Permnaker 2023
Permnaker 2023
REPUBLIK INDONESIA
Menimbang a . b a h w a se t i a p o r an g b e r h a k me n d a p a t k a n p e l i n d u n g a n
dari kekerasan seksual dan bebas dari perlakuan yang
merendahkan derajat dan martabatnya di tempat kerja;
b. bahwa kekerasan seksual bertentangan dengan nilai
ketuhanan dan kemanusian serta mengganggu
keamanan dan keharmonisan hubungan kerja di
tempat kerja;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN TENTANG
PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KEKERASAN
SEKSUAL DI TEMPAT KERJA.
Ditetapkan di Jakarta
p a d a t a n gg a l 2 9 M e i 2 0 2 3
MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA,
, 4t>4. , ,
A=
.,_. ■ki YAH
4
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 88 TAHUN 2023
TENTANG PEDOMAN PENCEGAHAN DAN
PENANGANAN KEKERASAN SEKSUAL
DI TEMPAT KERJA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konstitusi Negara Republik Indonesia telah meletakkan landasan
hukum yang tegas bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Hal ini sebagaimana
diatur dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Ketentuan tersebut dimaknai bahwa
setiap warga negara berhak dalam pekerjaannya maupun
p e n g h i d u p a n n y a d i p e r l a k u k a n s e s u a i d e n g a n h a r k a t d a n ma r t a b a t
sebagai seorang manusia. Pasal 28G ayat (1) UUD 1945 juga
menyatakan bahwa setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi,
k e l u a r g a , k e h o r m a t a n , m a r t a b a t , se r t a b e r h a k a t a s r a s a a ma n d a n
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi. Ketentuan ini dimakn ai
termasuk juga pelindungan terhadap perlakuan kekerasan seksual.
B . Tujuan
1. Memberikan acuan dalam upaya pencegahan, penanganan, dan
pelindungan dari segala bentuk kekerasan seksual di tempat kerja.
2. Mewujudkan lingkungan kerja yang kondusif, harmonis, aman,
n ya man d a n b eb a s d ari t in da k an k ek era sa n sek sua l di t e mpa t
kerja.
C. Ruang Lingkup
Pedoman ini meliputi:
1. H a l - h a l y a n g t e r k a i t k e k e r a s a n se k s u a l d i t e mp a t k e r j a y a n g
mencakup bentuk, pelaku, korban, dan lingkup terjadinya
kekerasan seksual di tempat kerja;
2. Pencegahan kekerasan seksual di tempat kerja yang mencakup
peran para pihak dan upaya pencegahannya;
3. Pengaduan, penanganan, dan pemulihan korban kekerasan
seksual di tempat kerja; dan
4. Satuan tugas pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di
temp at kerja yang men cakup pe mbent ukan, keanggotaa n serta
tugas dan fungsi satuan tugas.
D. Pengertian
1. Kekerasan Seksual adalah setiap perbuatan merendahkan,
menghina, melecehkan dan/atau menyerang tubuh dan/atau
fungsi reproduk si seseorang, k arena ketimp angan relasi kuas a
dan/atau gender, yang berakibat atau dapat berakibat penderitaan
psikis dan/atau fisik termasuk yang mengganggu kesehatan
reproduksi seseorang dan hilang kesempatan bekerja dengan aman
dan optimal.
-7
15. Lembaga Kerja Sama Bipartit yang selanjutnya disebut LKS Bipartit
adalah forum komunikasi dan konsultasi mengenai hal -hal yang
berkaitan dengan hubungan industrial di satu Perusahaan yang
anggotanya terdiri dari Pengusaha dan Serikat Pekerja/ Serikat
Buruh yang sudah tercatat di instansi yang bertanggung jawab di
bidang ketenagakerjaan atau unsur Pekerja/Buruh.
9
BAB II
KEKERASAN SEKSUAL DI TEMPAT KERJA
A . B e n t u k K e k e r a sa n S e k s u a l
a . P e l e c e h a n S e k s u a l n o n fi si k , m e r u p a k a n p e r b u a t a n s e k su a l
secara non fisik ya ng ditujukan terha dap tubuh, keingin an
seksual, dan/ atau organ reproduksi dengan maksud
me r e n d a h k a n h a r ka t d a n ma r t a b a t se se o r a n g b e r d a sa rk a n
seksualitas dan/ atau kesusilaannya, antara lain:
3 ) p e l e c e h a n p si k o l o g i s a t a u e m o si o n a l y a n g m e r u p a k a n
pemintaan, ajakan rayuan yang berulang -ulang dan tidak
diinginkan, ajakan kencan yang tidak diharapkan,
penghinaan atau celaan yang bersifat seksual.