Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KEPEMIMPINAN K3

DOSEN PENGAJAR
TRISNA JAYATI, SKM, MKM

AGNES REGITA PRICILIA


RAKEEN BOLINO
FERDINAN ROYNALDO OKTAVIANO SINAGA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PRODI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
UNIVERSITAS IBNU SINA
TAHUN 2022/2023

1
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

Pendahuluan

Program jaminan sosial tenaga kerja merupakan suatu sistem yang dirancang untuk
memberikan perlindungan sosial kepada para pekerja dalam hal kecelakaan kerja, tunjangan
pensiun, jaminan kesehatan, dan manfaat lainnya. Keberhasilan program jaminan sosial
tenaga kerja sangat tergantung pada kepemimpinan yang efektif dalam merencanakan,
mengimplementasikan, dan mengelola program tersebut. Makalah ini akan membahas peran
kepemimpinan dalam menjalankan program jaminan sosial tenaga kerja, termasuk kualitas
kepemimpinan yang dibutuhkan, strategi kepemimpinan yang efektif, serta tantangan dan
peluang yang dihadapi dalam konteks program jaminan sosial tenaga kerja.

I. Pengertian Jamsostek

Jamsostek adalah sebuah program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja
untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu. Jamsostek ini dilaksanakan dengan suatu
mekanisme asuransi sosial. Apa itu asuransi sosial? Asuransi sosial adalah program yang
diselenggarakan secara wajib berdasarkan suatu undang-undang, dengan tujuan untuk
memberikan perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyarakat.

Jamsostek sangat diperlukan oleh para tenaga kerja di Indonesia untuk melindungi mereka
selama melakukan aktivitas di lingkungan pekerjaan. Seperti yang kita ketahui, motto
Jamsostek berbunyi "Pelindung Pekerja, Mitra Pengusaha". Oleh karena itu, Jamsostek selalu
berusaha untuk menjadi lembaga terpercaya yang unggul dalam pelayanan dan memberikan
manfaat optimal bagi seluruh peserta dan keluarganya.

Dasar hukum Jamsostek terdapat dalam UU No.3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (JAMSOSTEK) dan melalui PP No.36/1995, PT. Jamsostek ditetapkan sebagai badan
penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan
dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan
memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai
pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.

Selanjutnya, pada akhir tahun 2004, pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004
Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang berhubungan dengan Amandemen UUD 1945
pada pasal 34 ayut (2), dimana Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah mengesahkan
Amandemen tersebut, yang berbunyi: "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi

2
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada
pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatan motivasi maupun
produktivitas kerja.

Kiprah perseroan yang mengedepankan kepentingan dan hak normatif Tenaga Kerja di
Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT Jamsostek (Persero) memberikan perlindungan
4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan
Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi
seluruh tenaga kerja dan keluarganya.

Dengan penyelenggaraan yang makin maju, program Jamsostek tidak hanya bermanfaat
kepada pekerja dan pengusaha tetapi juga berperan aktif dalam meningkatkan pertumbuhan
perekonomian bagi kesejahteraan masyarakat dan perkembangan masa depan bangsa.

II.Hak dan kewajiban

Sebagai program publik. Jamsostek memberikan hak dan membebani kewajiban secara pasti
(compulsory) bagi pengusaha dan tenaga kerja berdasarkan Undang-undang No.3 tahun 1992
mengatur Jenis Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan
Kematian (JKM) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK), sedangkan kewajiban peserta
adalah tertib administrasi dan membayar iuran. Dalam meningkatkan pelayanan jamsostek tak
hentinya melakukan terobosan melalui sistem online guna menyederhanakan sistem layanan
dan kecepatan pembayaran klaim hari tua (JHT)

III. Peraturan, Perlindungan ,dan Filosofi tentang Jamsostek

• Pengaturan program kepesertaan jamsostek adalah wajib melalui Undang-Undang No.3


Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

• Pengaturan tentang pelaksanaannya jamsostek dituangkan dalam:

- Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993.

- Keputusan Presiden No.22 Tahun 1993.

- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per-12/Men/VI/2007.

Perlindungan oleh jamsostek

Program ini memberikan perlindungan yang bersifat mendasar bagi peserta jika mengalami
risiko-risiko sosial ekonomi dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga
bekerja.Risiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh Program Jamsostek terbatas yaitu
perlindungan pada:

- Peristiwa kecelakaan

- nyeri

3
- Hamil

- Bersalin

- Cacat

- Hari tua

- Meninggal dunia

Hal-hal ini mengakibatkan berkurangnya dan terputusnya penghasilan tenaga kerja dan/atau
membutuhkan perawatan medis.

Filosofi jamsostek

Jamsostek dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri untuk mengatasi risiko sosial ekonomi.
Kemandirian berarti tidak bergantung pada orang lain dalam membiayai perawatan pada waktu
sakit, kehidupan dihari tua maupun keluarganya, bila meninggal dunia. Harga diri berarti
jaminan tersebut diperoleh sebagai hak dan bukan belas kasihan orang lain.

IV. Program Jamsostek


1. Jaminan Hari Tua (JHT)

Program Jaminan Hari Tua ditujukan sebagai pengganti terputusnya penghasilan tenaga
kerja karena meninggal, cacat, atau hari tua dan diselenggarakan dengan sistem tabungan hari
tua. Program Jaminan Hari Tua memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang
dibayarkan pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi persyaratan
tertentu,

Iuran Program Jaminan Hari Tua:

Ditanggung Perusahaan = 3,7%

Ditanggung Tenaga Kerja = 2%

Kemanfaatan Jaminan Hari Tua adalah sebesar jumlah total iuran ditambah hasil
pengembangannya.

Jaminan Hari Tua akan dikembalikan/dibayarkan sebesar iuran yang terkumpul ditambah
dengan hasil pengembangannya, apabila tenaga kerja:

a. Mencapai umur 55 tahun atau meninggal dunia, atau cacat total tetap

b. Mengalami PHK setelah menjadi peserta sekurang-kurangnya 5 tahun dengan masa tunggu
1 bulan

c. Pergi keluar negeri tidak kembali lagi, atau menjadi PNS/POLRI/ABRI

2. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)

4
JPK adalah salah satu program Jamsostek yang membantu tenaga kerja dan keluarganya
mengatasi masalah kesehatan. Mulai dari pencegahan, pelayanan di klinik kesehatan, rumah
sakit, kebutuhan alat bantu peningkatan fungsi organ tubuh, dan pengobatan secara efektif dan
efisien. Setiap tenaga kerja yang telah mengikuti program JPK akan diberikan KPK (Kartu
Pemeliharaan Kesehatan) sebagai bukti diri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Manfaat
JPK bagi perusahaan yakni perusahaan dapat memiliki tenaga kerja yang sehat. dapat
konsentrasi dalam bekerja sehingga lebih produktif.

Jumlah iuran yang harus dibayarkan:

luran JPK dibayar oleh perusahaan sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No 53 Tahun

2012 tentang perubahan kedelapan atas Peraturan Pemeritah Nomor 14 Tahun 1993 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, dengan perhitungan sebagai berikut:

a. Tiga persen (3%) dari upah tenaga kerja (maks Rp 3.080.000) untuk tenaga kerja lajang

b. Enam persen (6%) dari upah tenaga kerja (maks Rp 3.080.000) untuk tenaga kerja
berkeluarga

Dasar perhitungan persentase iuran dari upah setinggi-tingginya Rp 3.080.000,-

Cakupan Program

Program JPK memberikan manfaat paripurna meliputi seluruh kebutuhan medis yang

diselenggarakan di setiap jenjang PPK dengan rincian cakupan pelayanan sebagai berikut:

1. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama, adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
dokter umum atau dokter gigi di Puskesmas, Klinik, Balai Pengobatan atau Dokter praktek solo

2. Pelayanan Rawat Jalan tingkat II (lanjutan), adalah pemeriksaan dan pengobatan yang
dilakukan oleh dokter spesialis atas dasar rujukan dari dokter PPKI sesuai dengan indikasi
medis

3. Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit, adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
peserta yang memerlukan perawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit

4. Pelayanan Persalinan, adalah pertolongan persalinan yang diberikan kepada tenaga kerja
wanita berkeluarga atau istri tenaga kerja peserta program JPK maksimum sampai dengan
persalinan ke 3 (tiga).

5. Pelayanan Khusus, adalah pelayanan rehabilitasi, atau manfaat yang diberikan untuk
mengembalikan fungsi tubuh

6. Emergensi, Merupakan suatu keadaan dimana peserta membutuhkan pertolongan segera,


yang bila tidak dilakukan dapat membahayakan jiwa.

3. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

5
Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja merupakan risiko yang dihadapi oleh tenaga
kerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh
penghasilan karena adanya risiko-risiko sosial seperti kematian atau cacat karena kecelakaan
kerja, baik fisik maupun mental, maka diperlukan adanya jaminan kecelakaan kerja. Kesehatan
dan keselamatan tenaga kerja merupakan tanggung jawab pengusaha sehingga pengusaha
memiliki kewajiban untuk membayar iuran jaminan kecelakaan kerja yang berkisar antara
0,24% -1,74% sesuai kelompok jenis usaha.

Iuran

a. Kelompok I: 0.24 % dari upah sebulan;

b. Kelompok II: 0.54% dari upah sebulan;

c. Kelompok III: 0.89 % dari upah sebulan:

d. Kelompok IV: 1.27% dari upah sebulan;

e. Kelompok V: 1.74 % dari upah sebulan,

sesuai dengan PP Nomor 84 Tahun 2010

Manfaat

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja
yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat bekerja sampai tiba kembali dirumah
atau menderita penyakit akibat hubungan kerja. Juran untuk program JKK ini sepenuhnya
dibayarkan oleh perusahaan. Perincian besarnya iuran berdasarkan kelompok jenis usaha
sebagaimana tercantum pada iuran.

1. Biaya Transport (Maksimum)

 Darat/sungai/danau Rp 750.000,-
 Laut Rp 1.000.000,-
 Udara Rp 2.000.000,-

2. Sementara tidak mampu bekerja

 Empat (4) bulan pertama, 100% x upah sebulan


 Empat (4) bulan kedua, 75% x upah sebulan
 Seterusnya 50% x upah sebulan

3. Biaya Pengobatan/Perawatan

Rp 20.000.000,- (maksimum) dan Pergantian Gigi tiruan Rp. 2.000.000,- (Maksimum)

4. Santunan Cacat

 Sebagian tetap: % tabel x 80 bulan upah

6
 Total-tetap:

Sekaligus: 70% x 80 bulan upah

Berkala (24 bulan) Rp 200.000,- per bulan Kurang fungsi: % kurang fungsi x % tabel x 80
bulan upah

5. Santunan Kematian

Sekaligus 60% x 80 bulan upah

Berkala (24 bulan) Rp. 200.000,- per bulan

Biaya pemakaman Rp 2.000.000,-

6. Biaya Rehabilitasi diberikan satu kali untuk setiap kasus dengan patokan harga yang
ditetapkan oleh Pusat Rehabilitasi RS Umum Pemerintah dan ditambah 40% dari harga
tersebut, serta biaya rehabilitasi medik maksimum sebesar Rp 2.000.000,-

 Prothese/alat penganti anggota badan


 Alat bantu orthose (kursi roda)

7. Penyakit akibat kerja, besarnya santunan dan biaya pengobatan biaya perawatan sama
dengan poin ke-2 dan ke-3.

4. Jaminan Kematian (JK)

Jaminan Kematian (JK) diperuntukkan bagi ahli waris dari peserta program Jamsostek yang
meninggal bukan karena kecelakaan kerja. JK diperlukan sebagai upaya meringankan beban
keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang. Pengusaha wajib
menanggung iuran Program Jaminan Kematian sebesar 0,3% dengan jaminan kematian yang
diberikan adalah Rp 21.000.000,- terdiri dari Rp 14.200.000,- santunan kematian dan Rp 2 juta
biaya pemakaman dan santunan berkala.

Manfaat

Program ini memberikan manfaat kepada keluarga tenaga kerja seperti:

1. Santunan Kematian: Rp 14.200.000,- 2. Biaya Pemakaman: Rp 2.000.000,-

3. Santunan Berkala: Rp 200.000,-/bulan (selama 24 bulun) sexual dengan PP Nomor 75 Tahun


2007

5. TK-LHK (Tenaga Kerja-Luar hubungan Kerja)

Tenaga Kerja yang melakukan pekerjaan di Luar Hubungan Kerja (LHK) adalah orang yang
berusaha sendiri yang pada umumnya bekerja pada usaha-usaha ekonomi informal.

Tujuan

7
a. Memberikan perlindungan jaminan sosial hagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di
luar hubungan kerja pada saat tenaga kerja tersebut kehilangan sebagian atau seluruh
penghasilannya sebagai akibat terjadinya risiko-risiko antara lain kecelakaan kerja, sakit,hamil,
bersalin, hari tua dan meninggal dunia.

b. Memperluas cakupan kepesertaan program jaminan sosial tenaga kerja

Jenis Program & Manfaat (sesuai PP 14/1993):

1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), terdiri dari biaya pengangkutan tenaga kerja yang
mengalami kecelakaan kerja, biaya perawatan medis, biaya rehabilitasi, penggantian upah
Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB), santunan cacat tetap sebagian, santunan.cacat total
tetap, santunan kematian (sesuai label), biaya pemakaman, santunan berkala bagi yang
meninggal dunia dan cacat total tetap

2. Jaminan Kematian (JK), terdiri dari biaya pemakaman dan santunan berkala

3. Jaminan Hari Tua (JHT), terdiri dari keseluruhan uran yang telah disetor, beserta hasil
pengembangannya

4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK), terdiri dari rawat jalan tingkat pertama meliputi
pemeriksaan dan pengobatan dokter umum dan dokter gigi, pemeriksaan diberikan dalam
bentuk tindakan medis sederhana; rawat inap, pertolongan persalinan penunjang diagnostic
berupa pemeriksaan laboratorium, radiologi, EEG dsb: pelayanan khusus berupa penggantian
biaya prothese, orthose dan kacamata dan pelayanan gawat darurat

Iuran

Iuran TK LHK ditetapkan berdasarkan nilai nominal tertentu berdasarkan upah sekurang
kurangnya setara dengan Upah Minimum Provinsi/Kabupaten/Kota

Besaran luran

1. Jaminan Kecelakaan Kerja: 19%

2. Jaminan Hari Tua: 2% (Minimal)

3. Jaminan Kematian: 0,3%

4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan: 6% (Keluarga)/3% (Lajang)

Ket : biaya ditanggung sepenuhnya oleh peserta

6. Jasa konstruksi

Adalah Program Jaminan Sosial bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan dan Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu pada Sektor Jasa Konstruksi yang diatur melalui Keputusan Menteri
Tenaga Kerja Nomor: KEP-196/MEN/1999 Tanggal 29 September 1999

Tahap Kepesertaan

8
Setiap Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan proyek Jasa Konstruksi
dan pekerjaan borongan lainnya wajib mempertanggungkan semua tenaga kerja
(borongan/harian lepas dan musiman) yang bekerja pada proyek tersebut kedalam Program
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM)

Adapun proyek - proyek tersebut meliputi :

1. Proyek-proyek APBD

2. Proyek-proyek atas Dana Internasional

3. Proyek-proyek APBN

4. Proyek-proyek swasta, dll

Anda mungkin juga menyukai