Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN PELAYANAN

RAWAT INAP

PUSKESMAS RAWAT INAP


KOTAGAJAH

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada
paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan dengan unit
pelayanan kesehatan lainya (Rumah Sakit Swasta maupun Negeri). Pelayanan kesehatan
tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive Health Care
Service yang meliputi aspek promotive, preventif, curative, dan rehabilitatif.
Puskesmas Rawat inap Kotagajah telah berkomitment untuk tidak hanya memberikan
pelayanan promotif, preventif saja namun juga kuratif dan rehabilitataif. Sejak tahun 2011
puskesmas Rawat Inap Kotagajah telah berkomitmen untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Satu dekade lebih Puskesmas Rawat Inap telah berproses
menjadi lebih baik dengan melakukan berbagai upaya baik dalam menyediaan Sumber Daya
Manusia, Fasilitas, Sarana Prasarana, dan Manajemen Keperawatan.
Kualitas pelayanan rawat inap merupakan salah satu faktor pendorong pasien untuk
memutuskan melakukan kunjungan ulang apabila pasien berminat dengan pelayanan ini lagi
(Trisnantoro, 2009).
Tren kenaikan jumlah fasilitas kesehatan pratama/klinik swasta/Rumah Sakit yang
semakin tahun semakin bertambah mengindikasikan bahwa Puskesmas Rawat Inap harus
mampu bersaing. Oleh karena itu Puskesmas Rawat Inap Kotagajah yang telah berdiri dan
beroperasi saat ini harus mempersiapkan diri untuk menciptakan pelayanan kesehatan
rumah sakit yang berkualitas bagi pelanggannya.
Apabila pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas sangat baik dan
memuaskan maka pengunjung yang ingin berobat ke puskesmas pun akan meningkat,
sehingga bisa meningkatkan jumlah pendapatan pada puskesmas tersebut.

B. Tujuan Pedoman
Pedoman Rawat Inap Puskesmas Kotagajah bertujuan agar tercapainya pelayanan
yang bermutu, optimal, berkualitas, dan terjangkau oleh masyarakat sejalan dengan
meningkatnya kepuasan pelanggan.

C. Sasaran Pedoman
Sasaran Pedoman Rawat Inap Kotagajah adalah seluruh staf Puskesmas baik ASN
maupun non-ASN.
D. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pelayanan Rawat Inap di Puskesmas Kotagajah meliputi:
1. Pelayanan orang sakit pada pasien dewasa, pasien geriatri, pasien anak, pasien
bersalin.
2. Pelayanan yang menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) maupun pasien
umum.
3. Pelayanan untuk kondisi atau kasus penyakit yang masih bisa di atasi dengan SDM
kesehatan yang ada, alat pemeriksaan penunjang yang tersedia serta yang tidak
memerlukan rujukan atau komsultasi dengan fasilitas kesehatan lanjutan.
E. Batasan Operasional
1. Unit Gawat Darurat
Adalah unit pelayanan pra rumah sakit yang memberikan pelayanan pertama
pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan.
2. Triage
Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya
trauma / penyakit serta kecepatan penanganan / pemindahannya.
3. Prioritas
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan
pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
4. Survey Primer
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa.
5. Survey Sekunder
Adalah melengkapi survei primer dengan mencari perubahan – perubahan
anatomi yang akan berkembang menjadi semakin parah dan memperberat
perubahan fungsi vital yang ada berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak segera
diatasi.
6. Pasien Gawat darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat
dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi cacat ) bila tidak
mendapat pertolongan secepatnya.
7. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat misalnya kanker stadium lanjut
8. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba – tiba tetapi tidak mengancam nyawa
dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
9. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Misalnya pasien dengan ulcus tropium , TBC kulit , dan sebagainya
10. Kecelakaan ( Accident )
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik, mental dan sosial.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
1. Tempat kejadian :
 Kecelakaan lalu lintas
 Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
 Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
 Kecelakaan di sekolah
 Kecelakaan di tempat – tempat umum lainnya.
2. Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar
baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
3. Waktu kejadian
a. Waktu perjalanan ( travelling / transport time )
b. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain – lain
11. Cidera
Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
12. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia, kerugian harta
benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta
menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan
nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari
salah satu system / organ di bawah ini, yaitu :
1. Susunan saraf pusat
2. Pernafasan
3. Kardiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pancreas
Kegagalan ( kerusakan ) System / organ tersebut dapat disebabkan oleh :
1. Trauma / cedera
2. Infeksi
3. Keracunan ( poisoning )
4. Degerenerasi ( failure)
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive loss of water
and electrolit )
7. Dan lain-lain.

Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan dan hipoglikemia


dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat,sedangkan kegagalan
sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lama.
Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)
dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh :
1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
2. Kecepatan meminta pertolongan
3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan
a. Ditempat kejadian
b. Dalam perjalanan ke rumah sakit
c. Pertolongan selanjutnya secara mantap di rumah sakit

F. Landasan Hukum
1. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5038)
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2012 Tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit
Penyelenggara Pelayanan Publik
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia pelayanan klinis


Berikut ini tenaga kesehatan yang bertugas pada rawat inap yang ada di Puskesmas
Kotagajah:
1. PNS
a. Dr. Dwi Kristiani
b. Ns. Rani ,Skep
c. Sulistyaning, PH

2. Non PNS
a. dr. Dian Anggareni
b. Mei Lyana Safitri, Amd. Keb
c. Fera Megasari, Amd.Keb
d. Fitri Apriyanti, Amd.Keb
e. Desta Oktavia, Amd.keb
f. Endang Susiani, mAmd.Kep
g. Fitri yuliana, Amd.Kep
h. Bibit Lestari, Amd.Kep
i. Nurul khasanah, Amd.kep
j. Nur Khasanah, Skep
k. Indah Arlita, Skep

3. Tenaga Non Teknis


a. Heru
b. Maryati
c. Rizki Shiami

4. Tenaga Sekuriti
a. Suroto

B. Distribusi Ketenagaan dan pengaturan jadwal kegiatan


Rawat inap Kotagajah meniliki 15 perawat dan Bidan baik PNS maupun non PNS
dengan status magang di Puskesmas. Dalam melayani pasien semua petugas saling
bekerjasama satu sama lain.
Pola pengaturan ketenagaan Unit Gawat Darurat dan Rawat Inap yaitu :
a. Untuk Dinas Pagi :
yang bertugas sejumlah 3 orang, yaitu dokter, bidan dan perawat.
b. Untuk Dinas Sore :
yang bertugas sejumlah 3 orang, yaitu dokter, bidan dan perawat
c. Untuk Dinas Malam :
yang bertugas sejumlah 3 orang, yaitu dokter, bidan dan perawat

C. Pengaturan Jaga
Pembagian jadwal/shift jaga Rawat Inap dan UGD gabung menjadi satu dan
dilaksanakan oleh bidan atau perawat. Pembagian tugas di Rawat Inap adalah :
Koordinator Rawat Inap dan UGD : dr. Dwi Kristiani
Kopala Ruangan : Ns. Rani, Skep
Pembagian shift jaga pada rawat inap terdiri dari 3 (tiga) Shift yakni:
Dinas Pagi dari jam 08.00-14.00 wib
Dinas Sore dari jam 14.00- 20.00 wib
Dinas Malam dari jam 20.00 – 08.00 wib
I. Pengaturan Jaga Perawat UGD dan Rawat Inap.
 Pengaturan jadwal dinas perawat UGD dan Rawat Inap dibuat dan di
pertanggung jawabkan oleh Kepala Ruangan dan disetujui oleh Kepala
Puskesmas.
 Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan Untuk tenaga perawat yang
memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka perawat tersebut dapat
mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan
disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (apa bila tenaga cukup dan
berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan disetujui).
 Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam,
dan libur Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak
dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka perawat
yang bersangkutan harus memberitahu Kepala Perawatan: 2 jam sebelum
dinas pagi, 4 jam sebelum dinas sore atau dinas malam. Sebelum memberitahu
Kepala Ruangan diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari
perawat pengganti, Apabila perawat yang bersangkutan tidak mendapatkan
perawat pengganti, maka Kepala Ruangan akan mencari tenaga perawat
pengganti yaitu perawat yang hari itu libur.
 Apabila ada tenaga perawat tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang
telah ditetapkan ( tidak terencana ), maka Kepala Ruangan akan mencari
perawat pengganti yang hari itu libur. Apabila perawat pengganti tidak di
dapatkan, maka perawat yang dinas pada shift sebelumnya wajib untuk
menggantikan.

II. Pengaturan Jaga Dokter UGD dan Rawat Inap


 Pengaturan jadwal dokter adalah jaga UGD dan Rawat Inap di menjadi
tanggung jawab Kepala Ruangan dan disetujui Kepala Puskesmas.
 Jadwal dokter jaga UGD dibuat untuk jangka waktu 1 bulan serta sudah
diedarkan ke unit terkait dan dokter jaga yang bersangkutan 1 minggu sebelum
jaga di mulai.
 Apabila dokter jaga UGD karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai
dengan jadwal yang telah di tetapkan maka :
o Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan
ke kepala ruangan paling lambat 3 hari sebelum tanggal jaga, dan kepala
ruangan tersebut wajib menunjuk dokter jaga pengganti.
o Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke kepala ruangan dan atas persetujuan kepala
puskesmas menunjuk dokter pengganti.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang Rawat Inap

B. Standar Fasilitas

1. Fasilitas dan sarana


Ruang Rawat Inap terdiri dari : Ruang UGD, ruang ruang perawat, ruang pasien, dan
ruang bersalin, yang terdiri dari 10 bed yang diletakkan ke dalam 4 ruangan. Disamping itu
pada ruangan pasien sudah dilengkapi dengan lemari pasien dan kipas angin pada setiap
bed nya, di bangsal rawat inap juga dilengkapi dengan peralatan yang menunjang
pelayanan kepada pasien, seperti tiang infus, tabung oksigen dan kamar mandi.
2. Peralatan
Peralatan yang tersedia di UGD dan Rawat Inap mengacu kepada buku pedoman
pelayanan Gawat Darurat Departermen Kesehatan RI untuk penunjang kegiatan
pelayanan terhadap pasien Gawat darurat.

Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving.


a. Alat – alat untuk ruang UGD
1. Mesin suction ( 1 set )
2. Oxigen lengkap dengan flowmeter ( 2 set )
3. Spuit 3cc, 5cc ( masing – masing 10 buah )
4. Oropharingeal air way ( kosong )
5. Infus set / transfusi set ( 7 / kosong buah )
6. Infuset Mikro ( 7 buah )
7. Brandcard fungsional diatur posisi trendelenberg, ada gantungan infus &
penghalang ( 1 buah )
8. Diagnostik set (1 buah )
9. EKG ( 1 buah )
10. Nebullaizer (2 buah )
11. Trolly tindakan Emergency ( 2 buah )
12. Trolly Obat Emergency (1buah)
13. Almari resusitasi (1buah)
14. Ambu bag ( 1 buah )
15. Stetoskop ( 2 buah )
16. Tensimeter ( 2 buah )
17. Thermometer ( 2 buah )
18. Tiang Infus ( 3 buah )
19. Timbangan berat badan injak ( 1 buah )
20. APD
b. Alat – alat untuk tindakan bedah
1. Bidai segala ukuran untuk tungkai, lengan, leher, tulang punggung (1 set )
2. Verban segala ukuran :
- 4 x 5 em ( 1 buah )
- 4 x10 em ( 1 buah )
3. Hecting set ( 3 set )
4. Benang – benang / jarum segala jenis dan ukuran:
- Cat gut 2/0 ( 1 buah )
- Silk Black 2/0 ( 1 buah ), 3/0 ( 1 buah )
- Jarum ( 2 set )
5. Lampu sorot ( 1 buah )
6. Kassa ( 1 tromol )
7. Spekulum hidung ( 1 buah )
8. Spuit sesuai kebutuhan
- 5 cc ( 5 buah )
- 3 cc ( 5 buah )
9. Dower Catheter segala ukuran
- Nomer 16 ( 2 buah )
- Nomer 18 ( 1 buah )
10. Emergency lamp ( 1 buah )
11. Elastis verban sesuai kebutuhan

d. Obat dalam emergency bok.


1. Aminophiline inj. ( 4 buah )
2. Deksamethasone inj. (1 box )
3. Diphenhidramine inj. ( 4 buah )
4. Adrenalin inj. ( 2 buah )
5. Sulphas Atrophin inj. ( 1 buah )
6. Diazepem inj. ( 5 buah )
7. D40% (41 buah )
e. Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien PuskesmasRawat Inap Kotagajah
saat ini memiliki 1 unit ambulance.
Fasilitas & Sarana untuk Ambulance
A. Perlengkapan Ambulance
1. Ac
2. Sirine
3. Lampu rotater
4. .Sabuk pengaman
5. Sumber listrik / stop kontak
6. Lemari untuk alat medis
7. Lampu ruangan
8. Wastafel
B. Alat & Obat
1.Tabung Oksigen ( 2 buah )
2.Stretcher ( 1 buah )
3.Scope (2 buah)
4.Brandcard fungsional ( 1 buah )
5.Laringoskop (1set)
6.Tas Emergency yang berisi :
 Obat – obat untuk life saving
 Cairan infus : RL, NaCL 0,9 % ( 3 /3kolf )
 Senter ( 1 buah )
 Stetoskop ( 1 buah )
 Tensimeter ( 1 buah )
 Piala ginjal ( 1 buah )
 Oropharingeal air way
 Gunting verban ( 1 buah )
 Tongue Spatel ( 1 buah )
 Infus set ( 1 buah )
 IV chateter ( Nomer 20 , 18 : 2 : 2 )
 Spuit semua ukuran ( masing- masing 2 buah )

C. Standar Obat UGD dan Rawat Inap Kotagajah

I. OBAT LIVE SAVING


a. Injeksi
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1. Adrenalin Ampul 2 Vasokonstriksi


2. Deksamethashone Ampul 4 Kortikosteroid
3. Aminophilin Ampul 4 Anti asmatic dan COPD
preparations
4. Diphenhidramine Ampul 4 Anti Histamin
5 Diazepam Ampul 2 Minor Transquillizer
6 Lidocain Ampul 10 Anastetic local
7 Dextrose 40% 4 AntiHipoglikemia
b. Tablet

No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1. Nifedipin 10 mg Tablet 10 Anti hypertensi/


Betabloker
2. ISDN 5 mg Tablet 10 Anti anginal

c. Cairan Infus
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1. Asering Kolf 40
3. Dextrose 5 % 500 ml Kolf 5
4 Dextrose 10 % 500ml Kolf 5
5. Dextrose In Saline 0,225 Kolf 5
12. Nacl 0,9 % 500 ml Kolh 5
15 Ringer Lactat Kolf 20
17. Dex 40 % 25 ml Flalon 4

d. Suppositoria
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

7. Pronalgest supp Tube 5 Analgetik


8. Stesolid 10 mg rect Tube 2 Sedatif

2. OBAT PENUNJANG
a. Injeksi
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
1. Ondancentron Ampul 5 Antiemetik
2. Antrain Ampul 3 Analgetik Antipiretik

b. Obat tablet
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat

1. Paracetamol Tablet 7 Antipiretik


2. antasida Tablet 5 Antasida
3. Ranitidine Tablet 5 Antiulceran
4. Ondancentron Tablet 2 Antivomiting
5. Asam mefenamat Tablet 2 Analgesik
6. Amoksisilin Tablet 3 Antibiotik
7. Ciprofloxacin 5 Antibiotik
8. Kotrimoksaxol Tablet 15 Antibiotik
9. Gliseril Guaiacolat Tablet 2 Ekspektoran
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. TATA LAKSANA PENDAFTARAN PASIEN

I. Petugas Penanggung Jawab


 Perawat UGD
II. Perangkat Kerja
 Status Medis
III. Tata Laksana Pendaftaran Pasien UGD
1. Pendaftaran pasien yang datang ke UGD dilakukan oleh pasien / keluarga ( SOP
–Pendaftaran pasien baru di UGD)
2. Bila keluarga tidak ada petugas UGD bekerja sama dengan securiti untuk
mencari identitas pasien.
3. Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan langsung diberikan
pertolongan di UGD, sementara keluarga / penanggung jawab melakukan
pendaftaran

B. TATA LAKSANA SISTIM KOMUNIKASI UGD

I. Petugas Penanggung Jawab


 Perawat jaga UGD
Perangkat Kerja
 Pesawat telpon
 Hand phone
III. Tata Laksana Sistim Komunikasi UGD
1. Antara UGD dengan unit lain dalam Puskesmas Rawat Inap Kotagajah adalah
dengan alat handphone.
2. Antara UGD dengan dokter jaga yang terkait dengan pelayanan adalah
menggunakan pesawat telephone atau hand phone.
3. Antara UGD dengan petugas ambulan yang berada di lapangan menggunakan
pesawat telephone.
C. TATA LAKSANA PELAYANAN TRIASE
I. Petugas Penanggung Jawab
- Dokter jaga UGD
II. Perangkat Kerja
- Stetoscope
- Tensimeter
- Status medis
III. Tata Laksana Pelayanan Triase UGD
1. Pasien / keluarga pasien datang dan diterima perawat jaga UGD
2. Dokter jaga UGD/Perawat jaga melakukan pemeriksaan pada pasien secara
lengkap dan menentukan prioritas penanganan.
3. Prioritas pertama ( I, tertinggi, emergency ) yaitu mengancam jiwa / mengancam
fungsi vital, pasien ditempatkan di bed dengan lajur merah.
4. Prioritas kedua ( II, medium, urgent ) yaitu potensial mengancam jiwa / fungsi vital,
bila tidak segera ditangani dalam waktu singkat. Penanganan dan pemindahan
bersifat terakhir. Pasien ditempatkan di bed dengan lajur kuning.
5. Prioritas ketiga ( III, rendah, non emergency ) yaitu memerlukan pelayanan biasa,
tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Pasien
ditempatkan di bed lajur hijau.

D. TATA LAKSANA PENGISIAN INFORMED CONSENT

I. Petugas Penangung Jawab


- Perawat jaga UGD dan Rawat Inap
II. Perangkat Kerja
- Formulir Persetujuan Tindakan
III. Tata Laksana Informed Consent
1. Dokter /Perawat yang sedang bertugas menjelaskan tujuan dari pengisian
informed consent pada pasien / keluarga pasien .
2. pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap disaksikan oleh
perawat.
3. Setelah diisi dimasukkan dalam status medik pasien.

A. TATA LAKSANA TRANSPORTASI PASIEN

I. Petugas Penanggung Jawab


- Perawat
- Sopir Ambulan
II. Perangkat Kerja
- Ambulan
- Alat Tulis
III. Tata Laksana Transportasi Pasien UGD
1. Bagi pasien yang memerlukan penggunaan ambulan Puskesmas Rawat Inap
Kotagajah sebagai transportasi, maka perawat menghubungi bagian
ambulan.
2. Perawat menuliskan data-data / penggunaan ambulan ,nama pasien,tujuan
dan nama sopir.
3. Perawat menghubungi bagian / supir ambulan untuk menyiapkan kendaraan
4. Perawat menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi pasien.
F. TATA LAKSANA PELAYANAN FALSE EMERGENCY
I. Petugas Penanggung Jawab
 Perawat jaga
 Dokter jaga UGD
II. Perangkat Kerja
 Stetoscope
 Tensi meter
 Alat Tulis
III. Tata Laksana Pelayanan False Emergency
1. Pasien / keluarga pasien mendaftar
2. Dilakukan triase untuk penempatan pasien
3. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter jaga UGD / Perawat
4. Dokter / Perawat jaga menjelaskan kondisi pasien pada keluarga /
penanggung jawab
5. Bila perlu dirawat / observasi pasien dianjurkan mengisi informed consent
6. Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan resep dan bisa langsung pulang
7. Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali sesuai dengan saran dokter

G. TATA LAKSANA PELAYANAN VISUM ET REPERTUM


I. Petugas Penanggung Jawab
 Petugas UGD
 Dokter jaga UGD
II. Perangkat Kerja
 Formulir Visum Et Repertum
III. Tata Laksana Pelayanan Visum Et Repertum
1. Petugas UGD menerima surat permintaan visum et repertum dari pihak
kepolisian ( SOP Pelayanan Visum)
2. Surat permintaan visum et repertum diserahkan kebagian rekam medik
3. Petugas rekam medik menyerahkan status medis pasien kepada dokter jaga
yang menangani pasien terkait
4. Setelah visum et repertum diselesaikan oleh rekam medik maka lembar yang
asli diberikan pada pihak kepolisian

H. TATA LAKSANA PELAYANAN DEATH ON ARRIVAL ( DOA )


I. Petugas Penanggung Jawab
 Dokter jaga UGD
II. Perangkat Kerja
 Senter
 Stetoscope
 Thensimeter
 Spo2
 EKG
 Surat Kematian
III. Tata Laksana Death On Arrival UGD ( DOA )
1. Pasien dilakukan triase dan pemeriksaan oleh dokter jaga UGD
2. Bila dokter sudah menyatakan meninggal, maka dilakukan perawatan jenazah
3. Dokter jaga UGD membuat surat keterangan meninggal
4. Jenazah dipindahkan / diserah terimakan kepada keluarga
I. TATA LAKSANA SISTIM RUJUKAN
I. Petugas Penanggung Jawab
 Dokter UGD
 Perawat UGD
II. Perangkat Kerja
 Ambulan
 Formulir persetujuan tindakan
 Formulir rujukan
III. Tata Laksana Sistim Rujukan UGD
1. Alih Rawat
 Perawat UGD dan Rawat Inap menghubungi rumah sakit yang akan tuju
 Perawat jaga memberikan informasi pada perawat /dokter jaga rumah sakit
rujukan mengenai keadaan umum pasein ( SOP - Rujukan UGD )
 Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan, perawat menghubungi
ambulan.
2. Pemeriksaan Diagnostik
 Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai tujuan
pemeriksaan diagnostik, bila setuju maka keluarga pasien harus mengisi
informed consent
 Perawat UGD menghubungi Laboratorium yang di tuju.
3. Spesimen
 Pasien / keluarga pasien dijelaskan mengenai tujuan pemeriksaan
specimen
 Bila keluarga setuju maka harus mengisi inform consent
 Dokter jaga mengisi formulir pemeriksan, dan diserahkan ke petugas
laboratorium
 Petugas laboratorium melakukan rujukan ke laboratorium yang dituju

J. PELAYANAN RAWAT INAP


1. Petugas Penanggung jawab
 Dokter
2. Perangkat Kerja
 Stetoskop
 Tensimeter
 Termometer
 Heacting set
 Nebulizer
3. Tatalaksana
 Petugas menerima pasien yang sudah di periksa di UGD.
 Petugas menyiapkan tempat tidur untuk pasien.
 Petugas memindahkan pasien ke dalam ruangan yang telah disediakan.
 Petugas mengorientasikan fasilitas yang ada di rawat inap
 Petugas memberi informasi hal-hal yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan
 Petugas memberi informasi kepada pasien agar melaporkan kepada petugas
jika ada hal-hal yang kurang berkenan,
 Petugas melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital setiap jam 06.00 WIB, jam
12.00 WIB, , dan jam 17.00 WIB sekaligus menganamnesa keluhan yang di
alami pasien saat itu untuk dituliskan pada status pasien.
 Dokter melakukan visite setiap hari pada jam 09.00 WIB atau jika suatu saat
pasien benar-benar membutuhkan visite karena kondisi penyakitnya.
 Petugas Rawat inap melengkapi terapi yang diresepkan dokter saat visite.
 Jika ada terapi injeksi antibiotika petugas melakukan skin test terlebih dahulu
untuk menghindari anafilaktik syok
 Petugas mencatat semua tindakan yang dilakukan pada pasien dalam rekam
medis
 Petugas melaporkan pada dokter jika didapatkan ada hal yang penting
dilaporkan mengenai kondisi kesehatannya pasien,
 Petugas melaporkan kepada koordinator rawat inap jika didapatkan KTD,
KTC, KPC dan KNC pada pasien untuk segera di follow up.
BAB V
LOGISTIK

Untuk menunjang terselenggaranya pelayanan klinis yang bermutu, maka perlu


didukung oleh penyediaan logistik yang memadai dan optimal, melalui perencanaan yang
baik dan berdasarkan kebutuhan pasien dan usulan petugas rawat inap atas dasar
kebutuhan pasien dan demi kelancaran dari pelayanan di rawat inap. Ketersediaan logistik
harus dijamin kecukupannya dan pemeliharaan yang sudah dianggarkan dan dijadwalkan.
Pengadaan alat dan bahan dalam pelaksanaan upaya klinis Puskesmas diselenggarakan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Dalam pengadaan logistik rawat inap melakukan usulan kepada dokter koordinator
rawat inap untuk disampaikan pada pimpinan Puskesmas dalam rangka mendapatkan
persetujuan. Sumber dana untuk pembelian logistik berasal dari APBD dan swadaya rawat
inap sendiri.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian

Keselamatan Pasien ( Patient Safety )

Adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
 Asesmen resiko
 Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
 Pelaporan dan analisis insiden
 Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
 Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :


 Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
 Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

B. Tujuan
 Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas
 Meningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
 Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di puskesmas
 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

STANDAR KESELAMATAN PASIEN


1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN ( KTD )


ADVERSE EVENT :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil,
dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh
kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah

KTD yang tidak dapat dicegah


Unpreventable Adverse Event :
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan
mutakhir
KEJADIAN NYARIS CEDERA ( KNC )
Near Miss :
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan ( commission ) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission ), yang dapat mencederai
pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi :
 Karena “ keberuntungan”
 Karena “ pencegahan ”
 Karena “ peringanan ”

KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien

KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya
dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti :
operasi pada bagian tubuh yang salah.

Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti,
amputasi pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang
berlaku.

C. Tata Laksana
a. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada
pasien
b. Melaporkan pada dokter jaga UGD
c. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
d. Mengobservasi keadaan umum pasien
e. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “ Pelaporan Insiden
Keselamatan”
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pendahuluan
Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh pasien
dan keluarga pasien maka tuntutan pengelolaan program Keselamatan Kerja di
rawat inap semakin tinggi, karena Sumber Daya Manusia (SDM) puskesmas,
pengunjung/pengantar pasien, pasien sekitar puskesmas ingin mendapatkan
perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai dampak
proses kegiatan pemberian pelayanan maupun karena kondisi sarana dan
prasarana yang ada di puskesmas yang tidak memenuhi standar.
Puskesmas sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang
harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya
pasal 165 :”Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan
melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga
kerja”. Berdasarkan pasal di atas maka pengelola tempat kerja di puskesmas
mempunyai kewajiban untuk menyehatkan para tenaga kerjanya. Salah satunya
adalah melalui upaya kesehatan kerja disamping keselamatan kerja. Puskesmas
harus menjamin kesehatan dan keselamatan baik terhadap pasien, penyedia
layanan atau pekerja maupun masyarakat sekitar dari berbagai potensi bahaya di
puskesmas.
Program keselamatan kerja di rawat inap merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan puskesmas, khususnya dalam hal kesehatan dan
keselamatan bagi SDM puskesmas, pasien, pengunjung/pengantar pasien,
masyarakat sekitar.

B. Tujuan
Tujuan umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM
puskesmas, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien,
masyarakat dan lingkungan sekitar sehingga proses pelayanan puskesmas
berjalan baik dan lancar.

Tujuan khusus
a. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK (Penyakit Akibat
Kerja) dan KAK (Kecelakaan Akibat Kerja).
b. Peningkatan mutu, citra dan rawat inap puskesmas.

C. Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

21
a. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja,
b. Pakailah APD saat bekerja,
c. Orientasi pada petugas baru,
d. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran,
e. Harus mengetahui cara mencuci tangan dengan benar,
f. Buanglah sampah pada tempatnya,
g. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik

Alat Keselamatan Kerja


1. Pemadam kebakaran (hidrant)
2. APD (alat Pelindung Diri)
3. Peralatan pembersih
4. Obat-obatan
5. Kapas
6. Plaster pembalut
7. Pembersih tangan di depan tiap-tiap ruangan pasien.

Tindakan yang beresiko


a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

D. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan
kerja adalah menjaga higyne sanitasi individu, higyne sanitasi ruangan dan
sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan
pokok yaitu :
g. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
h. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna
mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
i. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
j. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
k. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

BAB VIII

22
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu


merupakan suatu sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang
untuk mengukur dan menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada
pelanggan. Pengendalian mutu pada pelayanan klinis diperlukan agar
produk layanan klinis terjaga kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat
sebagai pelanggan.
Ishikawa (1995) menyatakan bahwa pengendalian mutu adalah
pelaksanaan langkah-langkah yang telah direncanakan secara terkendali
agar semuanya berlangsung sebagaimana mestinya, sehingga mutu produk
yang direncanakan dapat tercapai dan terjamin. Dalam pengertian Ishikawa
tersirat pula bahwa pengendalian mutu itu dilakukan dengan orientasi pada
kepuasan konsumen. Dalam bahasa layanan kesehatan keseluruhan proses
yang diselenggarakan oleh puskesmas ditujukan pada pemenuhan
kebutuhan masyarakat sebagai konsumen.
Pada unit rawat Inap Puskesmas Kotagajah selalu dilakukan rapat
intern rawat inap setiap bulan untuk membahas pelayanan yang sudah
dilakukan dalam bulan tersebut. Jika ada permasalahan diselesaikan dalam
rapat intern rawat iinap untuk segera diputuskan rencana tindak lanjutnya.
Rencana tindak lanjut yang dirumuskan dikonsultasikan pada
penanaggungjawab rawat inap untuk disetujui oleh kepala Puskesmas
Kotagajah.
Jika ada KTD, KTD, KPC dan KNC segera melaporkan pada
koordinator rawat inap untu segera di follow up bersama-sama dengan tim
mutu dan keselamatan pasien Puskesmas Kotagajah.

23
BAB IX
PENUTUP

Penanggung jawab penyelenggaraan pelayanan klinis di rawat inap


Puskesmas Kotagajah adalah Kepala Puskesmas. Sedangkan penanggungjawab
utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah
kabupaten Lampung Tengah adalah dinas kesehatan Lampung Tengah. Puskesmas
bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten Lampung Tengah sesuai dengan
kemampuannya. Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
nasional. Yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas, agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

24

Anda mungkin juga menyukai