Anda di halaman 1dari 31

PEDOMAN PELAYANAN

UGD 24 JAM

PUSKESMAS JAMBON
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN PONOROGO
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga Puskesmas Jambon Kabupaten Ponorogo
pada Tahun 2016 ini mendapat kesempatan untuk melaksanakan akreditasi.
Akreditasi bagi Puskesmas Jambon Kabupaten Ponorogo sangatlah penting untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien serta masyarakat. Untuk
menunjang pelaksanaan akreditasi di Puskesmas Jambon Kabupaten Ponorogo maka
diperlukan pedoman pelayanan di Puskesmas Jambon.
Harapan kami mudah mudahan pedoman pelayanan ini ndapat member manfaat
dan bagi Puskesmas Jambon, sehingga akreditasi di Puskesmas Jambon Kabupaten
Ponorogo berjalan lancar dan menjadi Puskesmas yang lebih baik.

Kepala Upt Puskesmas Jambon

dr. PENI SAYEKTI

NIP.19750618 200801 2 008


PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Puskesmas Jambon adalah salah satu dari UPT Dinas Kesehatan
Kabupaten Ponorogo dengan wilayah kerja yang mencakup 11 desa dari 16 desa
yang ada di Kecamatan Ponorogo.
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
Jambon adalah Sebagai Penggerak Pembangunan Kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Jambon untuk mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan
berkeadilan.
Untuk mencapai visi tersebut, Puskesmas Jambon I menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat, salah satunya adalah Penanganan kegawat
daruratan. Dalam menyelenggarakan upaya penanganan kegawat daruratan kepada
masyarakat, Puskesmas perlu ditunjang dengan adanya pelayanan Ugd yang
bermutu.
Sesuai dengan perkembangan di bidang kesehatan telah terjadi pergeseran
orientasi pelayanan kesehatan dari pelayanan kuratif menjadi pelayanan promotif
dan prefentif, maka lebih luasnya pelayanan kesehatan mencakup pelaksanaan
pemberian informasi untuk mencegah timbulnya penyakit dan meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya arti kesehatan.
Dalam melaksanakan pelayanan Unit gawat darurat di Puskesmas, agar
dapat berjalan dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan pasien maka
Puskesmas Jambon menyusun PEDOMAN PELAYANAN UNIT GAWAT DARURAT
PUSKESMAS JAMBON.
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Terlaksananya pelayanan gawat darurat yang bermutu di Puskesmas.
2. TUJUAN KHUSUS
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan gawat
darurat di Puskesmas Jambon.
C. SASARAN PEDOMAN
Pedoman ini disusun untuk digunakan bagi para pihak terkait, yaitu :Tenaga
Pelaksana di Puskesmas

D. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Pelayanan Unit gawat darurat di Puskesmas Jambon secara garis besar
meliputi dua kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat kuratif dan rehabilitative, dimana
Pelayanan Unit gawat darurat termasuk ke dalam upaya Promotif, Preventiv, kuratif
dan rehabilitatif
E. Batasan Operasional
1. Unit Gawat Darurat
Adalah pelayanan di puskesmas yang memberikan pelayanan pertama
pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan
melibatkan berbagai multidisiplin.
2. Triase
Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya
trauma/penyakit serta kecepatan penanganan/pemindahanya.
3. Prioritas
Adalah penentuan nama yang harus di dahulukan mengenai penanganan
dan pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
4. Survey Primer
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang
mengancam jiwa.
5. Survey Sekunder
Adalah melengkapi survey primer dengan mencari perubahan
perubahan anatomi yang akan berkembang menjadi semakin parah dan
memperberat perubahan fungsi vital yang ada berakhir dengan ancaman jiwa
bila tidak segera diatasi.
6. Pasien Gawat Darurat
Pasien yang tiba- tiba berada dalam keadaan darurat atau akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat)
bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
7. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
misalnya kanker stadium lanjut.
8. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba tiba tetapi tidak mengancam
nyawa dan anggota badanya, misalnya luka sayat dangkal.
9. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Misalnya pasien dengan ulcus tropium, TBC kulit , dan sebagainya.

10. Kecelakaan (Accident)


Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik, mental dan
sosial.
Kecelakaan dan cedera dapat di klasifikasikan menurut :
1. Tempat kejadian
Kecelakaan lalu lintas
Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
Kecelakaan di sekolah
Kecelakaan di tempat tempat umum lain seperti halnya : tempat
rekreasi, perbelaanjaan, di area olah raga, dan lain- lain.
2. Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik, oleh benda asing, tersengat, terbakar,
baik efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
3. Waktu kejadian
a. Waktu perjalanan ( travelling / transport time)
b. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain- lain.
11. Cidera
Masalah kesehatan yang di dapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
12. Bencana
Peristiwa ata rangkaian yang disebabkan oleh alam dan atau menusia
yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia. Kerugian harta benda,
kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta
menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan
nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan umum.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan
dari salah satu system / organ di bawah ini :
1. Susunan syaraf pusat
2. Pernafasan
3. Kadiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pancreas
Kegagalan ( kerusakan ) system / organ tersebut dapat disebabkan oleh :
1. Trauma / cedera
2. Infeksi
3. Keracunan ( poisoning)
4. Degenerasi ( failure)
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive loss of
water and electrolit)
7. Dan lain lain
Kegagalan sistem susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan, dan
hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat ( 4-6 ),
sedangkan kegagalan sistim / organ yang lain dapat menyebabkan kematian
dalam waktu yang lama. Dengan demikian keberhasilan Penanggulangann
Penderita Gawat Darurat (PPGD) dalam mencegah kematian dan kecacatan
ditentukan oleh :
1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
2. Kecepatan meminta pertolongan
3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang di berikan :
a. Di tempat kejadian
b. Dalam perjalanan ke rumah sakit
c. Pertongan selanjutnya secara mantap di rumah sakit
F. LANDASAN HUKUM
1. peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 75 tahun 2015 tentang
pusat kesehatan masyarakat ( puskesmas ).
2. Undang- undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
3. Undang- undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
4. Undang undang No.8 taahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan pelayanan
Unit gawat darurat di Puskesmas, dibutuhkan sumber daya manusia yang
mencukupi baik jumlah maupun mutunya. Pola ketenagaan minimal harus dimiliki
oleh Puskesmas. Adapun tenaga di Unit gawat darurat Puskesmas sebagai
berikut :

No JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH KETERANGAN


1 PENANGGUNG DOKTER UMUM 1 Bersertifikat
JAWAB ACLS / STR
2 KOORDINATOR D3 1 Bersertifikat
UGD KEPERAWATAN BLS / BTCLS /
PPGD / STR
3 TENAGA D3 14 Bersertifikat
PARAMEDIS KEPERAWATAN BLS / BTCLS /
PPGD / STR
4 TENAGA SMA 1
ADMINISTRASI

Untuk pembagian kerja masing masing petugas berdasarkan TUPOKSI yang


sesuai kompetensinya.
1. Penanggung jawab Ugd di Puskesmas mempunyai tugas:
a. Pelaksana pengobatan dan pelayanan medis di Ugd.
b. Tenaga pelaksana pelayanan di Ugd yang diberi kewenangan sebagai
tenaga medis untuk memberikan pengobatan pada pasien rawat jalan
dan rawat inap.
c. Bertanggung jawab terhadap pelayanan medis di Ugd sesuai dengan
peraturan yang berlaku serta menjaga kelancaraan pelayanan medis
gawat darurat di Puskesmas
d. Mempersiapkan dan melaksanakan pelayanan medis
e. Melaksanakaan pemeriksaan dan pengobatan medis
f. Melaksanakan Penulisan resep obat obat tertentu di Ugd
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan langsung berkaitan
dengan tugas pokok organisasi
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

Tenaga Medis bertugas di Ugd dan ditempat pelayanan lain bila ditugaskan oleh kepala
puskesmas.

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI


PELAYANAN UGD

KEPALA PUSKESMAS

PENANGGUNG JAWAB UKP

PENANGGUNG JAWAB
PELAYANAN UGD

PELAKSANA PELAYANAN
UGD
C. JADWAL KEGIATAN

Buka pelayanan 24 Jam. Untuk tenaga setiap saat ada, pembagian jadwal
disesuaikan dengan Kegiatan yang lain.
1. PENGATURAN JAGA
Pengaturan Jaga Perawat UGD
Pengaturan jadwal dinas perawat UGD dibuat dan dipertanggug jawabkan
oleh Koordinator Ruangan ( Koordinator ) UGD dan disetujui oleh kepala
puskesmas.
Jadwal dinas yang dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke
perawat pelaksana UGD setiap satu bulan
Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,
maka perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas. Permintaan
akan desesuaikan dengan keputusan tenaga yang ada ( apabila tenaga
cukup dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan
disetujui ).
Setiap tugas jaga / shift harus bertanggung jawab dengan pelayanan di UGD,
serta memiliki sertifikat tentang kegawat daruratan
Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi , dinas sore , dan dinas malam, lepas
malam, libur dan cuti.
Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat
jaga sesuai jadwal yang telah di tetapkan ( terencana), maka perawat yang
bersangkutan harus memberitahu Koordinator UGD : 2 jam sebelum dinas
pagi, 4 jam sebelum dinas sore atau malam. Sebelum memberi tahu
Koordinator UGD, diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari
perawat pengganti. Apabila perawat yang bersangkutan tidak mendapatkan
perawat pengganti maka Karu UGD akan mencari tenaga perawat pengganti
yaitu perawat yang hari itu libur atau perawat UGD yang tinggal di dekat
puskesmas.
Apabila tenaga perawat tiba tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
di tetapkan ( tidak terencana ), maka Koordinator UGD akan mencari perawat
pengganti yang hari itu libur. Apabila perawat pengganti tidak di dapatkan,
maka perawat yang dinas pada shift sebelumnya wajib untuk
menggantikannya.(prosedur pengaturan jadwal dinas perawat UGD sesuai
SOP terlampir).
Dalam rangka penyiapan dan pengembangan ketrampilan tenaga Medis maka
Puskesmas menyelenggarakan aktivitas sebagai berikut:
a. Setiap tenaga medis dan paramedis mempunyai kesempatan yang sama
untuk Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya.
b. Tenaga medis medis harus memberi masukan pada pimpinannya dalam
Menyusun program pengembangan staf.
c. Staf baru mengikuti orientasi untuk mengetahui tugas, fungsi wewenang dan
Tanggung jawabnya.
d. Melakukan analisa kebutuhan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan
bagi Tenaga medis dan para medis.
e. Tenaga medis dan para medis difasilitasi untuk mengikuti program yang di
ada Kan oleh organisasi profesi dan institusi pengembangan pendidikan
berkelanjutan Terkait.
f. Memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan praktik ,magang
dan Penelitian tentang pelayanan kesehatan di puskesmas.

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN
Sarana adalah suatu tempat ,fasilitas dan peralatan yang langsung terkait
dengan Pelayanan klinis. Sedangkan prasarana adalah tempat ,fasilitas dan
peralatan yang Secara tidak langsung mendukung pelayanan kesehatan. Dalam
upaya mendukung Pelayanan klinik puskesmas diperlukan sarana dan prasarana
yang memadai.

DENAH RUANG UGD

3 7 8 9

1 10 10

10
4

2 1 11
5
11

4 4
6
KETERANGAN :
1. Meja Resepsionis
2. Rak obat
3. Meja komputer
4. Brankart pasien
5. Meja dokter
6. Tempat duduk tunggu pasien
7. Sterilisator
8. Wastafel
9. Rak alat medis
10. Meja instrume
11. Oksigen
Kondisi Di Dalam Ruangan UGD :
a. Luas ruangan 8 x 6 m
b. Ruangan ber AC
c. Ruangan kering dan tidak lembab
d. Memiliki cahaya yang cukup
e. Lantai terbuat dari keramik
f. Dinding dicat warna cerah
B. STANDAR FASILITAS
Meja tempat tidur ada 3 buah, 2 set peralatan heating, 2 buah nebul, 3
regulator, 4 selang oksigen, 1 senter sorot, 2 tabung kecil oksigen, 5 tabung besar
oksigen, 2 tromol kasa kecil, 1 tromol besar, 1 masker oksigen.
I. Fasilitas dan sarana
UGD Puskesmas Jambon berlokasi di gedung bagian timur gedung
utama yang terdiri dari ruangan Triase, ruang jaga dokter dan ruang jaga
perawat.
Ruangan terdiri dari 3 ( tiga) tempat tidur, tindakan gawat darurat terdiri
dari 1( satu ) tempat tidur, tindakan bedah terdiri dari 1( satu ) tempat tidur,
tindakan non bedah terdiri dari 1 ( satu ) tempat tidur.
a) Perlengkapan
1) Meja Resepsionis
2) Rak obat
3) Meja komputer
4) Meja dokter
5) Brankart pasien
6) Tempat duduk tunggu pasien
7) Sterilisator
8) Wastafel
9) Rak alat medis
10) Meja isntrumen
11) Oksigen
12) Tempat sampah 3
13) Tensimeter
14) Stetoskop
15) Komputer
16) AC
17) Tabung oksigen
II. PERALATAN
Peralatan yang tersedia di UGD mengacu pada Buku Pedoman
Pelayanan Gawat Darurat Departemen Kesehatan RI untuk menunjang kegiatan
pelayanan terhadap pasien Gawat Darurat.
Alat yang tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus kegawatan
gagal nafas, seperti selang O2 dan tabung oksigen.

NO JENIS ALAT JUMLAH


1 Setirilisator 1
2 Tempat tidur tindakan 3
3 Meja instrument 3
4 Emergency kit 1 set
5 Oksigen 7
6 Tensi meter duduk 1
7 Tensi meter air raksa dorong 1
8 Hetting set 2 set
9 Rawat luka set 2 set
10 Tht set 1 set
11 Bak injeksi 2
12 Stetoskop 2
13 Troley injeksi 1
14 Bengkok 4
15 Lampu tindakan 1
16 Meja instrument 2
17 Tromol kassa besar 2
18 Tromol kassa kecil 2
19 Tempat tidur tindakan 3
20 Nebulizer 2
21 Standard infus ugd 6
22 Kursi roda 1
23 Tangga pasien 2
24 Thermometer air raksa 2
25 Tourniquet 1
26 Kaca mata pelindung 1
27 Penlight 1
28 Timbangan injak 1
29 Gunting biasa 1
30 Lampu emergency 2
31 Apar 1
33 Lemari kaca 2
34 Spatula lidah 2 biji
35 Tempat tidur pasien 6
36 Betsite cabinet 4
37 Lampu kepala 1
38 Regulator 02 3
39 Brancard dorong pasien 1
40 Genset 1
41 Kulkas 1
42 Kereta 02 2
43 Lemari obat 1
44 Computer 1
45 Meja computer 1
46 Kipas angin 5
47 Ac 2
48 Meja pendaftaran 1set
49 Meja dokter 1set
50 Lemari almunium 1
51 Printer 2
52 Pesawat telp 1
53 Thermometer ruangan 1
54 Almari kaca 2
55 Wastafel 2

a. Alat alat untuk resusitasi


1. Oksigen lengkap dengan flowmeter ( 1 set )
2. Spuit semua ukuran ( masing masing 10 buah)
3. Infus set / transfusi set ( 5/5 buah)
4. Brancard
5. Gunting besar ( 1 set )
6. alat alat untuk melakukan resusitasi ( 1 set)
7. Papan resusitasi ( 1 set )
8. Ambu bag ( 1 set )
9. Stetoskop ( 1 set )
10. Tensi meter ( 1 set )
11. Thermometer ( 1 set )
12. Tiang infus ( 3 set )
b. Alat alat untuk tindakan bedah
1. Bidai segala ukuran untuk tungkai, lengan, leher, tulang punggung (1 set)
2. Verban segala ukuran :
- 4 x 5 cm ( 5 buah )
- 4 x 10 cm ( 5 buah )
3. Heating set ( 2 set )
4. Rawat luka set ( 2 set )
5. Benang benang/ jarum segala ukuran
- Cat gut 2/0 dan 3/0 ( 1 buah )
- Silk black 2/0 ( 1 buah ), 3/0 ( 1 buah )
- Jarum ( 1 set )
6. Lampu sorot ( 1 set )
7. Kassa ( 1 tromel )
8. Cirkumsisi set ( 1 set )
9. Stomach tube / NGT
- Nomer 12 ( 3 buah )
- Nomer 16 ( 3 buah )
- Nomer 18 ( 2 buah )
10. Tht set ( 1 set )
11. Spuid sesuai kebutuhan
- 5cc (5 buah)
- 2,5cc (5 buah)
12. Infus set ( 1 buah )
13. Dower catheter segala ukuran
- Nomer 16 ( 2 buah )
- Nomer 18 ( 2 buah )
14. Emergency lamp ( 1 buah )
15. Stetoskop ( 1 buah )
16. Tensimeter ( 1 buah )
17. Thermometer ( 1 buah )
18. Elastis verban sesuai kebutuhan
- 6 inchi ( 1 buah)
- 4 inchi ( 2 buah)
- 3 inchi ( 1 buah)
19. Tiang infus ( 3 buah )
c. Alat alat untuk tindakan non bedah
1. Stomach tube / NGT
- Nomer 12 ( 2 buah )
- Nomer 16 ( 2 buah )
- Nomer 18 ( 3 buah )
2. Urine bag ( 3 buah )
3. Nebulizer ( 2 buah )
4. Infus set ( 1 buah )
5. IV cateter semua nomer ( 1 buah )
6. Spuit sesuai kebutuhan :
- 1cc (5 buah)
- 2,5cc (5 buah)
- 5cc (5 buah)
- 10cc (5 buah)
7. Tensimeter ( 1 buah )
8. Stetoscope ( 1 buah )
9. Thermometer ( 1 buah )
10. Tiang infus ( 1 buah )
d. Alat alat untuk observasi
1. Tensimeter ( 1 buah )
2. Oxygen lengkap dengan flow meter ( 1 buah )
3. Termometer ( 1 buah )
4. Stetoskop ( 1 buah )
5. Standart infus ( 1 buah )
6. Infus set ( 1 buah )
7. IV cateter segala ukuran ( 1 buah )
8. Spuid sesuai kebutuhan :
- 1cc (5 buah)
- 2,5cc (5 buah)
- 5cc (5 buah)
- 10cc (5 buah)
e. Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien Puskesmas Jambon saat
ini memiliki 3 (tiga) unit ambulance yang terdiri dari 2 (dua) ambulance pasien
dan 1 (satu) ambulance jenazah yang kegiatannya berada dalam koordinasi
UGD dan bagian umum.
Fasilitas & Sarana untuk Ambulance
a. Perlengkapan Ambulance pasien
1. Sirine
2. Lampu rotari
3. Sabuk pengaman
4. Sumber listrik / stop kontak
5. Lampu ruangan
6. Brankar
b. Ambulance janazah
1. Sirine
2. Lampu rotari
3. Sabuk pengaman
4. Sumber listrik / stop kontak
5. Lampu ruangan
6. Keranda jenazah
c. Alat & Obat
1. Tabung oksigen ( 1 buah )
2. Obat obat untuk life saving :
Cairan infus : RL, NaCL 0,9 % ( 5/ 10 kolf)
Senter ( 2 buah )
Stetoskop ( 2 buah )
Tensimeter ( 2 buah )
Oropharingeal air way
Gunting verban ( 2 buah )
Tongue spatel ( 1 buah )
Reflek hummer ( 2 buah )
Infus set ( 1 buah )
IV cateter ( No 20,18 : 2: 2)
Spuid semua ukuran ( masing masing 2 buah).

BAB IV
PENGORGANISASIAN

A. LINGKUP KEGIATAN

Upaya Pelayanan Kesehatan Umum di Indonesia dilaksanakan baik oleh


pemerintah maupun swasta. Upaya pelayanan kesehatan umum yang dilaksanakan
oleh pemerintah selama ini mengacu pada pendekatan level of care (kebijakan
WHO) yaitu tindakan Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif yang merumuskan
pelayanan kesehatan berjenjang untuk memberikan pelayanan yang menyeluruh
dikaitkan dengan sumber daya yang ada.

B. METODE
ALUR PELAYANAN UNIT GAWAT DARURAT

TTV DAN
ANAMNESA PEMERIKSAAN DIAGNOSA Tindakan
PASIEN
FISIK medis

Konsultasi Dokter RUJUK RS RESEP OBAT


PULANG Administrasi Berangkat
Merujuk

C. LANGKAH KEGIATAN
1. Tata laksana pelayanan
A. Tata laksana pendaftaran pasien
I. Petugas Penanggung Jawab
- Perawat UGD
- Petugas Administrasi
II. Perangkat Kerja
- Status Medis
III. Tata Laksana Pendaftaran Pasien UGD
1. Pendaftaran pasien yang datang ke UGD dilakukan oleh pasien /
keluarga dibagian loket pendaftaran dengan membawa lembar triage
yang dibuat oleh petugas ugd sesuai dengan kasus kegawatannya.
2. Bila keluarga tidak ada petugas UGD bekerja sama dengan pengantar
atau polisi untuk mencari identitas pasien.
3. Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian loket akan
memberikan status untuk diisi oleh dokter UGD yang bertugas.
4. Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan langsung
diberikan pertolongan di UGD, sementara keluarga / penanggung
jawab melakukan pendaftaran di bagian loket pendaftaran dengan
membawa lembar triage yang dbuat oleh petugas ugd sesuai dengan
kasus kegawatannya.
IV. Alur kegiatan pemeriksaan

TTV DAN
ANAMNESA PEMERIKSAAN DIAGNOSA Tindakan
PASIEN
FISIK medis

Konsultasi Dokter RUJUK RS RESEP OBAT

PULANG Administrasi Berangkat


Merujuk
Keterangan :
1. Pasien datang dari pendaftaran diterima oleh petugas ugd
2. Petugas melakukan pendaftaran
3. Petugas melakukan anamnesa
4. Petugas pemeriksaan TTV dan melakukan pemeriksaan fisik
5. Petugas konsultasi dokter bila diperlukan
6. Petugas langsung melaksanakan terapi, berupa tindakan medis atau
pengobatan, atau bila diperlukan rujuk Rumah Sakit harus dari
persetujuan dokter.
7. Sebelum pasien dirujuk ke rumah sakit harus menyelesaikan
administrasi terlebih dahulu di kasir ugd.
8. Setelah tindakan medis atau pengobatan selesai, pasien membayar
dikasir bila jam pelayanan dan bila diluar pelayanan membayar dikasir
ugd sesuai dengan tarif perbub yang berlaku.
9. Bila tidak ada tindakan dan hanya pengobatan, petugas menuliskan
resep
10. Setelah menerima resep pasien mengambil obat di apotek.
11. Pasien kemudian diijinkan pulang atau rujuk bila diperlukan rawat
inap.
B. TATA LAKSANA SISTIM KOMUNIKASI
I. Petugas Penanggung Jawab
- perawat UGD
- Petugas Operator
II. Perangkat Kerja
- Telepon ruangan
III. Tata Laksana Sistim Komunikasi IGD
1. Antara UGD dengan unit lain dalam Puskesmas Jambon dengan
nomor telepon ruangan masing-masing unit.
2. Antara UGD dengan dokter konsulen / rumah sakit lain / yang
terkait dengan pelayanan diluar rumah sakit adalah menggunakan
telepon langsung dari UGD.
3. Antara UGD dengan petugas ambulan yang berada dilapangan
menggunakan menggunakan telepon langsung dari UGD.
4. Dari luar Puskesmas Jambon dapat langsung dari telepon
puskesmas.

C. TATA LAKSANA PELAYANAN TRIASE


I. Petugas Penanggung Jawab
- Perawat UGD
II. Perangkat Kerja
- Stethoscope
- Tensimeter
- Status medis
III. Tata Laksana Pelayanan Triase UGD
1. Pasien / keluarga pasien mendaftar ke bagian loket pendaftaran
dengan membawa lembar triage yang dibuat oleh petugas ugd sesuai
dengan kasus kegawatannya.
2. Perawat jaga UGD melakukan pemeriksaan pada pasien secara
lengkap bila perlu dikonsultasikan dengan dokter via telepon untuk
menentukan prioritas penanganan.
3. Prioritas pertama (I, tertinggi, emergency) yaitu mengancam jiwa /
mengancam fungsi vital, pasien ditempatkan diruang gawat darurat.
4. Prioritas kedua (II, medium, urgent) yaitu potensial mengancam jiwa /
fungsi vital, bila tidak segera ditangani dalam waktu singkat.
Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Pasien ditempatkan di
ruang resutasi.
5. Prioritas ketiga (III, rendah, non emergency) yaitu memerlukan
pelayanan biasa tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan
bersifat terakhir. Pasien ditempatkan diruang resutasi.
D. TATA LAKSANA PENGISIAN INFORMED CONSENT
I. Petugas Penanggung Jawab
- Perawat UGD
II. Perangkat kerja
- Formulir Persetujuan Tindakan
III. Tata Laksana Informed Consent
1. perawat UGD yang sedang bertugas menjelaskan tujuan dari
pengisian informed consent pada pasien / keluarga pasien disaksikan
oleh perawat dan keluarga pasien.
2. Pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap disaksikan
oleh perawat.
3. Setelah diisi dimasukkan dalam status medik pasien.

E. TATA LAKSANA TRANSPORTASI PASIEN


I. Petugas Penanggung Jawab
- Perwat UGD
- Supir Ambulan
II. Perangkat Kerja
- Ambulan
- Alat Tulis
III. Tata Laksana Transportasi Pasien UGD
1. Bagi pasien yang memerlukan penggunaan ambulan Puskesmas
Jambon sebagai transportasi, maka perawat unit terkait menghubungi
UGD rumah sakit yang dituju.
2. Perawat UGD menuliskan data -data / penggunaan ambulan (nama
pasien, ruang rawat inap, waktu penggunaan & tujuan penggunaan).
3. Perawat UGD menghubungi bagian / supir ambulan untuk menyiapkan
kendaraan.
4. Perawat UGD menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi pasien.
F. TATA LAKSANA PELAYANAN FALSE EMERGENCY
I. Petugas Penanggung Jawab
- Perawat UGD
- Dokter Puskesmas
II. Perangkat Kerja
- Stetoscope
- Tensimeter
- Alat Tulis
III. Tata Laksana Pelayanan False Emergency
1. Pasien / keluarga pasien mendaftar di bagian loket pendaftaran
dengan membawa lembar triage yang dibuat oleh petugas ugd sesuai
dengan kasus kegawatannya.
2. Dilakukan triase untuk penempatan pasien diruang non bedah.
3. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter jaga UGD.
4. Dokter puskesmas menjelaskan kondisi pasien pada keluarga /
penanggung jawab.
5. Bila perlu dirawat / observasi pasien dianjurkan kebagian pendaftaran.
6. Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan resep dan bisa langsung
pulang.
7. Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali sesuai dengan saran dokter.

G. TATA LAKSANA PELAYANAN VISUM ET REPERTUM


I. Petugas Penanggung Jawab
- Petugas Rekam Medis
- Perawat jaga UGD
II. Perangkat Kerja
- Formulir Visum Et Repertum UGD
III. Tata Laksana Pelayanan Visum Et Repertum
1. Petugas UGD menerima surat permintaan visum et repertum dari
pihak kepolisian.
2. Surat permintaan visum et repertum diserahkan kebagian loket.
3. Petugas loket menyerahkan status medis pasien kepada dokter jaga
yang menangani pasien terkait.
4. Setelah visum et repertum diselesaikan oleh rekam medic maka
lembar yang asli diberikan pada pihak kepolisian.
H. TATA LAKSANA PELAYANAN DEATH ON ARRIVAL (DOA)
I. Petugas Penanggung Jawab
- Dokter jaga UGD
- Perawat Jaga
II. Perangkat Kerja
- Senter
- Stetoscope
- Surat Kematian
III. Tata Laksana Death On Arrival UGD (DOA)
1. Pasien dilakukan triase dan pemeriksaan oleh dokter jaga UGD.
2. Bila dokter sudah menyatakan meninggal, maka dilakukan perawatan
jenazah.
3. Dokter puskesmas membuat surat keterangan meninggal.
4. Perawat UGD menghubungi supir ambulance janazah.
5. Jenazah dipindahkan / diserah terimakan di kepada keluarga.
6. Jenazah di bawa kerumah duka dengan menggunakan ambulance
jenazah.
h. TATA LAKSANA SISTEM INFORMASI PELAYANAN PRA RUJUK RS
I. Petugas penanggung jawab
- Perawat UGD
II. Perangkat Kerja
- Ambulance
- Telephone
III. Tata laksana Sistem Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakit
1. Perawat yng mendampingi pasien memberikan informasi mengenai
kondisi pasien yang akan dibawa, kepada perawat UGD RS yang
akan dituju.
2. Isi informasi mencakup :
- Keadaan umum (kesadaran dan tanda tanda vital)
- Peralatan yang diperlukan di UGD
- Kemungkinan untuk di rawat di unit intensive care
- Perawat UGD melaporkan pada dokter jaga UGD serta
menyiapkan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan laporan yang
di terima dari petugas ambulan.
i. TATA LAKSANA SISTEM RUJUKAN
I. Petugas Penanggung Jawab
- Dokter Puskesmas
- Perawat UGD
II. Perangkat Kerja
- Ambulance
- Formulir persetujuan tindakan
- Formulir rujukan
III. Tata Laksana Sistem Rujukan
Bila perlu dilakukan rawat inap maka pasien bisa dirujuk intern
ke rawat inap puskesmas dengan kasus tertentu dan Jika UGD
Puskesmas tidak mampu melakukan tindakan medis, maka pasien
dikirim ke rumah sakit (di rujuk).
1. Alih Rawat
- Perawat UGD menghubungi rumah sakit yang akan di rujuk
- Dokter jaga UGD memberikan informasi pada dokter jaga
rumah sakit rujukan mengenai keadaan umum. Bila tempat
telah tersedia di rumah sakit rujukan, perawat UGD ambulan
sesuai kondisi pasien.
2. Pemeriksaan Diagnostik
- Pasien / keluarga pasien di jelaskan oleh dokter jaga mengenai
tujuan pemeriksaan diagnostic, bila setuju maka keluarga
pasien harus mengisi informed consent.
- Perawat UGD menghubungi rumah sakit rujukan
- Perawat UGD menghubungi petugas ambulan Puskesmas
Jambon.
3. Spesimen
- Pasien / keluarga pasien dijelaskan mengenai tujuan
pemeriksaan specimen
- Bila keluarga setuju maka harus mengisi inform consent
- Dokter jaga mengisi formulir pemeriksaan dan diserahkan
kepetugas laboratorium
- Petugas laboratorium melakukan rujukan ke laboratorium yang
dituju.

j. KEMAMPUAN PELAYANAN
1. KEMAMPUAN PELAYANAN
Kemampuan pelayanan ugd Puskesmas Jambon meliputi :
a. Promotif , berupa penyuluhan sederhana individu saat berobat.
b. Preventif,seperti rawat luka, pasang kateter dll
c. Kuratif, pengobatan, tindakan medis dll
d. Rehabilitative, pemeriksaan pasca patah tulang dll

BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan pelayanan ugd Puskesmas Jambon


direncanakan dalam renstra, POA, permintaan obat dan bahan habis pakai dan
lokmin bulanan. Pengadaan logistik berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten.
Untuk yang pengadaan yang lewat DKK, Puskesmas setiap tahun membuat
pengajuan logistik yang dibutuhkan. Kemudian Puskesmas tinggal menunggu logistik
datang dari DKK.
A. Standar Obat UGD
1. OBAT LIVE SAVING
a. Injeksi
No. Nama obat Satuan Jumlah Jenis obat
1. Aminopihilin Ampul 5 Anti asmatic dan COPD
preparations
2. Atropine sulfat Ampul 5 Anti spasmodies
3. Diazepam Ampul 2 Minor transquillizer
4. Ephinephrin Ampul 2 Asnastetic local &
general
5. Lidocain Ampul 20 Asnastetic local
6. Ranitidine Ampul 5 Antacid
7. ATS 1500 u Ampul 5 Anti tetanus

b. Tablet
No. Nama obat Satuan Jumlah Jenis obat
1. Captropil 12,5 mg Tablet 10 Anti hipertensi /
betabloker
2. Captropil 25 mg Tablet 10 Anti hipertensi /
betabloker
3. ISDN Tablet 10

c. Cairan infus
No. Nama obat Satuan Jumlah Jenis obat
1. Asering kolf 4
2. Dextrose 5% 500 ml kolf 5
3. Dextrose 10% 500 ml kolf 2
4. Dextrose 40% 100 ml kolf 5
5. Nacl 0,9% 500 ml kolf 10
6. Ringer laktat kolf 10

2. OBAT PENUNJANG
a. Injeksi
No. Nama obat Satuan Jumlah Jenis obat
1. Viicilin Ampul 10 Antibiotic
2. Cefotaxim Ampul 10 Antibiotic
3. Dexamethason Ampul 10
4. ceftriaxone ampul 10 Antibiotic
5. Neurobion Ampul 5 Vitamin
6. Ketorolac Ampul 10 Antipiretik
7. Ondancentron Ampul 5
8. Antrain Ampul 5

b. Obat tablet
No. Nama obat Satuan Jumlah Jenis obat
1. Pamol Tablet 10 Antipiretik & analgesic
2. Antasida doen Tablet 10 Antasida
3. Asam mefenamat Tablet 10 Analgesic
4. Oralit Tablet 10 Anti mencret
5. Amoxicilin tab Tablet 10 Antibiotic

6. Ciprofloxacim Tablet 10 Antibiotic

7. Dexametason Tablet 10

Penyediaan obat dan bahan habis pakai dilakukan melalui instalasi farmasi.
Kebutuhan obat dihitung dengan penyediaan stok setiap hari, alat medis dan bahan habis
pakai dihitung tiap dua minggu berdasarkan analisis kebutuhan alat medis dan bahan habis
pakai dua minggu yang lalu dengan cadangan 10% , diajukan kepada panitia pengadaan
obat untuk mendapat persetujuan. Pengadaan obat dan alat kesehatan dilakukan oleh
panitia pengadaan setelah mendapat persetujuan dari kepala puskesmas.

Daftar logistik ugd di Puskesmas Jambon

No NAMA
Plester, hypafix, kasa gulung, kasa
1. steril

2 Handrub, kateter

3 Perhidrol, nacl, gel, bayclin

4 Masker dan sarung tangan disposibel

5 Kapas, jarum, alcohol, kloretil

6 Kresek untuk sampah


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. KENDALI MUTU
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan di ugd perlu
diperhatikan keselamatan pasien dengan melakukan identifikasi resiko terhadap
segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan resiko terhadap pasien harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan.
Pengendalian mutu pelayanan klinis merupakan kegiatan untuk
mencegah terjadinya masalah terkait pelayanan pengobatan atau mencegah
terjadinya kesalahan pengobatan / medikasi (medication error), yang bertujuan
untuk keselamatan pasien.
Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan sebagai berikut:
a. Unsur masukan (input), yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana,
ketersediaan dana, dan Standar Prosedur Operasional.
b. Unsur proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi, dan kerja sama.
c. Unsur lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manajemen, budaya, respon
dan tingkat pendidikan masyarakat.
Pengendalian mutu pelayanan klinis terintegrasi dengan program
pengendalian mutu pelayanan klinis Puskesmas yang dilaksanakan secara
berkesinambungan.
Kegiatan pengendalian mutu pelayanan klinis meliputi:
a. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan
evaluasi untuk peningkatan mutu standar.
b. Pelaksanaan, yaitu:
1. Monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja
(membandingkan antara capaian dengan rencana kerja)
2. Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.
c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi yaitu:
1. Melakukan perbaikan kualitas pelayanan standar
2. Meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.
Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses berlangsung
untuk memastikan bahwa aktifitas berlangsung sesuai dengan yang
direncanakan. Monitoring dapat dilakukan oleh tenaga medis dan paramedis
yang melakukan proses. Aktifitas monitoring perlu direncanakan untuk
mengoptimalkan hasil pemantauan.
Contoh ; monitoring pelayanan pasien, monitoring kinerja tenaga kesehatan
Sedangkan untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan pelayanan klinis,
dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang
diperleh melalui metode berdasarkan waktu, cara dan teknik pengambilan data.
Berdasarkan waktu pengambilan data, terdiri atas:
a. Retrospektif
Pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan.
Contoh : survey kepuasan pelanggan, laporan mutasi barang.
b. Prospektif
Pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan.
Contoh : waktu pelayanan kesehatan di Puskesmas, sesuai dengan
kebutuhan.
Berdasarkan cara pengambilan data, terdiri atas:
a. Langsung (data primer);
Data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh pengambil data.
Contoh: survey kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan kilnis
b. Tidak langsung (data sekunder);
Data diperoleh dari sumber informasi yang tidak langsung
Contoh: catatan riwayat penyakit yang lalu
Cara pengambilan data :
a. Survei
Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.
Contoh : survey kepuasan pelanggan.
b. Observasi
Observasi yaitu pengamatan langsung aktifitas atau proses dengan
menggunakan ceklist atau perekaman.
Pelaksanaan evaluasi terdiri atas :
a. Audit
Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas pelayanan
dengan pengukuran kinerja bagi yang memberikan pelayanan dengan
menentukan kinerja yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki dan
dengan menyempurnakan kinerja tersebut. Oleh karena itu, audit merupakan
alat untuk menilai, mengevaluasi, menyempurnakan pelayanan klinis secara
sistematis.

Terdapat 2 macam audit, yaitu:


1. Audit Klinis
Audit Klinis yaitu analisis kritis sistematis terhadap pelayanan klinis,
meliputi prosedur yang digunakan untuk pelayanan, penggunaan sumber
daya, hasil yang didapat dan kualitas hidup pasien. Audit klinis dikaitkan
dengan pengobatan berbasis bukti.
2. Audit Profesional
Audit Profesional yaitu analisis kritis pelayanan klinis oleh seluruh
tenaga medis dan paramedis terkait dengan pencapaian sasaran yang
disepakati, penggunaan sumber daya dan hasil yang diperoleh.
Contoh : audit pelaksanaan system manajemen mutu
b. Review (pengkajian)
Review (pengkajian) yaitu tinjauan atau kajian terhadap pelaksanaan
pelayanan klinis tanpa dibandingkan dengan standar.
Contoh : kajian penggunaan antibiotika.

B. KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFELY)


Adalah suatu sistem dimana Puskesmas membuat pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
Asemen resiko.
Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien.
Pelaporan dan analisis insiden.
Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya.
Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan.
Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
a. Tujuan
1) Terciptanya budaya keselamatan pasien dirumah sakit.
2) Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3) Menurunkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di puskesmas.
4) Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
penanggulangan kejadian tidak diharapkan (KTD).
b. STANDAR KESELAMATAN PASIEN
1) Hak pasien
2) Mendidik pasien dan keluarga
3) Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4) Penggunaan metoda-metoda peningkatan kerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
5) Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6) Peran memimpin dalam meningkatkan keselamatan pasien
7) Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien
C. KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD)
ADVERSE EVENT :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera
pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil, dan bukan karena penyakitdasarnya atau kondisi
pasien.Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan
medis karena tidak dapat dicegah.
KTD yang tidak dapat dicegah
Unpreventable Adverse Event :
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan
pengetahuan mutakhir.
D. KEJADIAN NYARIS CEDERA (KNC)
Near Miss :
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi tidak cedera serius tidak
terjadi :
Karena keberuntungan
Karena pencegahan
Karena peringanan
E. KESALAHAN MEDIS
Medical Errors :
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.
F. KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang terjadi
seperti, amputasi pada kaki yang salah) sehingga pencairan fakta terhadap
kejadian ini mengungklapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan
prosedur yang berlaku.
G. TATALAKSANA
a. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada
pasien
b. Melaporkan pada dokter jaga
c. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
d. Mengobservasi keadaan umum pasien
e. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir pelaporan insiden
keselamatan.
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA

A. PENDAHULUAN
HIV/AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV
menjadi lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejala. Setiap
ribuan anak berusia 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 sampai 49 tahun
terinfeksi HIV dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di negara-negara
berkembang yang belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan
yang memadai.
Angka pengidap HIV di indonesia terus meningkat, dengan
peningkatan kasus yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV/AIDS terjadi
akibat masuknya kasus secara langsung masyarakat cukup tinggi (misalnya :
melalui perilaku seks bebas tanpa pelindung, pelayanan kesehatan yang belum
aman karena belum ditetapkan kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan
bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit hepatitis B dan C yang keduanya potensial untuk menular
melalui tindakan pada pelayanan kesehatan.Sebagai ilustrasi dikemukakan
bahwa menurut data PMI angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut
perkiraan WHO adalah 2.10% kedua penyakit ini sering dapat dikenali secara
klinis karena tidak memeberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat
keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa
melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan
penyebaran infeksi dikenal melalui kewaspadaan umum atau Universal
Precaution yaitu dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi
ancaman bagi petugas kesehatan
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan
kontak langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus
tentunya mempunyai resiko terpajan infeksi. Oleh sebab itu tenaga kesehatan
wajib menjaga kesehatan dan keselamatan darinya, dari resiko tertular penyakit
agar dapat bekerja maksimal.
Untuk keamanan dan kenyamanan bagi petugas paramedic dan petugas
medis dalam memberikan pelayanan kesehatan, terutama untuk mencegah
tertularnya penyakit dimana di puskesmas banyak kasus kasus penyakit
menular misal; TBC ,Kusta ,hepatitis, HIV AIDS dan penyakit yang disebabkan
virus lainya. maka petugas dalam melaksanakan pelayanan diwajibkan
memperhatikaan keamanan diri dengan pemakaian alat perlindungan diri (APD)
menggunakan masker ,sarung tangan ,dan clemek plastic,jas oprasi bila
diperlukan. Dan selalu melakukan cuci tangan sebelum dan setelah
melaksanakan kegiatan atau pelayanan

PEMAKAIAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD)


Pemeriksaan Tindakan SCalling Tindakan tanpa
Perlukaan perlukaan
Sanitasi tangan ya Ya ya ya
Sarung tangan ya Ya ya ya
Jas Dokter ya Ya Ya ya
Jas oprasi tidak Penilaian tidak tidak
resiko
Masker ya Ya ya ya
Kaca mata Tidak rutin Penilaian ya tidak
pelindung resiko

B. TUJUAN
Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.Petugas
kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko
tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya. Untuk
menghindari paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
Universal Precaution.
C. TINDAKAN YANG BERESIKO TERPAJAN
1. Cuci tangan yang kurang benar
2. Penggunaan sarung tangan yanag kurang tepat
3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman
4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman
5. Teknik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat
6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai
D. PRINSIP KESELAMATAN KERJA
Prinsip utama prosedur universal precaution dalam kaitan keselamatan
kerja adalah menjaga hygiene sanitasi individu, hygiene sanitasi ruangan dan
sterilisasi peralatan.Ketiga prinsip tersebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan
pokok yaitu :
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi
2. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna
kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain
3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
5. Pengolaan limbah dan sanitasi ruangan
E. STERILISASI ALAT:
1. Mencuci alat dengan sabun yg mengandung anti septic
2. Penyemprotan/ oles alcohol pada alat yg akan digunakan
3. Ada alat alat tertentu disemprot dengan perhidrol
4. Sterilisator listrik setiap selesai pelayanan, dan alat2 dari stainless/ metal yg
sudah di sterilisasi dibiarkan di dalam sterilisator sampai dipakai berikutnya.

BAB IX
PENUTUP

Pedoman Pelayanan ugd Puskesmas Jambon ini digunakan sebagai acuan


pelaksanaan pelayanan ugd di Puskesmas Jambon. Untuk keberhasilan
pelaksanaan Pedoman Pelayanan ugd Puskesmas Jambon diperlukan komitmen
dan kerja sama semua pihak.
Hal tersebut akan menjadikan Pelayanan ugd di Puskesmas Jambon
semakin optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang
pada akhirnya dapat meningkatkan citra puskesmas dan kepuasan pasien atau
masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

1. peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 75 tahun 2015 tentang


pusat kesehatan masyarakat ( puskesmas ).
2. Undang- undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
3. Undang- undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
4. Undang undang No.8 taahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

Anda mungkin juga menyukai