Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

RI'MAH SAI{IT I'MTIM DAERAH TUGI'RF^'O


PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO
PROVINSI JAWA TENGAH
NOMOR:2TAHUN2016
TENTANG
PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGURLIO PROVINSI JAWA TENGAH
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGURDJO PROVINSI JAWA TENGAH,
Menimbang a. bahwa dalam rangka pelaksanaan hubungan kerj a tidak terlepas
dari interaksi antara para pihak baik internal maupun eksternal;
b. dalam hubungan kerja, sering muocul dan tidak terhindarkan
adalah adanya benturan kepentingan dari satu pihak kepada
pihak lainnya. Oleh sebab itu untuk menjaga hubungan ke{a
dengan para pelanggan maka perlu diatur hal-hal yang terkait
dengan benturan kepentingan dan tata cara/mekanisme
pelaporannya di lingkungan RSUD Tugurejo Provinsi Jawa
Tengah;
c. bahwa upaya sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b perlu
dibuat Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan;
d. bahwa Pedoman Penanganan Benturan KepenLingan
sebagaimana dimaksud pada huruf c perlu ditetapkan dan diatur
dengan Peraturan Direktur.
Mengingat 1. Undang-undang Nomor 2A tahun 1999 tentang
Penyelaenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme;
2. Undalg-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi;
3. Undang-undang Nomor 15 tahun 2OO2 jo Undang undang Nomor
25 tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Ualg;
4. Undaag-Undang Nomor 29 Tahun 2OO4 tentang Praktek
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4431);
5. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan
Sanksi dan Korban;
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(lcmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2O09 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5O63);
7. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2OO9 tentang Rumah Sakit
(kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 tahun 20lO
tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerl'a Rumah Sakit Umum Daerah
dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jawa Tengah (lcmbaran
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 8 seri D nomor
4, Tambahan lrmbaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor
t4l,,
l0.Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2074 tentang Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi;
11. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28
Tahun 2004 tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik;
l2.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012
tentang Pedoman Umum Penanganan Benturan Kepentingan;
13.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2015
tentang Pedoman Umum Penanganal Bentural Kepentingan di
Lingkungan Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia;
l4.Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dal
Reformasi Birokrasi Nomor 08/M.PAN-RB/06/2O12 tentang
Sistem Penanganan Pengaduan Tindak Pidana Korupsi di
Lingkungan Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah;
l5.Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 95 Tahun 2008 tentang
Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Ruma-h Sakit
Umum Daerah Tugurejo Semarang Provinsi Jawa Tengah (Berita
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 94);
16. Peraturan Direktur RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah
tentangKebijakan Non Pelayanan Nomor 1 Tahun 2015 tanggal 2
Februari 2015.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN DIREKTUR RI'MAII SAXIT UMUM DAERAII
TUGI]R.EIO PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PEDOMAN
PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN RT'MAH SAXIT
DAERAII TUGUR&'O PROVINSI JAWA TENGAH

Pasal I
Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan Rumah Sakit
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Direktur Rumah
Sakit Umum Daerah T\rgurejo Provinsi Jawa Tengah ini merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Pasal 2
Pedoman Penanganan Bentural Kepentingal Ruma-h Sakit
sebagaimana terlampir dalam peraturan ini diguna{<an sebagai
acuan bagi setiap karyawan yang bekerja di Rumah S'akit Umum
Daerah T\rgurejo Provinsi Jawa Tenga-h.

Pasal 3
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Semaralg
padatanggal : 2 Januari 2016

DIREK TUGURLIO
PRO A TENGAH,

ENDRO SUPRAYITNO
LAMPIRAN: PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH TUGUREJO PROVINSI JAWA TENGAH
TENTANG PEDOMAN PENANGANAN
BENTURAN KEPENTINGAN RUMAH SAKIT
NOMOR : 2 TAHUN 2016

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN


RUMAH SAXIT UMIIM DAERAH TUGIIRE.IO PROVINSI JAU'A TENGAH

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan pelayanan di rumah sakit tidak terlepas dari hubungan
dan interaksi antara para pihak baik intemal maupun eksternal yang saling
menjalin kerja sama yang hamonis, serasi dan berkesinambungan dengan
tidak melupakan etika dan prinsip-prinsip tata kelola rumah sakit yang baik.
Terkait dengan hubungan kerja, maka hal yang sering te{adi dalam
praktek kegiatan ke{a sehari-hari selalu muncul dan tidak terhindarkan
adalah adanya benturan kepentingan dari satu pihak kepada pihak lainnya.
Oleh sebab itu untuk menjaga hubungan kerja dengan para pelanggan maka
perlu diatur hal-hal yang terkait dengan benturan kepentingan dan tata
ca.ra/mekarfsme penanganan di lingkungan RSUD Tugurejo ProvinsiJawa
Tengah. HaJ ini penting untuk dibudidayakan di lingkungan RSUD T\rgurejo
Provinsi Jawa Tengah sebagai suatu proses pembelajaran bagi karyawan
rumah sakit untuk mewujudkan karyawan yang memiliki harkat, martabat
dan citra yang tinggi dalam hubungan ke4'a dengan para pelanggannya.

B. Maksud diterapkaonya Pedoman Penanganan Beaturan Kepeatingan


adalah :

Tl-rjuan dari penyusunan pedoman ini adalah untuk memberi arah dan
acuan bagi seluruh kar5zawan rumah sakit yang berkenaan dengan benturan
kepentingan ata\ Conflict of Interest (CO4 di lingkungan rumah sakit agar
sesuai dengan azas Good Corporate Gouemance (GCQ sehingga dapat
mendorong terlaksananya etika yang tinggi dan mencegah kecurangan serta
penyimpangan perilaku lainnya.

C. Ruang Lingkup Benturan Kepentingan adalah :


Ruang lingkup pedomaa ini adalah mengatur ha-l - ha-l yang terkait
dengan etika dalam benturan kepentingan atau Conflict of Interest (Co{ dan
mekanisme pelaporannya di lingkungan RSUD Tugurejo ProvinsiJawa Tengah.

D. Pengertian :

1. Rumah Sakit ada.lah Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang


2. Karyawan Rumah Sakit adalah seluruh pegawai Rumah Sakit Umum
Daerah Ttrgurejo;
3. Benturan kepentingar adala-h suatu situasi atau kondisi dimana terdapat
pertentangan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan rumah sakit
sehingga dapat mengganggu seseorang untuk bertindak atau berfrkir
kritis dalam menjalankan tugas yang diberikan oleh rumah sakit .
secara
4. Hadiah/Cinderamata adalah obyek dari penerimaan, pemberian dan
permintaan dalam arti luas yakni meliputi penerimaan/ pemberian/
permintaan uang/setara uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman
tanpa bunga, tiket pe{alanan, fasilitas penginapan, peq'alanan wisata,
pengobatan Cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Hadiah/cinderamata
tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan
yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana
elektronik.
5. Hiburan lentertainmentl adalah segala sesuatu baik yang berbentuk kata -
kata, tempat, benda, perilaku yang dapat menjadi penghibur dan
menyenangkan hati. Pada umumnya hiburan dapat berupa undangan
makan, musik, film, opera, drzrma ataupun berupa permainan bahkan
olahraga dan berwisata.
6. sakit baik sebagai kar5rawan yang bekeda
Pelapor adalah karyawan rumah
untuk dan atas nama rumah sakit serta personil yang beke{'a di
lingkungan rumah sakit .

7. Atasan Langsung adalah pimpinan langsung dari karyawan rumah sakit.


8. Good Corporate Gouernance adalah prinsip yang mengarahkan dan
mengendalikan rumah sakit agar mencapai keseimbangan antara kekuatan
serta kewenangan rumah sakit dalam memberikan
pertanggungiawabannya kepada para shnreholders khususnya dan
staketolde rs pada umumnya.
9. Pedoman Perilaku/ kode etik adalah pedoman yang menjelaskan etika dan
tata perilaku kar5zawan rumah sakit untuk melaksanakan praktek-praktek
pengelolaan rumah sakit yang baik.
lO. Hospital bg Lau adalah pedoman tata kelola rumah sakit.

II. BENTURAN KEPENTINGAN ICONFL,ICT Or LT\I1TERESa


A. Priasip Dasar
l. Benturan Kepentingan Pribadi, Keluarga dan atau Golongan
Semua kar5rawan rumah sakit, yang karena jabatannya apabila menemui
potensi atau kondisi/situasi benturan kepentingan harus melaporkan
kepada atasan langsungnya,
Dalam pelaksanaan potensi atau kondisi/ situasi benturan kepentingan,
kaqrawan rumah sakit :
a. Dilarang melakukar transaksi dan/atau menggunakan harta rumah
sakit untuk kepentingan pribadi, keluarga atau golongan.
b. Dilarang menerima dan/atau memberi hadiah / manfaat dalam
bentuk apapun yang berkaitan dengan kedudukannya di dalam
rumah sakit dari mitra kerja, penyedia barang dan jasa serta rumah
sakit pesaing rekanan /mitra ke4'a.
c. Dilarang menerima dan/atau memberi barang/parcel/uang/setara
uang atau dalam bentuk apapun pada hari raya keagamaan.
d. Dilararg mengijinkan mitra ke{a atau pihak ketiga memberikan
sesuatu dalam bentuk apapun kepada sekelompok kaqrawan rumah
sakit dan/atau di luar karyawan rumah sakit.
e. Dilarang menerima refund. d,at keuntungan pribadi lainnya yang
melebihi dan atau bukan haknya dari pihak manapun juga dalam
rangka kedinasan atau hal-hal yang dapat menimbulkan potensi
benturan kepentingan.
f. Dilarang bersikap diskriminatif, tidak adil untuk memenangkan
penyedia barang/jasa rekanan/mitra kerl'a tertentu dengan maksud
untuk menerima imbalan jasa untuk kepentingan pribadi, keluarga
dan atau golongan.
g. Dilarang memanfaatkan informasi rahasia dan data rumah sakit
untuk kepentingan di luar rumah sakit .
h. Dilarang terlibat langsung atau tidak lalgsung dalam pengelolaan
rumah sakit pesaing dan/ atau rumal. sakit mitra atau calon mitra
lainnya.
i. Dilarang baik langsung maupun tidak langsung dengan sengaja
turut serta dalam pemborongan, pengadaan atau persewaan yang
pada saat dilakukal perbuatan untuk seluruh atau sebagian
ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya.
j. Membuat pernyataal potensi benturan kepentingan apabila
mempunyai hubungan keluarga sedarah dalam hubungan keluarga
inti dengan mitra ke{a.
2. Mengutamakan Kepentingan Publik
a. Setiap karyawan rumah sakit harus memperhatikan azas umum tata
kelola rumah sakit yang baik dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
1. Dalam pengambilan keputusan, setiap karyawan rumah sakit
harus memperhatikan peraturan perundang-undangan dan
kebijakan yang berlaku tanpa memikirkal keuntungan pribadi
ataupun afrliasi dengan agama, profesi, partai atau politik, etnis
dan keluarga.
2. Setiap kar5rawan rumah sakit tidak boleh memasukkan unsur
kepentingan pribadi dalarn pembuatan keputusar dan tindakan
yalg dapat mempengaruhi kualitas keputusannya.
Apabila terdapat benturan kepentingan maka karyawan Rumah
Sakit tidak boleh berpartisipasi dalam pembuatan keputusan-
keputusan resmi yang dapat dipengaruhi oleh kepentingan dan
afrliasi pribadinya.
3. Setiap karyawan rumah sakit harus menghindarkan diri dari
tindakan pribadi yang diuntungkan oleh insider information atau
informasi orang dalam yang diperolehnya dari jabatannya
sedangkan informasi ini tidak terbuka untuk umum.
4. Setiap karyawan rumah sakit tidak boleh mencari atau menerima
keuntungan yang tidak seharusnya sehingga dapat mempengaruhi
pelaksanaannya tugasnya. Setiap karyawan rumah sakit juga tidak
boleh mengambil keuntungan yang tidak seharusnya dari jabatan
yang pernah dipegangnya termasuk mendapatkan informasi
tertentu dalam jabatan tersebut pada saat pejabat yang
bersangkutan tidak lagi duduk dalam jabatan tersebut.
b. Menciptakan Keterbukaan Penanganan dan Pengawasan Benturan
Kepentingan
1. Setiap karyawan rumah sakit harus bersifat terbuka atas
peke{aan yang dilakukannya. Kewajiban ini tidak sekedar terbatas
pada mengikuti undalg-undang dal peraturan tetapi juga harus
mentaati nilai-nilai bebas kepentingan (disinterestedness), tidak
berpihak dan memiliki integritas.
2. Kepentingan pribadi dan hubungan afiliasi setiap karyawan
rumah sakit yang dapat menghambat pelaksanaan tugas publik
harus diungkapkan dan dideklarasikan agar dapat dikendalikan
dan ditalgani secara memadai.
3. Setiap karyawan rumah sakit harus meneruskan dan
menindaklanjuti pengaduan dari masyarakat tentarg adanya
benturan kepentingan yang te{adi sesuai dengan ketentuan rumah
sakit.
c. Mendorong Tanggung jawab Pribadi dan Sikap Keteladanarr
1. Setiap kar5rawan rumah sakit harus menjaga integritas sehingga
dapat menjadi teladan bagi karyawan rumah sakit lainnya dan bagi
masyarakat.
2. Setiap karyawan rumah sakit harus dapat memisahkan antara
urusan pribadi dengan urusan rumah sakit sehingga dapat
menghindari terl'adinya benturan kepentingan yang merugikan
kepentingan rumah sakit apabila teq'adi benturan kepentingan.
3. Setiap karyawan rumah sakit harus bertanggungjawab untuk
menyelesaikan benturan kepentingan yang te{adi.
4. Setiap karyawan rumah sakit harus menunjukkal komitmen dan
profesionalitas dalam penerapan kebij akan penanganan benturan
kepentingan.

d. Menciptakan dan Membina Budaya Organisasi yang Tidak Toleran


terhadap Benturan Kepentingan
1. Tersusun dan terlaksananya kebljakan dan praktek manajemen
yang mendorong pengawasan dal penangaran benturan
kepentingan secara efelrtif.
2. Terciptanya iklim yang mendorong setiap Karyawan Rumah Sakit
untuk mengungkapkan dan membahas benturan kepentingan
yang terjadi.
3. Terciptanya budaya komunikasi yang terbuka serta mendorong
dialog tentang integritas secara terus menerus.
4. Terlaksananya pengarahan dan pelatihan secara
berkesinambungan untuk meningkatkan pemahaman terhadap
atu ran-aturan dan kode etik.

e. Benturan Kepentingan Rumah sakit


Beberapa benturan kepentingan yang sering terj'adi dan dihadapi oleh
kar5rawan Rumah Sakit antara lain :

l. Situasi yang menyebabkan seseorang menerima gratifikasi atau


pemberian/ penerimaan hadiah atas suatu keputusan/jabatan;
2. Situasi yang menyebabkan penggunaan asset jabatan untuk
kepentingan pribadi/ golongan ;

3. Situasi yang menyebabkan informasi rahasia jabatan/rumah sakit


dipergunakan untuk kepentingan pribadi/ golongan;
4. Perangkapan jabatan yang memiliki hubungan langsung/ tidak
langsung, sejenis atau tidak sejenis sehingga menyebabkan
pemanfaatan suatu jabatan untuk kepentingan jabatan lainnya;
5. Situasi dimana karyawan rumah sakit memberikan akses khusus
kepada pihak tertentu misalnya dalam rekrutmen pegawai tanpa
mengikuti prosedur yang seharusnya;
6. Situasi yang menyebabkan proses pengawasan tidak mengikuti
prosedur karena adanya pengaruh dan ha-rapan dari pihak yang
diawasi;
7. Situasi dimana adanya kesempatan penyalahgunaan jabata-n.
8. Situasi dimana Karyawan Rumah Sakit menentukan sendiri
besarnya gaji/remunerasi;
9. Moonlighting atan outside emplogment (bekerja lain di luar
peke{aan pokoknya);
1O. Situasi untuk memungkinkan penggunaan diskresi yang
menyalah gu.nakan wewenzrng.

f. Sumber penyebab benturan kepentingan antara lain adalah :

1. Kekuasaan dan wewenang karyawan rumah sakit .

2. Perangkapan jabatan, yaitu Karyawan Rumah Sakit menduduki


dua atau lebih jabatan sehingga tidak bisa menjalankan
jabatannya secara profesional, independen dan akuntable.
3. Hubungan afrliasi yaitu hubungan yang dirniliki oleh Kar5zawan
Rumah Sakit dengan pihak tertentu baik karena hubungan darah,
hubungan perkawinan maupun hubungan pertemanan yarg dapat
mempengaruhi keputusarrnya.
4. Gratifrkasi yaitu pemberian dalam arti luas yakni meliputi
pemberian uang, barang, rabat, komisi, pinjaman tanpa bunga,
tiket perjalanan, fasilitas penginapan, pedalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma dan fasilitas lainnya.
5. Kelemahan sistem organisasi yaitu keadaan yang menjadi kendala
bagi pencapaian tujuan pelaksanaan kewenangan Ka4rawan
Rumah Sakit yang disebabkan karena aturan, struktur dan budaya
rumah sakit yang ada.
6. Kepentingan pribadi (uesfed interest) yaitu keinginan/kebutuhan
karyawan rumah sakit mengenai sesuatu hal yang bersifat pribadi.

g. Dalam pelaksanaannya setiap karyawan rumah sakit :

J. Dilarang melakukan transaksi dan/ atau menggunakan harta


rumah sakit untuk kepentingan pribadi, keluarga atau golongan.
2. Dilarang memberi hadiah dan/ atau hiburan dalam bentuk
apapun yang berkaitan dengan rumah sakit kepada pengawai
negeri, departemen, aparat pemerintah/negara, sesamA mitra
kerja, penyedia barang dan jasa serta rumah sakit pesaing
rekan/mitra kerj a dengan maksud untuk menyuap dan atau
memberikan keistimewaan yang tidak seharusnya diterima oleh
rumah sakit termasuk memberi barang/parcel/uang/setara uang
atau dalarn bentuk apapun pada hari raya keagamaan.
3. Dilarang menerima hadiah dan/atau hiburan dalam bentuk
apapun yang berkaitan dengan rumah sakit dari pegawai negeri,
departemen, aparat pemerintah/negara, sesarna mitra kerja,
penyedia barang dan jasa serta rumah sakit pesaing
rekanan/mitra keq'a dengan maksud untuk menyuap dan atau
memberikan keistimewaan yang tidak seharusnya diterima oleh
yang bersangkutan termasuk menerima barang/parcel/uang/
setara uang atau dalam bentuk apapun pada hari raya
keagamaan.
4. Dilaralg mengijinkan mitra keq'a atau pihak ketiga memberikan
sesuatu dalam bentuk apapun kepada pegawai negeri,
departemen, aparat pemerintah/negara, sesarna mitra kerja,
penyedia barang dan jasa serta rumah sakit pesaing
rekanan/mitra kerja dengan maksud rumah sakit mendapat
suatu keistimewaan yang seharusnya tidak didapatkan oleh
rumah sakit secara berlebihan.
5. Dilarang bersikap diskrirninatif, tidak adil untuk memenangkan
penyedia barang/jasa rekanan/mitra keda tertentu dengan
maksud untuk menerima imbalan jasa untuk kepentingan
pribadi, keluarga dan atau golongan.
6. Dilarang memanfaatkan informasi rahasia dan data bisnis rumah
sakit lain, pihak ketiga ataupun perusahan pesaing yang
dilakukan di luar yang ditentukan oleh peraturan yang berlaku
untuk kepentingan rumah sakit.
B. Tahapaa Dalam Penaagatraa BeD.turan Kepentiagan
1. Penyusunan Kerangka Acuan
Dalam penyrrsunan kerangka acuan penErnganan benturan kepentingan,
terdapat beberapa aspek pokok yang saling terkait dan perlu diperhatikan,
yaitu:
a. Pendefinisian benturan kepentingan yang berpotensi membahayakan
integritas rumah sakit dan individu.
b. Komitmen manajemen dalam penerapan kebijakan bentural
kepentingan.
c. Pemahaman darl kesadaran yang baik tentang benturan kepentingan
untuk mendukung kepatuhan dalam penanganan benturan
kepentingan.
d. Keterbukaan informasi yang memadai terkait dengan penErnganan
benturan kepentingan.
e. Keterlibatan para stakeholders da-lam penanganan benturan
kepentingan.
f Monitoring dan evaluasi kebijakan penanganan benturan kepentingan.
g. Pengembangan dan penyesuaian kebij akan dan prosedur penanganan
benturan kepentingan berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi di
atas.
2. Identifikasi Situasi Benturan Kepentingan
Pada tahapan ini akan dilakukan identifrkasi terhadap situasi yang
termasuk dalam kategori benturan kepentingan. Dalam hal ini diperlukan
penjabaran yang jelas mengenai situasi dan hubungan afrliasi yang
menirnbulkan benturan kepentingan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi masing-masing fungsi yang bersangkutan. Identifikasi tentang
situasi benturan kepentingan harus konsisten dengan ide dasar bahwa
ada berbagai situasi dimana kepentingan pribadi dan hubungan af iasi
setiap KarSrawan Rumah Sakit dapat menimbulkan benturan
kepentingan.
3. Penyusunar Strategi Penanganan Benturan Kepentingan
Kebijakan benturan kepentingan perlu didukung oleh sebuah strategi
yang efektif :

a. Penyusunan kode etik


b. Sosialisasi, arahan serta konseling yang memberi contoh-contoh
praktis dan langkah-langkah untuk mengatasi situasi-situasi benturan
kepentingan.
c. Deklarasi Benturan Kepentingan dengan cara sebagai berikut :

. Pelaporan atau pemyataan awal (di-sclosurel tentang adanya


kepentingan pribadi yang dapat bertentangan dengan pelaksanaan
jabatannya pada saat seseorang diangkat sebagai Karyawan Rumah
sakit.
o Pelaporaa dan pernyataan lanjutan apabila terjadi perubahan
kondisi setelah pelaporan dan pernyataan awal.
. Pelaporan mencakup informasi yang rinci untuk bisa menentukan
tingkat benturan kepentingan dan bagaimana menanganinya.
d. Penyiapan Serangkaian Tinda-kan untuk Menangani Benturan
Kepentingan
Untuk menalgani benturan kepentingan diperlukan
serangkaian tindakan yang jelas apabila setiap kar5rawan rumah sakit
berada dalam situasi benturan kepentingan. Penyiapan tindakan-
tindakan tersebut diperlukan sebagai langkah lanjutan setelah
kar5rawan rumah sakit melaporkan situasi benturan kepentingan yang
dihadapinya, mengingat keberadaan laporan tersebut tidak menjamin
bahwa Karyawan Rumah Sakit tersebut telah keluar dari situasi
benturan kepentingan. Selain itu penyiapan tindakan ini juga
diperlukan pada saat benturan kepentingan telah te{adi walaupun
tanpa adanya pelaporan dari yang bersangkutan.
Serangkaian tindal<an yang dapat disiapkan sebagai langkah
lanjutan dala::n menangani benturan kepentingan yang dapat
digunakan sebagai pedoman adalah :

1. Pengurangan kepentingan pribadi karyawan rumah sakit dalam


jabatannya.
2. Penarikan diri dari proses pengambilan keputusan dimana
karSrawan rumah sakit memiliki kepentingan.
3. Membatasi akses karyawan rumah sakit atas informasi tertentu
apabila yang bersangkutan memiliki kepentingan.
4. Mutasi kar5rawan rumah sakit ke jabatan lain yang tidak memiliki
benturan kepentingan.
5. Mengalihkan tugas dan tanggungjawab kar5rawan rumah sakit yang
bersangkutan.
6. Mengintensilkan pengawasan terhadap rumah sakit
tersebut.
7. Pemberian sanksi yang tegas bagi yang melanggarnya.

C. Faktor - Faktor Pendukuag Keberhasllan Benturan Kepentingan


1. Komitmen dan Keteladanan Manajemen
Manajemen wajib mempergunakan kewenangannya secara baik dan benar
dengan mempertimbangkan kepentingan rumah sakit , kepentingan
masyarakat, kepentingan kar5rawan rumah sakit dan berbagai faktor
lainnya.
2. Partisipasi dan Ketertbatan para Kar5rawan Rumah Sakit
Implementasi kebijakan untuk mencegah benturan kepentingan
membutuhkan keterlibatan para karyawan rumah sakit. Para kar5rawan
rumah sakit harus sadar dan paham tentang isu benturan kepentingan
dan harus bisa mengantisipasi sekaligus mencegah terjadinya benturan
kepentingan.
Untuk mendorong partisipasi dan keterlibatan kar5zawan rumah sakit
dilakukan aatara lain :

a. Mempublikasikan kebijakan benturan kepentingan.


b. Secara berkala mengingatkan kar5rawan rumah sakit adanya benturan
kepentingan.
c. Menjamin agar aturan dan prosedur mudah diperoleh dan diketahui.
d. Memberi pengarahan tentang bagaimana menangani benturan kepen
tingan.
e. Memberi bantuan konsultasi dan nasehat foagi mereka yang belum
memahami kebijakan penanganan benturan kepentingan termasuk juga
kepada pihak-pihak luar yang berkaitan atau berhubungan dengan
lembaga yang bersangkutan.
3. Perhatian Khusus atas HaI Tertentu
PerhaLian khusus perlu dilakukan terhadap hal-hai tertentu yang dianggap
beresiko tinggi menyebabkan terjadinya situasi benturan kepentingan. Hal-
hal yang perlu mendapat perhatian khusus tersebut antara lain adalatr :
a. Perangkapan Jabatan
b. Hubungan Afiliasi
c. Gratifrkasi
d. Peke{aan Tambahan
e. Informasi Orang Dalam
f. Keterlibatan dalam pengadaafl barang dan jasa
g. Tuntutan keluarga dan komunitas
h. Kedudukan di organisasiorganisasi lain
i. Kegiatan setelah selesai masa jabatan
4. Langkah - langkah Preuentif
Berbagai langkah preuentif dapat dilakukan untuk menghindari situasi
benturarr kepentingan. Contoh lalgkah-langkah preuentif yang terkait
dengan kar5rawan rumah sakit dalam pengambilan keputusan adalah :
a. Dalam rapat/kegiatan untuk pengambilan keputusan penting agar
dapat mengidentifikasi dan menangani situasi benturan kepentingan
pada tahap awal.
b. Adanya tata tertib rapat yang mengatur tata cara penarikan diri dari
pengambilan keputusan rapat dimana Kar5rawan Rumah Sakit tersebut
berada di dalam situasi benturan kepentingan.
Langkah-langkah tersebut akan tumbuh da-lam suatu budaya rumah sakit
yang terbuka dimana dimungkinkan pembahasan masalah benturan
kepentingan secara bebas di antara para karyawan, wakil karyawan dar
pihak-pihak lain yang mempunyai perhatiaa pada masalah benturan
kepentingan .

5. Penegakan Kebijakan Benturan Kepentingan


Penegakan kebijakan benturan kepentingan tidaklah mudah. Agar
kebijakan tersebut berjalan secara efektif maka perlu ada :
a. Sanksi yang memadai
b. Mekanisme identifikasi untuk mendeteksi pelanggaran kebijakan yang
ada.
c. Instrumen penangaian benturan kepentingan yang secara berkala
diperbaharui.
6. Pemantauan dan Eva-luasi
Kebijakan benturan kepentingan juga perlu dipantau dan dievaluasi secara
berkala untuk menjaga agar tetap efektif dan relevan dengan lingkungan
yang terus berubah. Bila perlu kebijakan tersebut dapat diubah atau
disesuaikan dengan kebutuhan pada saat itu.

D. Batasan Mencegah Terjadinya Benturan Kepentlngan lConfllct Of Interestl


1. Karyawan rumah sakit yang menerima hadiah atau janji padahal diketahui
atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk
menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukaa sesuatu dalam
j abatannya, yang bertentangan den gan kewajibannya.
2. Kar5rawan rumah sakit yang menerima hadiah padahal diketahui atau patut
diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau disebabkan
karena telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya
yang bertentangan dengan kewajibannya.
3. Karyawan rumah sakit yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri
atau orang lain secara melawan hukum atau dengan menyalahgunakan
kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar atau
menerima pembayaran dengan potongan atau untuk menge4'akan sesuatu
bagi dirinya sendiri.

Terhadap benturan kepentingan tersebut maka setiap karyawan rumah sakit :

1. Secara profesional akan menghindari benturan kepentingan dalam bentuk


apapun dan secara personal selalu mengutamakan kepentingan rumah
sakit di atas kepentingan pribadi atau pihak lain.
2. Harus mengundurkan diri dari proses pengambilan keputusan apabila
berada dalam posisi yang mengandung benturan kepentingan.
3. Tidak melakukan transaksi dan atau menggunakan harta rumah sakit
untuk kepentingan pribadi, keluarga atau golongan.
4. Tidak menerima dan/ atau memberikan hadiah/manfaat dalam bentuk
apapun yang berkaitan dengan kedudukannya di dala-rn rumah sakit.
5. Tidak memanfaatkan informasi rahasia dan data bisnis rumah sakit untuk
kepentingal di luar rumah sakit.
6. Tidak memanfaatkal dal menggunakan hak cipta atau merk dagang rumah
sakit yang dapat merugikan kepentingan atau yang dapat menghambat
perkembangan rumah sakit.
7. Tidak melakukan investasi atau ikatan bisnis dengan pihak lain yang
mempunyai keterkaitan bisnis dengan rumah sakit baik langsung maupun
tidak langsung.
8. Tidak memegang j abatan apapun pada rumah sakit/institusi lain yang ingin
dan atau sedang melakukan hubungan bisnis dengan rumah sakit maupun
yang ingin dan atau sedang berkompetisi dengan rumah sakit.
9. Tidak memanfaatkan j abatan untuk memberikan perlakuan istimewa
kepada keluarga, kerabat, kelompok dan atau pihak lain atas beban rumah
sakit.
l0.Tidak memberikan perlakuan istimewa kepada pelanggan, penyedia barang
darr atau jasa, mitra bisnis, pemerintah dan atau pihak lain melebihi dari
kebijakan yang ditetapkan oleh rumah sakit.
l l. Mengungkapkan dan atau melaporkan setiap kepentingan dan atau
kegiatan-kegiatan di luar rumah sakit yaitu kepada atasan langsung bagi
pekerja rumah sakit, kepada pemegang saham bagi Dewan Komisaris dan
kepada Pemegang Saham da;t Dewan Komisaris bagi Direksi.
E. Implemeatasi
Dalam rangka menjamin bahwa pedoman ini diketahui oleh seluruh kar5rawal
rumah sakit dan stakehalders ruma.h sakit maka pihak-pihak yang terkait di
lingkungan Rumah sakit agar melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Mencantumkan ketentuan larangan Benturan Kepentingan (Conflict of
Interest) dalam setiap pengumuman dalam proses pengadaan barang dan
atau jasa rumah sakit.
2. Menugaskan kepada Fungsi Humas untuk secara terus menerus
memberikan informasi kepada seluruh karyawan maupufl pihak ekstemal
terkait dengaa adanya pedoman ini.
3. Menugaskan kepada Fungsi Pengadaan, Fungsi Pemasaran dan fungsi lain di
lingkungan rumah sakit yang memiliki hubungan kerja dengan pihak
eksternal untuk memberitahukan atau menyampaikan Pedoman Benturan
Kepentingan (Conflict of Interesf ini kepada semua pihak yang terkait dalam
mata rantai suplai di lingkungan Rumah sakit.
4. Memberikan informasi yalg jelas kepada pihak manapun juga terkait dengan
ketentuan yang terdapat dalarn pedoman ini.
F. Proses Pelaporan
Ka4rawan Rumah Sakit atau pihak eksternal yang mengetahui adanya
pelanggaran terhadap ketentuan yang terdapat pada pedoman ini agar segera
melaporkarr pelanggaran dimaksud sesuai ketentuan yang berlaku di rumah
sakit atau melaporkan melalui saluran Whistle Blot uing Sgstem (WBS).
Rumah sakit menjamin bahwa proses pelaporan yang dilakukan oleh Karyawan
Rumah Sakit maupun pihak ekstemal akan dijaga kerahasiaannya.
G. Sanksl atas Pelatrggaran
Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pedoman Benturan Kepenlingan
(Conflid of Interestl ini akan dikenakan sanksi yang berlaku di rumah sakit
yang masuk dalam kategori sebagr suatu pelanggaran berat.
III. PENUTIIP
Pedoman penanganan benturan kepentingan wajib disosialisasikan kepada
seluruh karyawan den stakelnlder RSUD T\rgurejo, melalui media informasi
yang telah tersedia.
Pedoman penanganan benturan kepentingan ini disusun untuk dipedomani
oleh seluruh kaqrawan RSUD Tugurejo dan dapat diubah sesuai dengan
kebutuhan orgalisasi.
DIREKTT'R RSUD TUGURE'O
TENGAH

SUPRAYITNO

Anda mungkin juga menyukai