Anda di halaman 1dari 15

TUTORIAL KEPERAWATAN KELUARGA

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 KELAS A

1. Yulia Dwi Kartika (181101024) 8. Putri Leony Hasibuan (181101058)

2. Suci Denita Sari (181101025) 9. Rini Jessica Saragih (181101060)

3. Hofipah Ujung (181101034) 10. Amelia Friska (181101061)

4. Sahrila Purba (181101035) 11. Leni Kartika Dewi (181101073)

5. Ronita Jayanti Purba (181101047) 12. Christina Sitorus (181101074)

6. Resita Yunus (181101048) 13. Ike Emanita Br Sitepu


(181101075)

7. Nabila Salsabila (18110149)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

1
PEMICU

Seorang perawat sedang melakukan home visit kerumah keluarga Tn M (78


tahun), yang mengalami Hypertensi, bersama Tn. M tinggal anak laki-lakinya A (28
tahun) yang sudah menikah dengan C (28 tahun ) dan memiliki 3 orang anak BALITA
yang berusia 5, 3 dan 2 tahun. Tn.M akhir-akhir ini sering berobat ke PUSKESMAS,
dengan keluhan sakit kepala (TD 150/95 mmhg). Saat perawat melakukan pengkajian,
Tn.M mengeluhkan bahwa anaknya tidak merawatnya dengan baik dirumah, Tn. M
merasa kesepian dan mengatakan sulit untuk beraktifitas karena tidak ada yang
membantunya.

Apa yang harus dilakukan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada
Tn.M ?

1. Klarifikasi Istilah
- Hipertensi: naiknya tekanan darah, tekanan darah/denyut jantung tinggi
melebihi batas normal, naiknya tekanan darah 130/80 mmHg atau lebih.
- Home visit: segala tindakan yang dilakukan kepada pasien oleh tenaga
kesehatan sebagai kelanjutan dari tindakan yang dilakukan di rumah sakit,
tindakan ini dilakukan di tempat tinggal pasien; Kunjungan kerumah;
kunjungan rumah yang dilakukan oleh pelayanan konseling yang bertujuan
untuk mendeteksi adanya suatu permasalahan dalam suatu keluarga.

2. Identifikasi Masalah
- Sakit kepala
- Hipertensi
- Sulit beraktivitas
- Merasa kesepian
- Anaknya tidak merawatnya dengan baik

2
3. Hipotesa
- Defisit perawatan diri (sulit beraktivitas) karena merasa tidak ada yang
membantunya dan merasa kesepian
- Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
ditandai dengan tidak ada anggota keluarga yang mau merawatnya
- Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarga
- Koping keluarga tidak efektif
- Dukungan keluarga tidak efektif

4. Analisis Masalah
- Dukungan keluarga tidak efektif

5. More Info
-

6. We Don’t Know
-

7. Learning Issue
- Definisi dukungan keluarga
- Macam-macam dukungan keluarga pada lansia
- Masalah kesehatan keluarga pada lansia
- Diagnosa keperawatan keluarga
- Asuhan keperawatan keluarga

3
1. Definisi Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk hubungan interpersonal yang dapat


melindungi seseorang dari efek stress yang buruk (Kaplan & Sadock, 2016). Ikatan
kekeluargaan yang sangat dapat membantu jika seorang lansia memiliki masalah,
karena keluarga merupakan orang yang paling dekat dengan lansia tersebut. Dukungan
keluarga dapat mempengaruhi lansia tersebut yang disebabkan oleh banyak hal,
diantaranya kesibukan dari anggota keluarga, kemiskinan dan tingkat pendidikan
keluarga. tidak mau direpotkan dengan berbagai macam masalah dan penyakit yang
pada umumnya di derita oleh lansia (Irma Kurniawati, D., & Burhanto, 2021).

2. Macam-Macam Dukungan Keluarga Pada Lansia


Menurut (Ayu Nurmalasari, 2010) macam-macam dukungan keluarga pada
lansia ada 4 yaitu:
a) Dukungan informasional keluarga
Keluarga dalam konteks dukungan informasional bertindak sebagai pencari dan
penyebar informasi. Menjelaskan tentang pemberian saran, nasehat, pendapat,
sugesti, dan informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah.
Dukungan ini dapat membantu seseorang yang sedang sakit untuk mengambil
keputusan terkait manajemen penyakitnya. Watson menyatakan bahwa interaksi
antara dua orang dapat menemukan ilmu pengetahuan baru yang mampu
menciptakan suatu harmonisasi dan pemulihan jiwa.

b) Dukungan penilaian keluarga


Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan
menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator indentitas anggota
keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan dan perhatian.
Bentuknya berupa penghargaan yang positif, pemberian semangat dan
persetujuan terhadap pendapat.

4
c) Dukungan instrumental
Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit,
diantaranya kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum,
istirahat serta terhindarnya penderita dari kelelahan. Salah satu manifestasi
mental yang sehat (secara psikologis) menurut Maslow dan Mittlemenn dalam
Moeljono (1999) adalah memiliki keinginan-keinginan jasmani yang memadai
dan kemampuan untuk memuaskannya (Adequate bodily desires and ability to
gratify them).

d) Dukungan emosional
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari
dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi,
adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Seperti yang
dikemukakan oleh Hobfoll dalam Niven (2002), bahwa stres dipermudah oleh
kehilangan, terancam kehilangan dari sumber-sumber baik personal, fisik atau
fisiologis. Sehingga dalam penanganan masalah stres pada lansia perlu adanya
dukungan yang berhubungan dengan faktor-faktor personal dan jaringan sosial.
Bentuk dukungan tersebut dapat dilakukan dengan menghormati dan
menghargai lansia sebagai seseorang yang memiliki pengalaman lebih
dibandingkan anggota keluarga lainnya sehingga dapat dijadikan rujukan dalam
menghadapi permasalahan. Penghargaan ini akan membuat lansia merasa bahwa
dirinya masih dibutuhkan oleh anggota keluarga lainnya. Adanya penilaian
positif terhadap diri lansia akan membuat lansia lebih percaya diri dalam
menghadapi stressor-stressor di lingkungannya. Bentuk lain dukungan ini berupa
empati, kepedulian dan perhatian dari keluarga sehingga keluarga menjadi
pelabuhan istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan emosional
pasien. Empati, kepedulian dan perhatian timbul karena keluarga merasakan
kebingungan dan kesedihan yang dialami anggota keluarganya. Efek-efek

5
stressor yang ada dalam keluarga akan berdampak ke sub sistem lain dalam
keluarga sehingga akan mempengaruhi seluruh keluarga.

3. Masalah Kesehatan Keluarga Pada Lansia

Kesehatan keluarga adalah pengetahuan tentang keadaan sehat fisik, jasmani,


dan sosial dari individu-individu yang terdapat dalam satu keluarga. Antara lain
individu yang satu dengan lainnya saling mempengaruhi dalam lingkaran siklus
keluarga untuk mencapai derajat kesehatan keluarga yang optimal.

Masalah kesehatan sering terjadi pada lansia adalah sebagai berikut :

 Kurang bergerak : gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat


menyebabkan lansia kurang bergerak. Penyebab yang paling sering adalah
gangguan tulang, sendi, dan otot, gangguan saraf, dan penyakit jantung dan
pembuluh darah
 Gangguan buang air kecil : keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah
dan kekerapan yang cukup mengakibatkan masalah kesehatan dan akan
memperburuk kualitas hidup lansia tersebut.
 Gangguan intelektual : merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi
gangguan fungsi intelektual dan ingatan yang cukup berat sehingga
menyebabkan gangguan aktivitas sehari-hari pada lanisa yang berusia 60-74
tahun mengalami dementia (kepikunan berat)
 Depresi : Perubahan status sosial, bertambahnya penyakit dan kurang
kemandirian sosial. Adapun gejala depriesi berupa perasaan sedih, tidak bahagia,
merasa kesepian, merasa rendah diri, dan kepercayaan diri berkurang.
 Tekanan darah tinggi (hipertensi) : Lansia yang berumur diatas 55 tahun
sering mengalami kenaikan tekanan darah yang dapat meningkatkan risiko
stroke, serangan jantung, dan demensia.

4. Diagnosa Keperawatan Keluarga


Diagnosa keperawatan pada kasus Tn M adalah :
a. Sakit kepala pada anggota keluarga khususnya pada Tn.M b/d ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit tekanan darah tinggi d/d

6
Tn.M sering berobat ke PUSKESMAS dengan keluhan sakit kepala (TD 150/95
mmHg)
b. Resiko komplikasi hipertensi b/d ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit tekanan darah tinggi d/d Td Tn.M 150/95mmHg
dan Tn.M mengeluhkan bahwa anaknya tidak merawatnya dengan baik dirumah.

c. Intoleransi aktivitas b/d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota


keluarga yang sakit d/d Tn.M merasa kesepian dan mengatakan sulit untuk
beraktivitas karena tidak ada yang membantunya.

5. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Masalah Hipertensi

KASUS
Seorang perawat sedang melakukan home visit kerumah keluarga Tn M (78
tahun), yang mengalami Hypertensi, bersama Tn. M tinggal anak laki-lakinya A
(28 tahun) yang sudah menikah dengan C (28 tahun ) dan memiliki 3 orang anak
BALITA yang berusia 5, 3 dan 2 tahun. Tn.M akhir-akhir ini sering berobat ke
PUSKESMAS, dengan keluhan sakit kepala (TD 150/95 mmhg). Saat perawat
melakukan pengkajian, Tn.M mengeluhkan bahwa anaknya tidak merawatnya
dengan baik dirumah, Tn. M merasa kesepian dan mengatakan sulit untuk
beraktifitas karena tidak ada yang membantunya.

1. Pengkajian keluarga
a. Data umum
1) Nama kepala keluarga (KK) : Tn.A
2) Usia : 28 Tahun
3) Komposisi keluarga

7
Tabel komposisi keluarga

No Nama Jk Hub Umur


1. Tn.M Lk Orangtua 78 th
2. Tn.A Lk Anak 28 th
4. nY.C P Menantu 28 th
5. D Lk Cucu 5 th
6. E Lk Cucu 3th
7. F P Cucu 2 th

4) Type keluarga
Type keluarga besar yaitu dalam keluarga terdiri dari kakek, suami, istri,
dan cucu.
5) Suku dan bangsa
Keluarga klien berasal dari suku Jawa atau Indonesia kebudayaan yang
dianut tidak bertentangan dengan masalah kesehatan, bahasa sehari-hari
yang digunakan yaitu bahasa Jawa.
6) Agama
Tn. M beragama Katolik serta anak, menantu dan cucu beragama yang
sama, setiap hari minggu Tn.R ke gereja dan setiap ada keliatan di
gereja.
7) Status sosial ekonomi
Sumber pendapatan keluarga hanya di dapat dari anak tn.M yaitu tn.A
yang bekerja sebagai PNS
Penghasilan : 4 j/bulan
8) Aktifitas rekreasi keluarga
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton
televisi bersama dirumah, rekreasi di luar rumah kadangkadang tidak
pernah dilakukan.

8
9) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn.A merupakan tahap VIII keluarga
usia lanjut dan tahap III keluarga dengan anak prasekolah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
-
3. Riwayat keluarga inti
a) tn.A sebagai keluarga jarang mengalami sakit
b) tn.M sebagai orangtua dari tn.A memiliki riwayat penyakit
hypertensi,
c) tn.c sebagai istri dari tn.A jarang mengalami sakit
d) ketiga anak tn.A juga jarang mengalami sakit
10) Lingkungan Rumah
1) Karakteristik rumah
Memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki sistem sanitasi yang yang
baik, dan memiliki sistem penerangan ruang yang baik.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Hubungan antar tetangga saling membantu, bila ada tetangga yang
membangun rumah dikerjakan saling gotong royong.
3) Mobilitas geografis keluarga
Sebagai penduduk Kota Yogyakarta, tidak pernah transmigrasi
maupun imigrasi.
4) Perkumpulan keluarga interaksi dengan masyarakat
Tn.A mengatakan mulai bekerja pukul 08.00-16.00 WIB.
TN.M mengatakan jarang bersosialisasi dengan tetangga
5) Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga yaitu 5 orang, ke puskesmas datang sendiri.
11) Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga

9
Anggota keluarga menggunakan bahasa jawa dalam berkomunikasi
sehari-harinya dan mendapatkan informasi kesehatan dari petugas
kesehatan dan televise
b. Struktur kekuatan keluarga
Tn.M menderita penyakit hipertensi, anggota keluarga lainnya dalam
keadaan sehat.
c. Nilai dan norma keluarga
Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur, demikian
pula dengan sehat dan sakit keluarga juga percaya bahwa tiap sakit
ada obatnya, bila ada keluarga yang sakit dibawa ke RS atau petugas
kesehatan yang terdekat.
12) Fungsi Keluarga
a. Keluarga afektif
Hubungan antara keluarga kurang baik, kurangnya dukungan
keluarga kepada anggota anggota keluarga yg sakit
b. Fungsi social
tn.M sering merasa kesepian
c. Fungsi perawatan keluarga
Penyediaan makanan selalu dimasak terdiri komposisi, nasi, lauk
pauk, dan sayur dengan frekuensi 3 kali sehari namun tn.M mengaku
anaknya tidak mau merawatnya ketika sakit.
d. Fungsi reproduksi
Tn.R sudah tidak melakukan hubungan seksual karena merasa sudah
tua tidak mampu lagi dan juga sudah tidak mempunyai istri.
e. Fungsi ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian
untuk anak dan biaya untuk berobat.
13) Stres dan Koping Keluarga
a. Stresor jangka pendek dan panjang :
Stresor jangka pendek : Tn.R sering mengeluh pusing
Stresor jangka panjang : Tn.R khwatir karena tekanan darahnya
tinggi.

10
b. Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap situasi dan stresor
Keluarga
Klien mengatakan datang sendiri ke puskesmas dan anaknya tidak
mau merawatnya
c. Strategi koping yang digunakan
Anggota keluarga jarang melibatkan keluarga dalam bermusyawarah
d. Strategi adaptasi disfungsional
Tn. M bila sedang sakit pusing maka dibuat tidur atau istirahat.
14) Pemeriksaan Fisik
Tekanan Darah : 140/85 mmHg
Nadi : 84 x/m
Suhu : 370 C
Respirasi : 20 x/m
Berat badan : 55 kg
Tinggi badan : 160 cm
Hasil pemeriksaan laboratorium (cholesterol) : 200 mg/dl
Kepala : simetris, berambut bersih berwarna putih, muka tidak pucat
Mata : konjungtivitis merah muda, sklera putih terdapat gambaran tipis
pembuluh darah.
Hidung : lubang hidung normal simetris, pernafasan vesikuler.
Mulut : bibir tidak kering, tidak ada stomatitis
Telinga : pendengaran masih normal tidak ada keluar cairan dari telinga
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis
Dada : simetris, tidak ada tarikan intercostae vokal feminus
dada kanan dan kiri sama, terdengar suara sonor pada semua lapanag
paru, suara jantung pekak, suara nafas vesikuler
Perut : simetris, tidak tampak adanya benjolan, terdengar suara tympani,
tidak ada nyeri tekan.
Extremitas : tidak ada oedema, masih dapat gerak aktif.
Eliminasi : BAB biasanya 1 kali sehari, BAK 4-5 kali sehari.

11
Tabel. ANALISA DATA

No. Data Diagnosa Penyebab


Keperawatan
1. DS: Sakit kepala ketidakmampuan
- Klien mengeluh keluarga dalam
sakit kepala merawat anggota
DO keluarga yang
-TD 150/95 mmHg sakit tekanan
darah tinggi
2. DS: Resiko komplikasi ketidakmampuan
- Klien mengeluh hipertensi keluarga dalam
sakit kepala merawat anggota
-Tn.M mengeluhkan keluarga yang
bahwa anaknya tidak sakit tekanan
merawatnya dengan darah tinggi
baik dirumah.

DO:
-150/95 mmhg
3. DS: Intoleransi aktivitas ketidakmampuan
- Tn.M keluarga dalam
merasa merawat anggota
kesepian dan keluarga yang
mengatakan sakit
sulit untuk
beraktivitas
karena tidak
ada yang
membantunya
.

12
INTERVENSI KEPERAWATAN

No Dx Tujuan Intervensi Rasional


1. Sakit -Keluhan nyeri 1. Kaji tingkat 1. Sebagai
kepala hilang nyeri dengan pasien
pada -Klien rileks skala 1-10 untuk
anggota -TTVdalam batas 2. Observasi melaksana
keluarga normal TTV kan
khususnya -Nyeri ringan 3. Berikan intervensi
pada Tn.M (skala 0-3) posisi selanjutny
b/d berbaring a sesuai
ketidakma dengan kebutuhan
mpuan bagian kepala klien
keluarga ditinggikan 2. Mengetah
dalam 30-400 ui
merawat 4. Ajarkan klien gambaran
anggota teknik masalah
keluarga relaksasi vaskuler.
yang sakit 5. Mempertahan 3. Memberik
tekanan kan tirah an
darah baring kenyaman
tinggi d/d 6. Kolaborasi n
Tn.M pemberian 4. Menurunk
sering analgesik an nyeri
mengeluh
sakit
kepala
2. Resiko -Tekanan darah 1. Klien dan
1. Ajarkan klien
komplikasi klien menurun dan keluarga
dan keluarga
hipertensi dalam batas tau dan
tentang
b/d normal 120/80 mampu
mencari

13
ketidakma mmHg menjaga
fasilitas
mpuan pola
kesehatan dan
keluarga hidup
memberikan
dalam sehat dan
beberapa
merawat menurunk
terapi
anggota an TD
2. Mengajarkan
keluarga klien.
dan
yang sakit 2. Klien
menjelaskan
tekanan akan
kepada
darah mudah
keluarga
tinggi d/d untuk
tentang
Td Tn.M mendapat
hipertensi dan
150/95mm kan
cara
Hg pelayanan
merawatnya
dari
fasilitas
kesehatan
3. Intoleransi -Intoleransi 1. Kaji tinglat 1. Klien
aktivitas aktivitas dapat keterbatas dapat
b/d berkurang. aktivitas fisik beraktivit
ketidakma -Mampu 2. Bantu pasien as sesuai
mpuan melakukan untuk dengan
keluarga aktivitas sehari- mengembang kemampu
dalam hari secara mandiri kan motivasi annya
merawat -TTV normal diri dan 2. Keluarga
anggota pengetahuan dapat
keluarga 3. Bantu mengetah
yang sakit keluarga ui
d/d Tn.M untuk keterbatas
merasa mengidentifik an
kesepian asi aktivitas
dan kekurangan klien dan

14
mengataka klien dalam menjadi
n sulit beraktivitas motivasi
untuk 4. Monitor bagi klien
beraktivitas respon fisik,
karena emosi, dan
tidak ada social
yang 5. Dorong
membantu keluarga
nya. untuk
menjadi
penyemangat
bagi klien

DAFTAR PUSTAKA

Ayu Nurmalasari. (2010). Bentuk Dukungan Keluarga Terhadap Sikap Lansia dalam
Menjaga Kesehatan Mental. Universitas Jember.
Irma Kurniawati, D., & Burhanto, B. (2021). Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap
Kemandirian Lansia dalam Pemenuhan Activity of Daily Living. Tinjauan Sastra.

15

Anda mungkin juga menyukai