Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PRAKTIKUM PENGOLAHAN DATA GEOFISIKA


METODE MIKROSEISMIK

oleh:
Achmad Amma Utamawan
175090707111020

Asisten:
Mudo Prakoso
165090701111004

LABORATORIUM GEOFISIKA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
I. TUJUAN
Diharapkan setelah praktikum ini dilakukan praktikan bisa memahami bagaimana metode
HVSR dilakukan dan menjelaskan perhitungan dari HVSR, menentukan frekuensi natural
menggunakan metode HVSR, serta menentukan reatibilitas dan kejelasan pusat kurva
HVSR.
II. PERANGKAT LUNAK DAN DATA
a. Perangkat Lunak

Gambar 2.1 Microsoft excel

Gambar 2.2 Aplikasi Geopsy

Gambar 2.3 WordPad


b. Data

Gambar 2.4 data strong peak


III. DIAGRAM ALIR
IV. ANALISIS LANGKAH PENGOLAHAN
Berikut merupakan tampilan data setelah dibaca oleh aplikasi Geopsy :

Gambar 4.1 tampilan data Strong_peak


Data strong_peak merupakan data simulasi yang disediakan oleh geopsy yang merupakan
data yang paling ideal untuk pemula yang ingin belajar mengolah HVSR. Data tersebut
diimport dengan cara mengimport data strong_peak ke geopsy dengan cara file >> Import
signal >> File >> pilih file yang digunakan >> OK. Dan tampilan akan seperti gambar 4.1.
setelah itu akan dilakukan perhituangan H/V dengan cara memilih fitur H/V yang ada di
tool. Berikut ini merupakan gambarnya :

Gambar 4.2 cara menggunakan fitur toolbox H/V dari toolbar


Gambar 4.3 toolbox H/V
Pada gambar 4.3 menampilkan toolbox dari H/V. setelah itu maka dilakukan pengolahan
data mikroseismik pada HVSR adalah pemilihan windowing dan picking. Keduanya bisa
dilakukan dengan otomatis ataupun manual. Pada pengerjaan saatini menggunakan cara
picking otomatis terdapat beberapa parameter yang harus diperhatikan yang harus
dipertimbangkan yakni lebar window dan pemisahan sinyal yang dilakukan oleh software
geopsy yang diakibatkan oleh suatu trigger. Sinyal yang diakibatkan oleh triger biasanya
mengalami kenaikan amplitude dalam waktu yang singkat. Hal yang harus dilakukan saat
melakukan picking secara otomatis mengaktifkan anti triggering on row signal yang ada
pada dialog box H?V toolbox-time-general, dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.4 toolbox H/V pencentangan fitur anti triggering


Fungsi dari Anti-triggering on row signal adalah pengaktifan algoritma yang digunakan
untuk menyeleksi sinyal mikroseismik, khususnya digunakan untuk memisahkan sinyal
trigger dan sinyal stabil. Terdapat 4 parameter yang harus dilakukan dan diperhatikan Ketika
mengaktifkan anti triggering on row signal yaitu Short Term Average (STA), Long Term
Average (LTA), minimum STA/LTA, dan maksimum STA/LTA. Short Term Average
(STA) merupakan nilai rata-rata amplitude jangka pendek (0,5 -1,5 sekon) sedangkan (LTA)
kebalikan dari (STA) (lebih dari 10 sekon). Ketika perbandingan STA/LTA melebihi
ambang batas, maka dapat disebut sebagai event. Keempat parameter tersebut dapat
ditemukan pada dialog box H/V Toolbox-Time-Raw Signal. Pada pengolahan kali ini
digunakan nilai masing-masing STA, LTA, Min STA/LTA, dan Max STA/LTA adalah 1
sekon, 30 sekon, 0.20, dan 2.50. Untuk penentuan nilai Max STA/LTA ialah tinggi STA
dapat dikatakan suatu sinyal yang diakibatkan suatu trigger ketika tingginya 2.5 kali dari
LTA. Hal ini juga berlaku pada nilai Min STA/LTA. Dapat dilihat pada gambar di bawah
ini:

Gambar 4.5 toolbox H/V time


Dilanjutkan kemudian dengan select* >> auto. Setelah itu software akan melakukan picking
secara otomatis yang mengacu pada 4 parametrer yang telah diinputkan pada toolbox,
sehingga saat terdapat sinyal tidak sesuai dengan 4 parameter tadi tidak akan terpicking.
Fitur processing dan output di toolbox tidak bisa merubah hasil frekuensi natural dari
pengolahan yang kita lakukan. Fitur processing hanya berfungsi untuk menyetting beberapa
parameter untuk smoothing. Smoothing dilakukaan untuk memperbagus kurva FFT yang
kurang bagus, smoothing juga bergantung pada konstanta. Pada pengolahan digunkan
smoothing type Konno dan Omachi, smoothing constant 40.00 dan window type cosine,
gambar dibawah merupakan gambarnya :
Gambar 4.6 toolbox H/V Processing
Sedangkan fitur output berfungsi melakukan pengaturan fungsi sampling, dimana pada
grafik H/V Rsult akan ditampilkan dari nilai yang telah dimasukan pada box frequency
sampling from-to. Bisa dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.7 toolbox H/V output


Setelah itu bisa dimulai perhitungan H/V. berijkut gambarnya :
Gambar 4.8 toolbox H/V time

Gambar 4.9 picking gelombang


Gambar 4.10 grafik hasil H/V
Setelah itu hasil nilai f0 telah didapat, namun f0 yang didapat belum tentu benar dan bisa
digunakan sehingga perlu dilakukan analisis numerik untuk mengecek f0 yang didapatkan
benar atau tidak. Sebelum melakukan analisis perlu dilakukan save data terlebih dahulu
dengan file akan format .hv yang kmudian kita baca menggunakan wordpad, berikut
tampilan data hasil simpan dibaca menggunakan wordpad :

Gambar 4.11 data geopsy dari wordpad


Dari gambar 4.11 memberikuan informasi berupa nilai frekuensi, rata-rata amplitude, nilai
amplitude minimum dan maksimum.

Gambar 4.12 hasil kriteria reability

Dari gambar diatas maka perlu diisi dan dipahami madsut dari pengisiannya. Pada uji
reability yang pertama menjelaskan penentuan frekuensi yang didapat bisa diteruma atau
tidak. Pada uji reability yang kedua yakni banyaknya gelombang paada semua window, yang
dinyatakan oleh nc = Iw.nw.f0. harus lebih besar dari 200. Hal yang pertama kali dilakukan
pada uji reability yang kedua adalah menentukan banyak gelombang pada semua
gelombang, dengan cara:
nc = Iw.nw.f0
dimana lw adalah lebar jendela, nw adalah banyaknya jendela, dan f0 adalah natural
frekeunsi yang didapatkan dari grafik. Untuk nilai lw sebesar 15 sekon, nw sebesar 32, dan
nilai f0 sebesar 2,39883. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.13 hasil kriteria pertama dan kedua reability


Langkah berikutnya ialah melakukan uji reability ketiga yang bertujuan untuk menentukan
simpangan amplitude yang dapat diterima atau tidak. Simpangan tersebut ditunjukan oleh
standar deviasi amplitude. Terdapat dua kasus yakni :
a. Ketika didapatkan f0 lebih dari 0,5 Hz, maka pada frekuensi 0,5f0 hingga 2f0 sigma_A
harus kurang dari 2
b. Ketika didapatkan f0 kurang dari 0,5Hz, maka pada frekuensi 0,5f0 hingga 2f0
sigma_A harus kurang dari 3

Pada pengolahan kali ini didapatkan nilai f0 sebesar 2,39883 yang artinya f0 lebih dari 0,5 hz
sehingga perhitungannya mengacu pada kasus a. untuk menentukan sigma A maka harus
melihat nilai pada frekuensi 0,5f0 hingga 2f0. Sigma merupakan “standar deviasi” yang
menunjukan factor pengali dan pembagi untuk rerata A. dari data yang diolah didapat nilai
0.5f0 sebesar 1.199415 dan nilai 2f0 sebesar 4,79766. Kemudian dibuka wordpad data dari
geopsy untuk melihat nilai rentangnya dan dimasukan colom excel, rentang tersebut bisa
dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.14 tabel nilai kriteria ketiga sheet reability


Dari gambar 4.14 sudah diperlihatkan hasil perhitungan sigma A maximal dan sigma A
minimal, untuk mendapatkan hal itu perlu dilakukan perhitungan. Nilai sigma A min didapat
dari membagi rerata A dengan minimum amplitude, sedangkan nilai sigma A max dicari
dengan melakukan pembagian nilai A maximum dengan rerata A pada semua data. Setelah
itu dibandingkan hasil sigma A maximal dengan sigma A minimum yang nilainya harus
kurang dari 2 atau 3. Karena nilai yang didapat dari perhitungan kurang dari dua makas
sigma A memenuhi kriteria ketiga, sehingga dapat dikatakan bahwa f0 yang didapat bisa
diterima. Selanjutnya dilakukan uji clarity. Terdapat enam kriteria yang ada di uji clarity
tetapi tidak keenam-enamnya harus terpenuhi, setidaknya ada lima kriteria yang harus
dipenuhi.

Gambar 4.15 sheet hasil dari kriteria clarity


Pada kriteria pertama didapat dari data wordpad dari data tersebut dan keterangan di gambar
menandakan bahwa kriteria pertama telah terpenuhi dimana ada salah satu frekuensi, f-, pada
rentang f0/4 hingga f0 yang memiliki amplitudo, A(f-), yang kurang dari setengah amplitudo
puncak, A0/2. Dari gambar tersebut memenuhi dikarenakan terdapat nilai f- dari rentang f0
hingga f0/4 sebesar 0,60256 dengan nilai A(f-) sebesar 1,98377.
Pada kriteria kedua. Untuk syarat uji clarity kriteria kedua yakni ada salah satu frekuensi,
f+, pada rentang f0 hingga 4f0 yang memiliki amplitudo, A(f+) yang kurang dari setengah
amplitudo puncak, A0/2. Dari gambar tersebut memenuhi dikarenakan terdapat nilai f+ dari
rentang f0 hingga 4f0 sebesar 2,75432 dengan nilai A(f+) sebesar 7,68017.
Pada kriteria ketiga. Amplitudo puncak, A0, harus lebih dari 2. Dari gambar kriteria tersebut
telah terpenuhi yang didapat nilai amplitudo puncak A0 sebesar 16,6745.
Pada kriteria keempat. Standar deviasi frekuensi dominan, sigma_f, tidak boleh lebih dari
5%. Digambar didapat nilai sebesar 5% tepat.
Pada kriteria kelima. Standar deviasi frekuensi dominan, sigma_f, harus kurang dari nilai
"threshold" epsilon(f0). Yang didapat dari gambar berikut:

Gambar 4.16 nilai threshold untuk sigma f dan sigma A


Menentukan nilai epsilon tergantung dengan nilai f0 yang didapatkan, karena pada
pengolahan kali ini didapatkan nilai f0 sebesar 2,39883 maka kita hanya menggunakan
kolom sebelah kanan saja, sehingga nilai epsilon yang didapatkan adalah 0,05 f0. Kemudian
melakukan perhitungan pada epsilon (f0) dengan cara nilai epsilon (0,05) dikalikan dengan
nilai f0 (2,39883) sehingga didapatkan nilai epsilon (f0) sebesar 0,1199415. Selanjutnya
melakukan perbandingan antara nilai sigma_f dengan epsilon (f0) dimana nilai dari sigma_f
harus kurang dari nilai epsilon (f0). Sehingga uji clarity kriteria kelima terpenuhi.
Untuk menentukan kriteria keenam. diperlihatkan dengan nilai "standar deviasi" amplitudo
di puncak, sigma_A(f0), harus kurang dari nilai "threshold" theta(f0). Didapatkan nilai A0
sebesar 16,6745. Kemudian mencari nilai A0 minimum dan maksimum, nilai ini dapat dilihat
pada grafik H/V Result di software Geopsy yang ditandai dengan adanya tanda kurung siku.
Dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.17 grafik hasil H/V


Didapatkan nilai A0 minimum sebesar 12,2154 dan A0 maksimum sebesar 22,7754 kemudian
nilai tersebut dicopy-paste pada software Microsoft Excel agar didapatkan nilai sigma A (f0)
minimum dan maksimum yang nilainya harus kurang dari nilai theta. Nilai theta didapatkan
sebesar 1,58 dari table. Mencari nilai sigma A (f0) minimum dilakukan dengan cara membagi
nilai A0 dengan nilai A0 minimum, dari perhitungan ini didapatkan nilai sigma A (f0)
minimum sebesar 1,36503921279696. Sedangkan nilai sigma A (f0) maksimum dilakukan
dengan cara membagi nilai A0 maksimum dengan nilai A0, dari perhitungan ini didapatkan
nilai sigma A (f0) maksimum sebesar 1,36588203544334. Langkah terakhir yakni
melakukan perbandingan antara nilai theta f0 dengan nilai sigma A (f0) maksimum dan
minimum. Dari data yang telah sebutkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa nilai sigma
A (f0) maksimum dan minimum kurang dari nilai theta f0. Dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
Gambar 4.18 nilai kriteria clarity ke 6
Dari gambar 4.18 menjelaskan bahwa kriteria keenam terpenuhi yang artinya grafik yang
didapatkan saat pengolahan geopsy memiliki puncak yang jelas.

Anda mungkin juga menyukai