Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

ANALISIS
DATA
ADVOKASI
KESEHATAN
DEWI RISMA, SKM.MM

PUSKESMAS BURNAI MULYA


UNIT 5 BUTIR 8.1 (DOKUMEN 1)

LAPORAN ANALISIS DATA ADVOKASI KESEHATAN


PENERAPAN PHBS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BURNAI MULYA

I. ISU AKTUAL KESEHATAN


Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut terjadi peningkatan kasus demam
berdarah dengue (DBD) di Indonesia. Infeksi DBD bahkan dilaporkan melonjak terutama
saat musim hujan, tercatat 432 pasien meninggal dunia karena demam berdarah.
Berdasarkan catatan Kemenkes sepanjang Januari hingga Juni 2022 (pekan ke-22),
jumlah kumulatif kasus DBD di Indonesia dilaporkan mencapai 45.387 kasus. Sementara,
jumlah kematian akibat demam berdarah dengue mencapai 432 kasus.
Plt. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, dr Tiffany
Tiara Pakasi menyampaikan, kasus DBD tersebut dilaporkan setidaknya di 449
kabupaten/kota di Indonesia yang tersebar di 34 provinsi dengan kematian tersebar di 162
kabupaten/kota di 31 provinsi.
Adapun provinsi dengan kasus DBD tertingi di Indonesia di antaranya: Bali
Kalimantan Utara Bangka Belitung Kalimantan Timur Nusa Tenggara Timur DKI Jakarta
Jawa Barat Sulawesi Utara Nusa Tenggara Barat DI Yogyakarta. Provinsi yang terbanyak
melaporkan yaitu provinsi Lampung, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta,”
Studi tersebut dilakukan terhadap 1.800 anak umur satu sampai 18 tahun di 14 provinsi.
Hasilnya menunjukkan, bahwa sebanyak 25 persen kelompok usia satu tahun sudah
pernah terkena penyakit DBD. Ini merupakan sangat-sangat endemis bahkan
hiperendemis. Kemudian, kasus DBD pada anak di Indonesia, sebanyak 50 persen
dilaporkan pada anak usia lima tahun, dan virus dengue juga menginfeksi usia 18 tahun
mencapai 90 persen.
Demam berdarah dengue adalah penyakit endemik yang perlu ditangani dengan
serius. Pasalnya, penyakit ini ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus
dengue melalui gigitan pada manusia. Dalam suatu penyakit yang berhubungan dengan
trasmisi dari luar bukan manusia ini menjadi sulit sekali (diatasi), Spesies nyamuk tersebut
diketahui sangat senang hidup di lingkungan sekitar manusia. Umumnya, mereka
berkembang biak di tempat-tempat penampungan air, tumpukan sampah, hingga baju
kotor di rumah.
Nyamuk ini (Aedes aegypti) senang sekali menggigit bersama-sama orang yang
ada di tempat yang sama. Sehingga sering kali kita melihat dalam satu keluarga yaitu
anak, ibu, bapak, pembantu, semua terkena penyakit DBD yang masih menjadi masalah
kesehatan maupun ancaman serius di sejumlah wilayah di Indonesia. Sebab, penyakit ini
tidak hanya berdampak terhadap sektor kesehatan, melainkan sektor sosial dan ekonomi
bagi masyarakat. Oleh karena itu, perlu ditekankan pentingnya pola hidup bersih dan
sehat (PHBS) untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk demam berdarah di rumah.
Pemerintah daerah juga harus menghimbau agar masyarakat menerapkan metode
3M plus, yakni menguras penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan
memanfaatkan benda-benda yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Poin plus dari upaya 3M itu sendiri adalah dimulai dari memelihara kan pemakan jentik
nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, hingga menanam tanaman pengusir nyamuk.
Saat ini, di Wilayah kerja Puskesmas Burnai Mulya yang mana 2 tahun terakhir ini
angka kasus DBD menurun, akan tetapi tahun 2022 per januari s.d juni sudah ditemukan 4
kasus DBD.

II. PRIORITAS KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG KESEHATAN


1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3273);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaga Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) Sebagaimana Telah Diubah Terakhir Dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 Tentang Penanggulangan Wabah
Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447)
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1479/Menkes/SK/X/2003 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular Dan Penyakit
Tidak Menular Terpadu;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/Menkes/Per/VIII/2004 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (KLB);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 Tentang Organisasi
Dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 585) Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 Tentang Jenis Penyakit
Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah Dan Upaya Penanggulangan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 503);
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Surveilans Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1113);
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2014 Tentang
Penanggulangan Penyakit Menular;

III. PRIORITAS KHALAYAK SASARAN PEMANGKU KEPENTINGAN YANG AKAN DI


ADVOKASI
Sasaran yang akan di advokasi adalah kepala Desa Seri Tanjung, Tokoh Masyarakat,
Ketua PKK, dan Tenaga Kesling yang dilaksanakan secara luring di rumah Kepala
Desa Seri Tanjung.

IV. POTENSI SUMBER DAYA YANG DAPAT DIMANFAATKAN DI WILAYAH KERJA


1. Bidan Desa Aktif
2. Pendidikan masyarakat rata-rata sekolah menengah
3. Tipikal Masyarakat rajin memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
4. Kepala Desa aktif dalam kegiatan penanggulangan DBD
5. Jarak Desa dengan puskesmas paling dekat

V. PESAN PRIORITAS ADVOKASI


a. DATA DBD di Desa Wilayah Kerja Puskesmas Seri tanjung
Januari-April 2022
Rawat
No Desa Kasus Jalan/Rawat Meninggal
Inap
1. Seri Tanjung 1 1 0
2. Seri bandung 1 1 0
3. Bangun jaya 0 0 0
4. Tanjung Tambak Baru 0 0 0
5 Tanjung tambak baru 0 0 0
6 Tanjung Batu Seberang 2 2 0
7 Tg. Baru petai 0 0 0
8 Senuro Barat 0 0 0
9 Senuro Timur 0 0 0
 Data diatas adalah sasaran yang datang ke puskesmas, kasus-kasus yang
tidak datang ke puskesmas/tidak diketahui petugas kesehatan, berobat ke
luar wilayah atau ke tenaga kesehatan lain belum didata

b. HASIL ANALISA DATA DBD


Dari data diatas, ada 4 kasus DBD dalam kurun waktu 4 bulan, 2 tahun
sebelumnya yaitu tahun 2020 tidak ada kasus dan tahun 2021 ada 1 kasus.
Puskesmas Seri Tanjung adalah puskesmas non rawat inap, ini merupakan
salah satu kendala pemegang program P2 DBD dalam penemuan kasus.,
masyarakat lebih memilih berobat ke tenaga kesehatan yang praktek mandiri
atau ke Puskesmas rawat inap, dimana jam pelayanan mereka bisa 24 jam.
Sedangkan Puskesmas Seri Tanjung terbatas pada jam kerja. Hal ini butuh
strategi tertentu dalam penemuan kasus DBD lebih awal.
c. STRATEGI PENANGGULANGAN DBD
1) Memperkuat fungsi tim pokjanal kabupaten dalam mendapatkan dukungan
kepala daerah terhadap gerakan pemberantasan DBD secara tertulis
2) Meningkatkan peran promosi kesehatan dengan melibatkan perangkat
pemerintahan dan masyarakat dalam upaya pemberdayaan untuk
melakukan gerakan PSN oleh dan di rumah sendiri sebagai gerakan satu
rumah satu jumantik;
3) Memperkuat program kerja puskesmas dengan fokus pemberdayaan
masyarakat dalam pemberantasan DBD dengan dukungan kader posyandu
dan pihak kecamatan terutama dalam gerakan PSN;
4) Mendapatkan dukungan sektor terkait di dalam pengaktifan kader jumantik
dalam gerakan pemberantasan DBD secara rutin;
5) Memperkuat dukungan kader dan pihak kecamatan terhadap program
pemberdayaan masyarakat dalam gerakan PSN dan penyuluhan kepada
masyarakat;
6) Mendapatkan dukungan kepala daerah terhadap pembentukan dan
pelaksanaan fungsi pokja DBD di tingkat desa dan kecamatan yang
terintegrasi dan rutin;
7) Memperkuat fungsi tim Pokjanal DBD tingkat kabupaten dalam mengaktifkan
kader kesehatan di posyandu sebagai kader jumantik
8) Mendapatkan dukungan sektor terkait di dalam pengaktifan kader jumantik
dalam gerakan pemberantasan DBD secara rutin
9) Memperkuat program kerja puskesmas melalui dukungan anggaran terpadu
pada sektor lain dalam melakukan gerakan pencegahan dan pemberantasan
DBD.

VI. BENTUK DAN TAHAPAN KEGIATAN ADVOKASI


Tahap persiapan
dimulai dari melakukan wawancara mendalam dengan berbagai narasumber yaitu:
Kepala Desa Seri Tanjung, Ketua PKK Desa Seri Tanjung, Bidan Desa Seri
Tanjung, TOMA, TOGA, wakil masyarakat. Selanjutnya dilakukan penentuan
prioritas masalah, membuat kajian formatif, dan policy brief dari masalah yang
sudah ditentukan. Lalu data-data tersebut dikonsulkan ke dinas kesehatan untuk
menentukan design inovasi yang akan digunakan sebagai materi kegiatan
advokasi. Selanjutnya, melakukan perizinan untuk peminjaman tempat di desa dan
pembuatan surat undangan kepada peserta.
Tahap Pelaksanaan
a. Kegiatan advokasi dilaksanakan pada hari Jumat, 23 Juni 2022 dimulai pada
pukul 09.00 WIB dan berakhir pada pukul 10.30 WIB. Kegiatan dilakukan
menggunakan metode luring di rumah Kepala Desa Seri Tanjung. Advokasi
dilakukan untuk mendapat komitmen dan dukungan terkait usulan program dari
pihak berwenang dan jajarannya.
b. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini hanya 15 orang
c. Pembukaan kegiatan penyuluhan diawali dengan memberi salam, pembawa
acara memperkenalkan diri, serta menyampaikan maksud, tujuan dan rundown
acara advokasi.
d. Sebelum advokasi dilakukan, pembawa acara mempersilahkan kepala desa
dan pemegang Program DBD untuk memberikan sambutan.
e. Penyampaian usulan program dilakukan selama 30 menit. Penyajian usulan
program sesuai dengan topik permasalahan yang didapatkan dari hasil
observasi dan wawancara kepada beberapa narasumber dan dilakukan
penampilan design dari usulan program.
f. Peserta advokasi sangat interaktif dan komunikatif dalam memberikan masukan
dan pertanyaan dari kegiatan tersebut dan peserta saling sharing dan apa saja
yang dapat dibantu oleh peserta advokasi.
g. Setelah advokasi dilakukan dan mendapat dukungan serta komitmen dari
beberapa belah pihak, maka kegiatan advokasi ditutup.

VII. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Hari/tanggal : Sabtu, 21 Mei 2022
Waktu : 08.00 – 11.00 WIB
Tempat : Ruang Pertemuan Puskesmas Seri Tanjung

VIII. BENTUK DAN RENCANA MONITORING DAN EVALUASI ADVOKASI


Pada proses pelaksanaan program penanggulangan DBD, pengendalian dan
pemantauan serta evaluasi program dilakukan secara berkala dan terus menerus
dengan sistem berjenjang dalam pelaksanaannya. Hal ini dilakukan, karena diyakini
keberhasilan program akan banyak ditentukan oleh seberapa baik pelaksana mampu
secara terus menerus menjalankan, melakukan evaluasi, menyusun program
perbaikan dan pemantauan terhadap program yang dijalankan. Sistem pengawasan
dilakukan dengan sangat ketat dimana petugas/pelaksana harus terus menerus
memberikan laporan secara berkala. Hasil pelaksanaan monitoring dan evaluasi
dijadikan dasar bagi perencanaan program selanjutnya. Berikut adalah kegiatan
rencana monitoring dan evaluasi :
1) Puskesmas melakukan monitoring dan evaluasi dalam setiap kegiatan yang
berlangsung dan membantu mengembangkan program tersebut.
2) Kader secara berkala melakukan pelaporan kepada petugas puskesmas yang
beranggung jawab selama kegiatan berlangsung.
3) Hasil monitoring dan evaluasi dapat dijadikan dasar bagi perencanaan dan
perbaikan dari program

Mengetahui, Seri Tanjung, 21 Mei 2022


Kepala UPT Puskesmas Seri Tanjung Yang membuat,

JUNIANA, AM.Keb, SKM REFITALIAH, SKM


NIP. 19750621 200604 2 011 NIP. 19831009 200903 2 001
LEMBAR KERJA PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN ADVOKASI
DALAM UPAYA PENANGGULANGAN DBD
DI DESA SERI TANJUNG

N Jenis Kegiatan Tujuan Sasaran Media Pesan Pelaksana Penanggun Sumber Waktu
o advokasi Advokasi advokasi g Jawab Dana Pelaksanaan
1 Advokasi Petugas Kepala Pertemua Penerapan Kepala Penyuluh BOK 21 Mei 2022
Penanggulangan promkes Desa n PHBS Desa dan Promkes dan
DBD di Desa memperole Seri Puskesmas Dana
Seri Tanjung h komitmen Tanjung, Desa
atau Ketua
dukungan PKK,
dari Kepala dan PP
Desa Seri Kesling
Tanjung,
Ketua PKK,
dan PP
Kesling
PEMERINTAH KABUPATEN OGAN ILIR
UPT PUSKESMAS SERI TANJUNG
Jalan Kalangan Desa Seri Tanjung Kec. Tanjung Batu
Kabupaten Ogan Ilir Kode Pos 30664, Provinsi Sumatera Selatan
E-mail. puskesmasseritanjungoi@gmail.com

Seri Tanjung, 19 Mei 2022


Nomor : 445/ /PKM-ST/2022 Kepada
Lampiran :- Yth. ……………………….
Perihal : Undangan di –
Tempat

Sehubungan dengan adanya kegiatan advokasi Penerapan PHBS dalam rangka penurunan dan
pencegahan kasus DBD di Wilayah kerja Puskesmas Seri Tanjung, maka dengan ini kami
mengundang Bapak/Ibu untuk hadir dalam acara tersebut yaitu :
Hari : Sabtu
Tanggal ; 22 Mei 2022
Jam : 09.00 – Selesai
Tempat : Ruang Pertemuan Puskesmas Seri Tanjung

Besar harapan kami kehadira bapak/ibu demi tercapainya derajat kesehatan masyarakat
dengan upaya kegiatan Penerapan PHBS di segala tatanan.
Demikian surat undangan ini kami buat, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Kepala UPT Puskesmas Seri


Tanjung

JUNIANA, AM.Keb, SKM


NIP. 19750621 200604 2 011
PEMERINTAH KABUPATEN OGAN ILIR
UPT PUSKESMAS SERI TANJUNG
Jalan Kalangan Desa Seri Tanjung Kec. Tanjung Batu
Kabupaten Ogan Ilir Kode Pos 30664, Provinsi Sumatera Selatan
E-mail. puskesmasseritanjungoi@gmail.com

ABSENSI PERTEMUAN
Hari : Sabtu
Tanggal : 22 Mei 2022
Kegiatan : Pertemuan Advokasi PHBS

No Nama Jabatan Tanda Tangan

Kepala UPT Puskesmas Seritanjung Ketua Panitia

JUNIANA, AM.Keb, SKM


NIP. 19750621 200604 2 011

PEMERINTAH KABUPATEN OGAN ILIR


UPT PUSKESMAS SERI TANJUNG
Jalan Kalangan Desa Seri Tanjung Kec. Tanjung Batu
Kabupaten Ogan Ilir Kode Pos 30664, Provinsi Sumatera Selatan
E-mail. puskesmasseritanjungoi@gmail.com

NOTULEN
Hari : Sabtu
Tanggal : 22 Mei 2022
Kegiatan : Pertemuan Advokasi PHBS

No Acara Isi
1 Pembukaan
2 Kata Sambutan Mohon semua program terkait supaya turun kelapangan dengan
adanya kasus DBD dalam 4 bulan sebelumnya

3 Materi ada 4 kasus DBD dalam kurun waktu 4 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Seri Tanjung. Puskesmas Seri Tanjung adalah
puskesmas non rawat inap, ini merupakan salah satu kendala
pemegang program P2 DBD dalam penemuan kasus.
masyarakat lebih memilih berobat ke tenaga kesehatan yang
praktek mandiri atau ke Puskesmas Rawat inap,dimana jam
pelayanan mereka bisa 24 jam. Sedangkan Puskesmas Seri
tanjung terbatas pada jam kerja. Hal ini butuh strategi tertentu
dalam penemuan kasus DBD lebih awal.

Kepala UPT Puskesmas Seri Tanjung Ketua Panitia

JUNIANA, AM.Keb, SKM REFITALIAH, SKM


NIP. 19750621 200604 2 011 NIP. 198310092009032001

FOTO PERTEMUAN

Hari : Sabtu
Tanggal : 22 Mei 2022
Kegiatan : Pertemuan Advokasi PHBS

Anda mungkin juga menyukai