Makalah Pelayanan Keperawatan Jiwa
Makalah Pelayanan Keperawatan Jiwa
KELOMPOK 2 :
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebagai pencipta atas segala
kehidupan yang senantiasa memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini tepat pada waktunya dengan judul “Manajemen Pelayanan Keperawatan Jiwa
Profesional Klinik dan Komunitas”. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna
perbaikan kelengkapan penyusunan makalah kami sangat kami harapkan. Harapan kami semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan kesehatan mental dan psikiatrik adalah suatu bidang spesialisasi praktek
keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri
sendiri terapeutik sebagai kiatnya. Semuanya didasarkan pada diagnosis dan intervensi dari
adanya respons individu akan masalah kesehatan mental yang actual maupun potensial. Ada
empat karakteristik keperawatan :
1. Fenomena yaitu rentang respons-respons yang berkaitan dengan kesehatan yang teramati
pada orang sakit dan sehat menjadi focus diagnose dan penanganan keperawatan.
2. Teori yaitu konsep-konsep, prinsip-prinsip dan proses yang memandu intervensi
keperawatan dan pemahaman tentang respons yang berhubungan dengan kesehatan
3. Tindakan-tindakan yaitu intervensi untuk mencegah kesehatan
4. Pengaruh yaitu evaluasi tindakan keperawatan yang berhubungan dengan respons
kesehatana yang teridentifikasi dan hasil asuhan keperawatan yang diantisipasi.
Pelayanan yang menyeluruh difokuskan pada pencegahan penyakit mental, menjaga
kesehatan, pengelolaan atau merujuk dari masalah kesehatan phisik dan mental, diagnosis dan
intervensi dari gangguan mental dan akibatnya, dan rehabilitasi (Haber & Billing, 1993).
Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan
hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif
terhadap diri dan orang lain.
Kesehatan jiwa meliputi :
1. Bagaimana perasaan anda terhadap diri sendiri
2. Bagaimana perasaan anda terhadap orang lain
3. Bagaiman kemampuan anda mengatasi hidup sehari-hari
B. Tujuan Penulisan
a. Agar mahasiswa mengetahu pengertian keperawatan kesehatan jiwa masyarakat
b. Agar mahasiswa mengetahui tujuan dari program keperawatan jiwa masyarakat
c. Agar mahasiswa mengetahui peran dalam melakukan tindakan keperawatan kesehatan jiwa
masyarakat
C. Manfaat
Manfaat yang diharapkan oleh penulis adalah sebagai berikut :
Keinginan orang tua harus diprioritaskan, tetapi keinginan anak tetap harus
dipertimbangkan, untuk menyiapkan anak dalam mengembangkan tugas pertumbuhan dan
perkembangannya. Norma dan nilai orang tua diterapkan kepada anak sesuai dunia anak.
Dengan demikian, hubungan orang tua dengan anak akan tetap berjalan sesuai dengan tugas
pertumbuhan dan perkembangan.
Keluarga adalah merupakan unit terkecil dari masyarakat. Oleh karena itu, kesehatan
jiwa masyarakat ditentukan pula oleh kondisi keluarga. Menurut Good & Good, kesehatan
jiwa masyarakat dapat terjadi apabila keluarga dan masyarakat dalam keadaan sejahtera.
Pertanyaannya adalah, apakah keluarga dan masyarakat kita saat ini sudah dalam keadaan
sejahtera? Jika belum, upaya mencapai keadaan sejahtera harus mulai dari keluarga atau
masyarakat?
Anak dipersiapkan dengan baik oleh orang tua dalam tata aturan keluarganya. Apabila
anak dilepaskan dalam masyarakat yang tidak kondusif, maka ketika anak pulang dari
sekolah, dia bisa menirukan ucapan kotor yang didengar dari teman sekolah kepada orang
tuanya. Dengan demikian, untuk mendapatkan kondisi masyarakat yang sehat jiwa, harus
dilakukan upaya bersama dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat.
Peningkatan kesejahteraan keluarga menjadi tanggung jawab keluarga, serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat menjadi tanggung jawab keluarga, tokoh masyarakat, dan pimpinan
masyarakat.
Bunuh diri merupakan salah satu cara penyelesaian masalah oleh individu yang
mengalami keputusasaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan program berikut :
Pencegahan Sekunder
a. Fokus pelayanan keperawatan pada pencegahan sekunder adalah deteksi dini masalah
psikososial dan gangguan jiwa serta penanganan dengan segera.
b. Tujuan pelayanan adalah menurunkan kejadian gangguan jiwa.
c. Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang berisiko/memperlihatkan tanda-tanda
masalah psikososial dan gangguan jiwa.
d. Aktivitas pada pencegahan sekunder adalah sebagai berikut.
1. Menemukan kasus sedini mungkin dengan cara memperoleh informasi dari berbagai
sumber seperti masyarakat, tim kesehatan lain, dan penemuan langsung.
2. Melakukan penjaringan kasus dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut.
a. pengkajian dua menit untuk memperoleh data fokus (format terlampir pada
modul pencatatan dan pelaporan).
b. Jika ditemukan tanda-tanda berkaitan dengan kecemasan dan depresi, maka
lanjutkan pengkajian dengan menggunakan pengkajian keperawatan kesehatan
jiwa.
c. Mengumumkan kepada masyarakat tentang gejala dini gangguan jiwa (di tempat-
tempat umum).
d. Memberikan pengobatan cepat terhadap kasus baru yang ditemukan sesuai
dengan standar pendelegasian program pengobatan (bekerja sama dengan dokter)
serta memonitor efek samping pemberian obat, gejala, dan kepatuhan pasien
minum obat.
e. Bekerja sama dengan perawat komunitas dalam pemberian obat lain yang
dibutuhkan pasien untuk mengatasi gangguan fisik yang dialami (jika ada
gangguan fisik yang memerlukan pengobatan).
f. Melibatkan keluarga dalam pemberian obat, mengajarkan keluarga agar
melaporkan segera kepada perawat jika ditemukan adanya tanda-tanda yang tidak
biasa, dan menginformasikan jadwal tindak lanjut.
g. Penanganan kasus bunuh diri dengan menempatkan pasien di tempat yang aman,
melakukan pengawasan ketat, menguatkan koping dan melakukan rujukan jika
mengancam keselamatan jiwa.
h. Menempatkan pasien di tempat yang aman sebelum dirujuk dengan menciptakan
lingkungan yang tenang, dan stimulus yang minimal.
i. Melakukan terapi modalitas yaitu berbagai terapi keperawatan untuk membantu
pemulihan pasien seperti terapi aktivitas kelompok, terapi keluarga, dan terapi
lingkungan.
j. Memfasilitasi kelompok swadaya—self-help group (kelompok pasien, kelompok
keluarga atau kelompok masyarakat pemerhati) berupa kegiatan kelompok yang
membahas masalah-masalah yang terkait dengan kesehatan jiwa dan cara
penyelesaiannya.
k. Hotline service untuk intervensi krisis yaitu pelayanan dalam 24 jam melalui
telepon berupa pelayanan konseling.
l. Melakukan tindak lanjut (follow-up) dan rujukan kasus.
Pencegahan Tersier
1. Fokus pelayanan keperawatan pada peningkatan fungsi dan sosialisasi serta pencegahan
kekambuhan pada pasien gangguan jiwa.
2. Tujuan pelayanan adalah mengurangi kecacatan/ketidakmampuan akibat gangguan
jiwa.
3. Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa pada tahap
pemulihan.
4. Aktivitas pada pencegahan tersier antara lain sebagai berikut.
a. Program dukungan sosial dengan menggerakkan sumber-sumber di masyarakat
seperti sumber pendidikan, dukungan masyarakat (tetangga, teman dekat, tokoh
masyarakat), dan pelayanan terdekat yang terjangkau masyarakat. Beberapa kegiatan
yang dilakukan meliputi hal se bagai berikut.
1. Pendidikan kesehatan tentang perilaku dan sikap masyarakat terhadap
penerimaan pasien gangguan jiwa.
2. Pentingnya pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam penanganan pasien yang
mengalami kekambuhan.
b. Program rehabilitasi dengan memberdayakan pasien dan keluarga hingga mandiri.
Fokus pada kekuatan dan kemampuan pasien dan keluarga dengan cara
berikut.
1. Meningkatkan kemampuan koping yaitu belajar mengungkapkan dan
menyelesaikan masalah dengan cara yang tepat.
2. Mengembangkan sistem pendukung dengan memberdayakan keluarga dan
masyarakat.
3. Menyediakan pelatihan kemampuan dan potensi yang perlu dikembangkan oleh
pasien, keluarga, dan masyarakat.
4. Membantu pasien dan keluarga merencanakan serta mengambil keputusan untuk
dirinya.
c. Program Sosialisasi
1. Membuat tempat pertemuan untuk sosialisasi.
2. Mengembangkan keterampilan hidup, seperti aktivitas sehari-hari, mengelola
rumah tangga, dan mengembangkan hobi.
3. Program rekreasi seperti nonton bersama, jalan santai, pergi ke tempat rekreasi.
4. Kegiatan sosial dan keagamaan, seperi arisan bersama, pengajian, majelis taklim,
dan kegiatan adat.
d. Program mencegah stigma Stigma merupakan anggapan yang keliru dari masyarakat
terhadap gangguan jiwa. Oleh karena itu, perlu diberikan program mencegah stigma
untuk menghindari isolasi dan diskriminasi terhadap pasien gangguan jiwa. Beberapa
kegiatan yang dilakukan yaitu sebagai berikut.
1. Melakukan pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang kesehatan jiwa dan
gangguan jiwa, serta sikap dan tindakan menghargai pasien gangguan jiwa.
2. Pendekatan kepada tokoh masyarakat atau orang yang berpengaruh dalam rangka
menyosialisasikan kesehatan jiwa dan gangguan jiwa.
4. Terapi modalitas seperti terapi aktivitas kelompok, terapi lingkungan dan terapi
keluarga
B. Saran
Sehubungan dengan trend masalah kesehatan utama dan pelayanan kesehatan jiwa
secara global, maka focus pelayanan keperawatan jiwa sudah saatnya berbasis pada komunitas
yang memberikan penekanan pada upaya preventif dan promotif.
DAFTAR PUSTAKA
Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, dan Hanik Endang Nihayati, 2015. Buku Ajar :
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika
Keliat, B.A., Akemat, Helena, N.C.D., dan Nurhaeni, H. 2007. Keperawatan Kesehatan Jiwa
Komunitas : CMHN (Basic Courese). Jakarta : EGC.
Maramis, W.F. 2010. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press : Surabaya
Notosoedirjo, M. Latipun. 2001. Kesehatan Mental; Konsep dan Penerapan. Malang : UMM
Press.
Stuart dan Laraia. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 8 th Edition. St. Louis :
Mosby