Anda di halaman 1dari 30

243P_JUM1213_VNE44170039

INTERFEROMETRI DATA CITRA ALOS MENGGUNAKAN


APLIKASI SNAPHU
Interferometry of ALOS Image Data Using Snaphu Application
Vianney Evita1
Jumat Sore
1
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jln. Kamper, Kampus IPB
Dramaga, Bogor, 16680
Email: vianney_evita@apps.ipb.ac.id
Abstrak: Interferometric SAR (InSAR) telah menjadi cara yang efektif untuk mengukur objek dalam
tiga dimensi dan melakukan survei medan untuk aplikasi sipil dan militer. Prosedur penting dalam
pemrosesan Synthetic Aperture Radar (SAR) Interferometric (InSAR) telah dipelajari, yaitu
coregistration pada citra SAR. Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat, 10 Mei 2019 di
Laboratorium Komputer Teknik Sipil dan Lingkungan pada pukul 13.30 – 16.30 WIB. Praktikum
diperlukan agar mampu memahami dan melaksanakan tahapan-tahapan dalam proses
Inteferometri dan mampu mengoperasikan algoritma khusus Snaphu pada tahap unwrapping.
Percobaan menggunakan data hasil citra satelit ALOS PALSAR tahun 2007 dan 2009 dan data Mint
64.vmx untuk SNAPHU dengan tahap coregisteration, interferogram formation, topographic phase
removal, phase filtering, serta unwrapping dengan SNAPHU. Tahap corregisteration menghasilkan
data dengan nama _stack dengan RGB yang dihasilkan terlihat seperti kuning, merah dan hijau.
Tahap interferogram formation menghasilkan produk dengan band coh_HH_stack_ifg, menunjukan
estimasi koherensi tinggi dan rendah, sedangkan phase_HH_stack_ifg menunjukan hasil dari
interferometric phase band. Tahap topographic phase removal menghasilkan produk dengan
dengan band topophase_HH_stack_ifg_dinsar dan phase_HH_stack_ifg_dinsar kemudian
dilanjutkan dengan tahap phase filtering menggunakan Goldstein Phase Filtering dan
menghasilkan produk dengan band yang dibuka adalah phase_HH_stack_ifg_dinsar_flt untuk
mengurangi noise pada fase. Proses unwrapping dilakukan dengan SNAPHU (statistical-cost,
network-flow phase-unwrapping algorithm) menggunakan program VMware dan menghasilkan
produk dan diolah pada SNAP. Tahap geocode menggunakan Range-Doppler Terrain Correction
dengan band Unw_phase_ifg_HH dan Phase_ifg_srd_HH dengan hasil warna berbeda namun
bentuk dan posisinya miring akibat terrain correction.
Kata kunci: ALOS, interferometri, SAR, snaphu

Abstract: Interferometric SAR (InSAR) has become an effective way to measure objects in three
dimensions and conduct field surveys for civil and military applications. Important procedures for
processing Synthetic Aperture Radar (SAR) Interferometric (InSAR) have been studied, namely
coregistration on SAR images. Phase filtering and phase unwrapping are two important steps in
processing InSAR. The experiment are held on Friday, May 10th 2019 in the Civil and
Environmental Engineering’s Computer Laboratory at 13:30 - 16:30 WIB. The experiment is needed
to be able to understand and implement the stages in the Inteferometry process and be able to
operate Snaphu's special algorithms at the unwrapping stage. The experiment used ALOS PALSAR
satellite imagery data in 2007 and 2009 and Mint 64.vmx data for SNAPHU with coregisteration,
interferogram formation, topographic phase removal, phase filtering, and unwrapping with
SNAPHU. The corregisteration stage generates data with the _stack name with the resulting RGB
looking like yellow, red and green. The interferogram formation stage produces the product with
the coh_HH_stack_ifg band, showing high and low coherence estimates, while phase_HH_stack_ifg
shows the results of the interferometric phase band. The topographic phase removal stage produces
the product with the topophase_HH_stack_ifg_dinsar and phase_HH_stack_ifg_dinsar bands then
proceeds with phase filtering phase using Goldstein Phase Filtering and produces the product with
opened band is phase_HH_stack_ifg_dinsar_flt to reduce phase noise. The unwrapping process is
done with SNAPHU (statistical-cost, network-flow phaseunwrapping algorithm) using the VMware
program and generating products and processed on SNAP. The geocode stage uses Range-Doppler
Terrain Correction with band Unw_phase_ifg_HH and Phase_ifg_srd_HH with different color
results but the shape and position are tilted due to terrain correction.
Keywords: ALOS, interferometry, SAR, snaphu

1
243P_JUM1213_VNE44170039

PENDAHULUAN
Era komputerisasi telah membuka wawasan dan paradigma baru dalam proses
pengambilan keputusan dan penyebaran informasi. Data yang merepresentasikan
dunia nyata dapat disimpan dan diproses sedemikian rupa sehingga dapat disajikan
dalam bentuk-bentuk yang lebih sederhana dan sesuai kebutuhan. Sesuai dengan
perkembangan teknologi, khususnya komputer grafik, basisdata, teknologi
informasi, dan teknologi satelit inderaja (penginderaan jauh/remote sensing), maka
kebutuhan mengenai penyimpanan, analisis, dan penyajian data yang berstruktur
kompleks dengan jumlah besar makin mendesak. Struktur data kompleks tersebut
mencakup baik jenis data spasial maupun atribut. Dengan demikian, untuk
mengelola data yang kompleks ini, diperlukan suatu sistem informasi yang secara
terintegrasi mampu mengolah baik data spasial maupun data atribut ini secara
efektif dan efisien. Tidak itu saja, sistem inipun harus mampu menjawab dengan
baik pertanyaan spasial maupun atribut secara simultan. Dengan demikian,
diharapkan keberadaan suatu sistem informasi yang efisien dan mampu mengelola
data dengan struktur yang kompleks dan dengan jumlah yang besar ini dapat
membantu dalam proses pengambilan keputusan yang tepat (Harseno dan
Tampubolon 2007).
Interferometric SAR (InSAR) telah menjadi cara yang efektif untuk mengukur
objek dalam tiga dimensi dan melakukan survei medan untuk aplikasi sipil dan
militer. Prosedur penting dalam pemrosesan Synthetic Aperture Radar (SAR)
Interferometric (InSAR) telah dipelajari, yaitu coregistration pada citra SAR. Fase
filtering dan phase unwrapping adalah dua langkah penting dalam pemrosesan
InSAR, dan kinerjanya akan secara langsung mengurangi kualitas fase
interferometri dan keakuratan mengikuti produk. Selain itu, fase interferometri
lainnya untuk citra satelit dapat membuat citra yang dihasilkan semakin jelas dan
memiliki kombinasi warna yang beragam sehingga dapat mempermudah dalam
analisis datanya. Hasil citra dari fase interferometri dapat dilihat dengan cara
mengekpor hasil citra radar ke Snaphu, yang selanjutnya digunakan untuk fase
unwrapping (Li et al 2006). Oleh karena itu, praktikum ini dibutuhkan agar mampu
memahami dan melaksanakan tahapan-tahapan dalam proses Inteferometri dan
mampu mengoperasikan algoritma khusus Snaphu pada tahap unwrapping.
METODOLOGI
Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat, 10 Mei 2019 di Laboratorium
Komputer Teknik Sipil dan Lingkungan pada pukul 13.30 – 16.30 WIB. Alat dan
bahan yang digunakan yaitu laptop yang dilengkapi dengan perangkat lunak
Snaphu serta data citra terlampir pada Lampiran 1. Tahap praktikum ditunjukkan
dengan langkah-langkah dibawah ini.
Langkah pertama yaitu perangkat lunak Snaphu diaktifkan. Gambar citra yang
telah didapat kemudian diinput sehingga tampilan pada Snaphu seperti pada
Gambar 1. Import file yag akan diolah dengan meng-klik toolbar file pada pojok
kiri atas kemudian pilih menu Import, kemudian dipilih menu SAR Sensor,
kemudian dipilih menu ALOS PALSAR CEOS. Selanjutnya akan muncul jendela
baru untuk memilih file. Kemudian di-klik tombol OK. File yang digunakan yaitu
file yang diambil melalui satelit ALOS pada wilayah yang sama dengan waktu

2
243P_JUM1213_VNE44170039

pengambilan yang berbeda, yaitu pada 2007 dan 2009. Kedua file yang dibuka
dapat dilihat di Gambar 2 dna Gambar 3

Gambar 1 Proses Import file

Gambar 2 Proses memilih file 2007

3
243P_JUM1213_VNE44170039

Gambar 3 Proses memilih file 2009


Tanggal pengambilan citra dapat dilihat dengan cara nama file yang muncul
pada Product explore di-klik tanda [-] yang berada di sebalah kiri nama file,
kemudian dipilih menu Abstracted Metadata dan dicari keterangan tanggal
pengambilan pada tampilan seperti pada Gambar 4.

Gambar 4 Proses melihat metadata


Selanjutnya dipilih Band Intensity_HH pada kedua file dengan cara di-klik tanda
[-] yang berada pada sebelah kiri tanda file, pilih menu Band menudian dipilih menu
Intensity_HH seperti yang dapat dilihat pada Gambar 5. Tombol synchronises views
across multiple image windows dan synchronises cursor positions across multiple
image windows yang berada pada Navigation tool diaktifkan seperti pada Gambar
6. Hal ini dilakukan untuk mensinkronkan kedua data.

4
243P_JUM1213_VNE44170039

Gambar 5 Proses pemilihan Bands

Gambar 6 Proses pengaktifan tools


Setelah tools diaktifkan kemudian pada gambar di-klik kanan sehingga muncul
tampilan seperti pda Gambar 7. Kemudian dipilih menu Spatial subset from view.
Kemudian akan muncul jendala baru specify product subset seperti pada Gambar 8
untuk mengisi nilai X dan Y. Pada data 2007 nilai start X –nya yaitu 137, start Y
1016, end X 1008, dan end Y 1613. Sementara itu pada data 2019 nilai start X –
nya yaitu 127, start Y 1044, end X 998, dan end Y 1641.

5
243P_JUM1213_VNE44170039

Gambar 7 Proses subset

(a) (b)
Gambar 8 Pengisian specify product subset(a) data 2007(b) data 2009
Selanjutnya gambar disimpan pada folder dengan nama “2. Subset” yang telah
dibuat sebelumnya dengan cara di-klik kanan pada file subset yang muncul
kemudian dipilih menu Save Product As seperti pada Gambar 9. Selanjutnya akan
muncul jendela baru untuk memilih folder tempat menyimpan file lalu dipilih
tombol Save seperti yang dapat dilihat pada Gambar 10.

6
243P_JUM1213_VNE44170039

Gambar 9 Proses menyimpan data subset

Gambar 10 Proses memilih folder untuk menyimpan file


Selanjutnya menuju proses Coregistration. Pertama, di-klik toolbar Radar
kemudian dipilih menu Coregistration, dan dipilih menu Coregistration seperti
yang dapat dilihat pada Gambar 11. Selanjutnya akan muncul jendela baru kemudian
file hasil subset dari kedua data di-input pada ProductSet-Reader dengan cara di-
drag sehingga tampilan seperti pada Gambar 12. Pengaturan untuk coregistration
pada menu Warp dipilih pixel accuracy sebesar 0.05, warp polynominal order 2 dan
interpolation method dipilih cubic convolution, kemudian menu CreateStack
seperti ditunjukkan pada Gambar 12.

7
243P_JUM1213_VNE44170039

Gambar 11 Proses memilih menu coregistration

Gambar 11 Proses input data

(a) (b)

8
243P_JUM1213_VNE44170039

Gambar 12 Pengaturan(a) coregistration warp dan(b) CreateStack


Pada jendela yang sama kemudian dipilih menu write, selanjutnya diatur tempat
penyimpanan data pada foler “3 coregistration” seperti pada Gambar 13,
selanjutnya tombol Run di-klik. Selanjutnya ditunggu beberapa saat hingga muncul
tulisan berwarna merah pada bagian bawah seperti yang dapat dilihat padaGambar
14.

Gambar 11 Proses memilih folder penyimpanan coregistration

Gambar 12 Tmapilan saat proses selesai


Akan muncul file baru pada Product Explorer. Selanjutnya file stack yang sudah di
Open RGB dengan di-klik kanan kemudian Open RGB Image Window dengan
konfigurasi RGB ditunjukkan seperti pada Gambar 13. Selanjutnya dipilih band
yang akan digunakan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 14. Tampilan hasil
dari Open RGB Image Window dapat dilihat pada Gambar 15.

9
243P_JUM1213_VNE44170039

Gambar 13 Proser RGB data

Gambar 14 Proses pemilihan Band

10
243P_JUM1213_VNE44170039

Gambar 15 Hasil RGB data


Tahap selanjutnya yang dilakukan yaitu tahap interferogram formation. Langkah
awal yaitu Radar dipilih, kemudian dipilih Interferometric, Products dipilih,
kemudian dipilih Interferogram Formation seperti yang dapat dilihat pada Gambar
16. Selanjutnya akan muncul jendela baru dan dipilih tempat penyimpanan dan
nama file yang aka diolah seperti yang dapat dilihat pada Gambar 17 kemudian
tombol Run di-klik.

Gambar 16 Proses awal interferogram formation

Gambar 17 Proses pemilihan folder interferogram formation


Setelah proses Run selesai, akan muncul gambar baru . selanjutnya pada bands
Phase_ifg_HH_06Jun2007_26Apr2009 dan coh_HH_06Jun2007_26Apr2009
dibuka sehingga menghasilkan seperti pada Gambar 18.

11
243P_JUM1213_VNE44170039

Gambar 18 Hasil interferogram formation


Tahap selanjutnya adalah Topographic phase removal. Radar dipilih kemudian
dipilih Interferometry kemudian Products kemudian dipilih Topographic Phase
Removal seperti pada Gambar 19. Selanjutnya akan muncul jendela baru dan dipilih
tempat penyimpanan dan nama file yang aka diolah seperti yang dapat dilihat pada
Gambar 20 kemudian tombol Run di-klik.

Gambar 11 Proses Topographic phase removal

12
243P_JUM1213_VNE44170039

Gambar 20 Pemilihan folder topographic phase removal


Setelah proses Run selesai, akan muncul gambar baru. Selanjutnya pada bands
topo_ifg_HH_06Jun2007_26Apr2009 dan coh_HH_06Jun2007_26Apr2009
dibuka sehingga menghasilkan seperti pada Gambar 21.

Gambar 21 Hasil topographic phase removal


Tahap selanjutnya adalah Phase Filtering. Radar dipilih, kemudian dipilih
Interferometric, Filtering dipilih dan kemudian dipilih Goldstein Phase Filtering
seperti Gambar 22. Selanjutnya akan muncul jendela baru dan dipilih tempat
penyimpanan dan nama file-nya, kemudian tombol Run di-klik seperti langkah pada
Gambar 23. Setelah menunggu beberapa saat, kemudian
Phase_ifg_HH_06Jun2007_26Apr2009 dan coh_HH_06Jun2007_26Apr2009

13
243P_JUM1213_VNE44170039

yang ada pada bands data hasil filtering dibuka seperti yang dapat dilihat pada
Gambar 24.

Gambar 21 Proses Phase Filtering

Gambar 22 Proses pemilihan folder Phase Filtering

14
243P_JUM1213_VNE44170039

Gambar 23 Hasil Phase Filtering


Praktikum kemudian dilanjutkan unwrapping dengan SNAPHU. Radar dipilih,
kemudian dipilih Interferometric, Unwrapping dipilih dan kemudian dipilih
SNAPHU Export sepeerti yang dapat dilihat pada Gambar 24. Selanjutnya akan
muncul jendela baru seperti pada Gambar 25 untuk memilih tempat menyimpanan
file. Selanjutnya tombol Run di-klik.

15
243P_JUM1213_VNE44170039

Gambar 24 Proses SNAPHU Export

Gambar 25 Pemilihan folder penyimpanan Unwrapping


Langkah selanjutnya program VMware dibuka, kemudian Open a Virtual
Machine dengan tampilan seperti pada Gambar 26 dipilih sehingga muncul jendela
baru kemudian dipilih file Mint 64.vmx kemudian Play virtual machine dipilih
seperti yang dapat dilihat pada Gambar 27.

Gambar 26 Tampilan awal SNAPHU

16
243P_JUM1213_VNE44170039

Gambar 27 Pros pemilihan folder Vmware


Sebelum masuk Play Virtual Machine Mint 64. dilakukan login seperti pada gambar
28 dengan password untuk user sar yaitu sar01 seperti Gambar 28.

Gambar 28 Proses login Mint 64 Program


. Pengaturan dilakukan dengan Player diklik kemudian dipilih manage virtual
machine dan virtual machine settings seperti pada Gambar 29. Kemudian dilakukan
pengatuan memory penyimpanan, memory 2GB yang sesuai dengan laptop dipilih
pada menu hardware. Selain itu, pengaturan Folder Sharing dilakukan dengan icon
always enabled dipilih seperti pada Gambar 30. Folder SNAPHU yang telah
diekspor Snap kemudian di-copy dengan diklik kanan lalu open document pada
desktop Mint kemudian folder didrag. SNAPHU.conf dibuka dengan diklik open.
SNAPHU task akan muncul kemudian nama file SNAPHU-f SNAPHU.conf
Phase_HH_ifg di-copy dan dipaste pada terminal seperti pada Gambar 31. Terminal
dibuka dengan diklik kanan kemudian open terminal, setelah Run dipilih hingga
selesai seperti pada Gambar 32.

17
243P_JUM1213_VNE44170039

Gambar 29 Proses virtual manage setting pada Vmware

(a) (b)
Gambar 30 Pengaturan (a)memori dan (b)always enable folder sharing

18
243P_JUM1213_VNE44170039

Gambar 31 Snaphu configuration

Gambar 32 Proses Running terminal SNAPHU


Data yang telah diolah dengan VMware kemudian disimpan untuk kemudian
digunakan untuk SNAPHU Import dengan klik copy pada sar desktop di aplikasi
Mint 64. Copy ke folder local disk. Selanjutnya kembali pada program SNAP, lalu
toolbar Radar dipilih, kemudian dipilih Interferometric, Unwrapping dipilih dan
kemudian dipilih SNAPHU Import dan dipersiapkan nama file hasil VMware
SNAPHU seperti langkah pada Gambar 33. Selanjutnya dilakukan pengubahan
parameter. Pada Read phase open file SNAPHU yang telah di copy tadi, klik
Phase_ifg_srd...”. Lalu pada menu Read-Unwrapped Phase pilih file
“Unwphase_ifg_srd....”. Write pada file extention yang anda pilih, lalu klik Run
seperti pada gambar 34. Hasil Unwrapperd Phase dapat dilihat pada Gambar 35.

19
243P_JUM1213_VNE44170039

Gambar 33 Snaphu Import

Gambar 34 Proses mengubah parameter

Gambar 35 Hasil Unwrapped Phase


Selanjutnya pada gambar hasil unwrapping dipilih pada Bands
Unw_phase_ifg_06Jun2007_26Apr2009 dibuka. Terrain correction dilakukan
dengan cara toolbar Radar dipilih, Geometric dipilih, kemudian dipilih Terrain
Correction dengan Range-Doppler Terrain Correction seperti pada Gambar 36.
Source bands yang dipilih pada Processing Parameter adalah
Unw_phase_ifg_06Jun2007_ 26Apr2009 dan
Phase_ifg_srd_06Jun2007_26Apr2009 dan konfigurasi lain seperti pada Gambar
37 kemudian di-Run. Hasil data Terrain Correction kemudian dibuka dengan Bands
dipilih, kemudian Unw_phase_ifg_ 06Jun2007_26Apr2009_HH dan
Phase_ifg_srd_06Jun2007_26Apr2009_HH dibuka seperti ditampilkan pada
Gambar 38 berikut.

20
243P_JUM1213_VNE44170039

Gambar 36 Proses Terrain correction

Gambar 37 Processing Parameters

(a) (b)
Gambar 38 Hasil gambar (a) Geocoded Interferogram dan (b) Geocoded
Unwrapped Phase

21
243P_JUM1213_VNE44170039

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dua set data SAR dalam InSAR digunakan untuk menghitung beda fasa dari
kedua set data tersebut. Beda fasa yang terjadi adalah proporsional (kecuali untuk
ambiguitas 2r) terhadap jarak antara obyek yang terekam dengan kedua posisi dari
antena SAR. Visualisasi dari beda fasa tersebut berupa citra, yang sering disebut
dengan interferogram. Interferogram ini dapat dimanfaatkan untuk pengamatan
deformasi ataupun untuk menurunkan Model ketinggian digital dan hal ini
tergantung dari kondisi geometri dan sistim pengumpulan datanya. Tahap yang
sangat penting dalam pembentukan interferogram adalah koregistrasi, yaitu
penggabungan dua citra SAR. Tahap ini sangat penting karena memerlukan waktu
cukup banyak dan sangat berpengaruh terhadap interferogram yang terbentuk.
(Ismullah 2010). Tujuan coregistration adalah untuk menyelaraskan sampel untuk
tahap pembedaan. Geometri ulangi-pass tidak tepat membuat coregistration sulit,
dan InSAR data yang kompleks yang bisa memfasilitasi coregistration . Gambar
optik normal pencocokan tradisional membutuhkan hanya satu atau dua pixel
akurasi, yang kasar coregistration untuk SAR gambar. Pencocokan gambar optik
normal secara tradisional hanya memerlukan akurasi satu atau dua piksel, yang
merupakan coregistration kasar untuk gambar SAR. Keakuratan fasa coregistration
harus lebih tinggi, sehingga diperlukan pengaturan tingkat subpiksel (Lin dan
Bethel 2008). Metode yang paling umum digunakan untuk coregistration adalah
untuk menghitung kompleks lintas fungsi korelasi antara dua gambar SAR (Li dan
Goldstein 1990).
Interferogram ini dibentuk dengan mengalikan secara silang citra master dengan
konjugasi kompleks dari slave. Amplitudo kedua gambar dikalikan sementara fasa
mewakili perbedaan fasa antara kedua gambar. Fase interferometri dari setiap piksel
gambar SAR hanya akan bergantung pada perbedaan jalur perjalanan dari masing-
masing dari dua SAR untuk sel resolusi yang dipertimbangkan. Tahap pembentukan
interferogram akan melepaskan fasa flatearth. Fase flat-earth adalah fase yang ada
dalam sinyal interferometrik karena lengkungan permukaan referensi. Fase ini
diperkirakan menggunakan informasi orbital dan metadata dan dikurangkan dari
interferogram kompleks (Veci 2015).
Topographic phase removal memiliki fungsi untuk meratakan interferogram.
Operator akan mensimulasikan interferogram berdasarkan DEM referensi dan
menguranginya dari interferogram yang diproses. Proses ini sangat penting untuk
pengolahan interferometri dikarenakan topografi berkontribusi pada perbedaan fase
yang disebut “topographic fringes”. Residu topographic phase sering dihilangkan
dengan mengatur garis baseline dengan sudut penyimpangan. Golstein Phase
filtering memiliki pengaruh besar pada fase unwrapping, sehingga mengadopsi
vektor penyaringan metode yang lebih baik daripada yang lain. Phase filtering
adalah fitur untuk mempertahankan fringe, estimasi fase akurat dalam area dengan
koherensi rendah, dan menghitung kecepatan. Beberapa metode penyaringan umum
untuk interferogram dianalisa dan dibandingkan untuk menunjukkan keuntungan
dari vektor penyaringan. Ada tiga metode penyaringan interferogram yaitu metode
penyaringan bebas adaptif, adaptif, dan multilooking. Metode penyaringan bebas
adaptif meliputi filtering, median filtering, dan lain sebagainya. Metode-metode
tersebut dapat dikatakan efektif untuk gambar optik, tetapi tidak bagi INSAR

22
243P_JUM1213_VNE44170039

interferogram. Metode ini mengadopsi beberapa windows untuk menyaring dan


dapat menyebabkan fase distorsi karena karakter dari periodesitas interferogram
tidak dianggap. Topographic phase removal dilakukan dengan mensimulasikan
kontribusi dari topografi ke dalam interferometric phase dan menghilangkan efek
topografis dari interferogram. Interferometric phase adalah suatu fase perbedaan
antara dua citra, yang digunakan untuk memproduksi kontur (interferometric
fringes atau interferogram). Jika suatu DEM yang akurat menjadi sampel pada
resolusi SAR, untuk area citra yang tersedia, dapat digunakan untuk estimasi dan
kompensasi untuk topografi. Proses ini memproduksi yang disebut sebagai
differential interferogram yang sesuai untuk memantau dan mendeteksi
perpindahan lahan. Flat phase harus dihilangkan dari interferogram dalam
mengkomputasi topographic phase (Ogundare 2016).
Keunikan pola pinggiran interferometri dapat lebih ditingkatkan untuk
memudahkan pembongkaran fase. Goldstein dan Werner dengan tujuan tersebut
mengajukan suatu filtering adaptif yang menguatkan frekuensi pinggiran yang
dominan di tambalan lokal, mencoba memperbaiki noise decorrelation pada saat
bersamaan. Terbukti, prosedur phase filtering ini melibatkan bias yang kecil dari
fase individu (Bahr 2013). Noise pada fase dikurangi dari interferogram sehingga
memudahkan fase unwrapping. Hal ini melibatkan penyaringan residual dari
interferogram dengan menggunakan jendela rata-rata dengan suatu ukuran
beberapa elemen resolusi pada arah range dan azimuth. Citra yang koheren dapat
dievaluasi untuk mengecek jika ada koherensi yang hilang karena dekorelasi
temporal pada citra kompleks yang digunakan. Fase wrapped dapat tidak tersedia
di mana-mana pada citra sejak mungkin ada piksel tanpa pengembalian radar yang
signifikan. Hal ini akan membutuhkan interpolasi bilinear dari fase (Ogundare
2016).
Perangkat software asal Eropa yaitu Sentinel Application Platform (SNAP) telah
tersedia dari European Space Agency (ESA). SNAP merupakan sebuah platform
open-source yang berfokus pada eksplorasi observasi data bumi. Penggunaan
program SNAP dimanfaatkan untuk pemetaan spasial suatu wilayah. Pemantauan
objek- objek permukaan bumi dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi tanah
yang cocok untuk dilakukan pembangunan (Islam et al 2017).
Data citra yang digunakan merupakan citra yang diambil dari ALOS. Data citra
yang diambil pada tahun 2007 memiliki start X 137, start Y 1016 dan end X 1008,
end Y 1613. Data citra yang diambil pada tahun 2009 memiliki start X 127, start Y
1044 dan end X 998, end Y 1641. Pembuatan subset ini dilakukan untuk
mengurangi jumlah pemrosesan yang dibutuhkan di sekitar area tertentu yang
diminati (Veci 2015). Berdasarkan hasil praktikum, warna kuning mengindikasikan
bahwa data citra dari 2007 ke 2009 tidak mengalami perubahan. Sedangkan warna
merah menunjukkan bahwa data citra dari 2007 ke 2009 mengalami perubahan.
Tahap pertama yang dilakukan adalah Co-Registration, yaitu coregister gambar
menjadi stack. Gambar yang akan dilakukan co-registration di subset dahulu untuk
meringankan beban komputer. Gambar yang digunakan adalah gambar data yang
diambil pada 2007 dan 2009. Menurut Veci (2015), dua atau lebih gambar harus di-
coregister menjadi stack untuk pemrosesan interferometri. Satu gambar dipilih
sebagai master dan gambar lainnya adalah slave. Pada praktikum kali ini, yang

23
243P_JUM1213_VNE44170039

menjadi master adalah data 2007 sedangkan data 2009 menjadi slave. CreateStack
diatur kemudian proses dimulai dan dihasilkan data dengan nama _stack. Stack
tersebut dibuka dengan RGB dengan band Intensity_HH, untuk Red adalah data
master, Green adalah data slave, dan Blue 0 sehingga menghasilkan data
coregistration dengan tampilan berwarna.

Gambar 39 Hasil RGB data


Pada RGB stack data hasil olahan menampilkan gambar dengan warnawarna
seperti merah, hijau, hitam, dan hijau muda. Warna hitam mempresentasikan
bentuk aliran sungai, sementara di sekelilingnya terdapat warna merah dan hijau
mengikuti yang merupakan vegetasi dan lahan sekitar sungai. Warna hijau muda.
menggambarkan lahan ataupun daratan vegetasi, dan warna merah menggambarkan
daratan. Selanjutnya, data stack hasil corregistration dilakukan interferogram
formation. Hasil interferogram formation ini akan menghasilkan produk dengan
akhiran _stack_ifg dimana ifg menunjukkan produk interferogram. Setelah proses
selesai, produk akan memiliki berbagai macam bands, sehingga band yang dipilih
untuk dibuka pada praktikum adalah coh_HH_stack_ifg dan phase_HH_stack_ifg.
Phase_HH menunjukan hasil dari interferometric phase band, terlihat warna yang
acak, sedangkan coh_HH dapat menunjukan estimasi koherensi. Koherensi antara
citra master dan slave menunjukan seberapa mirip piksel antara gambar slave dan
master dalam skala dari 0 sampai 1.

24
243P_JUM1213_VNE44170039

Gambar 40 Hasil interferogram formation


Tahap selanjutnya adalah topographic phase removal dengan menggunakan
produk hasil interferogram. Menghilangkan fasa topografi dapat menghasilkan
interferogram yag diratakan (Veci 2015). Hasil tahap ini berupa produk dengan
nama _stack_ifg_dinsar. Topographic phase band yang dibuka adalah
topophase_HH_ dan _phase_HH_. Hasil topographic phase removal dapat dilihat
pada Gambar 41.

Gambar 41 Hasil topographic phase removal


Tahap praktikum selanjutnya adalah phase filtering yang menggunakan produk
hasil interferogram. Tahap ini menggunakan Goldstein Phase Filtering dan
menghasilkan produk dengan nama _stack_ifg_dinsar_flt di mana flt menunjukkan
filtering. Hasil citra setelah Phase filtering dengan band yang dibuka adalah
phase_HH_stack_ifg_dinsar_flt seperti dapat dilihat pada Gambar 42. Noise pada
fase dikurangi dari interferogram sehingga memudahkan fase unwrapping dengan
tahap ini (Ogundare 2016).

25
243P_JUM1213_VNE44170039

Gambar 42 Hasil Phase Filtering


Praktikum dilanjutkan dengan proses unwrapping dengan SNAPHU
menggunakan program Linux VMware. Phase unwrapping (2D) adalah proses
memperkirakan nilai fasa yang tidak ambigu dari data fase pengamatan yang
diketahui hanya modulo 2 rad. Tahap ini memecahkan ambiguitas ini dengan
mengintegrasikan perbedaan fasa antara piksel. Setelah menghapus sejumlah
bilangan bulat dari ketinggian ambiguitas (setara dengan bilangan bulat dari 2 fase
fase), variasi fasa antara dua titik pada interferogram yang rata menunjukkan
pengukuran variasi ketinggian aktual (Veci 2015). Langkah ini adalah langkah
kunci dalam analisis data InSAR, sehingga banyak algoritma pembongkaran fasa
telah diusulkan, salah satunya adalah SNAPHU (statistical-cost, network-flow
phase-unwrapping algorithm) yang diajukan oleh Chen dan Zebker. SNAPHU
memberikan fleksibilitas yang lebih tinggi dalam menyiapkan masalah unwrapping
karena fungsi biaya adalah fungsi objektif umum yang dapat disesuaikan sesuai
persyaratan. Algoritma ini mengemukakan phase unwrapping sebagai masalah
estimasi probabilitas posensialori maksimum (MAP), yang tujuannya adalah untuk
menghitung solusi unwrap yang paling mungkin karena data masukan yang dapat
diamati. SNAPHU menggunakan prosedur pengoptimalan berulang, waktu
eksekusi bergantung pada sulitnya interferogram (Chen dan Zebker 2002).
Percobaan pada tahap geocode produk dilakukan dengan tahap Terrain Correction
yaitu dengan menerapkan Range-Doppler Terrain Correction. Geocoding artinya
mengasosiasi piksel pada citra radar degan suatu posisi pada permukaan dibawah
pertimbangan dari geometri akusisi side-looking. Geocoding dibutuhkan untuk
coarse coregisteration awal dan komputasi fase referensi. Prosedur ini dapat juga di
aplikasikan dengan deduksi koordinat piksel (Bahr 2013). Tahap unwrapping
menggunakan program SNAPHU. Tahap awal adalah mengekspor file dari SNAP
kemudian diolah menggunakan VMware dengan data Mint64.vmx. Hasil yang
diperoleh kemudian diimpor ke SNAP kembali dengan import SNAPHU dengan
nama produk unwphase_ifg_srd_. Produk tersebut diimpor sebagai Read-
Unwrapped phase sedangkan untuk Read-Phase digunakan data hasil interferogram
filtering sehingga menghasilkan Gambar 43.

26
243P_JUM1213_VNE44170039

Gambar 43 Hasil Unwrapped Phase


Tahap selanjutnya adalah geocode produk yaitu dengan Range-Doppler Terrain
Correction. Source band yang digunakan untuk proses ini adalah Unw_phase_ifg_
dan Phase_ifg_srd_ dengan band HH. Gambar yang dihasilkan dapat dilihat pada
Gambar 44. Kedua gambar tersebut menunjukkan perbedaan di mana hasil dari
geocoded unwrapped phase lebih terlihat perbedaan dan klasifikasi warnanya.
Sedangkan pada geocoded interferogram warnanya masih terlihat acak karena
merupakan hasil interferogram filtering. Namun keduanya memiliki bentuk dan
posisinya miring. Hal ini dikarenakan Range doppler terrain correction yang
digunakan untuk mereduksi kesalahan-kesalahan akibat variasi topografi yang
disebabkan oleh kemiringan sensor citra, sehingga diperoleh koordinat elemen
hamburan balik yang mengacu pada sistem referensi yang sama dengan data posisi
orbit satelit (Septiana et al 2017).

(a) (b)
Gambar 44 Hasil gambar (a) Geocoded Interferogram dan (b) Geocoded
Unwrapped Phase

27
243P_JUM1213_VNE44170039

SIMPULAN
Percobaan menggunakan data hasil citra satelit ALOS PALSAR tahun 2007 dan
2009 dan data Mint 64.vmx untuk SNAPHU dengan tahap coregisteration,
interferogram formation, topographic phase removal, phase filtering, serta
unwrapping dengan SNAPHU. Tahap corregisteration menghasilkan data dengan
nama _stack dengan RGB yang dihasilkan terlihat seperti kuning, merah dan hijau.
Tahap interferogram formation menghasilkan produk dengan band
coh_HH_stack_ifg, menunjukan estimasi koherensi tinggi dan rendah, sedangkan
phase_HH_stack_ifg menunjukan hasil dari interferometric phase band. Tahap
topographic phase removal menghasilkan produk dengan dengan band
topophase_HH_stack_ifg_dinsar dan phase_HH_stack_ifg_dinsar kemudian
dilanjutkan dengan tahap phase filtering menggunakan Goldstein Phase Filtering
dan menghasilkan produk dengan band yang dibuka adalah
phase_HH_stack_ifg_dinsar_flt untuk mengurangi noise pada fase. Proses
unwrapping dilakukan dengan SNAPHU (statistical-cost, network-flow phase-
unwrapping algorithm) menggunakan program VMware dan menghasilkan produk
dan diolah pada SNAP. Tahap geocode menggunakan Range-Doppler Terrain
Correction dengan band Unw_phase_ifg_HH dan Phase_ifg_srd_HH dengan hasil
warna berbeda namun bentuk dan posisinya miring akibat terrain correction.

Saran
Praktikum berlangsung dengan lancar. Namun, terdapat kendala yaitu software
dan gambar citra yang belum didapatkan,sementara praktikum akan berlangsung.
Sebaiknya, software dan gambar citra didistribusikan minimal 3 hari sebelum
praktikum berlangsung. Selain itu, keterampilan dalam mengoperasikan perangkat
lunak Snaphu dibutuhkan agar praktikum dapat berlangsung tanpa adanya
hambatan.

Daftar Pustaka
Bahr H. 2013. Orbital Effects in Spaceborne Synthetic Aperture Radar
Interferometry. Munchen (DE): Scientific Publishing.
Chen CW, Zebker HA. Phase unwrapping for large SAR interferograms: Statistical
segmentation and generalized network models. IEEE Transactions on
Geoscience and Remote Sensing. 40 (8): 1709-1719.
Harseno E, Tampubolon VI. 2007. Aplikasi sistem informasi geografis dalam
pemetaan batas administrasi, tanah, geologi, penggunaan lahan, lereng,
daerah istimewa yogyakarta dan daerah aliran sungai di jawa tengah
menggunakan software ArcView GIS. Majalah Ilmiah UKRIM Edisi 1/th
XII/2007: 63-80.
Islam LJ, Prasetyo Y, Sudarsono B. 2017. Analisis penurunan muka tanah (land
subsidence) kota semarang menggunakan citra sentinel-1 berdasarkan
metode DInSAR pada perangkat lunak SNAP. Jurnal Geodesi. 6(2): 29 –
36.

28
243P_JUM1213_VNE44170039

Ismullah, IH. 2010. Pengadaan Data Spasial dengan Teknologi Radar. Jurnal PWK.
Vol 11(1): 48-56.
Li Z, Bao Z, Li H. 2006. Image autocoregistration and InSAR interferogram
estimation using joint subspace projection. IEEE Transactions on
Geoscience and Remote Sensing. 44(2): 288 – 297.
Li Z, Bethel J. 2008. Image coregistration in SAR interferometry. The International
Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information
Sciences. 37(B1): 433-438.
Li F. Goldstein, R. 1990. Studies of multibaseline spaceborne interferometric
synthetic aperture radars. IEEE Transactions on Geoscience and Remote
Sensing. 28(1): 88-97.
Ogundare JO. 2016. Precision Surveying: The Principles and Geomatics Practice.
Canada (US): John Wiley & Sons.
Septiana B, Wijaya AP, Suprayogi A. 2017. Analisis perbandingan hasil
orthorektifikasi metode Range Doppler Terrain Correction dan metode
SAR Simulation Terrain Correction menggunakan data SAR Sentinel – 1.
Jurnal Geodesi Undip. 6 (1): 148-157.
Veci L. 2015. Sentinel-1 Toolbox: Interferometry Tutorial [Internet]. [diunduh pada
15 Mei 2019]. Tersedia pada: http://step.esa.int.

29
243P_JUM1213_VNE44170039

Lampiran 1 Alat dan bahan

Laptop

Aplikasi Snaphu

30

Anda mungkin juga menyukai