JAWABAN:
Yakin sudah semua? Kalau masalahnya harga ada kemungkinan
bermasalah di Disiplin 1 dan 4.
Bisa jadi leads-nya bukan leads yang tepat atau kita tidak melakukan tes
dan ukur terhadap materi promosi kita.
Dalam bisnis, kita perlu perhatikan tiga hal:
Interaksi
Relasi
Transaksi
Tidak akan terjalin relasi, bila kita tidak pernah menjalin interaksi dengan
calon konsumen. Tidak akan ada transaksi tanpa relasi yang baik.
Maka, kalau bisnis mau sehat perhatikan interaksi dan relasi kita, transaksi
mah akan ngikut insyaallah.
Nah, ngomong-ngomong tentang relasi. Tingkat kedalaman relasi kita
dengan konsumen itu berbeda-beda. Karena, level konsumen kita pun
berbeda-beda.
Saya membaginya menjadi lima level.
Level pertama, Contacts
Ini adalah daftar orang yang pernah berinteraksi dengan kita. Online
maupun offline. Baik itu keluarga, tetangga, teman kuliah, friends di FB,
follower, fans dsb. Semua orang yang tahu tentang kita.
Level kedua, Leads.
Promotor adalah misionaris kita. Orang-orang yang membawa misi dari kita.
Orang yang secara aktif merekomendasikan produk kita ke temantemannya, meskipun tanpa keuntungan apa-apa. Memiliki barisan promotor
akan menghemat anggaran pemasaran Anda, memperkuat brand Anda,
dan memperluas jangkauan Anda.
JAWABAN:
Kalau BCnya membabi buta dengan pendekatan hard selling, pasti akan
dianggap spam.
Maka, lakukan dengan cara menghubungi mereka secara pribadi, secara
teratur, dengan pesan yang bermanfaat bagi mereka.
Misalnya, kita jualan hijab. Kita bisa kirimkan tips padu padan hijab
misalnya. Setelah 3-4x kirim tips, baru kirimkan penawaran. Ingat harus
soft-selling (nanti kita pelajari di hari ketiga).
Setelah mereka membeli, tanyakan, apakah produknya sudah sampai?
Apakah sesuai dengan yang mereka harapkan? Minta kesan mereka jika
mereka puas.
Dan seterusnya lakukan interaksi secara teratur, dengan isi pesan yang
bermanfaat, insyaallah tidak akan dianggap spam.
JAWABAN:
JAWABAN:
Ada sebuah kaidah dalam ilmu NLP, resistensi adalah tanda kurangnya
kedekatan. Bisa jadi hal itu terjadi karena kita belum dekat dengan
pelanggan kita. Kawan saya di Herbalife, melakukan hal yang menarik. Dia
memposisikan sebagai Diet Consultant, sehingga sebelum konsumennya
membeli dia akan minta komitmen mereka untuk melaporkan kemajuannya.
Jadi dia membuat sebuah program dilengkapi dengan kartu untuk
monitoring, bukan sekadar menjual produknya. Efeknya, si konsumen
merasa happy ketika ditanya progress olehnya.
JAWABAN:
Kenali dimana mereka biasanya berkumpul.
Misal kita jualan produk nutrisi, cari Fan Page atau Grup di FB yang
temanya tentang Fitness, Health, Diet dan semacamnya. Target market kita
berkumpul di sana. Ingat kriteria prospek yang tepat: NBA (Need, Budget,
Authority) seperti yang dibahas di atas.
JAWABAN:
Minta maaf.
Kembalikan uangnya.
Berhenti jualan ke mereka.
Dapatkan kembali trust dari mereka dengan menjaga hubungan baik dan
berbagi hal-hal yang bermanfaat.
Untuk membuat mereka beli kembali? Jangan harap terjadi dalam waktu
cepat. Membuat mereka tidak menyebarluaskan penipuan yang pernah
terjadi saya sudah patut disyukuri.
Trust itu mahal, sekali terkhianati tidak mudah mendapatkannya kembali.
JAWABAN:
Mahal = Harga yang dibayarkan lebih tinggi dari manfaat yang didapat.
Murah = Harga yang dibayarkan lebih tinggi dari manfaat yang didapat.
Seseorang akan membeli ketika dua hal terjadi:
Pertama, BENEFIT yang kita tawarkan sesuai dengan NEED (kebutuhan)
mereka atau menjadi SOLUSI bagi masalah mereka.
Kedua, BENEFIT yang didapat lebih besar dari HARGA yang dibayarkan.
Uang
Waktu
5
Usaha
Misal buku yang sama dijual dengan harga yang berbeda. Si A menjual
dengan harga Rp150.000 si B menjual dengan harga Rp199.000 kira-kira
konsumen pilih beli ke si A atau si B?
Saya yakin, konsumen pilih beli ke si A. Karena dengan BENEFIT yang
sama bisa didapatkan dengan HARGA yang lebih murah.
Sekarang situasinya berubah. Harga di si A Rp150.000 belum termasuk
ongkir (dan setelah ongkirnya dihitung, ternyata ongkirnya Rp54.000)
sementara si B gratis ongkir, mana yang akan dipilih konsumen tersebut?
Yup. Pilihan berubah ke si B, karena BENEFIT yang ditawarkan B lebih
besar dibandingkan si A.
JAWABAN:
Panjang nih jawabannya. Tunggu kelas ini selesai ya bu, mudah-mudahan
ketemu jawabannya.
Apakah jualan online hrs fokus kesalah satu produk pak? krn slm ini
saya jualan belum fokus ke satu produk, dan lebih suka nya di offline,
tapi ya begitu jualan sering mati suri, kemudian ganti jualan yg lain.
Nah sekarang pingin menggeluti lebih lg u jualan online, tapi saya
belum menemukan passion saya dimana? langkah apa yg saya
lakukan dlu ya pak?
JAWABAN:
Multi produk oke kok. Tidak ada masalah.
Ada dua pendekatan:
Pertama, cari produk dulu baru cari pasarnya.
Kedua, cari pasarnya dulu baru cari produknya.
Terserah mau pake yang mana.
Kalau pakai pendekatan pertama, cari produk yang kita suka. Misal jilbab,
nutrisi diet, kelas online apapun, baru cari target pasarnya yang pas.
Kalau pakai pendekatan kedua, cari sekelompok pasar yang sudah siap,
misal: kelompok reseller, pedagang online, pecinta Yoga, guru apapun baru
cari produk apa yang bisa dijual ke mereka.
Saya pribadi lebih suka pendekatan kedua. Lebih mudah.
JAWABAN:
Ibu yang lebih tau jawabannya.
Ide sederhananya: bangun hubungan baik, ajak ke kantor travel haji umroh
kita, pertemukan dengan mereka yang sudah umroh melalui jasa kita dsb.
7
JAWABAN:
Perkuat brand kita atau brand produknya. Sehingga mereka percaya dan
merasa aman bertransaksi dengan kita. Caranya? Banyak. Salah satunya,
sering posting kepuasan konsumen setelah membeli produk kita secara pre
order.
Btw, saya pernah jualan buku pre order, harganya 150ribu-an, 300 orang
beli semua bayar lunas di depan. Buku dikirim dua bulan kemudian padahal.
Mereka mau, karena merasa aman bertransaksi dengan kita. Contoh promo
pre order yang saya lakukan:
JAWABAN:
Tergantung. Besok akan dibahas lebih detail saat membahas status C1, C2,
C3.
Pak Aji kalo targetnya bukan hanya dalam negri baiknya copywriting
dua bahasa atau pisah versi inggris dan indonesia?
JAWABAN:
Tergantung medianya. Kalau medianya sama, disatukan boleh. Kalau
medianya beda, ya tentu dibedakan.
JAWABAN:
Cara pertama, kalau ada anggarannya, bisa dengan iklan FB berbayar (FB
Ads). Kontak mas Fuad saja, nanti dia bisa bantu.
Cara kedua, pakai cara kreatif. Misalnya dengan adakan KONTES. Contoh,
pasang status di FP:
Ada yang mau diskon 30%? Caranya gampang: ajak 5 orang teman Anda
untuk me-LIKE FP ini. Kemudian komen done di kolom komentar dengan
mention 5 teman yang sudah me-LIKE FP ini
JAWABAN:
Tergantung target marketnya. Kalau target market 18-30 tahun, Instagram
menang. Kalau target market 18-40 tahun, Facebook menang.
10
Misal kita sudah punya akun FB. Yg semula hanya untuk media
interaksi sosial saja.. Lantas kita aktif bisnis. Naaah apakah sebaiknya
kita punya akun lagi yg khusus bisnis/jualan atau sebetulnya boleh2 sj
pakai akun yg lama. Mana yg lebih baik?
Terus terang saya kurang suka jualan produk di fb pribadi, karena
takut spam teman2 lain yg tidak berminat dgn produk saya. Jadi harus
bikin fb baru kah? Karena skg saya sudah ada FP khusus jualan.
JAWABAN:
Facebook atau Media Sosial adalah sarana pertemanan. Fungsi utamanya
dalam bisnis:
-
Jadi, jangan tiap hari jualan. Kalaupun jualan, jangan pakai hard selling.
Gunakan soft selling (kita akan belajar di hari terakhir).
Coba perhatikan jualan saya di fb.me/darmawanaji nggak keliatan jualan
kan?
Jadi pakai saja FB personal yang ada. Kalau ada FP, FB personal bisa
dipakai untuk dongkrak kunjungan ke FP.
JAWABAN:
11
JAWABAN:
Kalau friendlist kita HOT MARKET langsung ke C3 gpp. Tapi kalau tidak
yakin, gunakan patokan:
9 : 3 : 1 ; 9 C1, 3 C2, 1 C3. Ini bukan angka baku ya.
JAWABAN:
Dalam hukum medsos, orang yang sudah nge-LIKE belum tentu TM kita.
Cara yang dianjurkan pake cara kemarin (cari pesaing, add calon
konsumennya).
Bagaimana jika mereka sudah nge-LIKE? Delete boleh, supaya lebih bersih.
12
Saya ini jualan gk fokus ke satu dua barang, tapi bermacam macam.
nah gmn cara ngiklanin efektif n mengena semua?
JAWABAN:
Kita mau fokus kemana?
Kalau memang sudah bagus dari reseller, lipatgandakan jumlah resellernya.
Fokus edukasi reseller agar mereka semakin produktif.
Tapi kalau memang mau coba langsung ke end user silakan.
Produk banyak? Buat kategori. Masing-masing kategori buatkan albumnya.
Buat deskripsi detail tentang kategori tersebut di album.
Bagaimana supaya tidak bosen? Posting status yang bervariasi: tips,
humor, motivasi dsb.
Untuk jualan saya produk gamis, apakah saat diiklankan boleh lgsg
menyebutkan salah satu produk secara detail? Misal kode tertentu?
Apa harus dilengkapi jg dgn foto produknya?
JAWABAN:
JAWABAN:
Hard selling sudah pasti bukan covert.
Covert selling sudah pasti soft selling. Soft selling belum tentu covert.
13
Lebih baik pakai kata org org terkenal atau testimoni org yg sdh
sembuh memakai produk kita?
JAWABAN:
Kemaren udah ada 5 rumus, ditambah ini 7 rumus, itu masing2 berdiri
sendiri atau bisa gabung?
JAWABAN:
Bisa digabung-gabung. Rumus hanya panduan untuk berlatih.
Saya orangnya suka becanda, suka yang lucu2, yang nyantai gitu.
Termasuk soal bikin status ato iklan.
Nah pertanyaannya....
Apa kl bikin status harus serius bahasanya ?
Saya kok berasa nggak nyaman sendiri kl lagi ngiklan tapi serius gitu
bahasanya... kayak bukan saya banget.
JAWABAN:
Tidak harus. Sesuaikan dengan karakter kita sehingga pesan kita menjadi
unik dan orisinil.
Aku tuh cenderung serius, ngga bisa basa-basi, to the point, saklek.
14
JAWABAN:
Nggak juga. Untuk status, buat yang sesuai dengan karakter kita. Serius itu
kan nggak selalu boring. Jadi nggak harus pura-pura lucu karena setiap
orang itu lucu, jika kita melihat diri kita dari sudut pandang yang berbeda.
Buktinya pertanyaannya saja bikin saya senyum-senyum.
15