KEPADA YTH :
KEPALA KEJAKSAAN TINGGI
KALIMANTAN TENGAH
DI –
PALANGKA RAYA.
NOTULA
A. Dasar
1. Seminar tentang Optimalisasi Kewenangan kejaksaan Dalam Tindak pidana Perekonomian
Negara
B. Waktu dan Tempat
C. Agenda Rapat
D. Peserta
Tidak hadir : -
E. Pelaksanaan Seminar
• Bahwa dari kejaksaan Negeri Kotawaringin Timur mengajukan pertanyaan sebagai berikut
terkait dengan apa yang sudah disampaikan oleh Pak Rudi (Moderator). Sebagaimana
diketahui bahwa pasal 35 ayat 1 huruf K tindak pidana yang menyebabkan kerugian negara,
jika kita cermati bahwa hampir semua atau beberapa tindak pidana yang diatur diluar
KUHP berpotensi untuk merugikan perekonomian keuangan negara, contohnya tindak
pidana kepabeanan, tindak pidana kehutanan, perikanan, pertambangan, lingkungan hidup
dan tindak pidana perpajakan. berkenaan dengan hal tersebut bagaimana menurut pendapat
Prof. Suryansyah dalam rangka optimalisasi pelaksanaan kewenangan Kejaksaan, apakah
Kejaksaan dapat melakukan penyidikan pada tindak pidana tersebut diatas? meskipun ada
aturan undang undang lain yang mengatur penanganan tindak pidana tersebut. mengingat
belum ada pengkategorian tindak pidana kerugian perekonomian negara. saya memaknai
bahwa terbitnya undang-undang ini terutama pasal 35 ayat 1 huruf K ini disebabkan karena
pemerintah dan DPR menilai bahwa kurang optiomalnya kinerja institusi yang diberi
kewenangan untuk melakukan penyidikan tindak pidana tersebut, sebagaimana yang
disampaikan tadi oleh Prof. Suryansyah terkait latar belakang pembentukan KPK adalah
karena tidak optimalnya kejaksaan dalam menangani tindak pidana korupsi.
Tanggapan pembicara:
• Apabila Kejaksaan dan APH lain diluar Lembaga Adhoc sudah maksimal dalam
penanganan perkara korupsi maka dapat dipertimbangkan untuk dibubarkan, mengingat
laporan hasil penanganan perkara yang sudah besar dan banyak khususnya dalam
pengembalian kerugian keuangan negara yang telah disampaikan Kejaksaan RI.
• Bahwa pada penjelasan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi makna perekonomian
negara adalah kehidupanperekonomian yang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan
asas kekeluargaan ataupun usaha masyarakat secara mandiri yang didasarkan pada
kebijakan Pemerintah, baik ditingkat pusat maupun di daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bertujuan memberikan manfaat,
kemakmuran dan kesejahteraan kepada seluruh kehidupan rakyat.
• Bahwa mengingat isu dimasyarakat Kalimantan tengah saat ini adalah pemenuhan
kewajiban kebun plasma masyarakat oleh perusahaan sebesar 20% dari luasan HGU
Perusahaan Swasta berdasarkan Permentan No 26 Tahun 2007 pasal 11 tentang
membangun kebun untuk masyarakatsekitar paling rendah seluas 20 persen dari total luas
areal kebun yang diusahakan.
• Berdasarkan uraian diatas apakah pelanggaran kewajiban perkebunan swasta atas
kewajiban kebun plasma masyarakat dapat dianggap sebagai perbuatan melawan hukum
yang menyebabkan kerugian perekonomian negara sesuai dengan makna perekonomian
negeri pada UU Tindak Pidana korupsi dan Kejaksaan berwenang melakukan tindakan
hukum pidana korupsi terhadap perusahaan yang melanggar?
Rekomendasi:
• Agar dipertegas dalam Undang-undang mengenai kewenangan Kejaksaan sebagai
Penyelidik dan Penyidik tindak pindana tertentu diluar KUHP.
• Agar pengertian merugikan perekonomian Negara/perekonomian negara dapat diperjelas
dan dipertegas definisinya dalam Undang-undang.
Kesimpulan :
• Bahwa Optimalisasi kewenangan Kejaksaan dalam menangani Tindak Pidana merugikan
Perekonomian Negara perlu ditingkatkan dengan pemberian wewenang yang jelas dalam
Undang-undang sekaligus pencantuman definisi Kerugian Perekonomian
Negara/Perekonomian Negara dalam undang-undang agar dalam penanganan perkara
dimaksud ada Kepastian Hukum yang Jelas.
Nama Notulis Disahkan oleh
Kepala Kejaksan Negeri Kotawaringin Timur