Rangkuman Materi - Tiara Surya Putri - NIM 521074 - STT 04
Rangkuman Materi - Tiara Surya Putri - NIM 521074 - STT 04
Disusun oleh :
STT 04
1
Daftar isi
BAB I………………………………………………………………………………4
BAB II
BAB III
3.1 Tahapan
manajemen………………………………………………………………………………….10
BAB IV
2
4.2 Proses
Komunikasi………………………………………………………………………………….12
BAB V
5.3 Pengelompokkan………………………………………………………………16
BAB VI
BAB VII
3
7.2 Proses Komunikasi.........................................................................................................20
BAB VIII
Project Life Cycle (PLC) Dan Software Development Life Cycle ( SDLC).....................21
BAB IX
9.3 Peran Manajemen Sumber Daya Manusia, Pimpinan – Pimpinan Departemen, Badan
Legislatif dan Eksekutif dalam Peningkatan Produktivitas.................................................22
BAB X
THE DECIPLINE OF
EXECUTION...........................................................................................................................23
4
BAB I
5
• Menetapkan sasaran proyek-proyek sistem.
• Menetapkan kendala proyek-proyek sistem.
• Menetukan prioritas proyek-proyek sistem.
• Membuat laporan perencanaan sistem.
• Meminta persetujuan manajemen.
2. Mempersiapkan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan meliputi :
• Menunjuk team analis (dapat berasal dari departemen pengembangan yang ada atau
dari luar perusahaan (konsultan).
• Mengumumkan proyek pengembangan system.
3. Mendefinisikan proyek-proyek sistem yang dikembangkan
Tahapan yang dilakukan yaitu :
• Mengidentifikasi kembali ruang lingkup dan sasaran proyek system.
• Melakukan studi kelayakan.
• Menilai kelayakan proyek system.
• Membuat usulan proyek system dan meminta persetujuan manajemen.
6
BAB II
Project Manajemen Knowledge Area
Knowledge area adalah kompetensi utama yang harus dikembangkan oleh manager proyek
Lingkup pengetahuan manajemen proyek (project management knowledge area) sering pula
disebut dengan elemen manajemen proyek (the element of project management) adalah cakupan
bahasan atau bidang pengetahuan yang terdapat di dalam manajemen proyek. Knowledge area
manajemen proyek merupakan bahasan atau bidang pengetahuan yang terdapat di dalam manajemen
proyek.
7
• Plan Schedule Management: Rencana Manajemen Jadwal berisi informasi seperti
bagaimana jadwal akan dibuat, siapa yang akan bertanggung jawab untuk itu.
• Define Activities: Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas secara spesifik yang harus
dilakukan oleh anggota tim proyek dan para Stakeholder sehingga menghasilkan produk-
produk proyek.
• Sequence Activities: Mengidentifikasikan dan mendokumentasikan hubungan antara
aktivitas-aktivitas proyek.
• Estimate Activity Resources: Proses untuk memperkirakan jenis dan jumlah bahan
(material), sumber daya manusia, perlengkapan yang dibutuhkan untuk melakukan setiap
aktivitas.
• Estimate Activities Durations: Memperkirakan jumlah periode kerja yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan aktivitas individu atau tunggal.
• Develop Schedule : Menganalisis rangkaian aktivitas, memperkirakan durasi
aktivitas, dan kebutuhan-kebutuhan sumber daya untuk membentuk jadwal proyek.
• Control Schedule : Mengendalikan dan mengatur perubahan-perubahan pada jadwal
proyek
c) Cost Management (Manajemen Biaya Proyek)
Proses pada cost manajemen meliputi:
• Plan Cost Management: Rencana Manajemen Biaya menetapkan hal-hal seperti
metodologi dimana anggaran proyek akan ditetapkan, kriteria untuk perubahan, dan
prosedur pengendalian.
• Estimate Costs: Membuat prakiraan biaya, dengan mempertimbangkan sumber daya,
tenaga kerja, bahan, peralatan, dan setiap item biaya lainnya.
8
• Plan HR Management: Mengeidentifikasi kualifikasi dan jumlah personil yang
dibutuhkan serta mendokumentasikan peran dan tanggung jawab.
• Acquire Project Team: Menunjuk/ mendapatkan personil tim yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan proyek.
• Develop Project Team: Membentuk project team dengan meningkatkan kompetensi
dan kerjasama tim untuk meningkatkan kinerja proyek.
• Manage Project Team: Mengelola project team dengan mengkoordinir dan
memonitor kinerja tim, memberikan umpan balik, dan membantu memecahkan masalah
proyek.
f) Communication Management (Manajemen Komunikasi Proyek)
Proses pada manajemen komunikasi proyek meliputi:
• Plan Communication Management: Menentukan perencanaan komunikasi proyek
yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan stakeholder, seperti surat edaran investor,
pembaruan kemajuan, perubahan proyek.
• Manage Communication: Selama pelaksanaan proyek, rencana komunikasi
dipraktekkan dan komunikasi dikelola secara aktif.
• Control Communication: Selama titik-titik status reguler, komunikasi proyek ditinjau
dan revisi rencana komunikasi dimulai.
9
• Conduct Procurement: Proses ini melibatkan pembuatan pernyataan kerja, kerangka
acuan, permintaan proposal, dan semacamnya, serta meminta tanggapan dan memilih
vendor.
• Control Procurement : Selama pelaksanaan proyek, kontraktor harus dikelola dan
kontrak dimonitor untuk memberikan peringatan dini perubahan proyek.
10
BAB III
1. PLANNING (PERENCANAAN)
2. ORGANIZING (PENGORGANISASIAN)
3. ACTUATING (PENGGERAKAN)
Actuating adalah menggerakkan semua anggotakelompok untuk bekerja agar mencapai tujuan
organisasi. Tujuan Actuating (Penggerakan) adalah:
4.Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi & prestasi kerja staf
11
Controlling bukanlah hanya sekedar mengendalikan pelaksanaan program dan aktivitas
organisasi, namun juga mengawasi sehingga bila perludapat mengadakan koreksi. Controlling
adalah proses memastikan pelaksanaan agarsesuai dengan rencana.
5. EVALUASI (EVALUATING)
Evaluasi merupakan suatu penilaian terhadap hasil pelaksanaan kegiatanatau program. Dalam
melakukan evaluasi haruslah menyeluruh, mencakupcapaian tujuan kegiatan, kinerja staff,
pengetahuan staff, efektifitas danefesiensi penganggaran dan proses kegiatan.
12
BAB IV
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita atau informasi dari
seseorang ke orang lain. suatu komunikasi yang tepat tidak bakal terjadi, kalau tidak penyampaian
berita tadi menyampaikan secara patut dan penerima berita menerimanya tidak dalam bentuk distorsi.
Proses komunikasi di mulai pada saat sumber (pengirim pesan) mempunyai ide atau pesan ; kemudian
pada tahap pengkodean, sumber (pengirim pesan) menentukan cara penyampaian pesan pada
penerima. Pada tahap pengkodean, penerima pesan menerima dan menterjemahkan pesan yang
datang. Proses komunikasi dikatakan berhasil jika penerima pesan dapat menerima dan menterjemah
isi pesan sesuai yang diinginkan oleh sumber (pengirim pesan).
a). Komunikasi menjalankan empat fungsi utama sebagaimana yang diutarakan oleh Stephen P.
Robbins (1996:5) yang telah diterjemahkan oleh Hadyana Pujaatmaka sebagai berikut:
1. Kendali
2. Motivasi
3. Pengungkapan emosional
4. Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil
keputusan dengan meneruskan data guna mengenali dan menilai pilihan-pilihan alternatif.
13
b). Curtis (1992:5) mengemukakan bahwa terdapat beberapa tujuan mengapa komunikasi terjadi di
dalam organisasi atau perusahaan: Give and Given Information (memberi dan di beri informasi)
Karyawan akan cenderung merasa lebih baik mengenai diri mereka sendiri jika mereka di beri
informasi dengan baik dan di beri jalan masuk menuju informasi tersebut Persuade Others
(mempengaruhi orang lain) Komunikasi berguna untuk merangsang minat, mengurangi permusuhan,
dan menggerakkan karyawan untuk melakukan suatu tugas atau mendidik perilaku.
Di bawah ini ada beberapa jenis-jenis komunikasi dalam organisasi yang di tinjau dari bebrapa segi:
a. komunikasi lisan komunikasi yang berlangsung lisan atau berbicara contoh persentase
c. komunikasi non verbal komunikasi yang tidak di bicarakan (tersirat) contoh seseorang yang
nerves (gemetar)
d. komunikasi satu arah pemberitahuan gempa melalui BMKG ( tanpa ada timbale balik)
3) Menurut lawannya
komunikasi dengan lawan bicara yang sama banyaknya contoh: berbicara melalui telpon
14
komunikasi satu lawan banyak(kelompok) berbicara anytar satu orang dengan suatu kelompok contoh
satpam mengintrogasi maling, kelompok lawan kelompok berbicara antar suatu kelompok dengan
kelompok lain.contoh debat partai politik
4. Menurut keresmiannya:
a. komunikasi formal komunikasi yang berlangsung dengan resmi contoh rapat pemegang saham.
b. komunikasi informal komunikasi yang tidak resmi contoh berbicara dengan kawan.
BAB V
Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh
penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.
Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan
memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi.
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi,
sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Biaya adalah pengorbanan sumber daya atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat di saat sekarang atau di masa yang
akan datang bagi perusahaan.
Biaya adalah biaya merupakan suatu nilai tukar prasyarat atau pengorbanan yang dilakukan guna
memperoleh manfaat.
15
Biaya adalah sejumlah uang yang dinyatakan dari sumber-sumber ekonomi yang dikorbankan (terjadi
atau akan terjadi) untuk mendapatkan sesuatu atau untuk mencapai tujuan tertentu.
Biaya mutu (Quality cost) adalah biaya yang bersangkutan dengan penciptaan,
pengidentifikasian,perbaikan dan pencegahan produk cacat. Biaya mutu diperlukan oleh manajemen
dalam melakukan perencanaan,pengendalian dan pengambilan keputusan tentang mutu produk.
Biaya yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya cacat dalam produk atau jasa yang dihasilkan oleh
perusahaa /biaya-biaya yang berhubungan dengan upaya pencegahan kegagalan internal maupun
eksternal. Contoh Biaya pencegahan adalah :
a.Perencanaan kualitas
Contonya: biaya pelaporan mutu , biaya penelaahan terhadap terhadap desain produk, gugus kendali
mutu (quality cicle).
c. Pengendalian Proses : Biaya –biaya inspeksi dan pengujian dalam proses untuk menentukan status
dari produk.
d. Audit kualitas : Biaya-biaya yang berkaitan dengan evaluasi atas pelaksanaan aktivitas dalam
rencana kualitas secara keseluruhan.Contohnya : biaya rekayasa mutu
e. Pelatihan ; biaya –biaya yang berkaitan dengan penyiapan dan pelaksanaan program-program
pelatihan yang berkaitan dengan kualitas.Contohnya : biaya program pelatihan mutu
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menentukan apakah produk & jasa sesuai ( derajat konformansi )
dengan persyaratan kualitas ( spesifikasi yang ditetapkan ).
Contohnya : biaya pengujian bahan baku, biaya inspeksi pembungkusan, verifikasi pemasok,
pengujian dilapangan, biaya penilaian pemasok
b. Inspeksi dan pengujian produk dalam proses: biaya-biaya yang berkaitan dengan evaluasi tentang
kesesuaian produk dalam proses terhadap persyaratan kualitas (spesifikasi) yang ditetapkan.
c. Inspeksi dan pengujian produk akhir: biaya-biaya yang berkaitan dengan evaluasi tentang
kesesuaian produk akhir terhadap persyaratan kualitas (spesifikasi) yang ditetapkan.
16
d. Audit kualitas produk
Contohnya biaya aktivitas pengawasan. Product Acceptance adalah pengambilan sampel dari satu
batch produk jadi untuk menentukan apakah produk dalam batch tersebut memenuhi mutu yang telah
ditetapkan.
f. Evaluasi stok : biaya-biaya yang berkaitan dengan pengujian produk dalam penyimpanan untuk
menilai degradasi ( penurunan tingkat ) kualitas.
Contohnya :
a. Scrap : biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja, material dan overhead pada produk cacat yang
secara ekonomis tidak dapat diperbaiki kembali.
b. Pekerjaan ulang (rework): biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kesalahan (mengerjakan
ulang) produk guna menentukan penyebab-penyebab kegagalan .
c. Analisis kegagalan (Failure Analysis): biaya yang dikeluarkan untuk inspeksi ulang dan pengujian
ulang produk yang telah mengalami pengerjaan ulang atau perbaikan kembali.
d. Inspeksi ulang dan pengujian ulang (reinspection and retesting) : biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk inspeksi ulang dan pengujian ulang produk yang telah mengalami pengerjaan ulang atau
perbaikan kembali.
e. Down grading : selisih antara harga jual normal dan harga yang dikurangi karena alasan kualits.
f. Avoidable Process Losses : biaya-biaya kehilangan yang terjadi, meskipun produk itu tidak cacat.
4.Biaya kegagalan eksternal (eksternal failure costs) yaitu : biaya-biaya yang berhubungan dengan
kesalahan atau terjadinya ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi mutu yang telah ditetapkan
namun sudah dapat ditemukan (dideteksi ) setelah produk sampai ke konsumen.
Contohnya :
a. Jaminan (Warranty): Biaya yang dikeluarkan untuk penggantian atau perbaikan kembali produk
yang masih berada dalam masa jaminan.
c. Produk dikembalikan (Returned Product) : biaya-biaya yang berkaitan dengan penerimaan dan
penempatan produk cacat yang dikembalikan oleh pelanggan.
d. Allowances : biaya-biaya yang berkaitan dengan konsesi pada pelanggan karena produk yang
berada dibawah standar kualitas yang sedang diterima oleh pelanggan atau yang tidak memenuhi
spesifikasi dalam penggunaan.
17
BAB VI
Stakeholder proyek adalah pihak-pihak baik secara individual, kelompok, maupun organisasi yang
mungkin mempengaruhi atau dipengaruhi oleh keputusan, aktifitas, dan hasil dari suatu proyek.
Kegagalan dalam mengelola stakeholder dapat menyebabkan dampak yang jelek terhadap kinerja
proyek seperti:
Berdasarkan PMBOK 5th Edition, langkah-langkah dalam melakukan analisis stakeholder adalah
sebagai berikut:
• Identifikasi semua stakeholder dan informasi yang terkait seperti peran, departemen,
kepentingan, pengetahuan, harapan, dan tingkat pengaruh.
• Analisis dampak atau dukungan potensial pada masing-masing stakeholder yang dapat
dikembangkan dan diklasifikasikan untuk pengembangan strategi.
• Menilai bagaimana stakeholder utama bereaksi atau merespon pada berbagai situasi untuk
merencanakan bagaimana mempengaruhi mereka dalam meningkatkan dukungan mereka dan
mengantisipasi dampak negatif yang mungkin muncul.
18
6.3 Model Klasifikasi Stakeholder
• Power / influence grid, berdasarkan tingkat kekuasaan dan pengaruh / keterlibatan mereka
dalam proyek.
19
BAB VII
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita atau informasi dari seseorang ke
orang lain. suatu komunikasi yang tepat tidak bakal terjadi, kalau tidak penyampaian berita tadi
menyampaikan secara patut dan penerima berita menerimanya tidak dalam bentuk distorsi. Namun
demikian, komunikasi dalam kenyataannya tidak seperti yang dikatakan tersebut.
20
Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang
sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media
yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media
nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.).
Curtis (1992:5) mengemukakan bahwa terdapat beberapa tujuan mengapa komunikasi terjadi di dalam
organisasi atau perusahaan: Give and Given Information (memberi dan di beri informasi) Karyawan
akan cenderung merasa lebih baik mengenai diri mereka sendiri jika mereka di beri informasi dengan
baik dan di beri jalan masuk menuju informasi tersebut Persuade Others (mempengaruhi orang lain)
Komunikasi berguna untuk merangsang minat, mengurangi permusuhan, dan menggerakkan
karyawan untuk melakukan suatu tugas atau mendidik perilaku. Hal ini dapat dilakukan oleh seorang
atasan, antara lain melalui pemberian nasihat kepada para karyawan, membantu pelanggan
menyelesaikan masalah, ataupun memotivasi orang lain dalam mencapai tujuan karier mereka.
BAB VIII
Project Life Cycle (PLC) Dan Software Development Life Cycle ( SDLC)
21
Mengidentifikasi apakah masalah-masalah yang ada bisa diselesaikan melalui pengembangan
sistem.
Menentukan dan evaluasi strategi yang akan digunakan dalam pengembangan sistem.
Penentuan prioritas teknologi dan pemilihan aplikasi.
2. Analisis Sistem (Systems Analysis)
Analisa sistem adalah tahap di mana dilakukan beberapa aktivitas berikut:
Melakukan studi literatur untuk menemukan suatu kasus yang bisa ditangani oleh sistem.
Brainstorming dalam tim pengembang mengenai kasus mana yang paling tepat dimodelkan
dengan sistem.
Mengklasifikasikan masalah, peluang, dan solusi yang mungkin diterapkan untuk kasus
tersebut.
Analisa kebutuhan pada sistem dan membuat Batasan-batasan sistem.
Mendefinisikan kebutuhan sistem.
3. Perancangan Sistem (Systems Design)
Pada tahap ini, features dan operasi-operasi pada sistem dideskripsikan secara detail. Aktivitas-
aktivitas yang dilakukan adalah:
Menganalisa interaksi obyek dan fungsi pada sistem.
Menganalisa data dan membuat skema database.
Merancang user interface.
4. Implementasi Sistem (Systems Implementation)
Tahap berikutnya adalah implementasi yaitu mengimplementasikan rancangan dari tahap-tahap
sebelumnya dan melakukan uji coba. Dalam implementasi, dilakukan aktivitas-aktivitas sebagai
berikut:
Pembuatan database sesuai skema rancangan.
Pembuatan aplikasi berdasarkan desain sistem.
Pengujian dan perbaikan aplikasi (debugging).
5. Pemeliharaan Sistem (Systems Maintenance)
Dilakukan oleh admin yang ditunjuk untuk menjaga sistem tetap mampu beroperasi secara benar
melalui kemampuan sistem dalam mengadaptasikan diri sesuai dengan kebutuhan.
BAB IX
Produktivitas adalah hubungan antara hasil atau konsekuensi dari asosiasi dengan informasi yang
diperlukan. Efisiensi dapat diukur dengan mempartisi hasil dengan input. Perluasan efisiensi harus
dimungkinkan dengan mengembangkan lebih lanjut proporsi produktivitas, dengan memberikan lebih
banyak hasil atau hasil yang lebih baik dengan tingkat input aset tertentu (Blecher, 1987: 3).
Produktivitas secara teratur diperkirakan sejauh sumber informasi dan hasil keuangan. Meskipun
demikian, sumber data dan hasil aset manusia dan sosial juga merupakan variabel yang signifikan.
Dengan asumsi perilaku hierarkis lebih baik, dapat lebih mengembangkan pemenuhan pekerjaan
sehingga ada peningkatan hasil aset manusia.
22
Banyak hasil eksplorasi menunjukkan bahwa produktivitas sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor,
khususnya:
Informasi
Kemampuan
Kapasitas
Mentalitas
Praktek
9.3 Peran Manajemen Sumber Daya Manusia, Pimpinan – Pimpinan Departemen, Badan
Legislatif dan Eksekutif dalam Peningkatan Produktivitas
Di tingkat departemen, kepala dan manajer harus membuat interpretasi kebutuhan ini ke
dalam unit kerja dan orang-orang yang eksplisit, dan juga harus memberikan masukan kepada
pekerja dalam presentasi mereka.
Di kantor dan tingkat inisiatif otoritatif, produktivitas pekerja akan diperluas melalui
distribusi upah dan kondisi kerja yang menyaingi perintis yang berbeda, melalui pengaturan
dorongan dan melalui penerimaan aset manusia yang wajar dari strategi eksekutif. Para
pembuat undang-undang memiliki kemampuan yang memadai untuk mencapai tujuan-tujuan
yang dapat dicapai, seperti halnya menetapkan batas-batas program.
Di tingkat departemen dan administrasi, faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
perwakilan mencakup pertimbangan untuk teknik penentuan, persiapan langsung, hubungan
remunerasi atau upah dengan pelaksanaan, perlakuan yang wajar terhadap pekerja, rencana
posisi pengujian dan bangku loncatan panggilan yang menjadi ciri seorang spesialis.
BAB X
Menurut Steers (1980: 9) terdapat 4 faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas kerja :
Karakteristik Organisasi
23
Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi organisasi yang dapat mempengaruhi
efektivitas dengan berbagai cara. Struktur yang dimaksud adalah hubungan yang relatif tepat sifatnya,
seperti dijumpai dalam organisasi, sehubungan dengan susunan sumber daya manusia struktur
meliputi bagaimana cara organisasi menyusun orang-orangnya dalam menyelesaikan pekerjaan,
2) Karakteristik Lingkungan
Karakteristik lingkungan terdiri dari lingkungan luar dan lingkungan dalam, keberhasilan hubungan
organisasi lingkungan dapat dipengaruhi oleh tingkat variabel kunci yaitu tingkat keterdugaan
keadaan lingkungan, ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan, tingkat rasionalisme organisasi.
Ketiga faktor ini mempengaruhi ketepatan tanggapan organisasi terhadap perubahan lingkungan.
3) Karakteristik Pekerja
Perilaku pekerja yang berbeda merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi keberlangsungan
organisasi jangka pendek maupun jangka panjang. Pekerja merupakan modal utama di dalam
organisasi yang akan berpengaruh besar terhadap efektivitas, karena walaupun teknologi yang
digunakan merupakan teknologi yang canggih dan didukung oleh adanya struktur yang baik, namun
jika perusahaan tidak memiliki pekerja perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik.
Berkembangnya teknologi dewasa ini menyebabkan proses teknologi semakin rumit dan
perkembangannya lingkungan maka peranan manajemen dalam mengkoordinasi orang dan proses
demi keberhasilan organisasi semakin sulit. Manajer bertanggung jawab untuk memastikan struktur
organisasi konsisten dan menguntungkan untuk teknologi dan lingkungan yang ada.
a) Kuantitas Kerja
Kuantitas kerja merupakan volume kerja yang dihasilkan di bawah kondisi normal. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya beban kerja dan keadaan yang didapat atau dialaminya selama
bekerja.
b) Kualitas Kerja
Kualitas kerja merupakan sikap yang ditunjukkan oleh karyawan berupa hasil kerja
dalam bentuk kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil dengan tidak mengabaikan volume
pekerjaan di dalam mengerjakan pekerjaan.
c) Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu adalah penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijakan
24
perusahaan agar pekerjaan selesai tepat pada waktu
Metode 4 Discipline of Execution (4DX) dicetuskan oleh Franklin Covey untuk menjawab masalah
eksekusi perusahaan selama ini. Franklin Covey meneliti permasalahan eksekusi ini dengan seksama.
setelah melakukan penelitian maka ditemukan 4 disiplin yang mempengaruhi eksekusi strategi
perusahaan yaitu : fokus pada Wildly Important Goal, bertindak pada Lead Measure, penyajian
scoreboard Yang memotivasi, menciptakan irama akuntabilitas dalam bentuk WIG session (irama
akuntabilitas). Maka dapat disimpulkan bahwa 4 Discipline of Execution (4DX) adalah seperangkat
praktik yang diterapkan oleh perusahaan untuk membantu perusahaan dalam keberhasilan
pelaksanaan eksekusi.
Menurut Mc Chesney C, dkk(2012), Wildly Important Goal (WIG) adalah sasaran yang bisa membuat
semua perbedaan. Menurut disiplin ini perusahaan sebaiknya menentukan fokus mereka lebih sedikit.
Fokus pada banyak hal membuat perusahaan tidak dapat mencapai target yang mereka inginkan.
Lead measure mengarahkan karyawan kepada hal-hal yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran,
dan melibatkan karyawan dalam menentukan Lead Measure yang akan dijalankan. Melibatkan
karyawan menyebabkan terjadinya engagement tim.
3. Disiplin Tiga Penyajian Scoreboard
Scoreboard berfungsi untuk memastikan setiap anggota tim mengetahui
skornya setiap saat, agar mereka tahu apakah mereka sedang menang atau kalah, Mc
Chesney C, dkk (2012). Dalam membuat Scoreboard, ada 4 aspek yang dapat
memotivasi anggota tim, yang pertama scoreboard harus sederhana, hal ini untuk
memudahkan pembacaan scoreboard.
Kedua mudah dilihat, penempatan scoreboard harus strategis agar mudah
dilihat dan diakses oleh semua anggota tim. Ketiga scoreboard harus menampilkan
Lead Measure dan Wildly Important Goal (WIG). Keempat mudah dipahami,
dengan sekalii melihat anggota tim diharapkan dapat mengetahui apa yang sedang
dialami tim mereka. Menurut Mc Chesney C, dkk (2012) scoreboard tim adalah alat
ampuh untuk mengubah perilaku manusia dimanapun, bahkan jauh di dalam rimba.
25
4. Disiplin 4 Irama Akuntabilitas
Irama akuntabilitas adalah sebuah siklus yang berulang untuk menjelaskan
kinerja masa lalu dan rencana untuk menggerakkan skor kedepan, Mc Chesney C,
dkk (2012). Disiplin keempat adalah disiplin yang akan menyatukan anggota,
disiplin ini juga bertujuan untuk mengevaluasi penerapan tiga disiplin sebelumnya.
Irama akuntabilitas dijadikan sebagai alat evaluasi terhadap sasaran dan 3 disiplin
sebelumnya yang sudah ditentukan.
26