layak untuk ditukar dengan uang.

33
Jadi, sekali lagi penulis itu tidak jual ilmu, tapi membantu
meningkatkan wawasan dan pemahaman. Terlepas apa pun
yang kamu bagikan di dalam tulisan tersebut.

Gitu, oke? Mantap?

***

Oh ya,…

Kadika terbuka untuk menerima pertanyaan, kalau bisa


pertanyaannya detail, ya. Biar Kadika bisa langsung jawab. :D

Email: kadika@impactfulwriting.com Subjek: The Next Level


Content Writer – Nama kamu.

Kadika tunggu feedbacknya, ya! Sampai jumpa di tulisan


berikutnya. ^_^

Coming Soon – InsyaaAllah akan hadir certified covert writer.

34

Anda mungkin juga menyukai