Makalah Kepemimpinan K3 Kelompok 1
Makalah Kepemimpinan K3 Kelompok 1
KEPEMIMPINAN K3
DOSEN PENGAJAR
TRISNA JAYATI, SKM, MKM
1
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
Pendahuluan
Program jaminan sosial tenaga kerja merupakan suatu sistem yang dirancang untuk
memberikan perlindungan sosial kepada para pekerja dalam hal kecelakaan kerja, tunjangan
pensiun, jaminan kesehatan, dan manfaat lainnya. Keberhasilan program jaminan sosial
tenaga kerja sangat tergantung pada kepemimpinan yang efektif dalam merencanakan,
mengimplementasikan, dan mengelola program tersebut. Makalah ini akan membahas peran
kepemimpinan dalam menjalankan program jaminan sosial tenaga kerja, termasuk kualitas
kepemimpinan yang dibutuhkan, strategi kepemimpinan yang efektif, serta tantangan dan
peluang yang dihadapi dalam konteks program jaminan sosial tenaga kerja.
I. Pengertian Jamsostek
Jamsostek adalah sebuah program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja
untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu. Jamsostek ini dilaksanakan dengan suatu
mekanisme asuransi sosial. Apa itu asuransi sosial? Asuransi sosial adalah program yang
diselenggarakan secara wajib berdasarkan suatu undang-undang, dengan tujuan untuk
memberikan perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyarakat.
Jamsostek sangat diperlukan oleh para tenaga kerja di Indonesia untuk melindungi mereka
selama melakukan aktivitas di lingkungan pekerjaan. Seperti yang kita ketahui, motto
Jamsostek berbunyi "Pelindung Pekerja, Mitra Pengusaha". Oleh karena itu, Jamsostek selalu
berusaha untuk menjadi lembaga terpercaya yang unggul dalam pelayanan dan memberikan
manfaat optimal bagi seluruh peserta dan keluarganya.
Dasar hukum Jamsostek terdapat dalam UU No.3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (JAMSOSTEK) dan melalui PP No.36/1995, PT. Jamsostek ditetapkan sebagai badan
penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan
dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan
memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai
pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.
Selanjutnya, pada akhir tahun 2004, pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004
Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang berhubungan dengan Amandemen UUD 1945
pada pasal 34 ayut (2), dimana Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah mengesahkan
Amandemen tersebut, yang berbunyi: "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
2
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada
pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatan motivasi maupun
produktivitas kerja.
Kiprah perseroan yang mengedepankan kepentingan dan hak normatif Tenaga Kerja di
Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT Jamsostek (Persero) memberikan perlindungan
4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan
Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi
seluruh tenaga kerja dan keluarganya.
Dengan penyelenggaraan yang makin maju, program Jamsostek tidak hanya bermanfaat
kepada pekerja dan pengusaha tetapi juga berperan aktif dalam meningkatkan pertumbuhan
perekonomian bagi kesejahteraan masyarakat dan perkembangan masa depan bangsa.
Sebagai program publik. Jamsostek memberikan hak dan membebani kewajiban secara pasti
(compulsory) bagi pengusaha dan tenaga kerja berdasarkan Undang-undang No.3 tahun 1992
mengatur Jenis Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan
Kematian (JKM) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK), sedangkan kewajiban peserta
adalah tertib administrasi dan membayar iuran. Dalam meningkatkan pelayanan jamsostek tak
hentinya melakukan terobosan melalui sistem online guna menyederhanakan sistem layanan
dan kecepatan pembayaran klaim hari tua (JHT)
Program ini memberikan perlindungan yang bersifat mendasar bagi peserta jika mengalami
risiko-risiko sosial ekonomi dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga
bekerja.Risiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh Program Jamsostek terbatas yaitu
perlindungan pada:
- Peristiwa kecelakaan
- nyeri
3
- Hamil
- Bersalin
- Cacat
- Hari tua
- Meninggal dunia
Hal-hal ini mengakibatkan berkurangnya dan terputusnya penghasilan tenaga kerja dan/atau
membutuhkan perawatan medis.
Filosofi jamsostek
Jamsostek dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri untuk mengatasi risiko sosial ekonomi.
Kemandirian berarti tidak bergantung pada orang lain dalam membiayai perawatan pada waktu
sakit, kehidupan dihari tua maupun keluarganya, bila meninggal dunia. Harga diri berarti
jaminan tersebut diperoleh sebagai hak dan bukan belas kasihan orang lain.
Program Jaminan Hari Tua ditujukan sebagai pengganti terputusnya penghasilan tenaga
kerja karena meninggal, cacat, atau hari tua dan diselenggarakan dengan sistem tabungan hari
tua. Program Jaminan Hari Tua memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang
dibayarkan pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi persyaratan
tertentu,
Kemanfaatan Jaminan Hari Tua adalah sebesar jumlah total iuran ditambah hasil
pengembangannya.
Jaminan Hari Tua akan dikembalikan/dibayarkan sebesar iuran yang terkumpul ditambah
dengan hasil pengembangannya, apabila tenaga kerja:
a. Mencapai umur 55 tahun atau meninggal dunia, atau cacat total tetap
b. Mengalami PHK setelah menjadi peserta sekurang-kurangnya 5 tahun dengan masa tunggu
1 bulan
4
JPK adalah salah satu program Jamsostek yang membantu tenaga kerja dan keluarganya
mengatasi masalah kesehatan. Mulai dari pencegahan, pelayanan di klinik kesehatan, rumah
sakit, kebutuhan alat bantu peningkatan fungsi organ tubuh, dan pengobatan secara efektif dan
efisien. Setiap tenaga kerja yang telah mengikuti program JPK akan diberikan KPK (Kartu
Pemeliharaan Kesehatan) sebagai bukti diri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Manfaat
JPK bagi perusahaan yakni perusahaan dapat memiliki tenaga kerja yang sehat. dapat
konsentrasi dalam bekerja sehingga lebih produktif.
luran JPK dibayar oleh perusahaan sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No 53 Tahun
2012 tentang perubahan kedelapan atas Peraturan Pemeritah Nomor 14 Tahun 1993 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, dengan perhitungan sebagai berikut:
a. Tiga persen (3%) dari upah tenaga kerja (maks Rp 3.080.000) untuk tenaga kerja lajang
b. Enam persen (6%) dari upah tenaga kerja (maks Rp 3.080.000) untuk tenaga kerja
berkeluarga
Cakupan Program
Program JPK memberikan manfaat paripurna meliputi seluruh kebutuhan medis yang
diselenggarakan di setiap jenjang PPK dengan rincian cakupan pelayanan sebagai berikut:
1. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama, adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
dokter umum atau dokter gigi di Puskesmas, Klinik, Balai Pengobatan atau Dokter praktek solo
2. Pelayanan Rawat Jalan tingkat II (lanjutan), adalah pemeriksaan dan pengobatan yang
dilakukan oleh dokter spesialis atas dasar rujukan dari dokter PPKI sesuai dengan indikasi
medis
3. Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit, adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
peserta yang memerlukan perawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit
4. Pelayanan Persalinan, adalah pertolongan persalinan yang diberikan kepada tenaga kerja
wanita berkeluarga atau istri tenaga kerja peserta program JPK maksimum sampai dengan
persalinan ke 3 (tiga).
5. Pelayanan Khusus, adalah pelayanan rehabilitasi, atau manfaat yang diberikan untuk
mengembalikan fungsi tubuh
5
Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja merupakan risiko yang dihadapi oleh tenaga
kerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh
penghasilan karena adanya risiko-risiko sosial seperti kematian atau cacat karena kecelakaan
kerja, baik fisik maupun mental, maka diperlukan adanya jaminan kecelakaan kerja. Kesehatan
dan keselamatan tenaga kerja merupakan tanggung jawab pengusaha sehingga pengusaha
memiliki kewajiban untuk membayar iuran jaminan kecelakaan kerja yang berkisar antara
0,24% -1,74% sesuai kelompok jenis usaha.
Iuran
Manfaat
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja
yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat bekerja sampai tiba kembali dirumah
atau menderita penyakit akibat hubungan kerja. Juran untuk program JKK ini sepenuhnya
dibayarkan oleh perusahaan. Perincian besarnya iuran berdasarkan kelompok jenis usaha
sebagaimana tercantum pada iuran.
Darat/sungai/danau Rp 750.000,-
Laut Rp 1.000.000,-
Udara Rp 2.000.000,-
3. Biaya Pengobatan/Perawatan
4. Santunan Cacat
6
Total-tetap:
Berkala (24 bulan) Rp 200.000,- per bulan Kurang fungsi: % kurang fungsi x % tabel x 80
bulan upah
5. Santunan Kematian
6. Biaya Rehabilitasi diberikan satu kali untuk setiap kasus dengan patokan harga yang
ditetapkan oleh Pusat Rehabilitasi RS Umum Pemerintah dan ditambah 40% dari harga
tersebut, serta biaya rehabilitasi medik maksimum sebesar Rp 2.000.000,-
7. Penyakit akibat kerja, besarnya santunan dan biaya pengobatan biaya perawatan sama
dengan poin ke-2 dan ke-3.
Jaminan Kematian (JK) diperuntukkan bagi ahli waris dari peserta program Jamsostek yang
meninggal bukan karena kecelakaan kerja. JK diperlukan sebagai upaya meringankan beban
keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang. Pengusaha wajib
menanggung iuran Program Jaminan Kematian sebesar 0,3% dengan jaminan kematian yang
diberikan adalah Rp 21.000.000,- terdiri dari Rp 14.200.000,- santunan kematian dan Rp 2 juta
biaya pemakaman dan santunan berkala.
Manfaat
Tenaga Kerja yang melakukan pekerjaan di Luar Hubungan Kerja (LHK) adalah orang yang
berusaha sendiri yang pada umumnya bekerja pada usaha-usaha ekonomi informal.
Tujuan
7
a. Memberikan perlindungan jaminan sosial hagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di
luar hubungan kerja pada saat tenaga kerja tersebut kehilangan sebagian atau seluruh
penghasilannya sebagai akibat terjadinya risiko-risiko antara lain kecelakaan kerja, sakit,hamil,
bersalin, hari tua dan meninggal dunia.
1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), terdiri dari biaya pengangkutan tenaga kerja yang
mengalami kecelakaan kerja, biaya perawatan medis, biaya rehabilitasi, penggantian upah
Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB), santunan cacat tetap sebagian, santunan.cacat total
tetap, santunan kematian (sesuai label), biaya pemakaman, santunan berkala bagi yang
meninggal dunia dan cacat total tetap
2. Jaminan Kematian (JK), terdiri dari biaya pemakaman dan santunan berkala
3. Jaminan Hari Tua (JHT), terdiri dari keseluruhan uran yang telah disetor, beserta hasil
pengembangannya
4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK), terdiri dari rawat jalan tingkat pertama meliputi
pemeriksaan dan pengobatan dokter umum dan dokter gigi, pemeriksaan diberikan dalam
bentuk tindakan medis sederhana; rawat inap, pertolongan persalinan penunjang diagnostic
berupa pemeriksaan laboratorium, radiologi, EEG dsb: pelayanan khusus berupa penggantian
biaya prothese, orthose dan kacamata dan pelayanan gawat darurat
Iuran
Iuran TK LHK ditetapkan berdasarkan nilai nominal tertentu berdasarkan upah sekurang
kurangnya setara dengan Upah Minimum Provinsi/Kabupaten/Kota
Besaran luran
6. Jasa konstruksi
Adalah Program Jaminan Sosial bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan dan Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu pada Sektor Jasa Konstruksi yang diatur melalui Keputusan Menteri
Tenaga Kerja Nomor: KEP-196/MEN/1999 Tanggal 29 September 1999
Tahap Kepesertaan
8
Setiap Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan proyek Jasa Konstruksi
dan pekerjaan borongan lainnya wajib mempertanggungkan semua tenaga kerja
(borongan/harian lepas dan musiman) yang bekerja pada proyek tersebut kedalam Program
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM)
1. Proyek-proyek APBD
3. Proyek-proyek APBN