Anda di halaman 1dari 2

Menu

Josaphat Tetuko Sri Sumantyo: Penemu Radar Satelit


Pengamatan Permukaan Bumi & Pemilik Paten di 118
Negara

Prest asinya sangat mengagumkan. Associate Professor Cent er for Environment al Remot e
Sensing, Chiba Universit y, Jepang ini t ercat at sebagai penemu radar sat elit unt uk pengamat an
permukaan bumi. Teknologi t emuannya berbasis microwave remote sensing dan mobile satellite
communications.

Josaphat Tet uko Sri Sumant yo, begit ulah nama lengkapnya, t elah melahirkan sejumlah ant ena t ipis
mikrost rip unt uk keperluan mobile satellite communications masa depan yang t elah diuji dengan
menggunakan Japan Engineering Test Sat ellit e (ETS-VIII).

Pria yang akrab dipanggil Josh ini dikenal get ol berkarya. Karya t erbarunya adalah circularly
polarized synthetic aperture radar (CP-SAR) sensor yang bisa dipasang pada pesawat t anpa awak
bernama Josaphat Experiment al Aircraft JX-1 dan microsatellite unt uk monitoring permukaan
bumi di masa depan.

Rencananya produk ini akan diluncurkan lima t ahun mendat ang. Sensor CP-SAR ini mengat asi
kelemahan-kelemahan sensor observasi bumi at au penginderaan jarak jauh pendahulunya. Selain it u,
sensor ini mampu menembus awan, kabut , asap, bahkan kelebat an hut an, sert a t idak t erganggu
oleh pengaruh Faraday rotation di lapisan ionosfer dan perubahan posisi platform satellite.

Penelit ian t erbaru lainnya berupa t eknologi unt uk membuat ant ena dengan ukuran dua mikron
unt uk keperluan alat komunikasi dan medis masa depan, sepert i radar yang sangat kecil, robot
mikro, sert a array antenna unt uk pemindaian part ikel darah dan pergerakan ot ot .

Bahkan, pria kelahiran Bandung, 25 Juni 1970, ini sedang mengembangkan GPS SAR at au sist em
radar imaging dengan menggunakan sinyal GPS unt uk keperluan pemet aan permukaan bumi hingga
pelacakan pesawat dan kapal siluman (stealth). Yang mencengangkan, karya-karyanya selama ini
sudah t erekam dalam bent uk pat en di 118 negara, misalnya ant ena unt uk pesawat , bullet train,
roket dan smart car masa depan.

Penghargaan yang t inggi dan jaringan yang luas merupakan alasan peraih Ph.D dari Cent er for
Environment al Remot e Sensing, Graduat e School of Science and Technology, Chiba Universit y,
Jepang (1999-2002) ini unt uk berkiprah di luar negeri. Menurut nya, di negeri orang ia mendapat
kesempat an dan kebebasan mengekspresikan karya ilmiah dan t eknologi radar yang ia cipt akan
selama 1997-1999 yang saat it u belum bisa dit erima di Indonesia.”

Bagi saya pribadi, umur juga merupakan sumber daya tersendiri, di mana ada kesempatan
mengontribusikan karya original ke seluruh dunia sedini mungkin,” ujar penyandang B.Eng (S-1)
dan M.Eng (S-2) dalam bidang rekayasa komput er dan kelist rikan dari Universit as Kanazawa,
Jepang (1995 dan 1997) ini.

Josh mengakui moment um go global ia dapat kan ket ika secara resmi diangkat menjadi pegawai
negeri Pemerint ah Jepang dengan posisi Associate Professor (permanent) di Cent er for
Environment al Remot e Sensing, Chiba Universit y, Jepang pada 2005. Usianya kala it u 34 t ahun.

Saat it u ia diberi kepercayaan mendirikan Josaphat Microwave Remot e Sensing Laborat ory unt uk
pengembangan sensor-sensor penginderaan jarak jauh bagi dunia, khususnya Jepang. Tak
t anggung-t anggung, ia mendapat kan dukungan dana sekit ar US$ 2 Jut a dari pemerint ah dan

Anda mungkin juga menyukai