Anda di halaman 1dari 18

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TAMBAK I
Jl. Raya Barat Tambak No.9 Kode Pos 53196
Telp. (0287) 472495 Email:puskesmas_1tambak@ymail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TAMBAK I


Nomor : 440/VII/SK- /IV/2019

TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN RUANG GAWAT DARURAT

KEPALA PUSKESMAS TAMBAK I,

Menimbang : a. bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh


pelayanan yang bermutu dan aman;
b. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
di Puskesmas Tambak I pada ruang gawat darurat
maka perlu disusun pedoman pelayanan ruang
gawat darurat di Puskesmas Tambak I;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36


Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 75 tahun 2014, tentang Puskesmas;

3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 01 Tahun


2012 tentang Sistem Rujukan Perseorangan;

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 741/ Menkes/ Per/ VIII/ 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG


PEDOMAN PELAYANAN RUANG GAWAT DARURAT DI
PUSKESMAS TAMBAK I.
Kesatu : Pedoman pelayanan ruang gawat darurat sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan di ruang gawat darurat
sebagaimana tercantum dalam lampiran dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini.
Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Banyumas,
Pada Tanggal : 2 Januari 2019
KEPALA PUSKESMAS I TAMBAK,

HARRY WIDYATOMO

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA


PUSKESMAS TAMBAK I
NOMOR :
TENTANG : PENETAPAN PEDOMAN
PELAYANAN RUANG GAWAT DARURAT

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan
kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan
kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta
yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar
pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat
memberikan tindakan yang cepat dan tepat pada seorang atau
kelompok orang agar dapat meminimalkan angka kematian dan
mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu. Upaya peningkatan
gawat darurat ditujukan untuk menunjang pelayanan dasar, sehingga
dapat menanggulangi pasien gawat darurat baik dalam keadaan
sehari-hari maupun dalam keadaaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat
darurat, maka diperlukan peningkatan pelayanan gawat darurat baik
yang diselenggarakan ditempat kejadian, selama perjalanan ke
fasilitas pelayanan kesehatan maupun di fasilitas pelayanan
kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Ruang Gawat
Darurat perlu dibuat standar pelayanan yang merupakan pedoman
bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan yang
diberikan ke pasien RGD Puskesmas Tambak I.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan
pelayanan gawat darurat di RGD Puskesmas Tambak I harus
berdasarkan standar pelayanan Gawat Darurat Puskesmas Tambak I.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai dasar pelaksanaan kegiatan di unit kerja Ruang Gawat
Darurat di Puskesmas Tambak I.
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya penilaian terhadap kinerja pelayanan medik
dasar di Puskesmas.
b. Meningkatnya kepuasan dan harapan pelanggan terhadap
pelayanan kesehatan di Puskesmas.
C. SASARAN
Sasaran penyusunan pedoman ini adalah untuk petugas ruang gawat
darurat dalam rangka meningkatkan pelayanan dengan
memperhatikan keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan Ruang Gawat Darurat meliputi :
1. Pelayanan triase ruang gawat darurat
2. Pasien dengan kasus True Emergency
3. Pasien dengan kasus False Emergency
4. Pelayanan rujukan Ruang Gawat Darurat
c. BATASAN OPERASIONAL
1. Ruang Gawat Darurat adalah unit pelayanan yang memberikan
pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan
kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multidisiplin.
2. Triage adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat
ringannya trauma/ penyakit serta kecepatan penanganan/
pemindahannya.

3. Prioritas adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai


penanganan dan pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa
yang timbul.
4. Pasien Gawat darurat adalah pasien yang tiba-tiba berada dalam
keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya
atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat
pertolongan secepatnya.
5. Pasien Gawat Tidak Darurat adalah pasien berada dalam keadaan
gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat misalnya kanker
stadium lanjut
6. Pasien Darurat Tidak Gawat adalah pasien akibat musibah yang
datang tiba – tiba tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota
badannya, misalnya luka sayat dangkal.
7. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat misalnya pasien dengan ulcus
tropium , TBC kulit , dan sebagainya
8. Kecelakaan ( Accident ) adalah suatu kejadian dimana terjadi interaksi
berbagai faktor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki
sehingga menimbulkan cedera fisik, mental dan sosial.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
a. Tempat kejadian :
1) Kecelakaan lalu lintas
2) Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
3) Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
4) Kecelakaan di sekolah
5) Kecelakaan di tempat – tempat umum lain seperti halnya :
tempat rekreasi, perbelanjaan, di area olah raga, dan lain –
lain.
b. Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat,
terbakar baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
c. Waktu kejadian
1) Waktu perjalanan ( travelling / transport time )
2) Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain – lain.
9. Cidera adalah masalah kesehatan yang didapat/ dialami sebagai
akibat kecelakaan.
10. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan
oleh alam dan atau manusia yang mengakibatkan korban dan
penderitaaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan,
kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan
gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan
nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau
kegagalan dari salah satu system / organ di bawah ini, yaitu :
a. Susunan saraf pusat
b. Pernafasan
c. Kardiovaskuler
d. Hati
e. Ginjal
f. Pancreas
Kegagalan ( kerusakan ) System / organ tersebut dapat disebabkan
oleh :
a. Trauma / cedera
b. Infeksi
c. Keracunan
d. Degerenerasi
e. Asfiksi
f. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive
loss of water and electrolit )
g. Dan lain-lain
Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovaskuler,
pernafasan dan hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam
waktu singkat (4–6), sedangkan kegagalan sistim/ organ yang lain
dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lama.
Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita
Gawat Darurat (PPGD) dalam mencegah kematian dan cacat
ditentukan oleh :
1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
2. Kecepatan meminta pertolongan
3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan
a. Ditempat kejadian
b. Dalam perjalanan ke rumah sakit
c. Pertolongan selanjutnya secara mantap di rumah sakit

BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
Tenaga pelaksana yang melayani persalinan adalah perawat yang
memiliki kualifikasi pendidikan minimal DIII keperawatan.
Daftar ketenagaan di Ruang Gawat Darurat Puskesmas Tambak I adalah :
NO NAMA PERAWAT PENDIDIKAN
1. Rahman Sidik, AMd.Kep DIII Keperawatan
2. Umar Ma’sum, AMd.Kep DIII Keperawatan
3. Eko Pambudi, AMd.Kep DIII Keperawatan
4. Doni Kurnianto, AMd.Kep DIII Keperawatan
5. Lusiyatiningsih, AMd.Kep DIII Keperawatan
6. Amalia Neny H, AMd.Kep DIII Keperawatan
7. Ambar Cahyani, AMd.Kep DIII Keperawatan
8. Dika Ruliyana, AMd.Kep DIII Keperawatan
9. Saodah, AMd.Kep DIII Keperawatan
10. Lusi Indriani R, AMd.Kep DIII Keperawatan

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Untuk melayani ruang gawat darurat saat ini ada 10 orang perawat
yang setiap paginya terdiri dari 1 orang perawat jaga, 1 orang perawat
jaga sore dan 2 orang perawat jaga malam. Pengaturan dan
penjadwalan pelayanan dikoordinir oleh penanggung jawab ruang
gawat darurat.

A. JADWAL KEGIATAN
1. Puskesmas Tambak I membuka pelayanan ruang gawat darurat 24
jam.
2. Pengaturan jadwal piket pelaksanan setiap bulan sekali. Jadwal
dibuat oleh perawat yang ditunjuk dan diketahui serta disetujui
oleh Kepala Puskesmas Tambak I.

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN
PINTU MASUK LEMARI
OBAT
DAN
BMHP

BED
U
PASIEN

BED
PASIEN
P
I TROLY
N EMERGENCY
ALAT
T
U

B. STANDAR FASILITAS
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
Ruang lingkup pelayanan Ruang Gawat Darurat meliputi :
1. Pelayanan triase Ruang Gawat Darurat
2. Pasien dengan kasus True Emergency
Yaitu pasien yang tiba – tiba berada dalam keadaan gawat darurat
atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota
badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan
secepatnya
3. Pasien dengan kasus False Emergency
Yaitu pasien dengan :
a. Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
b. Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota
badannya
c. Keadaan tidak gawat dan tidak darurat
4. Pelayanan rujukan RGD
B. METODE
Metode pelayanan di ruang gawat darurat adalah sebagai berikut :
1. Anamnesis
Hasil anamnesis berisi keluhan utama maupun keluhan penyerta
yang sering disampaikan oleh pasien atau keluarga pasien.
Penelusuran riwayat penyakit yang diderita saat ini, penyakit
lainnya yang merupakan faktor resiko, riwayat keluarga, riwayat
sosial, dan riwayat alergi menjadi informasi lainnya pada bagian
ini.
2. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana
(Objective)
Bagian ini berisi hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang spesifik. Meskipun tidak memuat rangkaian
pemeriksaan fisik lainnya, pemeriksaan tanda vital dan
pemeriksaan fisik menyeluruh tetap harus dilakukan oleh bidan
untuk memastikan diagnosis serta menyingkirkan diagnosis
banding.
3. Penegakan Diagnosis ( Assesment)
Bagian ini berisi diagnosis yang sebagian besar dapat ditegakkan
dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
4. Rencana Penatalaksanaan Komperhensif (Plan)
Bagian ini berisi sistematika rencana penatalaksanaan
berorientasi pada pasien (patient centered) yang terbagi ats dua
bagian yaitu penatalaksanaan non farmakologi dan farmakologi.
Selain itu , bagian ini juga berisi edukasi dan konseling terhadap
pasien dan keluarga (family focus), aspek komunitas lainnya
(community oriented) serta kapan perlu merujuk pasien (kriteria
rujukan).
C. LANGKAH KEGIATAN
1. Langkah Pelayanan Triase RGD
a. Perawat melakukan pemeriksaan pada pasien secara lengkap
dan menentukan prioritas penanganan.
b. Prioritas pertama (I, tertinggi, emergency) yaitu mengancam jiwa
/ mengancam fungsi vital, pasien ditempatkan diruang
resusitasi
c. Prioritas kedua (II, medium, urgent) yaitu potensial mengancam
jiwa / fungsi vital, bila tidak segera ditangani dalam waktu
singkat. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Pasien
ditempatkan di ruang tindakan bedah / non bedah
d. Prioritas ketiga (III, rendah, non emergency) yaitu memerlukan
pelayanan biasa, tidak perlu segera. Penanganan dan
pemindahan bersifat terakhir. Pasien ditempatkan diruang non
bedah
2. Langkah Informed Consent
a. Perawat yang sedang bertugas menjelaskan tujuan dari
pengisian informed consent pada pasien / keluarga pasien.
b. Pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap
disaksikan oleh perawat.
c. Setelah diisi dimasukkan dalam status medik pasien.
3. Langkah Transportasi Pasien RGD ke ruang rawat inap
a. Bila kondisi pasien tidak memungkinkan untuk duduk maka
menggunakan transpotasi brankcar
b. Bila kondisi pasien memungkinkan untuk duduk maka
menggunakan transportasi kursi roda
4. Langkah pelayanan False Emergency
a. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh Perawat jaga
b. Perawat jaga menjelaskan kondisi pasien pada keluarga/
penanggung jawab pasien
c. Bila perlu dirawat/observasi pasien maka lakukan tindakan
selanjutnya
d. Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan obat dan bisa
langsung pulang.
e. Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali sesuai dengan saran
5. Langkah atau tata laksana Death On Arrival RGD
a. Bila sudah menyatakan meninggal, maka dilakukan perawatan
jenazah
b. Perawat jaga membuat surat keterangan meninggal
6. Langkah atau tata laksana sistim rujukan RGD
a. Perawat jaga menghubungi rumah sakit tujuan rujukan
b. Perawat jaga memberikan informasi pada dokter jaga rumah
sakit tujuan
c. Bila tempat telah tersedia di rumah sakit tujuan, perawat jaga
segera menghubungi petugas ambulance

BAB V
LOGISTIK
Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik
yang pelaksanaannya dilakukan oleh penanggungjawab program
kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-
masing organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan di
ruang bersalin direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas
program sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan
yang akan dilaksanakan.
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh penanggung jawab
ruang bersalin berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan
dibahas dalam pertemuan mini lokakarya Puskesmas untuk
mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh pejabat
teknis kegiatan BLUD berkoordinasi dengan bendahara puskesmas
dan dibahas dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk
selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan ( RPK).

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan
resiko atau dampak, baik risiko yang terjadi pada masyarakat sebagai
sasaran kegiatan maupun risiko yang terjadi pada petugas sebagai
pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan
karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja
melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya.
Tahapan – tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara
lain :
1. Identifikasi Resiko
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi risiko atau
dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat
perencanaan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak
yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan
risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Risiko
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap
risiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah
diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah-
langkah yang akan diambil dalam menangani risiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Risiko dan Meminimalisasi Risiko
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya
adalah menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah
terjadinya risiko atau dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu
dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan risiko yang
mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan
dilakukan untuk mengatasi risiko atau dampak yang ditimbulkan
oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk
menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi risiko atau
dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan
kegiatan sedang berjalan.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah


sehari-hari sering disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil
kegiatannya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan
dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman, kondisi keselamatan yang
bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta penurunan
kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi
petugas pelaksana dan petugas terkait. Keselamatan kerja disini lebih
terkait pada perlindungan fisik petugas terhadap resiko pekerjaan.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya
sarana dan prasarana kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas
kesehatan semakin meningkat. Petugas kesehatan merupakan orang
pertama yang terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk itu`semua
petugas kesehatan harus mendapat pelatihan tentang kebersihan,
epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan
kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat.
Menggunakan desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar,
mengelola limbah infeksius dengan benar dan harus menggunakan
alat pelindung diri (APD) yang benar.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang


dirancang untuk mengukur dan menilai mutu pelayanan.
Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan aktifitas pengawasan
mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk
menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana
dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Pelayanan di Ruang Gawat Darurat sesuai SOP yang berlaku
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan sehingga tercapai
kepuasan pelanggan. Pengendalian mutu dilaksanakan dengan
monitoring indikator mutu klinis di ruang gawat darurat yang
dilaporkan kepada tim mutu setiap satu bulan sekali.

BAB IX
PENUTUP

Pelayanan di ruang gawat darurat merupakan salah satu jenis


pelayanan yang dilaksanakan di Puskesmas Tambak I. Untuk menjaga
pelayanan di Ruang gawat darurat supaya berjalan dengan baik,
diperlukan pedoman sebagai acuan pelaksanaan kegiatan, sampai
evaluasi yang terencana dan terprogram dengan baik sesuai dengan
Pedoman Pelayanan di ruang gawat darurat yang telah dibuat.

Anda mungkin juga menyukai