Anda di halaman 1dari 103

UNIVERSITAS DIPONEGORO

HALAMAN SAMPUL

METODE EVALUASI ELEMEN STRUKTUR MELALUI VISUALISASI


SEBARAN MUTU BERDASARKAN HAMMER TEST DAN ULTRASONIC
PULSE VELOCITY TEST

(Structural Element Evaluation Method with Quality Distribution Visualization


Based on Hammer Test and Ultrasonic Pulse Velocity Test)

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Sarjana Teknik

ASNI NUR AHYANI 21010118120066

ADHO TRIANANTA SAPUTRA 21010118130208

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2022
ffi
TJNI1rER$TTAS NTP{}NUGSRO

METODf, EVALUASI ELEMf,N STRTJKTUR MELALUI VISUALISASI


SEBARAN MUTU BERI}ASARKAII TIAMMER TEST DATi
ULTRASONIC PULSf, YELOCITY TEST

{Stractural Element Evalustion Metlnd with Quality DistihutiaaVisualization


Based on Hawmer Test oncl Ultmsonie Pulse *telocity Test)

A$FTTNT}R AHYAISI 3r{}t{}I tsr2tx}66


ASH$ THIffiAffiTA SAPT}THT& 2r$I{}I [SIS{}X{}S

$erurarang, 14 j*li 7*27.

Disetujui

I)*sen Pernbimbing I Doseu Pembiluhing ?

tu
Df._Eng. .S.UksUStS" $.T., M"T" Baryu Ardi Hidpyat" $",T." MJ.
NIr" [$6SSS141 9$9{}3 t{}*3 t9*7*7227$2fi1?tr*r2

M*ngetalrui
K*tua Pr*gram Studi SI Teknik Sipil Departenlen Teknik Sipil
Fakultas Tekn ik um iv*rsitas Sigrcnegnro

NIR

$
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,


dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.

NAMA : Asni Nur Ahyani

NIM : 21010118120066

Tanda Tangan :

Tanggal : 20 Juli 2022

NAMA : Adho Triananta Saputra

NIM : 21010118130208

Tanda Tangan :

Tanggal : 20 Juli 2022

III
T{ALAMA}I{ PEIqGH SAHA1T

Slripsi ini diaiukm oldr :

NAMA : AsniNurAhyani
NIM :21t11011812fi166

JurusanlProgram Studi : Sl TeknikSlpit


Judul Skripsi :

]t{EToDE EYALUASI ELEMEN STRUKTT]n II{EI.ALUI VISUALISASI


SEBANAN }TT'TU BERI}ASAru(A}T flAMMER ?EST I'Aht IilTNASONIC
PULSE IlELOCITY re$T
(Struaural Element Evaluation Method with fuality Distrihutian Yisuolization
Based on Hsmwer Test and {Jltrasonic Pulse Yelocifii Test)

Telah krhesil dipelt*hruk*c di hdap*n Tim Fenguii dap diterima scbagai


bagian lrcrxyarata* yang diprlukan untuk mempcreIeh ge*iln S&rirna Telmik
pada Jururaatpmgr&m Stsdi Sl Tdmik Sipil fnkril{es T*kailL Uaiversitas
Iliponegoro.

TIM FH T#.U}T

Krhea : Fr*f" f,}r- 3r- Hmm &y Lim, k[-Ertg, {- )


tckr*tsris : #r- Hng. St;kam.t& S"T-, M-T" {- )
Ar*gg*ta : ffi*mr* Ard* Hidmyafu S*T-* &S-?. {. )

S*marasg, ?# Jmli 3*23

Ktt:*a trr*g:er,e Stud? SE Y*kx*ik SipiS


I)*part*mcs T*kxrik Sipil Fakelt*s
?*'krlik Ultiv*rsitas Ilip*nsffi#rn

F;EF" I $?=*5I#3#*E 12

1Y
HALAMAN PENGESAHAN
S$iesiini&iukrede :

NAMA : Adfuo Trianffita Sryutra

NIM :21010118130?08
JtrrusanlProgram Sadi : Sl Tdrnik $ipit
Judul $kripi :

METODE NYALUA$I ry,S]}ng}t STnIIKTI'R MMLALI]I YISUALISASI


SEBARAN MTIIII BXRI}ASARKAI{ flA,dNgR fiHTT I'AN IILTXASONIC
PAI,SE WLOCITT I]E T
(Struetaral Elerre# Ermltwion i&lt/md witk Mity Dtstri}rrrlbn Yiwlizaion
Based orc,tlmwwr Test ad Ultrxonie Putse Yelacity Tex)

Telah berhesil dipertn&*nk*n di hadapen Tim Pcnguii dan diterima sehasai


bagian perqpr*tm y*ng dipcrluksn autuk
reempdek ge*tr $crjrna Teknik
pada JururnuProgrnm S{udi Sl Telmit Sipit Fakulhr T€knik, Univeroitas
Diponegoro

TlIl# pHNfitffI

K*trla : Pr*f, Elr- Ir- Haxr Ay LIe* }W"Hr*g" t -)

S*lcr*t*ris : *r- Er*g" Sufoffilrxtg= $.Y,, hd"T* { ..)


A*gg*ta : ffimmu Ardi HidayaL S-Y., &d-T" t ..]

Semarm&, 36 Juli ?*??

K*trxs fu*grmm: $tffd[ S] ?skruik SipiE


**pxtr*nm Trktik $ipil Fak*ltas
Tsknik { lxiv*rsitas Sip*n*g*r*

HIF_ I*??{}5I*X**} I?

1/
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai civitas akademika Universitas Diponegoro, kami yang bertanda tangan di


bawah ini :
Nama : Asni Nur Ahyani NIM.21010118120066
Adho Triananta Saputra NIM.21010118130208
Departemen : Teknik Sipil
Fakultas : Teknik
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Diponegoro Hak Bebas Royalti Noneksklusif (None-exclusive
Royalty Free Right) atas tugas akhir kami yang berjudul :

METODE EVALUASI ELEMEN STRUKTUR MELALUI VISUALISASI


SEBARAN MUTU BERDASARKAN HAMMER TEST DAN ULTRASONIC
PULSE VELOCITY TEST

(Structural Element Evaluation Method with Quality Distribution Visualization


Based on Hammer Test and Ultrasonic Pulse Velocity Test)

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/
Noneksklusif ini Universitas Diponegoro berhak menyimpan, mengalihmedia/
formatkan, mengelola dalam bentuk rangkaian data (database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir kami selama tetap mencantumkan nama kami sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Semarang
Pada Tanggal : 15 Agustus 2022

Yang menyatakan,

Asni Nur Ahyani Adho Triananta Saputra


NIM. 21010118120066 NIM. 21010118130208

VI
ABSTRAK

Evaluasi kelayakan elemen struktur bangunan eksisting perlu dilakukan, terlebih


apabila terjadi alih fungsi terhadap bangunan tersebut. Penelitian ini menyampaikan
metode untuk menyediakan data sebagai dasar evaluasi kelayakan elemen struktur
berdasarkan visualisasi sebaran mutu material beton. Dengan dibuatnya visualisasi
sebaran mutu, dapat menjadi pedoman dalam mempertimbangkan opsi perbaikan
dengan lebih efektif.

Penelitian ini menggunakan benda uji silinder dan benda uji balok dengan ukuran
15×30×270 cm3. Metode yang digunakan adalah kombinasi antara pengujian
destructive dan non-destructive test, yaitu dengan hammer test, Ultrasonic Pulse
Velocity Test (UPV), hasil pengujian kuat tekan benda uji silinder dan hasil
pengujian lentur two-point load benda uji balok.

Hasil penelitian menyatakan bahwa faktor koreksi sebesar 0,8435 dapat digunakan
untuk memberikan koreksi terhadap hasil pembacaan hammer test sehingga
didapatkan nilai kuat tekan. Pada pengujian hammer test dan Ultrasonic Pulse
Velocity, menunjukkan sebaran mutu beton yang tidak membentuk pola tertentu.
Hasil pengujian lentur menunjukkan adanya kemiripan antara bagian yang
mengalami kerusakan dengan sebaran mutu berdasarkan hammer test. Kerusakan
tersebut diakibatkan mutu bahan yang lebih kecil dari daerah lainnya.

Kata Kunci :Hammer Test, Ultrasonic Pulse Velocity Test, Pemetaan, Sebaran
Mutu

VII
ABSTRACT

Evaluation of structural elements at the existing building is very important,


especially the building needs for the functional shift. This study presents a method
for providing data as a basis for evaluating the structural elements, based on
visualization of the quality distribution of the concrete material. Making a
visualization of the concrete quality distribution can be considered as an option to
do improvement effectively.

This study used a cylindrical and beam specimen with a size of 15×30×270 cm3.
The method used is a combination of destructive and non-destructive tests, namely
the hammer test, Ultrasonic Pulse Velocity Test (UPV), the results of the
compressive strength test of the cylindrical specimen, and the results of the two-
point load flexural test of the beam test object.

The results of the study stated that a correction factor of 0.8435 can be used to
provide corrections for the hammer test readings, therefore the value of
compressive strength can be determined. The distribution of the concrete quality
from hammer test and ultrasonic pulse velocity shows it does not form any certain/
special pattern. The results of the flexural test show that there is a similarity
between the damaged parts and the distribution of quality based on the hammer
test. The damage was caused by the lower quality of the material compared to the
other areas.

Keywords: Hammer Test, Ultrasonic Pulse Velocity, Mapping, Quality Distribution

VIII
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat,
taufik serta hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir. Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai derajat Sarjana
Teknik Sipil pada universitas Diponegoro.

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, penyusun banyak mengalami


kesulitan dan hambatan. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, akhirnya
penyusun dapat mengatasinya. Untuk itu pada kesempatan ini penyusun banyak
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Eng. Sukamta, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing pertama
yang telah memberikan bimbingan dan arahan
2. Bapak Banu Ardi Hidayat, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing kedua yang
juga memberikan bimbingan dan arahan
3. Bapak Bagus Hario Setiadji, S.T., M.T., Ph.D. selaku kepala prodi sarjana
teknik sipil Universitas Diponegoro
4. Dosen penguji kelak yang akan menguji tugas akhir ini.
5. Seluruh pihak yang termasuk kedalam tim penelitian bersama riset FRP
(NUU Taiwan - Nihon University Jepang - UNDIP - UAJY - PT Sika
Indonesia)
6. Orang tua kita yang telah memberikan semangat dan hal lainnya yang
menunjang terselesainya tugas akhir ini.
7. Pihak Lab Bahan dan Material Konstruksi Teknik Sipil Universitas
Diponegoro

Akhir kata penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca.
Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi mahasiswa teknik sipil
namun juga bermanfaat untuk semua pihak.

IX
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ I

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... II

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. III

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... IV

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................ VI

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ VI

ABSTRAK ........................................................................................................... VII

ABSTRACT ..........................................................................................................VIII

KATA PENGANTAR .......................................................................................... IX

DAFTAR ISI ...........................................................................................................X

DAFTAR TABEL .............................................................................................. XIV

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... XVI

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................... 3

1.5. Batasan Masalah ....................................................................................... 3

1.6. Sistematika Penulisan Laporan ................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5

2.1. Sifat Mekanik Beton ................................................................................. 5

2.1.1. Kekuatan Tekan Beton ...................................................................... 5

2.1.2. Kekuatan Tarik Beton ....................................................................... 5

2.1.3. Perilaku Lentur Balok Beton Biasa (Plain Concrete) ....................... 6

X
2.1.4. Perilaku Lentur Beton Bertulang (Reinforced Concrete).................. 6

2.2. Pengujian Beton ....................................................................................... 7

2.3.1. Compression Test .............................................................................. 9

2.3.2. Hammer Test ..................................................................................... 9

2.3.3. UPV Test ......................................................................................... 12

2.3. Penelitian Terdahulu Terkait Visualisasi Hasil Pengujian Non-Destructive


Test dalam Bentuk Peta Sebaran Mutu ............................................................. 14

2.3.1. Nondestructive Testing and Damage Assessment of Masonry


Structures ...................................................................................................... 14

2.3.2. Assessing Strength Variability of Concrete Structural Elements .... 15

2.3.3. Structural Health Monitoring: Detection of Concrete Flaws Using


Ultrasonic Pulse Velocity .............................................................................. 18

2.4. Penelitian Terdahulu Terkait Hubungan Antara Destructive Test dan Non-
Destructive Test ................................................................................................. 23

2.4.1. Correlation Between Schmidt Hammer and Destructive


Compressions Testing for Concrete in Existing Buildings ........................... 23

2.4.2. Evaluation of Rebound Hammer Test as a Combined Procedure Used


with Drill Core Testing for Evaluation of Existing Structures ..................... 25

2.4.3. The Behavior of Non-Destructive Test for Different Grade of


Concrete ........................................................................................................ 26

2.4.4. Estimation of Compressive Strength of high Strength Concrete using


Non-Destructive Technique and Concrete Core Strength ............................ 28

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 30

3.1. Tinjauan Umum ...................................................................................... 30

3.2. Tahapan Penelitian ................................................................................. 31

3.3. Pembuatan Benda Uji Balok .................................................................. 33

3.3.1. Pembuatan bekisting ....................................................................... 33

3.3.2. Perakitan tulangan ........................................................................... 33

XI
3.3.3. Pelaksanaan pengecoran.................................................................. 34

3.3.4. Perawatan benda uji ........................................................................ 34

3.3.5. Pemasangan FRP pada Balok.......................................................... 35

3.4. Teknis Pengujian dan Set Up Pengujian................................................. 37

3.4.1. Benda Uji Silinder ........................................................................... 37

3.4.2. Benda Uji Balok .............................................................................. 38

3.5. Flowchart dan Coding untuk Pengolahan dan Menampilkan Data Kontur
Hasil Pengujian ................................................................................................. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ................................... 44

4.1. Hasil dan Analisis Pengujian Benda Uji Silinder ................................... 44

4.1.1. Hammer Test Benda Uji Silinder .................................................... 44

4.1.2. Analisis Outlier Nilai Rata-Rata Hasil Pengujian Hammer Test Benda
Uji Silinder .................................................................................................... 45

4.1.3. Pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder ...................................... 47

4.1.4. Analisis Outlier Hasil Pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder .. 48

4.1.5. Korelasi Data Kuat Tekan dengan Hammer Test Benda Uji Silinder
50

4.1.6. Analisis Pola Retak Beton............................................................... 55

4.2. Hasil dan Analisis Pengujian Non-Destructive Test Benda Uji Balok ... 60

4.2.1. Hammer Test Benda Uji Balok ....................................................... 60

4.2.2. Analisis Outlier Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Balok
Normal 64

4.2.3. Analisis Outlier Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Balok FRP
66

4.2.4. Ultrasonic Pulse Velocity Test Pada Benda Uji Balok (Direct Method)
68

4.3. Hasil dan Analisis Pengujian Lentur Benda Uji Balok .......................... 70

XII
4.3.1. Pola Retak Hasil Pengujian Lentur Balok Normal ......................... 70

4.3.2. Superposisi Pola Retak dengan Kontur Kuat Tekan Berdasarkan


Hammer Test Benda Uji Balok Normal ........................................................ 71

4.3.3. Pola Retak Hasil Pengujian Lentur Balok FRP .............................. 74

4.3.4. Superposisi Pola Retak dengan Kontur Kuat Tekan berdasarkan


Hammer Test Benda Uji Balok FRP ............................................................. 74

4.4. Perbandingan Hasil Penelitian dengan Hasil Penelitian Terdahulu ....... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 80

5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 80

5.2. Saran ....................................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 82

XIII
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Klasifikasi besaran gaya penetrasi pengujian probe penetration test


(Yun, Choi, Kim, & Song, 1989) ............................................................................ 8
Tabel 2. 2. Faktor pengaruh kecepatan gelombang pada pengujian UPV test
(Teodoru, 1989)....................................................................................................... 9
Tabel 2. 3. Faktor Koreksi Bacaan Rebound untuk Variasi Sudut Pengambilan Uji
(Grieb, 1958) ......................................................................................................... 12
Tabel 2. 4. Hasil Pengujian UPV Test (Neto & Castro, 2005) .............................. 16
Tabel 2. 5. Hasil Rebound Test (Neto & Castro, 2005) ........................................ 17
Tabel 2. 6. ANOVA yang diterapkan pada hasil uji UPV Kolom (Neto & Castro,
2005) ..................................................................................................................... 18
Tabel 2. 7. ANOVA yang diterapkan pada hasil uji Hammer Kolom (Neto & Castro,
2005) ..................................................................................................................... 18
Tabel 2. 8. Kriteria kecepatan dan kualitas beton yang sesuai serta gradien warna
(Kumar, Barkavi, & Natarajan, 2018) ................................................................... 20
Tabel 2. 9. Hasil Pengujian Balok (Kumar, Barkavi, & Natarajan, 2018)............ 21
Tabel 2. 10. Hasil Pengujian Kolom (Kumar, Barkavi, & Natarajan, 2018) ........ 21
Tabel 2. 11. Hasil Pengujian Kolom Lanjutan (Kumar, Barkavi, & Natarajan, 2018)
............................................................................................................................... 22
Tabel 2. 12. Nilai Faktor Korelasi Kuat Tekan Berdasarkan Nilai Rebound (Aydin
& Saribiyik, 2010)................................................................................................. 24
Tabel 2. 13. Proporsi Material Benda Uji (Rahim, et al., 2020) ........................... 26
Tabel 2. 14. Proporsi dan Mix Design Benda Uji (Ju, Park, & Oh, 2017) ............ 28

Tabel 4. 1. Hasil Hammer Test Benda Uji Silinder .............................................. 44


Tabel 4. 2. Sebaran Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Silinder ....... 45
Tabel 4. 3. Nilai Ekstrim Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Silinder
............................................................................................................................... 46
Tabel 4. 4. Hasil Pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder ................................ 48
Tabel 4. 5. Sebaran Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder .......... 49

XIV
Tabel 4. 6.Nilai Ekstrim Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder .. 49
Tabel 4. 7. Korelasi Kuat Tekan Dengan Hammer Test Benda Uji Silinder ........ 51
Tabel 4. 8. Pola Retak hasil pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder ............... 56
Tabel 4. 9. Pola Retak hasil pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder (Lanjutan)
............................................................................................................................... 57
Tabel 4. 10. Pola Retak hasil pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder (Lanjutan)
............................................................................................................................... 58
Tabel 4. 11. Pola Retak hasil pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder (Lanjutan)
............................................................................................................................... 59
Tabel 4. 12. Sebaran Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Balok Normal . 64
Tabel 4. 13. Nilai Ekstrim Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Balok Normal
............................................................................................................................... 65
Tabel 4. 14. Sebaran Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Balok FRP 66
Tabel 4. 15. Nilai Ekstrim Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji FRP .. 67

XV
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Perilaku Lentur Balok Biasa ............................................................. 6


Gambar 2. 2. Perilaku Lentur Balok Beton Bertulang ............................................ 7
Gambar 2. 3. Prosedur pengujian hammer test dengan penambahan gaya 40 kN
pada benda uji silinder (Tian, Shang, & Yu, 2017) .............................................. 10
Gambar 2. 4. Prosedur pengujian hammer test dengan penambahan gaya 50 kN
pada benda uji kubus (Kocab, Misak, & Cikrle, 2019)......................................... 11
Gambar 2. 5. Hubungan Kuat Tekan dan Bacaan Rebound Bawaan Pabrik (Grieb,
1958) ..................................................................................................................... 11
Gambar 2. 6. Skema Pengujian UPV - Direct Transmission ................................ 13
Gambar 2. 7. Skema Pengujian UPV - Semi Direct Transmission ....................... 13
Gambar 2. 8. Skema Pengujian UPV - Indirect Transmission ............................. 14
Gambar 2. 9. Pengujian Hammer (Schuller, 2006) ............................................... 14
Gambar 2. 10. Pengujian Stress Wave Transmission (Schuller, 2006) ................. 15
Gambar 2. 11. Titik Pengujian Hammer Test dan Ultrasonic Pulse Velocity Test
(Neto & Castro, 2005) ........................................................................................... 16
Gambar 2. 12. Foto Gudang Parkir Mobil yang terletak di NITT (Kumar, Barkavi,
& Natarajan, 2018) ................................................................................................ 18
Gambar 2. 13. Sketsa AutoCAD dari gudang parkir mobil yang menunjukkan balok
(atas) dan menunjukkan kolom (bawah) (Kumar, Barkavi, & Natarajan, 2018) .. 19
Gambar 2. 14. Lembar Kisi Titik Pengujian UPV (Kumar, Barkavi, & Natarajan,
2018) ..................................................................................................................... 19
Gambar 2. 15. Pengujian UPV Metode Indirect (Kumar, Barkavi, & Natarajan,
2018) ..................................................................................................................... 20
Gambar 2. 16. Korelasi Nilai Rebound dan Kuat Tekan untuk Setiap Variasi Umur
Beton Benda Uji Kubus (Aydin & Saribiyik, 2010) ............................................. 23
Gambar 2. 17. Korelasi Nilai Rebound dan Kuat Tekan untuk Setiap Variasi Umur
Beton Sampel Core Drill (Aydin & Saribiyik, 2010) ........................................... 24
Gambar 2. 18. Grafik Analisis Korelasi Data Kuat Tekan Core Drill dengan Nilai
Rebound Hammer Test (Yesilmen, 2013) ............................................................. 25

XVI
Gambar 2. 19. (A) Pengujian Kuat Tekan; (B) Pengujian Hammer Test (Rahim, et
al., 2020)................................................................................................................ 26
Gambar 2. 20. Grafik Korelasi Benda Uji M20 (Rahim, et al., 2020) .................. 27
Gambar 2. 21. Grafik Korelasi Benda Uji M25 (Rahim, et al., 2020) .................. 27
Gambar 2. 22. Grafik Korelasi Benda Uji M30 (Rahim, et al., 2020) .................. 27
Gambar 2. 23. (A) Pembuatan Benda Uji; (B) Pelaksanaan Core Drill (Ju, Park, &
Oh, 2017) .............................................................................................................. 28
Gambar 2. 24. Grafik Korelasi Hubungan Destructive Test dan Non-Destructive
Test (Ju, Park, & Oh, 2017)................................................................................... 29

Gambar 3. 1. Flowchart Tahapan Penelitian ........................................................ 31


Gambar 3. 2. Flowchart Tahapan Pengujian Benda Uji Silinder ......................... 32
Gambar 3. 3. Flowchart Tahapan Pengujian Benda Uji Balok............................. 32
Gambar 3. 4. Bekisting Benda Uji ........................................................................ 33
Gambar 3. 5. Penulangan Balok............................................................................ 33
Gambar 3. 6. Pelaksanaan Pengecoran ................................................................. 34
Gambar 3. 7. Curing Benda Uji Balok Menggunakan Karung Basah .................. 34
Gambar 3. 8. Proses Pengkasaran Permukaan Beton dan Membuat Rounded Corner
(A)Sebelum Pengkasaran; (B)Sesudah Pengkasaran; (C)Sebelum Rounded
Corner; (D)Sesudah Rounded Corner .................................................................. 35
Gambar 3. 9. (A)Penggunaan roller saat Pemasangan FRP; (B)Pemasangan FRP
Lentur; (C)Pemasangan FRP Geser ...................................................................... 36
Gambar 3. 10. Sketsa titik pengujian hammer test................................................ 37
Gambar 3. 11. Pengujian Hammer Test Benda Uji Silinder ................................. 37
Gambar 3. 12. Setup Pengujian Lentur Pada Benda Uji Balok (atas) dan Potongan
Penampang (bawah) .............................................................................................. 38

Gambar 4. 1. Ilustrasi Pengambilan Sampel Hammer Test .................................. 45


Gambar 4. 2. Boxplot Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Silinder .... 46
Gambar 4. 3. Ilustrasi Pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder ........................ 47
Gambar 4. 4. Boxplot Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder....... 50

XVII
Gambar 4. 5. Grafik Korelasi Hasil Pengujian Kuat Tekan dengan Pendekatan
Power dan Polinomial Orde 2 ............................................................................... 52
Gambar 4. 6. Grafik Korelasi Hasil Pengujian Kuat Tekan dengan Pendekatan
Logaritmik dan Eksponensial................................................................................ 53
Gambar 4. 7. Grafik Korelasi Terpilih Berdasarkan Hasil Pengujian Kuat Tekan
dengan Pendekatan Linear .................................................................................... 54
Gambar 4. 8. Hasil Nilai Rebound Balok Normal ................................................ 61
Gambar 4. 9. Hasil Nilai Kuat Tekan Balok Normal ............................................ 61
Gambar 4. 10. Hasil Nilai Rebound Balok FRP.................................................... 62
Gambar 4. 11. Hasil Nilai Kuat Tekan Balok FRP ............................................... 62
Gambar 4. 12. Kontur Kuat Tekan Balok Normal ................................................ 63
Gambar 4. 13. Kontur Kuat Tekan Balok FRP ..................................................... 63
Gambar 4. 14. Boxplot Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Balok
Normal................................................................................................................... 65
Gambar 4. 15. Boxplot Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Balok FRP
............................................................................................................................... 67
Gambar 4. 16. Kalibrasi UPV Test ........................................................................ 68
Gambar 4. 17. Input Jarak Transducer dengan Receiver ...................................... 68
Gambar 4. 18. Nilai Cepat Rambat Gelombang UPV Test Balok FRP ................ 69
Gambar 4. 19. Kontur Cepat Rambat Gelombang UPV Test Balok FRP ............. 69
Gambar 4. 20. Pola Retak Pada Kedua Sisi Balok Normal .................................. 70
Gambar 4. 21. Digitalisasi Pola Retak Pada Kedua Sisi Balok Normal ............... 70
Gambar 4. 22. Superposisi Pola Retak dengan Kontur Kuat Tekan Hammer Test
sisi (A) Benda Uji Balok Normal .......................................................................... 72
Gambar 4. 23. Superposisi Pola Retak Pada Balok dengan Kontur Kuat Tekan
Hammer Test sisi (B) Benda Uji Balok Normal ................................................... 73
Gambar 4. 24. Pola Retak Pada Kedua Sisi Balok FRP........................................ 74
Gambar 4. 25. Digitalisasi Pola Retak Pada Kedua Sisi Balok FRP .................... 74
Gambar 4. 26. Superposisi Pola Retak dengan Kontur Kuat Tekan Hammer Test
sisi (A) Benda Uji Balok FRP ............................................................................... 75
Gambar 4. 27. Superposisi Pola Retak dengan Kontur Kuat Tekan Hammer Test
sisi (B) Benda Uji Balok FRP ............................................................................... 76

XVIII
Gambar 4. 28. Perbandingan Nilai Korelasi ......................................................... 78
Gambar 4. 29. Hasil Pengujian Penelitian (Neto & Castro, 2005) ....................... 79

XIX
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Beton merupakan bahan konstruksi yang paling banyak digunakan dengan


beberapa kelebihan yang dimiliki, seperti ketahanan terhadap air dan temperatur
tinggi, kemudahan pembuatan dan pemberian bentuk, aspek pembiayaan yang
relatif murah, dan hampir tidak membutuhkan perawatan. Pada saat merencanakan
elemen struktur dengan material beton, tentunya digunakan bahan dengan mutu
yang tepat dan metode pelaksanaan yang sesuai untuk mendapatkan kualitas beton
yang baik. Akan tetapi, pada masa pelaksanaan konstruksi, kualitas beton dapat
mengalami penurunan. Pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan beton menjadi aspek
penting sebagai dasar evaluasi apakah elemen struktur memenuhi spesifikasi
perencanaan yang diinginkan atau tidak.

Evaluasi kelayakan elemen struktur pada bangunan eksisting perlu


dilakukan secara berkala, terlebih apabila akan dilakukan alih fungsi terhadap
bangunan tersebut. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui mutu bahan dari
setiap elemen struktur yang ada sehingga hasil dari pemeriksaan dapat digunakan
sebagai pedoman perencanaan perbaikan. Metode pengujian yang dapat digunakan
dalam pemeriksaan struktur antara lain metode yang bersifat sepenuhnya merusak
(destructive test), kerusakan yang minimal (semi destructive test), dan tidak
merusak (non-destructive test).

Pengujian destructive test untuk mengukur kuat tekan sampel beton harus
dilakukan di laboratorium menggunakan compression testing machine. Nilai kuat
tekan beton yang dihasilkan pada pengujian ini lebih akurat dari metode lainnya,
tetapi metode ini membutuhkan pengambilan sampel sehingga sangat sulit jika
diterapkan pada struktur eksisting karena sifat pengujian yang merusak sebagian
struktur. Untuk meminimalisir kerusakan, dapat dilakukan metode pengujian non-
destructive test. Metode non-destructive test yang sering digunakan adalah
ultrasonic pulse velocity (UPV) dan hammer test.

1
2

Pengujian ultrasonic pulse velocity (UPV) adalah metode untuk


memperkirakan kekuatan beton berdasarkan pada cepat rambat gelombang UPV
melalui media beton yang merepresentasikan homogenitas material beton tanpa
adanya retak ataupun rongga udara yang akan mengurangi cepat rambat gelombang
pada beton. Pengujian hammer test memperkirakan kekuatan beton berdasarkan
kekerasan permukaan material beton yang akan memberikan nilai rebound yang
merepresentasikan kemampuan beton dalam memantulkan gaya yang diberikan.
Kedua metode ini memberikan kemudahan dalam pengambilan data di lapangan,
tetapi hasil dari kedua pengujian tersebut memiliki keakuratan yang lebih rendah
dari pengujian yang bersifat destructive test. Agar mencapai tingkat akurasi yang
lebih baik, nilai rebound hasil bacaan alat hammer test dapat dikalikan sebuah
faktor koreksi agar memberikan nilai kuat tekan yang lebih sesuai keadaan beton
yang sebenarnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan korelasi antara pengujian non-
destructive test dengan destructive test.

Penelitian ini akan menggabungkan dua metode pemeriksaan struktur yaitu


destructive test dan non-destructive test untuk menghasilkan metode pemeriksaan
struktur yang mudah dalam pelaksanaannya namun memberikan hasil dengan
tingkat keakuratan yang tinggi. Hasil pemeriksaan dengan kombinasi kedua metode
tersebut kemudian divisualisasikan dalam bentuk peta kontur sehingga dapat
diketahui sebaran mutu pada setiap bagian dari elemen struktur. Metode yang
dihasilkan diharapkan dapat menjadi dasar evaluasi elemen struktur yang
memberikan efektifitas dalam melakukan tindak lanjut perbaikan atau perkuatan.

1.2. Rumusan Masalah

Pada penelitian ini terdapat rumusan masalah yang akan dibahas agar tidak
menyimpang dari pokok pembahasan. Berikut rumusan masalah yang diangkat:

1. Bagaimana konversi nilai kuat tekan beton berdasarkan korelasi antara hasil
pengujian hammer test dengan hasil pengujian kuat tekan benda uji silinder?
2. Bagaimana pemetaan kontur nilai kuat tekan pada balok uji?
3. Bagaimana hasil pengujian non-destructive test dengan metode hammer test
dan ultrasonic pulse velocity? Apakah terdapat perbedaan hasil pengujian
pada benda uji balok berdasarkan kedua metode tersebut?
3

4. Bagaimana hubungan hasil pengujian non-destructive test dengan pengujian


lentur pada balok?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian yang ingin dicapai antara lain sebagai berikut:

1. Mengetahui faktor koreksi nilai rebound dari pengujian hammer test


berdasarkan korelasi dengan data pengujian kuat tekan sampel benda uji
silinder untuk mendapatkan hasil kuat tekan dengan pengujian hammer test
yang lebih akurat.
2. Memberikan visualisasi pemetaan kontur nilai kuat tekan pada elemen
struktur, yang dapat digunakan dalam menilai performa pelaksanaan
pekerjaan beton dan penilaian kelayakan elemen struktur eksisting.
3. Mengetahui perbedaan antara visualisasi hasil pengujian hammer test dan
UPV test
4. Mengetahui hubungan antara pola retak hasil pengujian lentur balok dengan
visualisasi sebaran mutu balok berdasarkan hasil pengujian non-destructive
test.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan metode baru dalam penyediaan


data sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan
beton pada masa konstruksi dan menilai kelayakan pada elemen struktur eksisting
dengan tetap mempertahankan struktur dan meminimalisir kerusakan struktur yang
sudah ada.

1.5. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mutu beton yang digunakan adalah kuat tekan rencana 𝑓𝑐 ′ = 30 𝑀𝑃𝑎


dengan menggunakan beton ready-mix
2. Pengujian lentur balok dilakukan dengan metode 2 titik beban secara
monotonik
3. Pengujian dilakukan pada waktu balok berusia lebih dari 28 hari setelah
pengecoran, dan perawatan dilakukan dengan karung basah
4

4. Kuat tekan karakteristik beton diperoleh dari silinder berukuran diameter


15cm dan tinggi 30cm
5. Alat hammer test yang digunakan adalah Proceq Schmidt Rebound
Hammers
6. Alat Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) yang digunakan adalah Proceq
Pundit Lab+

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Dalam laporan ini akan disampaikan dalam beberapa bab sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi tentang studi pustaka atau literatur, memaparkan rangkuman kritis
atas pustaka yang menunjang penyusunan laporan, meliputi pembahasan tentang
topik yang akan dikaji lebih lanjut.

BAB III Metodologi Penelitian

Bab ini menerangkan mengenai subyek, obyek, tahapan penelitian, dan teknik
pengumpulan data.

BAB IV Analisis Data dan Hasil Pengujian

Bab ini berisi hasil dan analisis terhadap data hasil pengujian hammer test,
ultrasonic pulse velocity test, serta pengujian lentur pada benda uji.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil pengolahan data dan analisis data
pengujian pada penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisi tentang pustaka yang digunakan pada laporan ini, baik berupa
jurnal, buku, maupun peraturan yang relevan dengan permasalahan yang akan
diamati dalam penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sifat Mekanik Beton

Beton merupakan material komposit yang terdiri dari agregat kasar


(kerikil), agregat halus (pasir), yang terikat secara kimiawi oleh semen yang telah
terhidrasi dengan air (Wight, 2016). Berdasarkan kekuatan tekan, beton dapat
dibedakan menjadi :

a. Beton mutu rendah, memiliki kuat tekan karakteristik 𝑓𝑐′ < 20𝑀𝑃𝑎
b. Beton normal (beton biasa), memiliki kuat tekan karakteristik
20 𝑀𝑃𝑎 ≤ 𝑓𝑐′ ≤ 40 𝑀𝑃𝑎
c. Beton mutu tinggi, memiliki kuat tekan karakteristik 𝑓𝑐′ > 40𝑀𝑃𝑎.

2.1.1. Kekuatan Tekan Beton

Beton dikenal sebagai material konstruksi dengan kuat tekan yang


tinggi. Kekuatan (strength) merupakan kemampuan material dalam memikul
tegangan (stress) hingga keruntuhan terjadi (Maryoto, Lie, & Purwanto, 2018).
Kuat tekan beton diekspresikan dalam besaran tegangan hancur bahan / ultimate
compression strength (𝑓𝑐′ ). Kuat tekan beton jauh lebih tinggi daripada kuat
tariknya, sehingga pemanfaatan beton diutamakan pada sifat tekan beton yang
tinggi. Kuat tekan beton biasanya ditentukan pada usia 28 hari karena pada usia
tersebut beton mencapai 99% dari kekuatan akhirnya.

2.1.2. Kekuatan Tarik Beton

Kuat tarik beton umumnya hanya mencapai 10% - 15% dari kuat
tekannya. Hal tersebut dikarenakan material beton merupakan komposit yang
diikat oleh media semen. Kuat tarik beton diekspresikan dalam kuat tarik batas
beton (𝑓𝑡𝑟′ ). Pendekatan pengujian kuat tarik beton dapat dibedakan menjadi
pengujian tarik langsung (Direct Tensile) dan pengujian tarik tidak langsung
melalui uji kuat tarik belah (Split Cylinder).

5
6

2.1.3. Perilaku Lentur Balok Beton Biasa (Plain Concrete)

Balok akan mengalami deformasi lentur akibat beban yang bekerja


tegak lurus sumbu memanjang balok, di mana serat di atas garis netral akan
mengalami tekan sedangkan serat di bawah garis netral akan mengalami tarik
sehingga terjadi regangan tarik dan tekan secara bersamaan sepanjang balok.
Apabila kekuatan tarik beton pada serat bagian bawah terlampaui, beton akan
mengalami retak kemudian retak tersebut akan menyebar kearah titik berat
penampang hingga balok mengalami keruntuhan lentur seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 2.1.

Gambar 2. 1. Perilaku Lentur Balok Biasa

2.1.4. Perilaku Lentur Beton Bertulang (Reinforced Concrete)

Kekuatan tarik yang rendah menjadi salah satu kelemahan pada balok
beton biasa. Agar kekuatan tekan beton dapat dimanfaatkan dengan maksimal,
maka ditempatkan tulangan pada serat tertarik. Saat serat tertarik mengalami
7

keretakan, tegangan tarik yang sudah tidak dapat dipikul beton dilimpahkan pada
tulangan. Proses pemindahan tegangan ini disebut juga transfer tegangan tarik.
Perilaku lentur pada beton bertulang ditunjukkan pada Gambar 2.2.

Gambar 2. 2. Perilaku Lentur Balok Beton Bertulang

2.2. Pengujian Beton

Pengujian beton dilakukan untuk mengetahui mutu beton yang dapat


dilakukan dengan beberapa metode pengujian antara lain pengujian yang bersifat
tidak merusak (non-destructive test), kerusakan yang minimal (semi destructive
test), dan sepenuhnya merusak (destructive test). Non-destructive test memiliki
kelebihan seperti kemudahan dalam pelaksanaan dan memungkinkan pengambilan
sampel yang lebih banyak, tetapi hasil pengujian non-destructive test memiliki
keakuratan yang lebih rendah dibanding destructive test. Sebaliknya, destructive
test dapat memberikan hasil yang lebih sesuai namun kurang fleksibel karena
pengujian sampel harus dilakukan di laboratorium. Pengujian destructive test
menggunakan compression testing machine dapat dilakukan untuk sampel beton
yang diambil saat pelaksanaan pekerjaan beton. Metode ini cukup sulit diterapkan
pada struktur beton eksisting sebab dalam pengambilan sampel akan merusak
struktur yang ada. Pada kasus inilah digunakan pengujian tidak merusak (non-
destructive test).
8

Referensi penelitian terdahulu memaparkan banyak metode non-destructive


test yang dapat digunakan untuk melakukan estimasi mutu beton pada bangunan
eksisting seperti:

a. Surface hardness method pada dasarnya mengukur mutu beton berdasarkan


gaya pantul atau rebound akibat gaya yang diberikan pada permukaan benda
uji (Malhotra, 1984). Metode yang sering digunakan adalah pengujian
rebound hammer.
b. Penetration resistance techniques adalah uji ketahanan penetrasi beton yang
telah mengeras untuk memperkirakan kuat tekan beton di lapangan. Metode
yang paling banyak digunakan adalah probe penetration test yang terdiri
dari unit driver yang digunakan untuk mengarahkan probe (batang dengan
ujung kerucut tumpul) ke dalam beton. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh (Yun, Choi, Kim, & Song, 1989) terdapat tiga besaran gaya
untuk melakukan penetrasi probe kedalam beton sesuai dengan mutu beton
yang ditinjau, seperti yang ditampilkan pada Tabel 2.1

Tabel 2. 1. Klasifikasi besaran gaya penetrasi pengujian probe penetration test


(Yun, Choi, Kim, & Song, 1989)
Power classification Concrete Strength
Low power charge 210 𝑘𝑔⁄𝑐𝑚2
Standard power charge 350 𝑘𝑔⁄𝑐𝑚2
Low and standard power charge 280 𝑘𝑔⁄𝑐𝑚2

c. Pullout test dengan prinsip dasar umum pengujian tarik bahwa alat uji yang
dirancang untuk geometri tertentu akan menghasilkan hasil (gaya tarik)
yang berkorelasi erat dengan kuat tekan beton. Korelasi ini dicapai dengan
mengukur gaya yang diperlukan untuk menarik piringan atau cincin baja,
yang tertanam dalam beton segar, terhadap tekanan balik melingkar yang
ditempatkan pada permukaan beton yang konsentris dengan piringan/cincin.
d. Ultrasonic Pulse Velocity Method adalah metode pengujian yang dapat
menentukan kualitas beton suatu struktur berdasarkan bagian ketebalan
struktur yang ditinjau (Teodoru, 1989) dengan cara mengukur kecepatan
gelombang antar sensor yang melewati material beton. Bagian yang penting
9

terkait beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari pengujian ini
adalah tipe semen yang digunakan, jenis agregat, dan kondisi curing. Nilai
kecepatan berdasarkan beberapa faktor terkait ditampilkan pada Tabel 2.2.

Tabel 2. 2. Faktor pengaruh kecepatan gelombang pada pengujian UPV test


(Teodoru, 1989)
Constituents of The Concrete Velocity Value (m/s)
Coarse quartz river aggregate 4200 – 5000
Fine quartz river aggregate 3200 – 4200
Limestone aggregate 4500
Cement paste including pores 3000 – 4000
Cement paste without pores 3600 - 4000

Pengujian non-destructive test dengan banyak metode aplikasinya memiliki


kelebihan dan kekurangannya masing-masing, berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh (Al-Manaseer & Nasser, 1986) memberikan kesimpulan bahwa
metode hammer test dinilai paling ekonomis dan mudah dalam pelaksanaannya,
ultrasonic pulse velocity sangat sensitif terhadap keberadaan tulangan baja dan
retak pada beton, penetration probe sangat mahal dan meninggalkan bekas lubang
akibat pengujian, dan metode yang terakhir yaitu pullout test memerlukan
perencanaan serta tahapan pemasangan batang besi tarik sebelum beton mengeras.

2.3.1. Compression Test

Compression test termasuk kelompok pengujian destructive test,


dimana pengujian yang paling umum dilakukan untuk beton yang sudah
mengeras. Kekuatan tekan beton adalah kemampuan beton untuk menerima gaya
tekan per satuan luas. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah
struktur beton.

2.3.2. Hammer Test

Hammer test termasuk salah satu pengujian beton dalam kelompok


non-destructive test. Metode pengujian ini mencakup penentuan angka pantul
beton dengan menggunakan palu beton yang digunakan untuk memperkirakan
kekuatan beton. Untuk mendapatkan nilai mutu beton, dibutuhkan korelasi
10

antara kuat beton dan angka pantul. Terdapat ketentuan pada (SNI 03-4430-1997
(Metode Pengujian Elemen Struktur Beton)) terkait pengujian beton dengan
metode hammer test ini seperti:

a. Tebal minimum elemen struktur pelat dan dinding 100mm dan kolom
balok 125mm
b. Permukaan beton yang akan diuji harus memiliki permukaan yang padat,
halus, dan tidak dilapisi oleh plesteran atau bahan pelapis lainnya
c. Bidang uji yang dipilih harus dalam keadaan kering dan halus, bebas dari
tonjolan dan lubang

Ketentuan tambahan terkait prosedur pengujian hammer test sesuai


dengan (ACI 228.1R-03 (In-Place Methods to Estimate Concrete Strength)),
diharuskan untuk memberikan tekanan sekitar 3 MPa (50 psi) menggunakan
compression testing machine pada saat pengambilan data hammer test. Sumber
lainnya terkait ketentuan ini pada dua referensi penelitian sebagai berikut

a. Penelitian yang dilakukan oleh (Tian, Shang, & Yu, 2017), diberikan
tekanan 40 kN atau sekitar 5.1 MPa pada benda uji (silinder dengan
diameter penampang 100 mm) saat dilakukan pengujian hammer test
seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 2.3
b. Penelitian yang dilakukan oleh (Kocab, Misak, & Cikrle, 2019) diberikan
tekanan 50 kN atau sekitar 2.2 MPa pada benda uji (kubus dengan
panjang sisi 150 mm) saat dilakukan pengujian hammer test seperti yang
ditunjukkan pada Gambar. 2.4

Gambar 2. 3. Prosedur pengujian hammer test dengan penambahan gaya 40 kN


pada benda uji silinder (Tian, Shang, & Yu, 2017)
11

Gambar 2. 4. Prosedur pengujian hammer test dengan penambahan gaya 50 kN


pada benda uji kubus (Kocab, Misak, & Cikrle, 2019)

Hasil pengujian hammer test memberikan sebuah angka pantul yang


dapat dikonversi menjadi nilai kuat tekan. Alat yang biasa digunakan salah
satunya adalah Swiss Hammer Test. Perangkat ini dilengkapi dengan grafik
hubungan antara kuat tekan beton dengan nilai bacaan rebound seperti Gambar
2.5. Data yang digunakan dalam pembuatan grafik tersebut didasarkan pada tes
oleh Laboratorium Pengujian Federal Swiss. Kurva untuk memperkirakan kuat
tekan ini menunjukkan nilai pantul yang diperoleh ketika palu dipegang pada
posisi horizontal terhadap permukaan beton vertikal. Pengujian yang dilakukan
dengan posisi selain horizontal harus menerapkan faktor koreksi pada
pembacaan pantul sebelum menggunakan kurva untuk memperkirakan kekuatan
beton (Grieb, 1958). Faktor koreksi dengan berbagai macam variasi sudut
disajikan pada Tabel 2.3.

Gambar 2. 5. Hubungan Kuat Tekan dan Bacaan Rebound Bawaan Pabrik (Grieb,
1958)
12

Tabel 2. 3. Faktor Koreksi Bacaan Rebound untuk Variasi Sudut Pengambilan Uji
(Grieb, 1958)
Angle from horizontal Correction factor
(degrees upward)
90 -6
60 -5
30 -3
0 0
(downward)
30 +2
60 +3
90 +4

2.3.3. UPV Test

Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) merupakan metode untuk


memperkirakan kekuatan beton berdasarkan pada kecepatan rambat gelombang
UPV melalui media beton yang merepresentasikan homogenitas material beton
tanpa adanya retak ataupun rongga udara yang akan mengurangi cepat rambat
gelombang pada beton. Nilai dari hasil pengujian UPV Test dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor. (Malek & Kaouther, 2014) mengatakan bahwa hasil UPV
Test akan menurun dengan meningkatnya rasio water cement (w/c) dan akan
meningkat seiring bertambahnya usia beton.

Pada struktur dengan tulangan, nilai cepat rambat hasil pengujian UPV
dapat dipengaruhi oleh posisi baja tulangan. (Samarin & Meynink, 1981)
mengatakan jika posisi baja tulangan diketahui atau dapat ditemukan
menggunakan covermeter, koreksi yang ditunjukkan dalam BS 4408-1974 dapat
diterapkan. Struktur dengan pola penulangan yang rumit sebaiknya dihindari.
Pengujian UPV Test dapat dilakukan melalui beberapa metode sebagai berikut:

a. Direct Transmission (Metode Langsung)

Metode langsung menggunakan receiver dan transmitter yang


diletakkan saling berhadapan secara tegak lurus pada dua permukaan beton
yang berbeda, sehingga menghasilkan lintasan gelombang yang tegak lurus
dengan permukaan transmitter (Abdallah, 2019). Panjang lintasan
merupakan hasil pengukuran antara receiver dan transmitter yang
13

dipisahkan dengan beton. Karena posisi keduanya yang diletakkan secara


paralel, maka metode langsung ini akan menghasilkan transmisi energi
gelombang yang paling besar dibandingkan dengan kedua metode lainnya,
oleh karena itu metode langsung ini menghasilkan hasil yang paling baik.

Gambar 2. 6. Skema Pengujian UPV - Direct Transmission

b. Semi-direct Transmission (Metode Semi Langsung)

Metode langsung menggunakan receiver dan transmitter yang


diletakkan pada dua sisi beton yang berbeda dan tidak berhadapan.
Pengukuran panjang lintasan dapat dilakukan dengan mengukur jarak
miring antara receiver dan transmitter. Hasil yang didapatkan dari metode
ini tidak sebaik bila dibandingkan dengan metode langsung.

Gambar 2. 7. Skema Pengujian UPV - Semi Direct Transmission

c. Indirect Transmission (Metode Tidak Langsung)

Metode tidak langsung menggunakan receiver dan transmitter yang


diletakkan sejajar pada permukaan beton yang sama. Biasanya metode ini
dilakukan karena hanya satu sisi beton saja yang dapat digunakan untuk
pengujian UPV.
14

Gambar 2. 8. Skema Pengujian UPV - Indirect Transmission

2.3. Penelitian Terdahulu Terkait Visualisasi Hasil Pengujian Non-


Destructive Test dalam Bentuk Peta Sebaran Mutu

2.3.1. Nondestructive Testing and Damage Assessment of Masonry


Structures

(Schuller, 2006) melakukan non-destructive test pada tembok batu bata


(masonry) dengan menggunakan alat Rebound Hammer dan Stress Wave
Transmission. Dengan melakukan non-destructive test dapat diketahui keadaan
sebenarnya mutu dari elemen struktur yang diuji dengan lebih cepat, tidak rumit,
dan dapat dilakukan banyak pengambilan sampel, sehingga dapat diketahui
sebaran mutunya. Pengujian kekerasan permukaan dapat diukur menggunakan
rebound hammer, yang umum digunakan seperti Schmidt Hammer.

Gambar 2. 9. Pengujian Hammer (Schuller, 2006)

Pengujian stress wave transmission menggunakan aplikasi gelombang


transmisi yang melewati lapisan material dan akan dilakukan perhitungan cepat
rambat gelombang untuk memperkirakan mutu material yang diuji. Pengujian
jenis ini pertama kali diterapkan pada pasangan batu bata pada tahun 1967, yang
berguna untuk menyelidiki konstruksi internal dari dinding multi-wythe,
15

menentukan lokasi void, dan mengidentifikasi kerusakan pasangan batu bata.


Penelitian laboratorium telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
pulse velocity dan kekuatan tekan, akan tetapi metode ini paling baik digunakan
untuk tujuan kualitatif.

Pengukuran pulse velocity dilakukan melalui titik demi titik di


permukaan dinding menggunakan sumber (source) dan penerima (receiver)
yang diletakkan tepat berhadapan satu sama lain di kedua sisi dinding. Titik data
yang diperoleh dapat digunakan untuk menghasilkan plot kontur melalui
kecepatan dinding seperti Gambar 2.10. Plot kontur tersebut dihasilkan untuk
mengevaluasi soliditas internal wythe menara batu menggunakan metode sonic
pulse velocity seperti ditunjukkan pada gambar sebelah kanan. Zona kecepatan
tinggi di kanan bawah mewakili konstruksi yang relatif kokoh, wilayah
kecepatan rendah ke kiri dan atas gambar mewakili pemisahan internal atau
kekosongan antara wythe. Area yang diidentifikasi memiliki kecepatan rendah
kemudian diperbaiki dengan injeksi grout.

Gambar 2. 10. Pengujian Stress Wave Transmission (Schuller, 2006)

2.3.2. Assessing Strength Variability of Concrete Structural Elements

(Neto & Castro, 2005) melakukan pengujian hammer test dan


ultrasonic pulse velocity pada benda uji kolom beton yang direncanakan dengan
kekuatan 𝑓𝑐 ′ sebesar 18 MPa. Kolom yang diuji merupakan kolom tanpa cacat,
mudah diakses, dan berumur kurang dari 90 hari.
16

Gambar 2. 11. Titik Pengujian Hammer Test dan Ultrasonic Pulse Velocity
Test (Neto & Castro, 2005)

Sebelum pengujian dilakukan, terlebih dahulu kolom digosok halus


dengan batu karborundum agar permukaan yang diuji halus, bersih, dan kering.
Pengujian dilakukan pada titik-titik kisi di permukaan kolom seperti ditunjukkan
Gambar 2.11 dengan hasil pengujian disajikan pada Tabel 2.4. Selain pengujian
ultrasonic pulse velocity, uji pantulan (hammer test) juga dilakukan pada titik-
titik kisi yang sama pada dua permukaan yang berlawanan dari kolom tersebut.
Hasil dari hammer test ditunjukkan pada Tabel 2.5.

Tabel 2. 4. Hasil Pengujian UPV Test (Neto & Castro, 2005)


UPV TEST (km/s)
Keterangan
1 2 3
1 3,02 3,02 3,80
2 4,12 3,95 3,82 Bagian Atas
3 3,81 3,87 3,96
4 3,82 3,99 3,82
Bagian
5 3,99 3,86 3,88
Tengah
6 3,94 3,79 3,88
7 3,94 3,86 3,80
Bagian
8 3,88 3,81 3,83
Bawah
9 3,77 3,85 3,82
17

Tabel 2. 5. Hasil Rebound Test (Neto & Castro, 2005)


Sisi A Sisi B
Keterangan
1 2 3 1 2 3
1 35,48 34,32 33,74 1 34,53 34,75 33,91
2 32,21 33,05 32,64 2 34,91 35,45 35,03 Bagian Atas
3 33,91 34,55 33,48 3 34,41 31,83 34,61
4 34,21 33,19 32,61 4 32,77 32,61 34,61
Bagian
5 36,02 34,78 34,38 5 34,65 35,68 39,93
Tengah
6 35,74 33,65 34,06 6 34,28 32,35 33,91
7 34,75 35,66 35,03 7 34,61 35,22 33,71
Bagian
8 33,91 36,58 35,19 8 33,91 33,09 37,61
Bawah
9 34,53 34,47 33,89 9 34,26 33,87 35,42

Uji variabilitas menggunakan metode analisis varians dengan aplikasi


ANOVA dilakukan terhadap hasil pengujian hammer test dan ultrasonic pulse
velocity. Metode ini menggunakan teknik analisis varians dan uji hipotesis statistik
untuk membandingkan dua atau lebih rata-rata sampel. Metode ini terdiri dari
pengujian hipotesis dengan Ho (tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata
sampel) dan H1 (terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata sampel). Risiko
5% diasumsikan untuk program eksperimen ini dengan asumsi bahwa pengecoran
beton dapat mempengaruhi variabilitas kekuatan, area sampel struktur kolom
dipilih tiga area sampel pada hampir sepertiga dari tinggi kolom. Kriteria analisis
secara signifikan tergantung pada risiko yang diasumsikan untuk pengujian
hipotesis.

Sebuah kolom dipilih untuk diuji menggunakan aplikasi ANOVA. Tiga area
sampel hasil pengujian ultrasonic pulse velocity ditunjukkan pada Tabel 2.6 dan
Tabel 2.7. Hasil pengujian aplikasi ANOVA yang menggunakan distribusi Fischer
ditunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan baik antara hasil uji UPV di ketiga
wilayah kolom (atas, tengah, bawah) maupun antara hasil rebound permukaan A
dan permukaan B kolom.
18

Tabel 2. 6. ANOVA yang diterapkan pada hasil uji UPV Kolom (Neto & Castro,
2005)

Sumber Variasi SQ df MQ F Nilai P Fcri


Antara sampel 0,153 2 0,076 1,35 0,278 3,403
Dalam sampel 1,359 24 0,057
Total 1,513 26

Tabel 2. 7. ANOVA yang diterapkan pada hasil uji Hammer Kolom (Neto &
Castro, 2005)

Sumber Variasi SQ df MQ F Nilai P Fcri


Antara sampel 0,641 1 0,641 0,347 0,558 4,027
Dalam sampel 95,955 52 1,845
Total 96,596 53

2.3.3. Structural Health Monitoring: Detection of Concrete Flaws Using


Ultrasonic Pulse Velocity

(Kumar, Barkavi, & Natarajan, 2018) melakukan sebuah penelitian


yang bertujuan untuk mempelajari homogenitas struktur beton melalui teknik
pemetaan kontur berdasarkan interpretasi hasil uji ultrasonic pulse velocity.
Untuk penelitian ini, penulis melakukan uji ultrasonic pulse velocity pada balok
dan kolom gudang parkir mobil yang terbuat dari beton semen bertulang seperti
disajikan pada Gambar 2.12 dan Gambar 2.13.

Gambar 2. 12. Foto Gudang Parkir Mobil yang terletak di NITT (Kumar,
Barkavi, & Natarajan, 2018)
19

Gambar 2. 13. Sketsa AutoCAD dari gudang parkir mobil yang


menunjukkan balok (atas) dan menunjukkan kolom (bawah) (Kumar,
Barkavi, & Natarajan, 2018)

Selama pengumpulan data UPV, lembar kisi berukuran 10x10 cm


seperti Gambar 2.14 digunakan untuk memastikan posisi transducer yang tepat.
Metode UPV test yang digunakan yaitu metode indirect atau metode permukaan.
Pada pemetaan data UPV, lokasi transducer dalam grid dinyatakan sebagai
koordinat X dan Y, dan nilai UPV dinyatakan sebagai koordinat Z.

Gambar 2. 14. Lembar Kisi Titik Pengujian UPV (Kumar, Barkavi, & Natarajan,
2018)
20

Gambar 2. 15. Pengujian UPV Metode Indirect (Kumar, Barkavi, & Natarajan,
2018)

Penentuan warna gradien yang digunakan dalam pemetaan kontur hasil


UPV Test ditetapkan berdasarkan kriteria UPV yang diberikan pada buku
(Goverment of india New Delhi, 2017) Penilaian Kondisi Bangunan untuk
Perbaikan dan Peningkatan yang disiapkan dalam Program Manajemen Risiko
Divisi Nasional Penanggulangan Bencana Kementerian Dalam Negeri,
Pemerintah India Juni 2007. Kriteria tersebut disajikan pada Tabel 2.8.
Visualisasi hasil pemetaan berdasarkan UPV Test pada balok dan kolom gudang
parkir mobil disajikan pada Tabel 2.9, Tabel 2.10 dan Tabel 2.11.

Tabel 2. 8. Kriteria kecepatan dan kualitas beton yang sesuai serta gradien warna
(Kumar, Barkavi, & Natarajan, 2018)

S. no. UPV value in km/s (V) Concrete quality Color gradien


(chosen by
author)

1 V greater than 4.0 Very good White

2 V between 3.5 and 4.0 Good, but may be Green


porous

3 V between 3.0 and 3.5 Poor Red

4 V between 2.5 and 3.0 Very poor Yellow

5 V between 2.0 and 3.5 Very poor and low Orange


integrity

6 V less than 2.0 and reading No integrity, large Blue


fluctuating voids suspected
21

Tabel 2. 9. Hasil Pengujian Balok (Kumar, Barkavi, & Natarajan, 2018)

No. Kode Contour Map


Sampel
1 FB-1

2 FB-2

3 BB-1

4 BB-2

5 SB-1

6 SB-2

Tabel 2. 10. Hasil Pengujian Kolom (Kumar, Barkavi, & Natarajan, 2018)

No.Sampel Kode Contour Map Kode Contour Map

1 dan 2 C-1 C-2


22

Tabel 2. 11. Hasil Pengujian Kolom Lanjutan (Kumar, Barkavi, & Natarajan,
2018)

No.Sampel Kode Contour Map Kode Contour Map

3 dan 4 C-3 C-4

5 dan 6 C-5 C-6

Berdasarkan Tabel 2.9, Tabel 2.10 dan Tabel 2.11, dapat dipahami
bahwa balok memiliki rongga internal lebih banyak dan retakan yang meluas, di
antaranya FB-1, BB-1 dan SB-2 memiliki kerusakan yang lebih besar dibanding
balok yang lainnya. Sedangkan untuk kolom terlihat bahwa kolom C-4 lebih
banyak mengalami kerusakan. Balok dan kolom lebih banyak berwarna hijau
dimana beton dikatakan baik. Warna merah pada balok dan kolom menunjukkan
kualitas beton yang rendah sedangkan warna kuning menunjukkan bahwa
kualitas beton sangat rendah. Studi ini menunjukkan bahwa strategi interpretasi
23

data UPV dengan pemetaan kontur cukup baik dalam menunjukkan tingkat
homogenitas beton. Strategi interpretasi ini akan menjadi alat yang cocok untuk
penilaian struktur beton.

2.4. Penelitian Terdahulu Terkait Hubungan Antara Destructive Test dan


Non-Destructive Test

2.4.1. Correlation Between Schmidt Hammer and Destructive


Compressions Testing for Concrete in Existing Buildings

(Aydin & Saribiyik, 2010) melakukan penelitian dengan tujuan untuk


memperoleh nilai korelasi sederhana yang dapat digunakan untuk
memperkirakan kuat tekan beton pada bangunan eksisting berdasarkan hasil
non-destructive test. Penelitian ini menggunakan benda uji kubus beton dengan
ukuran 15 × 15 × 15 cm3 pada umur 28 hari dan 90 hari, selain itu penelitian ini
juga melakukan pengambilan sampel hammer test dan core drill pada bangunan
eksisting.

Dari hasil pengujian didapatkan bahwa grafik korelasi nilai rebound


dan kuat tekan beton untuk umur 28 hari dan 90 hari mendekati grafik pada
brosur alat pengujian hammer seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.16.
Namun untuk sampel beton bangunan eksisting (dengan umur beton lebih dari
90 hari) diperoleh grafik yang jauh di bawah grafik pada brosur alat pengujian
hammer seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.17.

Gambar 2. 16. Korelasi Nilai Rebound dan Kuat Tekan untuk Setiap Variasi
Umur Beton Benda Uji Kubus (Aydin & Saribiyik, 2010)
24

Gambar 2. 17. Korelasi Nilai Rebound dan Kuat Tekan untuk Setiap Variasi
Umur Beton Sampel Core Drill (Aydin & Saribiyik, 2010)

Berdasarkan adanya perbedaan hasil tersebut diperlukan sebuah faktor


korelasi kuat tekan berdasarkan nilai rebound untuk beton dengan umur lebih
dari 90 hari, seperti yang dapat dilihat pada tabel 2.12.

Tabel 2. 12. Nilai Faktor Korelasi Kuat Tekan Berdasarkan Nilai Rebound
(Aydin & Saribiyik, 2010)

Strength Interval (MPa) Factor Number


<10 0,51
10-15 0,62
15-20 0,67
20-25 0,72
25-30 0,75
30-35 0,78
35-40 0,8
40-45 0,81
45-50 0,82
25

2.4.2. Evaluation of Rebound Hammer Test as a Combined Procedure Used


with Drill Core Testing for Evaluation of Existing Structures

(Yesilmen, 2013) melakukan evaluasi mutu beton elemen struktur


gedung eksisting berdasarkan korelasi hasil destructive test dengan pengujian
kuat tekan sampel core drill dan hasil non-destructive test dengan pengujian
hammer test. Evaluasi dilakukan terhadap 256 gedung yang berbeda di Kota
Antalya, Turkey, dengan 37 gedung diantaranya hanya berjumlah 1 tingkat.
Pengambilan sampel di lapangan berjumlah 3 benda uji core untuk setiap tingkat
gedung, dengan 10 kali pembacaan hammer test pada setiap lokasi pengambilan
sampel core. Pada penelitian ini digunakan benda uji core drill dengan diameter
93 mm dan tinggi 93 mm. Pengujian hammer test digunakan alat Proceq type N
dengan jarak titik pengujian lebih dari 25 mm satu dengan yang lainnya.

Berdasarkan data yang terkumpul berjumlah 4932 nilai kuat tekan dan
49320 nilai rebound hasil pembacaan hammer test. Dilakukan analisis korelasi
antar kedua data dan didapatkan persamaan linear 𝑌 = 0,8684𝑋 − 6,0953
dengan nilai 𝑅 2 = 0,233 (dengan variabel y adalah kuat tekan, dan variabel X
adalah nilai rebound hasil hammer test).

Gambar 2. 18. Grafik Analisis Korelasi Data Kuat Tekan Core Drill dengan
Nilai Rebound Hammer Test (Yesilmen, 2013)
26

2.4.3. The Behavior of Non-Destructive Test for Different Grade of


Concrete

(Rahim, et al., 2020) melakukan pengujian destructive test dan non-


destructive test terhadap benda uji kubus beton dengan dimensi 10𝑐𝑚 ×
10𝑐𝑚 × 10𝑐𝑚. Pengujian destructive test dilakukan melalui pengujian kuat
tekan menggunakan compression machine seperti ditunjukkan pada Gambar
2.19 (A), sedangkan pengujian non-destructive test dilakukan dengan pengujian
rebound hammer test seperti ditunjukkan pada Gambar 2.19 (B).

(A) (B)
Gambar 2. 19. (A) Pengujian Kuat Tekan; (B) Pengujian Hammer Test (Rahim, et
al., 2020)

Penelitian ini dilakukan untuk tiga variasi benda uji M20, M25, dan
M30 dengan proporsi perbandingan semen : pasir : kerikil dari masing-masing
benda uji ditampilkan pada Tabel 2.13 berikut.

Tabel 2. 13. Proporsi Material Benda Uji (Rahim, et al., 2020)


Amount of Raw Materials Required (kg)
Concrete Grade
Cement Sand Aggregate
M20 4.14 8.29 16.6
M25 5.27 7.90 15.8
M30 7.25 7.25 14.5
27

Analisis korelasi dilakukan terhadap data pengujian rebound hammer


test dan compression test pada masing-masing variasi benda uji dengan output
persamaan korelasi yang dapat digunakan untuk melakukan prediksi nilai kuat
tekan berdasarkan nilai rebound hammer test. Hasil analisis korelasi ditunjukkan
dalam bentuk grafik dengan persamaan korelasi untuk setiap variasi benda uji,
secara berurutan Gambar 2.20 untuk benda uji M20, Gambar 2.21 untuk benda
uji M25, dan Gambar 2.22 untuk benda uji M30.

Gambar 2. 20. Grafik Korelasi Benda Uji M20 (Rahim, et al., 2020)

Gambar 2. 21. Grafik Korelasi Benda Uji M25 (Rahim, et al., 2020)

Gambar 2. 22. Grafik Korelasi Benda Uji M30 (Rahim, et al., 2020)
28

2.4.4. Estimation of Compressive Strength of high Strength Concrete using


Non-Destructive Technique and Concrete Core Strength

(Ju, Park, & Oh, 2017) melakukan pengujian pada sampel benda uji
silinder dan benda uji core drill dengan tiga target kuat tekan (𝑓 ′ 𝑐) yang
berbeda. Mix design dilakukan dengan penambahan substitusi fly-ash dan silica
fume yang ditampilkan pada Tabel 2.14.

Tabel 2. 14. Proporsi dan Mix Design Benda Uji (Ju, Park, & Oh, 2017)
Mix 𝑓′𝑐 Fly- Silica
Water Cement Sand Gravel
Types (𝑀𝑃𝑎) ash Fume
Mix 1 40 160 374 358 537 849 42 -
Mix 2 60 165 479 328 492 809 53 -
Mix 3 100 165 613 189 440 743 79 94

Benda uji yang digunakan pada penelitian ini yaitu benda uji silinder
dengan diameter 100 mm dan tinggi 200 mm, sedangkan benda uji core drill
dengan diameter tetap 200 mm dan variasi ketinggian 100 mm, 50 mm, dan 30
mm. Pengeboran dilakukan pada benda uji plat beton dengan dimensi 600
mm×600 mm dan ketebalan 200 mm.

(A) (B)
Gambar 2. 23. (A) Pembuatan Benda Uji; (B) Pelaksanaan Core Drill (Ju, Park, &
Oh, 2017)
29

Pengujian dilakukan dengan metode rebound hammer test, UPV test


(Ultrasonic Pulse Velocity test), dan compressive strength test pada masing-
masing benda uji. Hasil dari ketiga pengujian tersebut kemudian akan dilakukan
analisis korelasi sebagai berikut.

a. Korelasi pertama antara hasil pengujian kuat tekan dan nilai hasil
pengujian ultrasonic pulse velocity test dengan output persamaan:
𝑦 = 6.1193𝑥 + 34.404
(𝑦 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑢𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛; 𝑥 = ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛 𝑈𝑃𝑉).
b. Korelasi kedua antara hasil pengujian kuat tekan dan hasil pengujian
hammer test dengan output persamaan:
𝑦 = 1.5803𝑥 − 2.8576
(𝑦 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑢𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛; 𝑥 = ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑚𝑚𝑒𝑟)

Hasil dari analisis korelasi secara lebih lengkap ditampilkan pada


Gambar 2.24. Sumbu y mewakili nilai kuat tekan, sumbu x atas mewakili nilai
rebound hasil pengujian hammer, dan sumbu x bawah mewakili hasil pengujian
Ultrasonic Pulse Velocity.

Gambar 2. 24. Grafik Korelasi Hubungan Destructive Test dan Non-Destructive


Test (Ju, Park, & Oh, 2017)
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Tinjauan Umum

Penelitian ini menggunakan metode pengujian eksperimental dengan


membuat benda uji yang hasilnya akan dianalisis. Penelitian ini menggunakan
benda uji sampel silinder dan dua buah balok uji. Pada benda uji silinder dilakukan
pengujian hammer test dan compression test untuk menentukan nilai korelasi
sebagai faktor koreksi pembacaan rebound hammer test menjadi kuat tekan beton.
Nilai faktor koreksi ini yang akan digunakan untuk mengkoreksi nilai pembacaan
rebound hammer test pada benda uji balok, sehingga didapatkan nilai kuat tekan
pada titik-titik penampang balok dan selanjutnya akan dibuat pemetaan kontur
untuk mendapatkan visualisasi sebaran kuat tekan dengan lebih jelas.

Pada benda uji balok akan dilakukan pengujian ultrasonic pulse velocity
(UPV) yang akan dibandingkan dengan hasil pengujian hammer test. Kedua metode
ini memiliki pendekatan yang berbeda dalam memperkirakan kekuatan beton,
sehingga dapat memberikan hasil pengujian yang kemudian akan dibandingkan.
Hasil dari kedua pengujian tersebut selanjutnya akan dibandingkan dengan perilaku
balok pada pengujian lentur.

Kedua balok uji akan dibagi menjadi 2 sampel untuk pengujian lentur. Satu
balok uji dinyatakan sebagai balok normal tanpa adanya perkuatan Fiber
Reinforced Polymer (FRP), dan satu balok uji lainnya dinyatakan sebagai balok
FRP dengan perkuatan FRP lentur maupun FRP geser. Perkuatan FRP terlekat pada
permukaan beton dengan bahan epoxy. Perkuatan lentur diletakkan pada serat tarik
sepanjang bentang balok, sedangkan perkuatan lentur dililitkan pada keempat sisi
balok. Pada kedua benda uji balok ini akan dilakukan pengujian lentur dengan setup
two-point load.

Variabel-variabel utama yang terdapat didalam penelitian ini dapat dibagi


menjadi tiga jenis, adalah sebagai berikut:

30
31

1. Variabel bebas :
a. Ada dan tidak adanya perkuatan FRP lentur dan geser pada balok
b. Metode pengujian non-destructive test dengan pengujian hammer
test dan ultrasonic pulse velocity (UPV test) pada benda uji balok
2. Variabel terikat :
a. Letak daerah keruntuhan balok dan pola retak yang terjadi
b. Hasil pengujian dan pola sebaran mutu
3. Variabel kendali : Dimensi balok, mutu material seperti beton dan baja
tulangan yang digunakan, cara pembuatan dan perawatan benda uji, dan
pelaksanaan pengujian.

3.2. Tahapan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Bahan dan Konstruksi


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Flow chart
tahapan penelitian disajikan pada Gambar 3.1 sampai dengan Gambar 3.3.

Gambar 3. 1. Flowchart Tahapan Penelitian


32

Gambar 3. 2. Flowchart Tahapan Pengujian Benda Uji Silinder

Gambar 3. 3. Flowchart Tahapan Pengujian Benda Uji Balok


33

3.3. Pembuatan Benda Uji Balok

Pembuatan benda uji balok dilakukan melalui langkah berikut:

3.3.1. Pembuatan bekisting

Bekisting terbuat dari multipleks kayu ukuran 1200x2500x15 mm dan


kayu sengon ukuran 40x60x4000 mm, kemudian dipotong sesuai ukuran benda
uji. Bekisting diberi perkuatan pada sisi melintang dan memanjang balok serta
diberi tambahan perkuatan kaki-kaki. Bekisting dipastikan cukup kuat dan tidak
menyebabkan terjadinya deformasi awal pada balok.

Gambar 3. 4. Bekisting Benda Uji

3.3.2. Perakitan tulangan

Penulangan balok dirakit menjadi satu kesatuan. Tulangan utama 3D22


dan 1D16 dengan tulangan tekan 2D6 serta tulangan sengkang Ø8 dipersiapkan
dan dipotong sesuai ukuran rencana terlebih dahulu. Tulangan dirakit
menggunakan kawat bendrat dan diatur sesuai posisi rencana.

Gambar 3. 5. Penulangan Balok


34

3.3.3. Pelaksanaan pengecoran

Pengecoran dilakukan dengan menggunakan beton ready mix dan


dilaksanakan di Laboratorium Bahan Teknik Sipil Universitas Diponegoro.
Campuran beton dengan mutu rencana 𝑓𝑐 = 30𝑀𝑃𝑎 dimasukkan kedalam
bekisting yang sudah diisi dengan rakitan tulangan. Setelah campuran beton
dimasukkan pada sepertiga bagian, dilakukan pemadatan menggunakan vibrator
agar beton tersebar merata tanpa rongga udara dan tidak keropos, kemudian
dilanjutkan pengecoran kembali hingga beton penuh.

Gambar 3. 6. Pelaksanaan Pengecoran

3.3.4. Perawatan benda uji

Perawatan dilakukan secara rutin dengan menutupi benda uji balok


dengan karung basah dan secara rutin disiram. Sedangkan benda uji silinder
direndam kedalam bak air.

Gambar 3. 7. Curing Benda Uji Balok Menggunakan Karung Basah


35

3.3.5. Pemasangan FRP pada Balok

Pemasangan Fiber Reinforced Polymer (FRP) dilakukan pada 1 balok


FRP. Pada permukaan beton yang akan dilekatkan FRP terlebih dahulu
dilakukan proses pengkasaran permukaan untuk memaksimalkan lekatan FRP,
dan pada bagian siku penampang akan diperhalus (rounded corner) untuk
meminimalisir sobekan FRP pada siku balok yang tajam.

Gambar 3. 8. Proses Pengkasaran Permukaan Beton dan Membuat Rounded


Corner
(A)Sebelum Pengkasaran; (B)Sesudah Pengkasaran;
(C)Sebelum Rounded Corner; (D)Sesudah Rounded Corner
36

Pemasangan FRP menggunakan perekat Sikadur 330 dari PT. Sika


Indonesia. Persiapan perekat FRP dilakukan dengan mencampur 4 bagian
campuran A dengan 1 bagian campuran B, kemudian terlebih dahulu perekat
diaplikasikan pada permukaan beton, kemudian FRP dilekatkan dengan ditekan
menggunakan roller seperti pada Gambar 3.9 (A), dan di akhir ditambahkan
perekat pada permukaan FRP. Pada penelitian ini digunakan perkuatan FRP
lentur dan geser, pemasangan FRP lentur dilakukan terlebih dahulu sepanjang
bentang balok bagian bawah seperti pada Gambar 3.9 (B). Kemudian dilanjutkan
pemasangan FRP geser dengan melilitkannya hingga menutupi keempat sisi
balok seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.9 (C).

Gambar 3. 9. (A)Penggunaan roller saat Pemasangan FRP; (B)Pemasangan FRP


Lentur; (C)Pemasangan FRP Geser
37

3.4. Teknis Pengujian dan Set Up Pengujian

3.4.1. Benda Uji Silinder

Ukuran benda uji silinder yang digunakan diameter 15cm dengan tinggi
30 cm. Rencana pengujian untuk benda uji silinder ini adalah pengujian kuat
tekan compression test dan hammer test untuk mendapatkan nilai korelasi data
sebagai faktor koreksi nilai rebound hammer test menjadi nilai kuat tekan.

Pengujian kuat tekan benda uji silinder akan menggunakan Concrete


Compression Machine dengan output hasil berupa gaya tekan ultimate yang
selanjutnya akan dibagi dengan luas penampang dalam menghitung nilai kuat
tekan. Dikarenakan nilai rasio tinggi dan diameter adalah 2, maka tidak perlu
dikalikan faktor koreksi. Pada pengujian hammer test untuk setiap benda uji
silinder, akan dilakukan 9 kali titik pengambilan pada penampang selimut
silinder, berikut sketsa rencana titik pengujian hammer test.

Gambar 3. 10. Sketsa titik pengujian hammer test

Gambar 3. 11. Pengujian Hammer Test Benda Uji Silinder


38

3.4.2. Benda Uji Balok

Rencana pengujian untuk benda uji balok ini adalah pengujian lentur
(destructive test) dengan metode two-point load secara monotonic test dan
pengujian non-destructive test dengan metode hammer test dan ultrasonic pulse
velocity (UPV). Benda uji balok diuji dengan metode two-point load test supaya
pada bagian tengah bentang terjadi lentur murni maksimum (tidak ada gaya
geser) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.14. gambar setup pengujian
lentur balok dapat dilihat pada Gambar 3.12 berikut.

Gambar 3. 12. Setup Pengujian Lentur Pada Benda Uji Balok (atas) dan
Potongan Penampang (bawah)
39

Gambar 3.13. Detail Penulangan Balok Daerah Lapangan (kiri) dan Daerah
Tumpuan (kanan)

Gambar 3. 14. Gambar Bidang Gaya Geser dan Momen Akibat Two-Point
Load Test

Pengujian hammer test pada balok direncanakan sebanyak 42 titik


pengujian pada salah satu penampang balok, pengambilan jumlah yang cukup
banyak bertujuan untuk memberikan visualisasi kontur kuat tekan yang halus.
Berikut merupakan gambar rencana titik pengujian hammer test
40

Gambar 3. 15. rencana titik pengujian hammer test

Pengujian Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) pada balok direncanakan


dengan menggunakan metode langsung (direct). Pengujian UPV metode
langsung direncanakan sebanyak 42 titik pengujian yang sama dengan tujuan
untuk dapat dibandingkan dengan hasil hammer test.

Gambar 3. 16. Rencana Pengujian UPV metode Direct


41

3.5. Flowchart dan Coding untuk Pengolahan dan Menampilkan Data


Kontur Hasil Pengujian

Pada tugas akhir ini digunakan pemrograman komputer Python V3.10 untuk
melakukan pengolahan dan menampilkan data kontur dari hasil pengujian hammer
test, UPV test, dan nilai kuat tekan masing-masing balok dengan flow chat alur
pemrograman disajikan pada Gambar 3.17.

Gambar 3. 17. Flowchart untuk Pengolahan Kontur


42

Pengolahan data hasil pengujian menjadi data kontur melalui tahapan


sebagai berikut:

a. Pada bahasa pemrograman Python V3.10, digunakan NumPy dan Matplotlib,


keduanya merupakan add-on database pada phyton untuk pengolahan data
(NumPy) dan untuk membuat visualisasi data kontur (Matplotlib). Keduanya
dipanggil dengan perintah sebagai berikut

import numpy as np
import matplotlib.pyplot as plt

b. Setelah itu input nilai dari data X dan data Y yang mewakili posisi data, dan
data Z yang mewakili nilai dari hasil pengujian yang akan ditampilkan dalam
visual kontur.

dataX=
np.array([5,5,5,25,25,25,45,45,45,65,65,65,85,85,85,105,105,105,125,
125,125,145,145,145,165,165,165,185,185,185,205,205,205,225,225,225,
245,245,245,265,265,265])

dataY =
np.array([28.5,15,1.5,28.5,15,1.5,28.5,15,1.5,28.5,15,1.5,28.5,15,1.
5,28.5,15,1.5,28.5,15,1.5,28.5,15,1.5,28.5,15,1.5,28.5,15,1.5,28.5,1
5,1.5,28.5,15,1.5,28.5,15,1.5,28.5,15,1.5])

dataZ = np.array([data pada koordinat “X1,Y1”, data pada koordinat


“X2,Y2”,. . . ., data pada koordinat “X41,Y41, data pada koordinat
“X42,Y42”,])

c. Selanjutnya mengolah data yang telah diinput dalam bentuk visualisasi kontur
dengan melakukan perintah sebagai berikut

plt.tricontourf(dataX,dataY,dataZ)

d. Melengkapi hasil plot agar lebih mudah dipahami, keterangan judul dan
keterangan sumbu x dan sumbu y dapat ditambahkan dengan melakukan
perintah sebagai berikut

plt.title('Kontur Kuat Tekan Balok FRP')


plt.xlabel('sumbu memanjang balok (cm)')
43

plt.ylabel('sumbu tinggi penampang balok (cm)')

plt.yticks([0,1.5,15,28.5,30])
plt.xticks([0,5,25,45,65,85,105,125,145,165,185,205,225,245,265,270]
)

plt.text(125,-20,"Nilai Kuat Tekan")

e. Menambahkan color bar (gradien warna dalam pemetaan kontur) untuk


memberikan informasi tambahan dari kontur yang ada, dapat ditampilkan
dengan perintah sebagai berikut

colorbarr = plt.tricontourf(dataX,dataY,dataZ,cmap='jet')
plt.colorbar(colorbarr, orientation='horizontal')

f. Tahap terakhir untuk menampilkan hasil plot dapat dilakukan dengan perintah
sebagai berikut

plt.show()
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

4.1. Hasil dan Analisis Pengujian Benda Uji Silinder

Sebelum melakukan pengujian kuat tekan benda uji silinder, setiap benda
uji terlebih dahulu akan dilakukan hammer test dengan sembilan titik pengujian
pada penampang selimut benda uji silinder. Pada pengujian hammer test tersebut
akan menghasilkan data bacaan alat hammer test dalam nilai rebound. Kemudian
pengujian kuat tekan menggunakan Concrete Compression Machine dilakukan
untuk setiap benda uji silinder. Pengujian tekan menggunakan Concrete
Compression Machine akan menghasilkan data berupa gaya tekan ultimate.

4.1.1. Hammer Test Benda Uji Silinder

Berdasarkan hasil nilai rebound pengujian Hammer Test yang


ditampilkan pada Tabel 4.1 dilakukan perhitungan nilai rata-rata untuk
setiap benda uji silinder dari sembilan titik data hasil pengujian.

Tabel 4. 1. Hasil Hammer Test Benda Uji Silinder

NILAI REBOUND
KODE TITIK
NO RATA
BENDA UJI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 RATA
1 B1 41.5 44 44.5 39.5 43 43.5 41.5 43 42 42.5
2 B2 39.5 38.5 39 38 41 38.5 44 45 42.5 40.7
3 B3 39 39.5 39.5 43 46 40 41.5 39.5 39.5 40.8
4 B4 41.5 48.5 40 42 45 42 43 43.5 39.5 42.8
5 B5 42.5 42 41.5 40.5 42.5 42.5 41 39 40 41.3
6 B6 44.5 40.5 41 41.5 41.5 43.5 40 43 39 41.6
7 B7 43.5 45 35.5 42 42.5 41 41.5 42 39 41.3
8 B8 42 42.5 42 43.5 41.5 36.5 39.5 43 37.5 40.9
9 B9 45 46 43 44.5 44.5 43.5 42 40.5 41 43.3
10 B10 44 42.5 39 42.5 43.5 35 40 41.5 36 40.4
11 B11 42.5 38.5 36.5 41.5 41.5 39.5 41.5 41 40 40.3
12 B12 41.5 38 40.5 40 43 42.5 44 38.5 39 40.8
13 B13 39.5 38 32.5 42.5 42.5 37.5 43 38 43.5 39.7
14 B14 41.5 37.5 46.5 35 41.5 41.5 42 41.5 43 41.1
15 B15 47.5 39.5 45 38.5 38 38 41 47.5 44 42.1
16 B16 43.5 41 42 40.5 38.5 39.5 40.5 43.5 44 41.4
17 B17 40 41 40 41.5 44 45 41 39.5 39 41.2
18 B18 36.5 38 43.5 45.5 45.5 38 40.5 44.5 45 41.9
19 B19 45 41.5 38.5 41.5 42.5 41.5 39.5 41.5 37.5 41
20 B20 43.5 40.5 43.5 41.5 40.5 41.5 43 39.5 44.5 42
21 B21 41 38 47 39.5 44 48 40.5 39.5 40 41.9
22 B22 42 41.5 40.5 41 45 39 42 41.5 39 41.3
23 B23 40.5 42 43 42 39.5 42 42.5 38.5 42 41.3

44
45

Benda Uji Silinder Penampang Selimut Silinder

Gambar 4. 1. Ilustrasi Pengambilan Sampel Hammer Test

4.1.2. Analisis Outlier Nilai Rata-Rata Hasil Pengujian Hammer Test


Benda Uji Silinder

Analisis outlier dari nilai rata-rata hasil pengujian hammer test benda
uji silinder pada Tabel 4.1 menggunakan IBM SPSS Statistics 25 dengan
output yang ada pada tabel 4.2 sebagai berikut:

1) Nilai antara kuartil 1 dan 3 → 𝐼𝑄𝑅 = 1,05


2) Nilai kuartil 1 → 𝑄1 = 40,85
3) Nilai kuartil 3 → 𝑄3 = 41,90
4) Batas minimum → 𝑄1 − 1,5 𝐼𝑄𝑅 = 39,28
5) Batas maksimum → 𝑄3 + 1,5 𝐼𝑄𝑅 = 43,48

𝑄1 merupakan nilai yang membatasi 25% frekuensi bagian bawah data


dan 75% frekuensi di atasnya, sedangkan 𝑄3 memiliki makna sebaliknya.

Tabel 4. 2. Sebaran Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Silinder
Percentiles
Percentiles
5 10 25 50 75 90 95
Weighted RATA. 39.82 40.34 40.85 41.30 41.90 42.68 43.20
Average RATA.
(Devinition 1) HAMMER.
TEST.
SILINDER
Tukey’s Hinges RATA. 40.85 41.30 41.90
RATA.
HAMMER.
TEST.
SILINDER
46

Data hasil pengujian pada tabel 4.3, menunjukkan bahwa nilai data
tertinggi tidak melebihi batas maksimum dan nilai data terendah tidak
kurang dari batas minimum. Sehingga dapat diambil kesimpulan data hasil
pengujian hammer test benda uji silinder tidak terdapat outlier.

Tabel 4. 3. Nilai Ekstrim Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji
Silinder

Extreme Values
Case Value
Number
RATA.RATA.HAMMER. Highest 1 9 43.3
TEST. SILINDER 2 4 42.8
3 1 42.5
4 15 42.1
5 20 42.0
Lowest 1 13 39.7
2 11 40.3
3 10 40.4
4 2 40.7
5 12 40.8a

Hasil analisis outlier dapat ditampilkan dalam bentuk diagram boxplot


seperti yang ditampilkan pada Gambar 4.2. Dari diagram tersebut tidak
terdapat outlier atau data di luar rangkaian data.

Gambar 4. 2. Boxplot Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Silinder
47

4.1.3. Pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder

Pengujian kuat tekan dilakukan dengan Concrete Compression


Machine untuk setiap benda uji silinder yang sudah di capping dengan
belerang padat. Tujuan pemberian capping adalah membuat permukaan
benda uji silinder menjadi rata (sehingga tidak terdapat agregat yang
menonjol) supaya gaya yang diterima benda uji dapat merata pada seluruh
permukaan yang berkontak langsung dengan Concrete Compression
Machine. Hasil atau output dari pengujian ini berupa gaya tekan ultimate
yang akan diolah menjadi nilai kuat tekan dalam satuan MPa dengan cara
membagi nilai gaya terhadap luas permukaan benda uji silinder. Hasil
pengujian kuat tekan benda uji silinder disajikan pada Tabel 4.4.

mm2

Gambar 4. 3. Ilustrasi Pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder


48

Tabel 4. 4. Hasil Pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder

LUAS P ULTIMATE
PERMUKAAN KUAT TEKAN
NO KODE BENDA UJI BACAAN ALAT
(MPa)
(mm2 ) (KN)
1 B1 17662.5 620 35.10
2 B2 17662.5 660 37.37
3 B3 17662.5 555 31.42
4 B4 17662.5 510 28.87
5 B5 17662.5 645 36.52
6 B6 17662.5 640 36.23
7 B7 17662.5 650 36.80
8 B8 17662.5 660 37.37
9 B9 17662.5 650 36.80
10 B10 17662.5 545 30.86
11 B11 17662.5 550 31.14
12 B12 17662.5 485 27.46
13 B13 17662.5 555 31.42
14 B14 17662.5 540 30.57
15 B15 17662.5 650 36.80
16 B16 17662.5 590 33.40
17 B17 17662.5 690 39.07
18 B18 17662.5 635 35.95
19 B19 17662.5 640 36.23
20 B20 17662.5 720 40.76
21 B21 17662.5 660 37.37
22 B22 17662.5 670 37.93
23 B23 17662.5 655 37.08
RATA - RATA 34.89

4.1.4. Analisis Outlier Hasil Pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder

Analisis outlier dari nilai pengujian kuat benda uji silinder pada Tabel
4.4 menggunakan IBM SPSS Statistics 25 dengan output yang ada pada tabel
4.5 sebagai berikut:

1) Nilai antara kuartil 1 dan 3 → 𝐼𝑄𝑅 = 5,81


2) Nilai kuartil 1 → 𝑄1 = 31,42
3) Nilai kuartil 3 → 𝑄3 = 37,23
4) Batas minimum → 𝑄1 − 1,5 𝐼𝑄𝑅 = 22,70
5) Batas maksimum → 𝑄3 + 1,5 𝐼𝑄𝑅 = 45,95

𝑄1 merupakan nilai yang membatasi 25% frekuensi bagian bawah data


dan 75% frekuensi di atasnya, sedangkan 𝑄3 memiliki makna sebaliknya.
49

Tabel 4. 5. Sebaran Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder

Percentiles
Percentiles
5 10 25 50 75 90 95
Weighted KUAT. 27.742 29.55 31.42 36.23 37.37 38.61 40.42
Average TEKAN.
(Devinition 1) SILINDER
Tukey’s Hinges KUAT. 31.42 36.23 37.225
TEKAN.
SILINDER

Hasil pengujian pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai data tertinggi
tidak melebihi batas maksimum dan nilai data terendah tidak kurang dari
batas minimum. Sehingga dapat diambil kesimpulan data hasil pengujian
hammer test benda uji silinder tidak terdapat outlier.

Tabel 4. 6.Nilai Ekstrim Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Benda Uji
Silinder

Extreme Values
Case Value
Number
KUAT.TEKAN.SILINDER Highest 1 20 40.8
2 17 39.1
3 22 37.9
4 2 37.4
5 8 37.4a
Lowest 1 12 27.5
2 4 28.9
3 14 30.6
4 10 30.9
5 11 31.1
50

Hasil analisis outlier dapat ditampilkan dalam bentuk diagram boxplot


seperti yang ditampilkan pada gambar 4.4. Dari diagram tersebut tidak
terdapat outlier atau data di luar rangkaian data.

Gambar 4. 4. Boxplot Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder

4.1.5. Korelasi Data Kuat Tekan dengan Hammer Test Benda Uji Silinder

Analisis korelasi data kuat tekan dengan hammer test dilakukan untuk
memperoleh sebuah koefisien konversi nilai hammer test menjadi nilai kuat
tekan yang sebenarnya berdasarkan uji kuat tekan. Pada analisis korelasi ini,
akan dilakukan perbandingan antara data hasil pengujian kuat tekan dengan
nilai rebound hasil hammer test dengan menggunakan perangkat lunak
Microsoft Excel.
51

Tabel 4. 7. Korelasi Kuat Tekan Dengan Hammer Test Benda Uji Silinder

SUMBU X SUMBU Y
KODE BENDA
NOMOR KUAT TEKAN X2 Y2 XY
UJI REBOUND
(MPa)
1 B1 42.5 35.10 1806.25 1232.19 1491.86
2 B2 40.7 37.37 1656.49 1396.32 1520.85
3 B3 40.8 31.42 1664.64 987.37 1282.04
4 B4 42.8 28.87 1831.84 833.75 1235.84
5 B5 41.3 36.52 1705.69 1333.57 1508.20
6 B6 41.6 36.23 1730.56 1312.97 1507.37
7 B7 41.3 36.80 1705.69 1354.32 1519.89
8 B8 40.9 37.37 1672.81 1396.32 1528.32
9 B9 43.3 36.80 1874.89 1354.32 1593.49
10 B10 40.4 30.86 1632.16 952.11 1246.60
11 B11 40.3 31.14 1624.09 969.66 1254.92
12 B12 40.8 27.46 1664.64 754.01 1120.34
13 B13 39.7 31.42 1576.09 987.37 1247.47
14 B14 41.1 30.57 1689.21 934.72 1256.56
15 B15 42.1 36.80 1772.41 1354.32 1549.33
16 B16 41.4 33.40 1713.96 1115.83 1382.93
17 B17 41.2 39.07 1697.44 1526.14 1609.51
18 B18 41.9 35.95 1755.61 1292.54 1506.38
19 B19 41 36.23 1681.00 1312.97 1485.63
20 B20 42 40.76 1764.00 1661.73 1712.10
21 B21 41.9 37.37 1755.61 1396.32 1565.69
22 B22 41.3 37.93 1705.69 1438.95 1566.65
23 B23 41.3 37.08 1705.69 1375.24 1531.58
JUMLAH 951.6 802.55 39386.46 28273.06 33223.55

Persamaan regresi dengan nilai koefisien determinasi 𝑅 2 yang


mendekati nilai 1, dapat ditentukan dengan metode trial and error
menggunakan beberapa jenis persamaan regresi diantaranya persamaan
power, polinomial orde 2, linear, eksponensial, dan logaritmik seperti
disajikan pada gambar 4.5 dan gambar 4.6. Koefisien determinasi (R2) dapat
menjelaskan proporsi dari variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel
independen. Apabila nilai koefisien determinasi pada suatu estimasi
mendekati angka 1, maka dapat dikatakan bahwa variabel dependen
dijelaskan dengan baik oleh variabel independennya.

Berdasarkan trial and error tersebut, diperoleh persamaan linear


dengan nilai 𝑅 2 = 0,99 dan 𝑌 = 0,8435 𝑋 seperti yang ditampilkan pada
gambar 4.7. Persamaan ini akan digunakan dalam konversi nilai rebound
yang diwakilkan oleh variabel 𝑋 menjadi nilai kuat tekan pada balok uji
dalam variabel 𝑌.
Gambar 4. 5. Grafik Korelasi Hasil Pengujian Kuat Tekan dengan Pendekatan Power dan Polinomial Orde 2

52
Gambar 4. 6. Grafik Korelasi Hasil Pengujian Kuat Tekan dengan Pendekatan Logaritmik dan Eksponensial

53
Gambar 4. 7. Grafik Korelasi Terpilih Berdasarkan Hasil Pengujian Kuat Tekan dengan Pendekatan Linear

54
55

4.1.6. Analisis Pola Retak Beton

Berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa pola keruntuhan


yang terjadi pada beton adalah keruntuhan kolumnar. Keruntuhan yang
terjadi pada benda uji silinder disebabkan karena pada saat dilakukan uji
tekan terjadi pemendekan ukuran beton terhadap arah aksial, karena berlaku
sifat kekekalan massa maka beton akan mengalami perbesaran ke arah
lateral yang disebabkan karena adanya tegangan tarik terhadap arah lateral.
Tegangan tarik lateral inilah yang menjadi penyebab terjadinya keruntuhan
pada saat pengujian kuat tekan beton. Jadi dapat diketahui bahwa walaupun
sampel beton dilakukan uji kuat tekan, namun keruntuhan yang terjadi pada
beton disebabkan karena adanya tarik, karena pada dasarnya beton
merupakan material yang lemah terhadap tarik.
Tabel 4. 8. Pola Retak hasil pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder

No Foto Benda Uji Model Tipikal


Sebelum Pengujian Sesudah Pengujian
1 Keruntuhan
Kolumnar

2 Keruntuhan
Kolumnar

56
Tabel 4. 9. Pola Retak hasil pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder (Lanjutan)

No Foto Benda Uji Model Tipikal


Sebelum Pengujian Sesudah Pengujian
3 Keruntuhan
Kolumnar

4 Keruntuhan
Kolumnar

57
Tabel 4. 10. Pola Retak hasil pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder (Lanjutan)

No Foto Benda Uji Model Tipikal


Sebelum Pengujian Sesudah Pengujian
5 Keruntuhan
Kolumnar

6 Keruntuhan
Kolumnar

58
Tabel 4. 11. Pola Retak hasil pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder (Lanjutan)

No Foto Benda Uji Model Tipikal


Sebelum Pengujian Sesudah Pengujian
7 Keruntuhan
Kolumnar

8 Keruntuhan
Kolumnar

59
60

4.2. Hasil dan Analisis Pengujian Non-Destructive Test Benda Uji Balok

4.2.1. Hammer Test Benda Uji Balok

Pengujian hammer test pada benda uji balok dilakukan pada 42 titik
seperti Gambar 4.8 dan Gambar 4.10 menghasilkan nilai bacaan alat
hammer test berupa nilai rebound. Setiap titik memiliki jarak 20 cm untuk
sumbu x dan 13,5 cm untuk sumbu y. Berdasarkan korelasi data hammer
test dengan kuat tekan benda uji silinder, didapatkan sebuah nilai 0,8435
yang akan digunakan sebagai faktor koreksi nilai rebound hammer test pada
benda uji balok (gambar 4.9; gambar 4.11). Berdasarkan perhitungan
tersebut diperoleh nilai kuat tekan yang selanjutnya dipetakan dalam bentuk
visualisasi kontur menggunakan perangkat lunak Python V.3.10.

Variasi kuat tekan pada balok normal dan balok dengan perkuatan FRP
ditunjukkan pada Gambar 4.12 dan Gambar 4.13. Berdasarkan visualisasi
tersebut, dapat dilihat bahwa kedua balok uji memiliki nilai kuat tekan yang
tersebar dan tidak membentuk pola tertentu. Secara keseluruhan, pada
bagian tengah balok dimana dibutuhkan kuat tekan yang besar karena akan
terjadi momen yang maksimal justru memiliki kuat tekan yang lebih kecil
dari bagian balok yang lain. Hal ini dapat mempengaruhi performa dari
beton terutama elemen struktur balok yang menerima gaya momen,
sehingga dapat direkomendasikan untuk dilakukan perkuatan.
Gambar 4. 8. Hasil Nilai Rebound Balok Normal

Gambar 4. 9. Hasil Nilai Kuat Tekan Balok Normal

61
Gambar 4. 10. Hasil Nilai Rebound Balok FRP

Gambar 4. 11. Hasil Nilai Kuat Tekan Balok FRP

62
Gambar 4. 12. Kontur Kuat Tekan Balok Normal

Gambar 4. 13. Kontur Kuat Tekan Balok FRP

63
64

4.2.2. Analisis Outlier Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Balok
Normal

Analisis outlier dari nilai rata-rata hasil pengujian hammer test balok
normal pada Gambar 4.8 menggunakan IBM SPSS Statistics 25 dengan
output yang ada pada tabel 4.12 sebagai berikut:

1) Nilai antara kuartil 1 dan 3 → 𝐼𝑄𝑅 = 2.5


2) Nilai kuartil 1 → 𝑄1 = 38.80
3) Nilai kuartil 3 → 𝑄3 = 41,30
4) Batas minimum → 𝑄1 − 1,5 𝐼𝑄𝑅 = 35,05
5) Batas maksimum → 𝑄3 + 1,5 𝐼𝑄𝑅 = 45,05

𝑄1 merupakan nilai yang membatasi 25% frekuensi bagian bawah data


dan 75% frekuensi di atasnya, sedangkan 𝑄3 memiliki makna sebaliknya.

Tabel 4. 12. Sebaran Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Balok Normal
Percentiles
Percentiles
5 10 25 50 75 90 95
Weighted KUAT. 35.80 37.21 38.80 40.50 41.30 42.48 44.30
Average TEKAN.
(Devinition 1) BALOK.
NORMAL
Tukey’s KUAT. 38.80 40.50 41.30
Hinges TEKAN.
BALOK.
NORMAL

Dari data hasil pengujian seperti yang ada pada tabel 4.13, nilai data
tertinggi tidak melebihi batas maksimum dan nilai data terendah tidak
kurang dari batas minimum. Sehingga dapat diambil kesimpulan data hasil
pengujian hammer test benda uji silinder tidak terdapat outlier.
65

Tabel 4. 13. Nilai Ekstrim Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda
Balok Normal
Extreme Values
Case Value
Number
KUAT.TEKAN.BALOK. Highest 1 6 44.7
NORMAL 2 25 44.3
3 41 44.3
4 9 42.6
5 20 42.2a
Lowest 1 23 35.4
2 30 35.8
3 19 35.8
4 42 36.7
5 29 38.4b

Hasil analisis outlier dapat ditampilkan dalam bentuk diagram boxplot


seperti yang ditampilkan pada gambar 4.14. Dari diagram tersebut tidak
terdapat outlier atau data diluar rangkaian data.

Gambar 4. 14. Boxplot Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Balok
Normal
66

4.2.3. Analisis Outlier Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Balok
FRP

Analisis outlier dari nilai rata-rata hasil pengujian hammer test balok
FRP pada Gambar 4.10 menggunakan IBM SPSS Statistics 25 dengan output
yang ada pada tabel 4.14 sebagai berikut:

1) Nilai antara kuartil 1 dan 3 → 𝐼𝑄𝑅 = 3.8


2) Nilai kuartil 1 → 𝑄1 = 38.80
3) Nilai kuartil 3 → 𝑄3 = 42,60
4) Batas minimum → 𝑄1 − 1,5 𝐼𝑄𝑅 = 33,10
5) Batas maksimum → 𝑄3 + 1,5 𝐼𝑄𝑅 = 48,30

𝑄1 merupakan nilai yang membatasi 25% frekuensi bagian bawah data


dan 75% frekuensi di atasnya, sedangkan 𝑄3 memiliki makna sebaliknya.

Tabel 4. 14. Sebaran Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Balok FRP
Percentiles
Percentiles
5 10 25 50 75 90 95
Weighted KUAT. 35.195 36.66 38.70 40.30 42.60 44.86 47.51
Average TEKAN.
(Devinition 1) BALOK.
FRP
Tukey’s KUAT. 38.80 40.30 42.60
Hinges TEKAN.
BALOK.
FRP

Dari data hasil pengujian seperti yang ada pada tabel 4.15, nilai data
tertinggi tidak melebihi batas maksimum dan nilai data terendah tidak
kurang dari batas minimum. Sehingga dapat diambil kesimpulan data hasil
pengujian hammer test benda uji silinder tidak terdapat outlier.
67

Tabel 4. 15. Nilai Ekstrim Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji
FRP
Extreme Values
Case Value
Number
KUAT.TEKAN.BALOK. Highest 1 27 48.1
FRP 2 10 47.7
3 22 46.4
4 41 45.1
5 35 44.3
Lowest 1 19 35.0
2 1 35.0
3 15 36.3
4 3 36.3
5 33 37.5a

Hasil analisis outlier dapat ditampilkan dalam bentuk diagram boxplot


seperti yang ditampilkan pada gambar 4.15. Dari diagram tersebut tidak
terdapat outlier atau data diluar rangkaian data.

Gambar 4. 15. Boxplot Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Balok FRP
68

4.2.4. Ultrasonic Pulse Velocity Test Pada Benda Uji Balok (Direct
Method)

Pengujian Ultrasonic Pulse Velocity dilakukan pada titik yang sama


dengan pengujian hammer test dengan menggunakan metode langsung
(direct method) untuk memperkirakan mutu beton dengan mengetahui
homogenitas campuran beton pada balok dan ada atau tidaknya rongga
udara. Sebelum menggunakan alat UPV, dilakukan kalibrasi untuk
mengecek kelayakan alat seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.16.
Untuk menggunakan metode langsung, terlebih dahulu melakukan input
data jarak antara Transducer dengan Receiver seperti pada gambar 4.17.

Gambar 4. 16. Kalibrasi UPV Test

Gambar 4. 17. Input Jarak Transducer dengan Receiver


Gambar 4. 18. Nilai Cepat Rambat Gelombang UPV Test Balok FRP

Gambar 4. 19. Kontur Cepat Rambat Gelombang UPV Test Balok FRP

69
70

Berdasarkan hasil pengujian Ultrasonic Pulse Velocity (UPV), dapat


diambil kesimpulan yang sama seperti hasil pengujian hammer test yaitu
sebaran mutu beton tersebar dan tidak membentuk pola tertentu. Akan tetapi
sama seperti pengujian hammer test, mutu beton pada daerah tertekan
terutama pada tengah bentang balok dimana akan menerima gaya tekan
maksimum dikarenakan momen yang terjadi paling besar menunjukkan
nilai yang lebih rendah dibanding daerah lainnya.

4.3. Hasil dan Analisis Pengujian Lentur Benda Uji Balok

4.3.1. Pola Retak Hasil Pengujian Lentur Balok Normal

Gambar pola retak pada balok normal setelah dilakukan pengujian


lentur untuk kedua sisi balok (bagian A dan B) ditampilkan pada gambar
4.20 dan gambar digitalisasi pola retak ditampilkan pada gambar 4.21.
Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui alur keretakan dan lokasi
kehancuran beton di setiap sisi balok.

Gambar 4. 20. Pola Retak Pada Kedua Sisi Balok Normal

Gambar 4. 21. Digitalisasi Pola Retak Pada Kedua Sisi Balok Normal
71

4.3.2. Superposisi Pola Retak dengan Kontur Kuat Tekan Berdasarkan


Hammer Test Benda Uji Balok Normal

Digitalisasi pola retak untuk setiap sisi balok kemudian


disuperposisikan dengan visualisasi kontur kuat tekan berdasarkan hasil
hammer test yang ditampilkan pada Gambar 4.22 dan Gambar 4.23.
Berdasarkan superposisi untuk setiap sisi balok dapat ditarik kesimpulan
bahwa pola retak sisi A (sesuai Gambar 4.22) memiliki kemiripan dengan
kontur kuat tekan berdasarkan hammer test. Pada daerah dengan nilai kuat
tekan lebih kecil (daerah berwarna biru) terlihat retakan yang lebih banyak
serta pada daerah tertekan, beton mengalami pecah pada daerah dengan kuat
tekan yang lebih kecil.
A

Gambar 4. 22. Superposisi Pola Retak dengan Kontur Kuat Tekan Hammer Test sisi (A) Benda Uji Balok Normal

72
B

Gambar 4. 23. Superposisi Pola Retak Pada Balok dengan Kontur Kuat Tekan Hammer Test sisi (B) Benda Uji Balok Normal

73
74

4.3.3. Pola Retak Hasil Pengujian Lentur Balok FRP

Gambar pola retak pada balok FRP setelah dilakukan pengujian lentur
pada kedua sisi balok (bagian A dan B) ditampilkan pada gambar 4.24 dan
gambar digitalisasi pola retak ditampilkan pada gambar 4.25. Berdasarkan
gambar tersebut dapat diketahui alur keretakan dan lokasi kehancuran beton
di setiap sisi balok.

Gambar 4. 24. Pola Retak Pada Kedua Sisi Balok FRP

Gambar 4. 25. Digitalisasi Pola Retak Pada Kedua Sisi Balok FRP

4.3.4. Superposisi Pola Retak dengan Kontur Kuat Tekan berdasarkan


Hammer Test Benda Uji Balok FRP

Gambar pola retak dan hasil digitalisasi untuk setiap sisi balok
kemudian disuperposisikan dengan visualisasi kontur kuat tekan
berdasarkan hasil hammer test yang ditampilkan pada Gambar 4.26 dan
Gambar 4.27. Berdasarkan superposisi untuk setiap sisi balok dapat ditarik
kesimpulan bahwa pola retak sisi A (sesuai gambar 4.26) memiliki
kemiripan dengan kontur kuat tekan berdasarkan hammer test. Pada daerah
dengan nilai kuat yang lebih kecil (daerah berwarna biru) terlihat retakan
yang lebih banyak. Dan pada daerah tertekan, beton yang pecah berada pada
daerah dengan kuat tekan yang lebih kecil.
A

Gambar 4. 26. Superposisi Pola Retak dengan Kontur Kuat Tekan Hammer Test sisi (A) Benda Uji Balok FRP

75
B

Gambar 4. 27. Superposisi Pola Retak dengan Kontur Kuat Tekan Hammer Test sisi (B) Benda Uji Balok FRP

76
77

4.4. Perbandingan Hasil Penelitian dengan Hasil Penelitian Terdahulu

Pemeriksaan kelayakan elemen struktur dapat dilakukan melalui beberapa


metode, seperti destructive test dengan uji kuat tekan atau lentur dan non-
destructive test dengan hammer test atau ultrasonic pulse velocity. Penggabungan
metode destructive test dan metode non-destructive test menghasilkan suatu metode
pemeriksaan struktur yang memiliki kemudahan pelaksanaannya namun
memberikan hasil pemeriksaan dengan akurasi yang tinggi. Penggabungan kedua
metode tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi untuk
menentukan hubungan di antara keduanya. Kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian ini dan penelitian terdahulu disajikan pada Tabel 4.16 berikut.

Tabel 4.16 Hasil Penelitian Ini dan Penelitian Terdahulu


Koefisien
No Penelitian Persamaan Korelasi
Determinasi
1 (Aydin & Saribiyik, 2010) 𝑌 = 0,78 𝑋 -
2 (Yesilmen, 2013) 𝑌 = 0,8684𝑋 − 6,0953 𝑅 2 = 0,233
3 (Ju, Park, & Oh, 2017) 𝑦 = 1.5803𝑥 − 2.8576 𝑅 2 = 0,5372
(Rahim, et al., 2020)
4 𝑌 = 11,461𝑒 0,033𝑋 𝑅 2 = 0,7755
benda uji M20
(Rahim, et al., 2020)
5 𝑌 = 13,639𝑒 0,0289𝑋 𝑅 2 = 0,8284
benda uji M25
(Rahim, et al., 2020)
6 𝑌 = 12,729𝑒 0,0318𝑋 𝑅 2 = 0,9395
benda uji M30
7 Penelitian ini 𝑌 = 0,8435 𝑋 𝑅 2 = 0,99
Ket: X = Nilai Rebound Hammer Test, Y= Nilai Kuat Tekan

Perbandingan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu dilakukan


dengan mensubstitusikan sembarang nilai X pada ketiga persamaan korelasi pada
Tabel 4.16 dan menghasilkan grafik seperti Gambar 4.28 berikut.
𝐲 = 𝟏. 𝟓𝟖𝟎𝟑𝐱 − 𝟐. 𝟖𝟓𝟕𝟔

Gambar 4. 28. Perbandingan Nilai Korelasi

78
79

Kemudahan dalam pengujian non-destructive test dapat dimanfaatkan untuk


melakukan pengujian dengan lebih banyak titik sampel yang dapat dipetakan
sebaran mutunya pada setiap elemen struktur. Visualisasi data tersebut dapat
dijadikan sebagai dasar evaluasi suatu elemen struktur yang diharapkan
memberikan efektifitas dalam melakukan tindak lanjut perbaikan atau perkuatan
apabila mutu tidak sesuai perencanaan.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Neto & Castro, 2005) dengan
melakukan metode pengujian hammer test dan ultrasonic pulse velocity pada benda
uji kolom beton menunjukkan hasil sebaran mutu yang tidak membentuk pola
tertentu dan antara kedua metode pengujian tidak menunjukkan adanya kemiripan.

Gambar 4. 29. Hasil Pengujian Penelitian (Neto & Castro, 2005)

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh (Kumar, Barkavi, & Natarajan,


2018) dengan melakukan uji ultrasonic pulse velocity pada balok dan kolom gudang
parkir mobil yang terbuat dari beton semen bertulang juga menunjukkan hasil
sebaran mutu yang tidak membentuk pola tertentu.
80

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil pengujian hammer test, ultrasonic pulse velocity


test, uji kuat tekan benda uji silinder, dan pengujian lentur benda uji balok, dapat
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan trial and error, diperoleh persamaan linear 𝑌 = 0,8435 𝑋


dengan nilai koefisien determinasi 𝑅 2 = 0,99 yang dapat digunakan
dalam konversi nilai rebound (variable 𝑋) menjadi nilai kuat tekan
(variabel 𝑌).
2. Berdasarkan pengujian hammer test dan ultrasonic pulse velocity test
pada benda uji balok didapatkan nilai mutu beton yang tersebar dan
tidak membentuk pola tertentu.
3. Sebaran mutu berdasarkan hasil pengujian hammer test lebih variatif di
sepanjang bentang dengan nilai kuat tekan terendah berada di tengah
bentang sedangkan sebaran mutu berdasar Ultrasonic Pulse Velocity
(UPV Test) lebih seragam dengan variasi di ujung bentang serta mutu
lebih rendah di tengah bentang.
4. Analisis pola retak hasil pengujian lentur dengan visualisasi sebaran
mutu balok menunjukkan adanya hubungan dimana pola retak yang
dihasilkan terjadi pada bagian balok dengan mutu lebih rendah sehingga
metode non-destructive test ini dapat diterapkan sebagai metode
evaluasi elemen struktur.

5.2. Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, saran-saran yang dapat diambil untuk
penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya dalam merencanakan perkuatan elemen struktur, dapat


terlebih dahulu dilakukan pengujian mutu dari elemen struktur terkait.
Dapat menggunakan penggabungan metode destructive test (core drill)
dan non-destructive test (hammer test atau Ultrasonic Pulse Velocity
81

Test). Tujuan dari penggabungan kedua metode ini adalah untuk


mendapatkan jumlah data lebih banyak yang dapat mewakili keadaan
sebenarnya dan tetap memiliki nilai akurasi yang tinggi.
2. Hasil pengujian elemen struktur dengan penggabungan metode
destructive test dan non-destructive test dapat dibuat dalam bentuk
visualisasi kontur sebaran mutu, dengan tujuan untuk mempermudah
pembacaan data dan dapat digunakan untuk melakukan perkuatan
struktur dengan lebih efektif.
3. Perlu dilakukan pengujian hammer test terhadap kedua sisi benda uji
balok agar lebih mewakili jika dibandingkan terhadap kerusakan balok
akibat pengujian lentur.
82

DAFTAR PUSTAKA

Abdallah, M. (2019). Assessment, Evaluation, and Repair of Concrete, Steel, and


Offshore Structures. Boca Raton: CRC Press.

ACI 228.1R-03 (In-Place Methods to Estimate Concrete Strength). (n.d.).

Al-Manaseer, A., & Nasser, K. (1986). Comparison of Nondestructive Testers of


Hardened Concrete. ACI Materials Journal, 374-380.

ASTM C 805M - 08 (Standard Test Method for Rebound Number of Hardened


Concrete). (n.d.).

Aydin, F., & Saribiyik, M. (2010). 2.4.1. Correlation Between Schmidt Hammer
and Destructive Compressions Testing for Concrete in Existing Buildings.
Scientific Research and Essays Vol. 5(13), 1644-1648.

Goverment of india New Delhi. (2017). Condition Assesment of Buildings for


Repair and Upgrading, Prepared under-Gol-UNDP Disaster, Risk
Management Programmer Nasional Disaster Management Division
Ministry of Home Affairs. New Delhi.

Grieb, W. (1958). Use of Swiss Hammer for Estimating Compressive Strength of


Hardened Concrete. Highway Research Bulletin, 201.

Ju, M., Park, K., & Oh, H. (2017). Estimation of Compressive Strength of High
Strength Concrete Using Non-Destructive Technique and Concrete Core
Strength. Applied Sciences Vol.7.

Kocab, D., Misak, P., & Cikrle, P. (2019). Characteristic Curve and Its use in
Determining the Compressive Strength of Concrete by the Rebound
Hammer Test. Materials Journal (Multidisciplinary Digital Publishing
Institute).

Kumar, N. R., Barkavi, & Natarajan. (2018). Structural Health Monitoring :


Detection of Concrete Flaws Using Ultrasonic Pulse Velocity. Journal of
Building Pathology and Rehabilitation.
83

Malek, J., & Kaouther, M. (2014). Destructive and Nondestructive Testing of


Concrete Structures. Jordan Journal of CIvil Engineering, 432-441.

Malhotra, M. (1984). In Situ/Nondestructive Testing of Concrete - A Global


Review. 1-16.

Maryoto, A., Lie, H. A., & Purwanto. (2018). Pengantar Teknologi Beton :
Pengertian, Pengujian, Perilaku dan Sifat Mekanik. Boyolali:
CV.Markumi.

Neto, M., & Castro. (2005). Assessing Strength Variability of Concrete Structural
Elements. The 8th International Conference of The Slovenian Society for
Non-Destructive Testing, 123-130.

Rahim, M. A., Shahidan, S., Onn, O. C., Rahman, R. A., Bahari, A., & Ayob, A.
(2020). The Behavior of Non-Destructive Test for Different Grade of
Concrete. International Journal Of Integrated Engineering Vol.12 No.9, 1-
8.

Samarin, A., & Meynink, P. (1981). Use of combined ultrasonic andrebound


hammer method for determining strength of concrete structural members.
Concrete Internasional, 25-29.

Schuller, M. P. (2006). Nondestructive testing and damage assessment of masonry


structures. In-Situ Evaluation of Historic Wood and Masonry Structures
(NSF/RILEM Workshop), 67-86.

SNI 03-4430-1997 (Metode Pengujian Elemen Struktur Beton). (n.d.).

Teodoru. (1989). The Use of Simultaneous Nondestructive Tests to Predict The


Compressive Strength of Concrete. 137-152.

Tian, L., Shang, X., & Yu, j. (2017). Using modified core drilling method to
estimate the damage of fire exposed concrete. Procedia Engineering, 3-10.

Wight, J. K. (2016). Reinforced Concrete Mechanics and Design. Harlow: Pearson


Education Limited.

Yesilmen. (2013). 2.4.2. Evaluation of Rebound Hammer Test as a Combined


Procedure Used with Drill Core Testing for Evaluation of Existing
84

Structures. RILEM Bookseries 6 (Nondestructive Testing of Materials and


Structures), 341-347.

Yun, C.-H., Choi, K.-R., Kim, S.-Y., & Song, Y.-C. (1989). Comparative
Evaluation of Nondestructive Test Methods for In-Place Strength
Determination. 111-136.

Anda mungkin juga menyukai