HALAMAN SAMPUL
TUGAS AKHIR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022
ffi
TJNI1rER$TTAS NTP{}NUGSRO
Disetujui
tu
Df._Eng. .S.UksUStS" $.T., M"T" Baryu Ardi Hidpyat" $",T." MJ.
NIr" [$6SSS141 9$9{}3 t{}*3 t9*7*7227$2fi1?tr*r2
M*ngetalrui
K*tua Pr*gram Studi SI Teknik Sipil Departenlen Teknik Sipil
Fakultas Tekn ik um iv*rsitas Sigrcnegnro
NIR
$
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
NIM : 21010118120066
Tanda Tangan :
NIM : 21010118130208
Tanda Tangan :
III
T{ALAMA}I{ PEIqGH SAHA1T
NAMA : AsniNurAhyani
NIM :21t11011812fi166
TIM FH T#.U}T
F;EF" I $?=*5I#3#*E 12
1Y
HALAMAN PENGESAHAN
S$iesiini&iukrede :
NIM :21010118130?08
JtrrusanlProgram Sadi : Sl Tdrnik $ipit
Judul $kripi :
TlIl# pHNfitffI
HIF_ I*??{}5I*X**} I?
1/
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/
Noneksklusif ini Universitas Diponegoro berhak menyimpan, mengalihmedia/
formatkan, mengelola dalam bentuk rangkaian data (database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir kami selama tetap mencantumkan nama kami sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Semarang
Pada Tanggal : 15 Agustus 2022
Yang menyatakan,
VI
ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan benda uji silinder dan benda uji balok dengan ukuran
15×30×270 cm3. Metode yang digunakan adalah kombinasi antara pengujian
destructive dan non-destructive test, yaitu dengan hammer test, Ultrasonic Pulse
Velocity Test (UPV), hasil pengujian kuat tekan benda uji silinder dan hasil
pengujian lentur two-point load benda uji balok.
Hasil penelitian menyatakan bahwa faktor koreksi sebesar 0,8435 dapat digunakan
untuk memberikan koreksi terhadap hasil pembacaan hammer test sehingga
didapatkan nilai kuat tekan. Pada pengujian hammer test dan Ultrasonic Pulse
Velocity, menunjukkan sebaran mutu beton yang tidak membentuk pola tertentu.
Hasil pengujian lentur menunjukkan adanya kemiripan antara bagian yang
mengalami kerusakan dengan sebaran mutu berdasarkan hammer test. Kerusakan
tersebut diakibatkan mutu bahan yang lebih kecil dari daerah lainnya.
Kata Kunci :Hammer Test, Ultrasonic Pulse Velocity Test, Pemetaan, Sebaran
Mutu
VII
ABSTRACT
This study used a cylindrical and beam specimen with a size of 15×30×270 cm3.
The method used is a combination of destructive and non-destructive tests, namely
the hammer test, Ultrasonic Pulse Velocity Test (UPV), the results of the
compressive strength test of the cylindrical specimen, and the results of the two-
point load flexural test of the beam test object.
The results of the study stated that a correction factor of 0.8435 can be used to
provide corrections for the hammer test readings, therefore the value of
compressive strength can be determined. The distribution of the concrete quality
from hammer test and ultrasonic pulse velocity shows it does not form any certain/
special pattern. The results of the flexural test show that there is a similarity
between the damaged parts and the distribution of quality based on the hammer
test. The damage was caused by the lower quality of the material compared to the
other areas.
VIII
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat,
taufik serta hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir. Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai derajat Sarjana
Teknik Sipil pada universitas Diponegoro.
1. Bapak Dr. Eng. Sukamta, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing pertama
yang telah memberikan bimbingan dan arahan
2. Bapak Banu Ardi Hidayat, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing kedua yang
juga memberikan bimbingan dan arahan
3. Bapak Bagus Hario Setiadji, S.T., M.T., Ph.D. selaku kepala prodi sarjana
teknik sipil Universitas Diponegoro
4. Dosen penguji kelak yang akan menguji tugas akhir ini.
5. Seluruh pihak yang termasuk kedalam tim penelitian bersama riset FRP
(NUU Taiwan - Nihon University Jepang - UNDIP - UAJY - PT Sika
Indonesia)
6. Orang tua kita yang telah memberikan semangat dan hal lainnya yang
menunjang terselesainya tugas akhir ini.
7. Pihak Lab Bahan dan Material Konstruksi Teknik Sipil Universitas
Diponegoro
Akhir kata penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca.
Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi mahasiswa teknik sipil
namun juga bermanfaat untuk semua pihak.
IX
DAFTAR ISI
ABSTRACT ..........................................................................................................VIII
X
2.1.4. Perilaku Lentur Beton Bertulang (Reinforced Concrete).................. 6
2.4. Penelitian Terdahulu Terkait Hubungan Antara Destructive Test dan Non-
Destructive Test ................................................................................................. 23
XI
3.3.3. Pelaksanaan pengecoran.................................................................. 34
3.5. Flowchart dan Coding untuk Pengolahan dan Menampilkan Data Kontur
Hasil Pengujian ................................................................................................. 41
4.1.2. Analisis Outlier Nilai Rata-Rata Hasil Pengujian Hammer Test Benda
Uji Silinder .................................................................................................... 45
4.1.4. Analisis Outlier Hasil Pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder .. 48
4.1.5. Korelasi Data Kuat Tekan dengan Hammer Test Benda Uji Silinder
50
4.2. Hasil dan Analisis Pengujian Non-Destructive Test Benda Uji Balok ... 60
4.2.2. Analisis Outlier Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Balok
Normal 64
4.2.3. Analisis Outlier Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Balok FRP
66
4.2.4. Ultrasonic Pulse Velocity Test Pada Benda Uji Balok (Direct Method)
68
4.3. Hasil dan Analisis Pengujian Lentur Benda Uji Balok .......................... 70
XII
4.3.1. Pola Retak Hasil Pengujian Lentur Balok Normal ......................... 70
XIII
DAFTAR TABEL
XIV
Tabel 4. 6.Nilai Ekstrim Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder .. 49
Tabel 4. 7. Korelasi Kuat Tekan Dengan Hammer Test Benda Uji Silinder ........ 51
Tabel 4. 8. Pola Retak hasil pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder ............... 56
Tabel 4. 9. Pola Retak hasil pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder (Lanjutan)
............................................................................................................................... 57
Tabel 4. 10. Pola Retak hasil pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder (Lanjutan)
............................................................................................................................... 58
Tabel 4. 11. Pola Retak hasil pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder (Lanjutan)
............................................................................................................................... 59
Tabel 4. 12. Sebaran Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Balok Normal . 64
Tabel 4. 13. Nilai Ekstrim Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Balok Normal
............................................................................................................................... 65
Tabel 4. 14. Sebaran Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Balok FRP 66
Tabel 4. 15. Nilai Ekstrim Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji FRP .. 67
XV
DAFTAR GAMBAR
XVI
Gambar 2. 19. (A) Pengujian Kuat Tekan; (B) Pengujian Hammer Test (Rahim, et
al., 2020)................................................................................................................ 26
Gambar 2. 20. Grafik Korelasi Benda Uji M20 (Rahim, et al., 2020) .................. 27
Gambar 2. 21. Grafik Korelasi Benda Uji M25 (Rahim, et al., 2020) .................. 27
Gambar 2. 22. Grafik Korelasi Benda Uji M30 (Rahim, et al., 2020) .................. 27
Gambar 2. 23. (A) Pembuatan Benda Uji; (B) Pelaksanaan Core Drill (Ju, Park, &
Oh, 2017) .............................................................................................................. 28
Gambar 2. 24. Grafik Korelasi Hubungan Destructive Test dan Non-Destructive
Test (Ju, Park, & Oh, 2017)................................................................................... 29
XVII
Gambar 4. 5. Grafik Korelasi Hasil Pengujian Kuat Tekan dengan Pendekatan
Power dan Polinomial Orde 2 ............................................................................... 52
Gambar 4. 6. Grafik Korelasi Hasil Pengujian Kuat Tekan dengan Pendekatan
Logaritmik dan Eksponensial................................................................................ 53
Gambar 4. 7. Grafik Korelasi Terpilih Berdasarkan Hasil Pengujian Kuat Tekan
dengan Pendekatan Linear .................................................................................... 54
Gambar 4. 8. Hasil Nilai Rebound Balok Normal ................................................ 61
Gambar 4. 9. Hasil Nilai Kuat Tekan Balok Normal ............................................ 61
Gambar 4. 10. Hasil Nilai Rebound Balok FRP.................................................... 62
Gambar 4. 11. Hasil Nilai Kuat Tekan Balok FRP ............................................... 62
Gambar 4. 12. Kontur Kuat Tekan Balok Normal ................................................ 63
Gambar 4. 13. Kontur Kuat Tekan Balok FRP ..................................................... 63
Gambar 4. 14. Boxplot Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Balok
Normal................................................................................................................... 65
Gambar 4. 15. Boxplot Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Balok FRP
............................................................................................................................... 67
Gambar 4. 16. Kalibrasi UPV Test ........................................................................ 68
Gambar 4. 17. Input Jarak Transducer dengan Receiver ...................................... 68
Gambar 4. 18. Nilai Cepat Rambat Gelombang UPV Test Balok FRP ................ 69
Gambar 4. 19. Kontur Cepat Rambat Gelombang UPV Test Balok FRP ............. 69
Gambar 4. 20. Pola Retak Pada Kedua Sisi Balok Normal .................................. 70
Gambar 4. 21. Digitalisasi Pola Retak Pada Kedua Sisi Balok Normal ............... 70
Gambar 4. 22. Superposisi Pola Retak dengan Kontur Kuat Tekan Hammer Test
sisi (A) Benda Uji Balok Normal .......................................................................... 72
Gambar 4. 23. Superposisi Pola Retak Pada Balok dengan Kontur Kuat Tekan
Hammer Test sisi (B) Benda Uji Balok Normal ................................................... 73
Gambar 4. 24. Pola Retak Pada Kedua Sisi Balok FRP........................................ 74
Gambar 4. 25. Digitalisasi Pola Retak Pada Kedua Sisi Balok FRP .................... 74
Gambar 4. 26. Superposisi Pola Retak dengan Kontur Kuat Tekan Hammer Test
sisi (A) Benda Uji Balok FRP ............................................................................... 75
Gambar 4. 27. Superposisi Pola Retak dengan Kontur Kuat Tekan Hammer Test
sisi (B) Benda Uji Balok FRP ............................................................................... 76
XVIII
Gambar 4. 28. Perbandingan Nilai Korelasi ......................................................... 78
Gambar 4. 29. Hasil Pengujian Penelitian (Neto & Castro, 2005) ....................... 79
XIX
BAB I
PENDAHULUAN
Pengujian destructive test untuk mengukur kuat tekan sampel beton harus
dilakukan di laboratorium menggunakan compression testing machine. Nilai kuat
tekan beton yang dihasilkan pada pengujian ini lebih akurat dari metode lainnya,
tetapi metode ini membutuhkan pengambilan sampel sehingga sangat sulit jika
diterapkan pada struktur eksisting karena sifat pengujian yang merusak sebagian
struktur. Untuk meminimalisir kerusakan, dapat dilakukan metode pengujian non-
destructive test. Metode non-destructive test yang sering digunakan adalah
ultrasonic pulse velocity (UPV) dan hammer test.
1
2
Pada penelitian ini terdapat rumusan masalah yang akan dibahas agar tidak
menyimpang dari pokok pembahasan. Berikut rumusan masalah yang diangkat:
1. Bagaimana konversi nilai kuat tekan beton berdasarkan korelasi antara hasil
pengujian hammer test dengan hasil pengujian kuat tekan benda uji silinder?
2. Bagaimana pemetaan kontur nilai kuat tekan pada balok uji?
3. Bagaimana hasil pengujian non-destructive test dengan metode hammer test
dan ultrasonic pulse velocity? Apakah terdapat perbedaan hasil pengujian
pada benda uji balok berdasarkan kedua metode tersebut?
3
Dalam laporan ini akan disampaikan dalam beberapa bab sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.
Bab ini berisi tentang studi pustaka atau literatur, memaparkan rangkuman kritis
atas pustaka yang menunjang penyusunan laporan, meliputi pembahasan tentang
topik yang akan dikaji lebih lanjut.
Bab ini menerangkan mengenai subyek, obyek, tahapan penelitian, dan teknik
pengumpulan data.
Bab ini berisi hasil dan analisis terhadap data hasil pengujian hammer test,
ultrasonic pulse velocity test, serta pengujian lentur pada benda uji.
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil pengolahan data dan analisis data
pengujian pada penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka berisi tentang pustaka yang digunakan pada laporan ini, baik berupa
jurnal, buku, maupun peraturan yang relevan dengan permasalahan yang akan
diamati dalam penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Beton mutu rendah, memiliki kuat tekan karakteristik 𝑓𝑐′ < 20𝑀𝑃𝑎
b. Beton normal (beton biasa), memiliki kuat tekan karakteristik
20 𝑀𝑃𝑎 ≤ 𝑓𝑐′ ≤ 40 𝑀𝑃𝑎
c. Beton mutu tinggi, memiliki kuat tekan karakteristik 𝑓𝑐′ > 40𝑀𝑃𝑎.
Kuat tarik beton umumnya hanya mencapai 10% - 15% dari kuat
tekannya. Hal tersebut dikarenakan material beton merupakan komposit yang
diikat oleh media semen. Kuat tarik beton diekspresikan dalam kuat tarik batas
beton (𝑓𝑡𝑟′ ). Pendekatan pengujian kuat tarik beton dapat dibedakan menjadi
pengujian tarik langsung (Direct Tensile) dan pengujian tarik tidak langsung
melalui uji kuat tarik belah (Split Cylinder).
5
6
Kekuatan tarik yang rendah menjadi salah satu kelemahan pada balok
beton biasa. Agar kekuatan tekan beton dapat dimanfaatkan dengan maksimal,
maka ditempatkan tulangan pada serat tertarik. Saat serat tertarik mengalami
7
keretakan, tegangan tarik yang sudah tidak dapat dipikul beton dilimpahkan pada
tulangan. Proses pemindahan tegangan ini disebut juga transfer tegangan tarik.
Perilaku lentur pada beton bertulang ditunjukkan pada Gambar 2.2.
c. Pullout test dengan prinsip dasar umum pengujian tarik bahwa alat uji yang
dirancang untuk geometri tertentu akan menghasilkan hasil (gaya tarik)
yang berkorelasi erat dengan kuat tekan beton. Korelasi ini dicapai dengan
mengukur gaya yang diperlukan untuk menarik piringan atau cincin baja,
yang tertanam dalam beton segar, terhadap tekanan balik melingkar yang
ditempatkan pada permukaan beton yang konsentris dengan piringan/cincin.
d. Ultrasonic Pulse Velocity Method adalah metode pengujian yang dapat
menentukan kualitas beton suatu struktur berdasarkan bagian ketebalan
struktur yang ditinjau (Teodoru, 1989) dengan cara mengukur kecepatan
gelombang antar sensor yang melewati material beton. Bagian yang penting
9
terkait beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari pengujian ini
adalah tipe semen yang digunakan, jenis agregat, dan kondisi curing. Nilai
kecepatan berdasarkan beberapa faktor terkait ditampilkan pada Tabel 2.2.
antara kuat beton dan angka pantul. Terdapat ketentuan pada (SNI 03-4430-1997
(Metode Pengujian Elemen Struktur Beton)) terkait pengujian beton dengan
metode hammer test ini seperti:
a. Tebal minimum elemen struktur pelat dan dinding 100mm dan kolom
balok 125mm
b. Permukaan beton yang akan diuji harus memiliki permukaan yang padat,
halus, dan tidak dilapisi oleh plesteran atau bahan pelapis lainnya
c. Bidang uji yang dipilih harus dalam keadaan kering dan halus, bebas dari
tonjolan dan lubang
a. Penelitian yang dilakukan oleh (Tian, Shang, & Yu, 2017), diberikan
tekanan 40 kN atau sekitar 5.1 MPa pada benda uji (silinder dengan
diameter penampang 100 mm) saat dilakukan pengujian hammer test
seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 2.3
b. Penelitian yang dilakukan oleh (Kocab, Misak, & Cikrle, 2019) diberikan
tekanan 50 kN atau sekitar 2.2 MPa pada benda uji (kubus dengan
panjang sisi 150 mm) saat dilakukan pengujian hammer test seperti yang
ditunjukkan pada Gambar. 2.4
Gambar 2. 5. Hubungan Kuat Tekan dan Bacaan Rebound Bawaan Pabrik (Grieb,
1958)
12
Tabel 2. 3. Faktor Koreksi Bacaan Rebound untuk Variasi Sudut Pengambilan Uji
(Grieb, 1958)
Angle from horizontal Correction factor
(degrees upward)
90 -6
60 -5
30 -3
0 0
(downward)
30 +2
60 +3
90 +4
Pada struktur dengan tulangan, nilai cepat rambat hasil pengujian UPV
dapat dipengaruhi oleh posisi baja tulangan. (Samarin & Meynink, 1981)
mengatakan jika posisi baja tulangan diketahui atau dapat ditemukan
menggunakan covermeter, koreksi yang ditunjukkan dalam BS 4408-1974 dapat
diterapkan. Struktur dengan pola penulangan yang rumit sebaiknya dihindari.
Pengujian UPV Test dapat dilakukan melalui beberapa metode sebagai berikut:
Gambar 2. 11. Titik Pengujian Hammer Test dan Ultrasonic Pulse Velocity
Test (Neto & Castro, 2005)
Sebuah kolom dipilih untuk diuji menggunakan aplikasi ANOVA. Tiga area
sampel hasil pengujian ultrasonic pulse velocity ditunjukkan pada Tabel 2.6 dan
Tabel 2.7. Hasil pengujian aplikasi ANOVA yang menggunakan distribusi Fischer
ditunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan baik antara hasil uji UPV di ketiga
wilayah kolom (atas, tengah, bawah) maupun antara hasil rebound permukaan A
dan permukaan B kolom.
18
Tabel 2. 6. ANOVA yang diterapkan pada hasil uji UPV Kolom (Neto & Castro,
2005)
Tabel 2. 7. ANOVA yang diterapkan pada hasil uji Hammer Kolom (Neto &
Castro, 2005)
Gambar 2. 12. Foto Gudang Parkir Mobil yang terletak di NITT (Kumar,
Barkavi, & Natarajan, 2018)
19
Gambar 2. 14. Lembar Kisi Titik Pengujian UPV (Kumar, Barkavi, & Natarajan,
2018)
20
Gambar 2. 15. Pengujian UPV Metode Indirect (Kumar, Barkavi, & Natarajan,
2018)
Tabel 2. 8. Kriteria kecepatan dan kualitas beton yang sesuai serta gradien warna
(Kumar, Barkavi, & Natarajan, 2018)
2 FB-2
3 BB-1
4 BB-2
5 SB-1
6 SB-2
Tabel 2. 10. Hasil Pengujian Kolom (Kumar, Barkavi, & Natarajan, 2018)
Tabel 2. 11. Hasil Pengujian Kolom Lanjutan (Kumar, Barkavi, & Natarajan,
2018)
Berdasarkan Tabel 2.9, Tabel 2.10 dan Tabel 2.11, dapat dipahami
bahwa balok memiliki rongga internal lebih banyak dan retakan yang meluas, di
antaranya FB-1, BB-1 dan SB-2 memiliki kerusakan yang lebih besar dibanding
balok yang lainnya. Sedangkan untuk kolom terlihat bahwa kolom C-4 lebih
banyak mengalami kerusakan. Balok dan kolom lebih banyak berwarna hijau
dimana beton dikatakan baik. Warna merah pada balok dan kolom menunjukkan
kualitas beton yang rendah sedangkan warna kuning menunjukkan bahwa
kualitas beton sangat rendah. Studi ini menunjukkan bahwa strategi interpretasi
23
data UPV dengan pemetaan kontur cukup baik dalam menunjukkan tingkat
homogenitas beton. Strategi interpretasi ini akan menjadi alat yang cocok untuk
penilaian struktur beton.
Gambar 2. 16. Korelasi Nilai Rebound dan Kuat Tekan untuk Setiap Variasi
Umur Beton Benda Uji Kubus (Aydin & Saribiyik, 2010)
24
Gambar 2. 17. Korelasi Nilai Rebound dan Kuat Tekan untuk Setiap Variasi
Umur Beton Sampel Core Drill (Aydin & Saribiyik, 2010)
Tabel 2. 12. Nilai Faktor Korelasi Kuat Tekan Berdasarkan Nilai Rebound
(Aydin & Saribiyik, 2010)
Berdasarkan data yang terkumpul berjumlah 4932 nilai kuat tekan dan
49320 nilai rebound hasil pembacaan hammer test. Dilakukan analisis korelasi
antar kedua data dan didapatkan persamaan linear 𝑌 = 0,8684𝑋 − 6,0953
dengan nilai 𝑅 2 = 0,233 (dengan variabel y adalah kuat tekan, dan variabel X
adalah nilai rebound hasil hammer test).
Gambar 2. 18. Grafik Analisis Korelasi Data Kuat Tekan Core Drill dengan
Nilai Rebound Hammer Test (Yesilmen, 2013)
26
(A) (B)
Gambar 2. 19. (A) Pengujian Kuat Tekan; (B) Pengujian Hammer Test (Rahim, et
al., 2020)
Penelitian ini dilakukan untuk tiga variasi benda uji M20, M25, dan
M30 dengan proporsi perbandingan semen : pasir : kerikil dari masing-masing
benda uji ditampilkan pada Tabel 2.13 berikut.
Gambar 2. 20. Grafik Korelasi Benda Uji M20 (Rahim, et al., 2020)
Gambar 2. 21. Grafik Korelasi Benda Uji M25 (Rahim, et al., 2020)
Gambar 2. 22. Grafik Korelasi Benda Uji M30 (Rahim, et al., 2020)
28
(Ju, Park, & Oh, 2017) melakukan pengujian pada sampel benda uji
silinder dan benda uji core drill dengan tiga target kuat tekan (𝑓 ′ 𝑐) yang
berbeda. Mix design dilakukan dengan penambahan substitusi fly-ash dan silica
fume yang ditampilkan pada Tabel 2.14.
Tabel 2. 14. Proporsi dan Mix Design Benda Uji (Ju, Park, & Oh, 2017)
Mix 𝑓′𝑐 Fly- Silica
Water Cement Sand Gravel
Types (𝑀𝑃𝑎) ash Fume
Mix 1 40 160 374 358 537 849 42 -
Mix 2 60 165 479 328 492 809 53 -
Mix 3 100 165 613 189 440 743 79 94
Benda uji yang digunakan pada penelitian ini yaitu benda uji silinder
dengan diameter 100 mm dan tinggi 200 mm, sedangkan benda uji core drill
dengan diameter tetap 200 mm dan variasi ketinggian 100 mm, 50 mm, dan 30
mm. Pengeboran dilakukan pada benda uji plat beton dengan dimensi 600
mm×600 mm dan ketebalan 200 mm.
(A) (B)
Gambar 2. 23. (A) Pembuatan Benda Uji; (B) Pelaksanaan Core Drill (Ju, Park, &
Oh, 2017)
29
a. Korelasi pertama antara hasil pengujian kuat tekan dan nilai hasil
pengujian ultrasonic pulse velocity test dengan output persamaan:
𝑦 = 6.1193𝑥 + 34.404
(𝑦 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑢𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛; 𝑥 = ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛 𝑈𝑃𝑉).
b. Korelasi kedua antara hasil pengujian kuat tekan dan hasil pengujian
hammer test dengan output persamaan:
𝑦 = 1.5803𝑥 − 2.8576
(𝑦 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑢𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛; 𝑥 = ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑚𝑚𝑒𝑟)
Pada benda uji balok akan dilakukan pengujian ultrasonic pulse velocity
(UPV) yang akan dibandingkan dengan hasil pengujian hammer test. Kedua metode
ini memiliki pendekatan yang berbeda dalam memperkirakan kekuatan beton,
sehingga dapat memberikan hasil pengujian yang kemudian akan dibandingkan.
Hasil dari kedua pengujian tersebut selanjutnya akan dibandingkan dengan perilaku
balok pada pengujian lentur.
Kedua balok uji akan dibagi menjadi 2 sampel untuk pengujian lentur. Satu
balok uji dinyatakan sebagai balok normal tanpa adanya perkuatan Fiber
Reinforced Polymer (FRP), dan satu balok uji lainnya dinyatakan sebagai balok
FRP dengan perkuatan FRP lentur maupun FRP geser. Perkuatan FRP terlekat pada
permukaan beton dengan bahan epoxy. Perkuatan lentur diletakkan pada serat tarik
sepanjang bentang balok, sedangkan perkuatan lentur dililitkan pada keempat sisi
balok. Pada kedua benda uji balok ini akan dilakukan pengujian lentur dengan setup
two-point load.
30
31
1. Variabel bebas :
a. Ada dan tidak adanya perkuatan FRP lentur dan geser pada balok
b. Metode pengujian non-destructive test dengan pengujian hammer
test dan ultrasonic pulse velocity (UPV test) pada benda uji balok
2. Variabel terikat :
a. Letak daerah keruntuhan balok dan pola retak yang terjadi
b. Hasil pengujian dan pola sebaran mutu
3. Variabel kendali : Dimensi balok, mutu material seperti beton dan baja
tulangan yang digunakan, cara pembuatan dan perawatan benda uji, dan
pelaksanaan pengujian.
Ukuran benda uji silinder yang digunakan diameter 15cm dengan tinggi
30 cm. Rencana pengujian untuk benda uji silinder ini adalah pengujian kuat
tekan compression test dan hammer test untuk mendapatkan nilai korelasi data
sebagai faktor koreksi nilai rebound hammer test menjadi nilai kuat tekan.
Rencana pengujian untuk benda uji balok ini adalah pengujian lentur
(destructive test) dengan metode two-point load secara monotonic test dan
pengujian non-destructive test dengan metode hammer test dan ultrasonic pulse
velocity (UPV). Benda uji balok diuji dengan metode two-point load test supaya
pada bagian tengah bentang terjadi lentur murni maksimum (tidak ada gaya
geser) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.14. gambar setup pengujian
lentur balok dapat dilihat pada Gambar 3.12 berikut.
Gambar 3. 12. Setup Pengujian Lentur Pada Benda Uji Balok (atas) dan
Potongan Penampang (bawah)
39
Gambar 3.13. Detail Penulangan Balok Daerah Lapangan (kiri) dan Daerah
Tumpuan (kanan)
Gambar 3. 14. Gambar Bidang Gaya Geser dan Momen Akibat Two-Point
Load Test
Pada tugas akhir ini digunakan pemrograman komputer Python V3.10 untuk
melakukan pengolahan dan menampilkan data kontur dari hasil pengujian hammer
test, UPV test, dan nilai kuat tekan masing-masing balok dengan flow chat alur
pemrograman disajikan pada Gambar 3.17.
import numpy as np
import matplotlib.pyplot as plt
b. Setelah itu input nilai dari data X dan data Y yang mewakili posisi data, dan
data Z yang mewakili nilai dari hasil pengujian yang akan ditampilkan dalam
visual kontur.
dataX=
np.array([5,5,5,25,25,25,45,45,45,65,65,65,85,85,85,105,105,105,125,
125,125,145,145,145,165,165,165,185,185,185,205,205,205,225,225,225,
245,245,245,265,265,265])
dataY =
np.array([28.5,15,1.5,28.5,15,1.5,28.5,15,1.5,28.5,15,1.5,28.5,15,1.
5,28.5,15,1.5,28.5,15,1.5,28.5,15,1.5,28.5,15,1.5,28.5,15,1.5,28.5,1
5,1.5,28.5,15,1.5,28.5,15,1.5,28.5,15,1.5])
c. Selanjutnya mengolah data yang telah diinput dalam bentuk visualisasi kontur
dengan melakukan perintah sebagai berikut
plt.tricontourf(dataX,dataY,dataZ)
d. Melengkapi hasil plot agar lebih mudah dipahami, keterangan judul dan
keterangan sumbu x dan sumbu y dapat ditambahkan dengan melakukan
perintah sebagai berikut
plt.yticks([0,1.5,15,28.5,30])
plt.xticks([0,5,25,45,65,85,105,125,145,165,185,205,225,245,265,270]
)
colorbarr = plt.tricontourf(dataX,dataY,dataZ,cmap='jet')
plt.colorbar(colorbarr, orientation='horizontal')
f. Tahap terakhir untuk menampilkan hasil plot dapat dilakukan dengan perintah
sebagai berikut
plt.show()
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Sebelum melakukan pengujian kuat tekan benda uji silinder, setiap benda
uji terlebih dahulu akan dilakukan hammer test dengan sembilan titik pengujian
pada penampang selimut benda uji silinder. Pada pengujian hammer test tersebut
akan menghasilkan data bacaan alat hammer test dalam nilai rebound. Kemudian
pengujian kuat tekan menggunakan Concrete Compression Machine dilakukan
untuk setiap benda uji silinder. Pengujian tekan menggunakan Concrete
Compression Machine akan menghasilkan data berupa gaya tekan ultimate.
NILAI REBOUND
KODE TITIK
NO RATA
BENDA UJI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 RATA
1 B1 41.5 44 44.5 39.5 43 43.5 41.5 43 42 42.5
2 B2 39.5 38.5 39 38 41 38.5 44 45 42.5 40.7
3 B3 39 39.5 39.5 43 46 40 41.5 39.5 39.5 40.8
4 B4 41.5 48.5 40 42 45 42 43 43.5 39.5 42.8
5 B5 42.5 42 41.5 40.5 42.5 42.5 41 39 40 41.3
6 B6 44.5 40.5 41 41.5 41.5 43.5 40 43 39 41.6
7 B7 43.5 45 35.5 42 42.5 41 41.5 42 39 41.3
8 B8 42 42.5 42 43.5 41.5 36.5 39.5 43 37.5 40.9
9 B9 45 46 43 44.5 44.5 43.5 42 40.5 41 43.3
10 B10 44 42.5 39 42.5 43.5 35 40 41.5 36 40.4
11 B11 42.5 38.5 36.5 41.5 41.5 39.5 41.5 41 40 40.3
12 B12 41.5 38 40.5 40 43 42.5 44 38.5 39 40.8
13 B13 39.5 38 32.5 42.5 42.5 37.5 43 38 43.5 39.7
14 B14 41.5 37.5 46.5 35 41.5 41.5 42 41.5 43 41.1
15 B15 47.5 39.5 45 38.5 38 38 41 47.5 44 42.1
16 B16 43.5 41 42 40.5 38.5 39.5 40.5 43.5 44 41.4
17 B17 40 41 40 41.5 44 45 41 39.5 39 41.2
18 B18 36.5 38 43.5 45.5 45.5 38 40.5 44.5 45 41.9
19 B19 45 41.5 38.5 41.5 42.5 41.5 39.5 41.5 37.5 41
20 B20 43.5 40.5 43.5 41.5 40.5 41.5 43 39.5 44.5 42
21 B21 41 38 47 39.5 44 48 40.5 39.5 40 41.9
22 B22 42 41.5 40.5 41 45 39 42 41.5 39 41.3
23 B23 40.5 42 43 42 39.5 42 42.5 38.5 42 41.3
44
45
Analisis outlier dari nilai rata-rata hasil pengujian hammer test benda
uji silinder pada Tabel 4.1 menggunakan IBM SPSS Statistics 25 dengan
output yang ada pada tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4. 2. Sebaran Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Silinder
Percentiles
Percentiles
5 10 25 50 75 90 95
Weighted RATA. 39.82 40.34 40.85 41.30 41.90 42.68 43.20
Average RATA.
(Devinition 1) HAMMER.
TEST.
SILINDER
Tukey’s Hinges RATA. 40.85 41.30 41.90
RATA.
HAMMER.
TEST.
SILINDER
46
Data hasil pengujian pada tabel 4.3, menunjukkan bahwa nilai data
tertinggi tidak melebihi batas maksimum dan nilai data terendah tidak
kurang dari batas minimum. Sehingga dapat diambil kesimpulan data hasil
pengujian hammer test benda uji silinder tidak terdapat outlier.
Tabel 4. 3. Nilai Ekstrim Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji
Silinder
Extreme Values
Case Value
Number
RATA.RATA.HAMMER. Highest 1 9 43.3
TEST. SILINDER 2 4 42.8
3 1 42.5
4 15 42.1
5 20 42.0
Lowest 1 13 39.7
2 11 40.3
3 10 40.4
4 2 40.7
5 12 40.8a
Gambar 4. 2. Boxplot Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Silinder
47
mm2
LUAS P ULTIMATE
PERMUKAAN KUAT TEKAN
NO KODE BENDA UJI BACAAN ALAT
(MPa)
(mm2 ) (KN)
1 B1 17662.5 620 35.10
2 B2 17662.5 660 37.37
3 B3 17662.5 555 31.42
4 B4 17662.5 510 28.87
5 B5 17662.5 645 36.52
6 B6 17662.5 640 36.23
7 B7 17662.5 650 36.80
8 B8 17662.5 660 37.37
9 B9 17662.5 650 36.80
10 B10 17662.5 545 30.86
11 B11 17662.5 550 31.14
12 B12 17662.5 485 27.46
13 B13 17662.5 555 31.42
14 B14 17662.5 540 30.57
15 B15 17662.5 650 36.80
16 B16 17662.5 590 33.40
17 B17 17662.5 690 39.07
18 B18 17662.5 635 35.95
19 B19 17662.5 640 36.23
20 B20 17662.5 720 40.76
21 B21 17662.5 660 37.37
22 B22 17662.5 670 37.93
23 B23 17662.5 655 37.08
RATA - RATA 34.89
4.1.4. Analisis Outlier Hasil Pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder
Analisis outlier dari nilai pengujian kuat benda uji silinder pada Tabel
4.4 menggunakan IBM SPSS Statistics 25 dengan output yang ada pada tabel
4.5 sebagai berikut:
Tabel 4. 5. Sebaran Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder
Percentiles
Percentiles
5 10 25 50 75 90 95
Weighted KUAT. 27.742 29.55 31.42 36.23 37.37 38.61 40.42
Average TEKAN.
(Devinition 1) SILINDER
Tukey’s Hinges KUAT. 31.42 36.23 37.225
TEKAN.
SILINDER
Hasil pengujian pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai data tertinggi
tidak melebihi batas maksimum dan nilai data terendah tidak kurang dari
batas minimum. Sehingga dapat diambil kesimpulan data hasil pengujian
hammer test benda uji silinder tidak terdapat outlier.
Tabel 4. 6.Nilai Ekstrim Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Benda Uji
Silinder
Extreme Values
Case Value
Number
KUAT.TEKAN.SILINDER Highest 1 20 40.8
2 17 39.1
3 22 37.9
4 2 37.4
5 8 37.4a
Lowest 1 12 27.5
2 4 28.9
3 14 30.6
4 10 30.9
5 11 31.1
50
Gambar 4. 4. Boxplot Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder
4.1.5. Korelasi Data Kuat Tekan dengan Hammer Test Benda Uji Silinder
Analisis korelasi data kuat tekan dengan hammer test dilakukan untuk
memperoleh sebuah koefisien konversi nilai hammer test menjadi nilai kuat
tekan yang sebenarnya berdasarkan uji kuat tekan. Pada analisis korelasi ini,
akan dilakukan perbandingan antara data hasil pengujian kuat tekan dengan
nilai rebound hasil hammer test dengan menggunakan perangkat lunak
Microsoft Excel.
51
Tabel 4. 7. Korelasi Kuat Tekan Dengan Hammer Test Benda Uji Silinder
SUMBU X SUMBU Y
KODE BENDA
NOMOR KUAT TEKAN X2 Y2 XY
UJI REBOUND
(MPa)
1 B1 42.5 35.10 1806.25 1232.19 1491.86
2 B2 40.7 37.37 1656.49 1396.32 1520.85
3 B3 40.8 31.42 1664.64 987.37 1282.04
4 B4 42.8 28.87 1831.84 833.75 1235.84
5 B5 41.3 36.52 1705.69 1333.57 1508.20
6 B6 41.6 36.23 1730.56 1312.97 1507.37
7 B7 41.3 36.80 1705.69 1354.32 1519.89
8 B8 40.9 37.37 1672.81 1396.32 1528.32
9 B9 43.3 36.80 1874.89 1354.32 1593.49
10 B10 40.4 30.86 1632.16 952.11 1246.60
11 B11 40.3 31.14 1624.09 969.66 1254.92
12 B12 40.8 27.46 1664.64 754.01 1120.34
13 B13 39.7 31.42 1576.09 987.37 1247.47
14 B14 41.1 30.57 1689.21 934.72 1256.56
15 B15 42.1 36.80 1772.41 1354.32 1549.33
16 B16 41.4 33.40 1713.96 1115.83 1382.93
17 B17 41.2 39.07 1697.44 1526.14 1609.51
18 B18 41.9 35.95 1755.61 1292.54 1506.38
19 B19 41 36.23 1681.00 1312.97 1485.63
20 B20 42 40.76 1764.00 1661.73 1712.10
21 B21 41.9 37.37 1755.61 1396.32 1565.69
22 B22 41.3 37.93 1705.69 1438.95 1566.65
23 B23 41.3 37.08 1705.69 1375.24 1531.58
JUMLAH 951.6 802.55 39386.46 28273.06 33223.55
52
Gambar 4. 6. Grafik Korelasi Hasil Pengujian Kuat Tekan dengan Pendekatan Logaritmik dan Eksponensial
53
Gambar 4. 7. Grafik Korelasi Terpilih Berdasarkan Hasil Pengujian Kuat Tekan dengan Pendekatan Linear
54
55
2 Keruntuhan
Kolumnar
56
Tabel 4. 9. Pola Retak hasil pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder (Lanjutan)
4 Keruntuhan
Kolumnar
57
Tabel 4. 10. Pola Retak hasil pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder (Lanjutan)
6 Keruntuhan
Kolumnar
58
Tabel 4. 11. Pola Retak hasil pengujian Kuat Tekan Benda Uji Silinder (Lanjutan)
8 Keruntuhan
Kolumnar
59
60
4.2. Hasil dan Analisis Pengujian Non-Destructive Test Benda Uji Balok
Pengujian hammer test pada benda uji balok dilakukan pada 42 titik
seperti Gambar 4.8 dan Gambar 4.10 menghasilkan nilai bacaan alat
hammer test berupa nilai rebound. Setiap titik memiliki jarak 20 cm untuk
sumbu x dan 13,5 cm untuk sumbu y. Berdasarkan korelasi data hammer
test dengan kuat tekan benda uji silinder, didapatkan sebuah nilai 0,8435
yang akan digunakan sebagai faktor koreksi nilai rebound hammer test pada
benda uji balok (gambar 4.9; gambar 4.11). Berdasarkan perhitungan
tersebut diperoleh nilai kuat tekan yang selanjutnya dipetakan dalam bentuk
visualisasi kontur menggunakan perangkat lunak Python V.3.10.
Variasi kuat tekan pada balok normal dan balok dengan perkuatan FRP
ditunjukkan pada Gambar 4.12 dan Gambar 4.13. Berdasarkan visualisasi
tersebut, dapat dilihat bahwa kedua balok uji memiliki nilai kuat tekan yang
tersebar dan tidak membentuk pola tertentu. Secara keseluruhan, pada
bagian tengah balok dimana dibutuhkan kuat tekan yang besar karena akan
terjadi momen yang maksimal justru memiliki kuat tekan yang lebih kecil
dari bagian balok yang lain. Hal ini dapat mempengaruhi performa dari
beton terutama elemen struktur balok yang menerima gaya momen,
sehingga dapat direkomendasikan untuk dilakukan perkuatan.
Gambar 4. 8. Hasil Nilai Rebound Balok Normal
61
Gambar 4. 10. Hasil Nilai Rebound Balok FRP
62
Gambar 4. 12. Kontur Kuat Tekan Balok Normal
63
64
4.2.2. Analisis Outlier Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Balok
Normal
Analisis outlier dari nilai rata-rata hasil pengujian hammer test balok
normal pada Gambar 4.8 menggunakan IBM SPSS Statistics 25 dengan
output yang ada pada tabel 4.12 sebagai berikut:
Tabel 4. 12. Sebaran Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Balok Normal
Percentiles
Percentiles
5 10 25 50 75 90 95
Weighted KUAT. 35.80 37.21 38.80 40.50 41.30 42.48 44.30
Average TEKAN.
(Devinition 1) BALOK.
NORMAL
Tukey’s KUAT. 38.80 40.50 41.30
Hinges TEKAN.
BALOK.
NORMAL
Dari data hasil pengujian seperti yang ada pada tabel 4.13, nilai data
tertinggi tidak melebihi batas maksimum dan nilai data terendah tidak
kurang dari batas minimum. Sehingga dapat diambil kesimpulan data hasil
pengujian hammer test benda uji silinder tidak terdapat outlier.
65
Tabel 4. 13. Nilai Ekstrim Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda
Balok Normal
Extreme Values
Case Value
Number
KUAT.TEKAN.BALOK. Highest 1 6 44.7
NORMAL 2 25 44.3
3 41 44.3
4 9 42.6
5 20 42.2a
Lowest 1 23 35.4
2 30 35.8
3 19 35.8
4 42 36.7
5 29 38.4b
Gambar 4. 14. Boxplot Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Balok
Normal
66
4.2.3. Analisis Outlier Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Balok
FRP
Analisis outlier dari nilai rata-rata hasil pengujian hammer test balok
FRP pada Gambar 4.10 menggunakan IBM SPSS Statistics 25 dengan output
yang ada pada tabel 4.14 sebagai berikut:
Tabel 4. 14. Sebaran Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Balok FRP
Percentiles
Percentiles
5 10 25 50 75 90 95
Weighted KUAT. 35.195 36.66 38.70 40.30 42.60 44.86 47.51
Average TEKAN.
(Devinition 1) BALOK.
FRP
Tukey’s KUAT. 38.80 40.30 42.60
Hinges TEKAN.
BALOK.
FRP
Dari data hasil pengujian seperti yang ada pada tabel 4.15, nilai data
tertinggi tidak melebihi batas maksimum dan nilai data terendah tidak
kurang dari batas minimum. Sehingga dapat diambil kesimpulan data hasil
pengujian hammer test benda uji silinder tidak terdapat outlier.
67
Tabel 4. 15. Nilai Ekstrim Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji
FRP
Extreme Values
Case Value
Number
KUAT.TEKAN.BALOK. Highest 1 27 48.1
FRP 2 10 47.7
3 22 46.4
4 41 45.1
5 35 44.3
Lowest 1 19 35.0
2 1 35.0
3 15 36.3
4 3 36.3
5 33 37.5a
Gambar 4. 15. Boxplot Data Hasil Pengujian Hammer Test Benda Uji Balok FRP
68
4.2.4. Ultrasonic Pulse Velocity Test Pada Benda Uji Balok (Direct
Method)
Gambar 4. 19. Kontur Cepat Rambat Gelombang UPV Test Balok FRP
69
70
Gambar 4. 21. Digitalisasi Pola Retak Pada Kedua Sisi Balok Normal
71
Gambar 4. 22. Superposisi Pola Retak dengan Kontur Kuat Tekan Hammer Test sisi (A) Benda Uji Balok Normal
72
B
Gambar 4. 23. Superposisi Pola Retak Pada Balok dengan Kontur Kuat Tekan Hammer Test sisi (B) Benda Uji Balok Normal
73
74
Gambar pola retak pada balok FRP setelah dilakukan pengujian lentur
pada kedua sisi balok (bagian A dan B) ditampilkan pada gambar 4.24 dan
gambar digitalisasi pola retak ditampilkan pada gambar 4.25. Berdasarkan
gambar tersebut dapat diketahui alur keretakan dan lokasi kehancuran beton
di setiap sisi balok.
Gambar 4. 25. Digitalisasi Pola Retak Pada Kedua Sisi Balok FRP
Gambar pola retak dan hasil digitalisasi untuk setiap sisi balok
kemudian disuperposisikan dengan visualisasi kontur kuat tekan
berdasarkan hasil hammer test yang ditampilkan pada Gambar 4.26 dan
Gambar 4.27. Berdasarkan superposisi untuk setiap sisi balok dapat ditarik
kesimpulan bahwa pola retak sisi A (sesuai gambar 4.26) memiliki
kemiripan dengan kontur kuat tekan berdasarkan hammer test. Pada daerah
dengan nilai kuat yang lebih kecil (daerah berwarna biru) terlihat retakan
yang lebih banyak. Dan pada daerah tertekan, beton yang pecah berada pada
daerah dengan kuat tekan yang lebih kecil.
A
Gambar 4. 26. Superposisi Pola Retak dengan Kontur Kuat Tekan Hammer Test sisi (A) Benda Uji Balok FRP
75
B
Gambar 4. 27. Superposisi Pola Retak dengan Kontur Kuat Tekan Hammer Test sisi (B) Benda Uji Balok FRP
76
77
78
79
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Neto & Castro, 2005) dengan
melakukan metode pengujian hammer test dan ultrasonic pulse velocity pada benda
uji kolom beton menunjukkan hasil sebaran mutu yang tidak membentuk pola
tertentu dan antara kedua metode pengujian tidak menunjukkan adanya kemiripan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, saran-saran yang dapat diambil untuk
penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Aydin, F., & Saribiyik, M. (2010). 2.4.1. Correlation Between Schmidt Hammer
and Destructive Compressions Testing for Concrete in Existing Buildings.
Scientific Research and Essays Vol. 5(13), 1644-1648.
Ju, M., Park, K., & Oh, H. (2017). Estimation of Compressive Strength of High
Strength Concrete Using Non-Destructive Technique and Concrete Core
Strength. Applied Sciences Vol.7.
Kocab, D., Misak, P., & Cikrle, P. (2019). Characteristic Curve and Its use in
Determining the Compressive Strength of Concrete by the Rebound
Hammer Test. Materials Journal (Multidisciplinary Digital Publishing
Institute).
Maryoto, A., Lie, H. A., & Purwanto. (2018). Pengantar Teknologi Beton :
Pengertian, Pengujian, Perilaku dan Sifat Mekanik. Boyolali:
CV.Markumi.
Neto, M., & Castro. (2005). Assessing Strength Variability of Concrete Structural
Elements. The 8th International Conference of The Slovenian Society for
Non-Destructive Testing, 123-130.
Rahim, M. A., Shahidan, S., Onn, O. C., Rahman, R. A., Bahari, A., & Ayob, A.
(2020). The Behavior of Non-Destructive Test for Different Grade of
Concrete. International Journal Of Integrated Engineering Vol.12 No.9, 1-
8.
Tian, L., Shang, X., & Yu, j. (2017). Using modified core drilling method to
estimate the damage of fire exposed concrete. Procedia Engineering, 3-10.
Yun, C.-H., Choi, K.-R., Kim, S.-Y., & Song, Y.-C. (1989). Comparative
Evaluation of Nondestructive Test Methods for In-Place Strength
Determination. 111-136.