Anda di halaman 1dari 6

IBADAH ONLINE KELUARGA

12 September 2021

KJ. 19 TUHANKU YESUS (1=Es)

1. Tuhanku Yesus, Raja alam raya, Allah dan Manusia,

Kau kasihi, Kau Junjunganku, Bahagiaku yang baka.

3. Indah trang surya, indah sinar bulan, alam bintang yang megah;

Jauh lebih indah, Yesus, terangMu di sorga dan di dunia.

5. Apa yang indah dalam dunia ini nampak dalam diriMu.

Yang Mahaindah, Harta sorgawi, hanya Engkau, ya Tuhanku!

- Doa pembukaan

KJ. 407 TUHAN, KAU GEMBALA KAMI (1=D)

1. Tuhan, Kau Gembala kami, tuntun kami dombaMu;

b'rilah kami menikmati hikamt pengurbananMu.

Tuhan Yesus, Jurus'lamat, kami ini milikMu,

Tuhan Yesus, Jurus'lamat, kami ini milikMu.

3. JanjiMu, Kaut'rima kami, walau hina bercela;

yang berdosa Kausucikan, Kaubebaskan yang lemah.

Tuhan Yesus, Jurus'lamat, kini kami berserah.

Tuhan Yesus, Jurus'lamat, kini kami berserah.


4. KehendakMu kami cari, ingin turut maksudMu.

Tuhan, isi hati kami dengan kasihMu penuh.

Tuhan Yesus, Jurus'lamat, tak terhingga kasihMu.

Tuhan Yesus, Jurus'lamat, tak terhingga kasihMu.

- Doa pengakuan dosa

KJ. 32 KULIHAT SALIBMU (1=G)

1. Kulihat salibMu, ya Juruslamatku, di Golgota.


Trimalah doaku, hapuskan dosaku;
akulah milikMu selamanya.

3. Di dalam bayang maut, Tuhan, tetap Engkau harapanku!


Dalam lembah gelap duka pun melenyap,
Jikalau ku tetap di jalanMu.

4. Di saat ajalku, ragu dan takutku buanglah jauh.


Ya, Juruslamatku, lindungi jiwaku,
Hingga ku bertemu dengan Dikau.

- Pengakuan Iman Rasuli

Lagu ( omp no 10) 1=A


10. Melayani dan Mengasihi
Mengasihi itu perintah Tuhanku
Melayani itu perintah Tuhanku
Tuhan lebih dulu mengasihi kepadaku
Kita semua harus saling mengasihi
Melayani itu perintah Tuhanku
Menghargai itu perintah Tuhanku
Tuhan lebih dulu melayani kepadaku
Kita semua harus saling menghargai

- RENUNGAN FIRMAN

- Doa pembuka

Amsal 27:17 Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.

PEMBENTUKAN LEWAT PERGESEKAN

Kebenaran ini harus dimengerti dan diterima, bahwa dalam pembentukan kita menuju
kesempurnaan yang dikerjakan Tuhan melalui Roh-Nya, Allah menggunakan manusia
di sekitar kita untuk proses tersebut. Besi menajamkan besi, manusia ditajamkan oleh
sesamanya. “Ditajamkan” di sini maksudnya adalah dibuat makin dewasa, sempurna,
matang, dan berkenan kepada Allah. Allah memakai manusia lain untuk itu. Orang
Kristen di abad mula-mula mengalami aniaya yang sangat luar biasa, sebab mereka
harus hidup di tengah-tengah masyarakat sebagai utusan Tuhan. Ternyata, penderitaan
yang mereka alami karena aniaya tersebut justru menguduskan mereka, yaitu membuat
mereka berhenti berbuat dosa (1Ptr. 4:1). Selain itu, aniaya membuat mereka tidak
berkiblat ke dunia. Mereka dilatih untuk meninggalkan dunia dengan segala
kesenangannya, sehingga hati mereka hanya tertambat pada Tuhan dan Kerajaan-Nya.
Akhirnya, aniaya dapat membuktikan kesetiaan dan kecintaan orang percaya
kepada Tuhan Yesus dan Allah Bapa.

Oleh sebab itu, kita tidak perlu membanggakan mereka yang dapat hidup menyepi,
meninggalkan keramaian, dan melepaskan kesibukan hidup seperti yang dialami oleh
orang yang hidup di perkotaan. Justru mereka yang hidup di perkotaan, lebih sulit
untuk menjalani hidup dengan tantangan yang sangat berat. Banyak orang berpikir
bahwa mereka yang hidup di kesunyian, melepaskan keduniawian dengan cara
meninggalkan kehidupan kota, berarti sudah melepaskan segala sesuatu. Sebenarnya,
melepaskan segala sesuatu itu wajarnya bukan demikian. Melepaskan segala
sesuatu berbicara mengenai kesediaan untuk tidak terikat dengan dunia, di
tengah-tengah kemungkinan memiliki dan menikmatinya. Kalau seseorang
tidak memiliki potensi dan kesempatan untuk meraih dunia lalu kemudian
meninggalkan dunia, bukan berarti ia telah melepaskannya secara proporsional. Paulus
dapat memiliki segala sesuatu, tetapi ia melepaskannya dan menganggapnya sampah
(Flp. 3:7-9). Seseorang tidak bisa dikatakan tangguh berpuasa kalau berada di padang
gurun di mana tidak ada air dan makanan. Seseorang bisa dikatakan tangguh berpuasa
kalau berada di tempat di mana limpah air dan makanan, tetapi tidak menikmatinya.

Harus diingat bahwa Tuhan Yesus tidak memerintahkan orang percaya meninggalkan
dunia untuk bisa mencapai kesucian. Justru Tuhan mengutus orang percaya untuk
hadir di tengah-tengah dunia ini. Dari isi doa Tuhan Yesus (Yoh. 17:15), sangatlah jelas
bahwa orang percaya harus ada di tengah-tengah masyarakat dalam kehidupan di dunia
yang jahat ini, bukan menghindarinya. Dalam bagian lain di Alkitab, Tuhan Yesus
mengatakan, “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala,
sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati” (Mat. 10:16).
Perlulah kita memperhatikan apa yang diajarkan Alkitab, bahwa proses pertumbuhan
iman yang benar melalui peristiwa kehidupan di tengah-tengah dunia. Tokoh-tokoh
iman dalam Perjanjian Lama dibentuk Tuhan melalui pengalaman hidup di tengah
masyarakat. Yusuf didewasakan melalui saudara-saudaranya dan pengalaman di tengah
masyarakat Mesir (Kej. 37-39). “Didewasakan” ini sama artinya dengan dibangun
semakin suci. Kalau Yusuf hanya tinggal di rumah Yakub, ayahnya, maka mimpi yang ia
terima, yang juga merupakan janji besar dari Allah, tidak akan terwujud dalam
hidupnya.

Demikian pula Daud. Kalau ia tetap tinggal di padang rumput menggembalakan domba,
terpisah dari pergaulan luas, maka ia tidak akan pernah menjadi raja. Daud diubah dan
didewasakan oleh Goliat, Saul, penduduk Zif yang mengkhianatinya, dan segudang
pengalaman lain yang menyakitkan. Semua itu merupakan cara Allah mempersiapkan
Daud menjadi orang besar. Kita percaya bahwa Amsal 27:17 memuat tuntunan hidup
yang sangat penting. Dalam ayat ini, tertulis bahwa besi menajamkan besi, orang
menajamkan sesamanya. Teks itu dijagai tetap eksis oleh Tuhan sampai hari ini, agar
dari dalamnya, orang percaya dapat menimba kebenaran. Oleh karenanya, sangat
disayangkan kalau kita tidak memperhatikan apa yang diajarkan oleh Amsal tersebut.

Melarikan diri dari keramaian merupakan usaha untuk mencari mudahnya


hidup, seperti pengecut yang takut perang. Kita yang hidup di kota, memiliki
pergumulan yang jauh lebih berat untuk hidup tidak bercacat dan tidak bercela. Karena
pengertian yang salah bahwa kesucian bisa dilakukan dengan meninggalkan kesibukan
wajar di tengah masyarakat (pergi ke tempat yang jauh dari keramaian), mengakibatkan
banyak orang Kristen awam merasa tidak mungkin bisa menjadi orang suci karena tidak
dapat meninggalkan kesibukan hidup di dunia ini. Dengan penjelasan di atas,
diharapkan mata pengertian kita dibukakan untuk memahami kesucian yang benar.

Dalam pembentukan kita menuju kesempurnaan yang dikerjakan


Tuhan melalui Roh-Nya, Allah menggunakan manusia di sekitar
kita untuk proses tersebut.

Amin

- Sharing Session
- Doa penutup

KJ. 453 YESUS KAWAN YANG SEJATI (1=F)

1. Yesus Kawan yang sejati bagi kita yang lemah.


Tiap hal boleh dibawa dalam doa padaNya.
O, betapa kita susah dan percuma berlelah,
Bila kurag pasrah diri dalam Doa padaNya.
2. Jika oleh pencobaan kacau-balau hidupmu,
jangan kau berputus asa; pada Tuhan berseru!
Yesus Kawan yang setia, tidak ada taraNya.
Ia tahu kelemahanmu; naikkan doa padaNya!

3. Adakah hatimu sarat, jiwa-ragamu lelah?


Yesuslah Penolong kita; naikkan doa padaNya!
Biar kawan lain menghilang, Yesus Kawan yang baka.
Ia mau menghibur kita atas doa padaNya.

- Doa Syafaat

KJ. 457 YA TUHAN, TIAP JAM (1=As)

1. Ya Tuhan, tiap jam 'ku memerlukanMu,


Engkaulah yang memb'ri sejahtera penuh.
Setiap jam, ya Tuhan, Dikau kuperlukan;
'ku datang, Jurus'lamat, berkatilah!

3. Ya Tuhan, tiap jam, di suka-dukaku,


jikalau Tuhan jauh, percuma hidupku.
Setiap jam, ya Tuhan, Dikau kuperlukan;
'ku datang, Jurus'lamat, berkatilah!

5. Ya Tuhan, tiap jam kupuji namaMu;


Tuhanku yang kudus, kekal 'ku milikMu!
Setiap jam, ya Tuhan, Dikau kuperlukan;
'ku datang, Jurus'lamat, berkatilah!

- Doa penutup & Bapa kami


- Berkat - Lagu Amin, Amin, Amin

Anda mungkin juga menyukai