Disusun Oleh:
Kelompok 3
Dafina Ajeng Kinanti (03411940000003)
Khusnul Nur Rochmah (03411940000008)
Alwan Muhammad Rasyid (03411940000023)
Azriel Aziz Filliyatinnuriz A. (03411940000026)
Nofendri Marsa Putra (03411940000027)
Adellia Putri Nurdina (03411940000029)
Muhammad Hauzan Nabhan (03411940000031)
Rheza Marchellino Putra (03411940000047)
Najib Ramanda Yuangga (03411940000060)
Gambar 13. Tampilan ‘PrepVLF’ serta Nilai Initial Resistivity yang digunakan
11. Langkah inversi dilakukan menggunakan software ‘Inv2DVLF’, yang dilakukan
sebanyak 30 iterasi dengan nilai ‘lagrange parameter’ sebesar 0,6. Pengolahan tahap
ini akan menghasilkan beberapa file yang kemudian akan dilakukan running script
MATLAB dan pengolahan software surfer.
Gambar 14. Tampilan ‘Inv2DVLF’ serta Jumlah Iterasi dan Nilai Lagrange
Parameter
12. Hasil inversi kemudian dimodelkan menggunakan MATLAB. Script MATLAB
menghasilkan 3 gambar, gambar pertama merupakan hasil atau model inversi dari RAE,
gambar kedua merupakan sensitivitas model Inversi, dan gambar ketiga merupakan
kurva fitting antara data observasi dengan data estimasi/kalkulasi.
13. Tahap inversi menghasilkan notepad yang berisi data hasil inversi. Data tersebut berupa
nilai x, y, dan true resistivity. Kemudian dapat di plot menggunakan software Surfer.
14. Pada Surfer, input data nilai x, y, dan true resistivity ke worksheet Surfer sehingga
diperoleh file dengan format .dat. Lakukan grid data dengan metode gridding ‘Kriging’.
Setelah melakukan Grid Data, akan muncul report mengenai hasil gridding. Kemudian
buat peta kontur dengan menggunakan fitur ‘Contour’, hasil peta kontur tersebut dapat
dilihat pada bagian ‘Hasil Pengolahan Inversi’.
Gambar 15. Kurva filter fraser (kiri) dan Karous-Hjelt (kanan) pada frekuensi 1
Gambar 16. Kurva filter Fraser (kiri) dan Karous-Hjelt (kanan) pada frekuensi 2.
Gambar 17. Kurva filter Fraser (kiri) dan Karous-Hjelt (kanan) pada frekuensi 3.
Gambar 18. Model Final Inversi Frekuensi 1 Matlab (kiri) dan Surfer (kanan)
Gambar 19. Model Final Inversi Frekuensi 2 Matlab (kiri) dan Surfer (kanan)
Gambar 20. Model Final Inversi Frekuensi 3 Matlab (kiri) dan Surfer (kanan)
Berdasarkan akuisisi dan pengolahan data yang dilakukan dapat diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Zona konduktif ditunjukkan dengan nilai inphase positif dan quadrature negatif pada filter
fraser dan nilai rapat arus tinggi (positif) pada filter Karous Hjelt.
2. Untuk masing-masing frekuensi diperkirakan letak zona konduktif berdasarkan filter fraser
dan Karous Hjelt sebagai berikut:
a. Frekuensi 1, zona konduktif berada di meter 0-5 dan 40-50.
b. Frekuensi 2, zona konduktif berada di meter 0-10, 15-20, dan 40-50.
c. Frekuensi 3, zona konduktif berada di meter 5-10 dan 13 - 35.
3. Untuk masing-masing frekuensi diperkirakan letak zona konduktif berdasarkan hasil inversi
sebagai berikut:
a. Frekuensi 1, zona konduktif berada di meter 0-5, 6-9 , 33-35, 37-40, serta 43-50.
b. Frekuensi 2, zona konduktif berada di meter 0-9, 33-35, 37-41, dan 43-50.
c. Frekuensi 3, zona konduktif berada di meter 0-10 dan 33-43.
4. Anomali zona konduktif terlihat jelas pada frekuensi 3 (19,8) yang berpusat di Australia
dibandingkan dengan kedua frekuensi lainnya.
5. Pipa bawah permukaan terindikasi berada pada lintasan meter 0-5 dengan kedalaman 0-3
meter yang ditunjukkan kurva hiperbolik pada hasil GPR dan nilai konduktivitas tinggi.
DAFTAR PUSTAKA