A. PENDAHULUAN
UGD merupakan kepanjangan dari Unit Gawat Darurat. UGD dilakukan
di Puskesmas induk dengan pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang
boleh memberikan pelayanan yaitu dokter, peawat dan tim UGD puskesmas
beserta penanggung jawab terlatih. UGD dapat dilayani oleh Puskesmas yang
memiliki fasilitas atau kemampuan untuk penanganan kegawat daruratan
obstetric dan neonatal dasar. UGD puskesmas menerima rujukan dari Desa di
wilayah kerja dan sekitarnya. Apabila kasus emergency sudah dapat diatasi,
akan meminimalkan rujukan ke UGD RSUD. Untuk itu UGD harus mampu
melakukan pertolongan pertama gawat darurat.
B. LATAR BELAKANG
Berdasarkan data UGD Puskesmas Kuma mulai bulan Januari s/d November
tahun 2019, didapatkan jumlah kasus UGD sebesar 1457, angka rujukan 69.
Kasus terbanyak yang dirujuk adalah CVA.
Didasari oleh permasalahan tersebut, perlu kiranya disusun sebuah mekanisme
perbaikan terus menerus sehingga didapatkan peningkatan kompetensi
petugas, meminimalisir rujukan, mengurangi angka kematian pasien.
Sehingga tercapai 3 T : tepat diagnose, tepat tindakan dan tepat rujukan.
TUJUAN UMUM
Menurunkan angka kematian pada pasien Gawat Darurat
TUJUAN KHUSUS
Untuk mencapai tujuan umum, petugas juga memiliki kemampuan untuk:
• Mengidentifikasi tanda dan gejala serta mendiagnosis kasus
emergency
• Tepat laksana sesuai prosedur baku
• Mengevaluasi masalah UGD
• Melakukan perbaikan terus menerus
E. SASARAN
Sasaran dari pedoman ini adalah tim UGD yang terdiri dari : dokter terlatih
UGD, bidan terlatih UGD dan bidan atau perawat jaga pada khususnya dan
bidan pada umumnya sewilayah kerja puskesmas Kuma