Anda di halaman 1dari 13

✔ TafsirWeb ☰

Ayat Tujuh (7)


Di antara hal yang sering dibaca oleh masyarakat di Indonesia adalah ayat tujuh (7),
yaitu kumpulan tujuh ayat yang disebutkan memiliki khasiat tertentu jika dibaca
dengan jumlah tertentu atau dengan cara tertentu.

Entah dari mana sumber penjelasan bahwa ayat-ayat tersebut memiliki khasiat
tertentu, sejauh yang kami tahu selama ini tidak ada dalil yang shahih tentang hal
tersebut. Karenanya, jika tidak ada dalil yang shahih tentu tidak layak untuk kita
amalkan karena bisa jadi termasuk bid’ah yakni membuat-buat tatacara ibadah
tertentu yang tidak dijelaskan di dalam agama Islam atau dikenal sebagai bid’ah.
Karenanya kami sarankan untuk tidak mengamalkan hal tersebut.

Adapun jika ingin mengetahui tafsir atau isi kandungan penjelasan dari ayat-ayat
tersebut, maka silakan saja. Berikut penjelasannya:

‫َف ْل‬ ‫َل‬ ‫َل‬ ‫َل‬ ‫اَّل‬ ‫ُق َّل‬


‫ل ن ُي ِص يَب َنٓا ِإ َم ا َكَت َب ٱُهَّلل َنا ُه َو َم ْو ٰى َناۚ َو َع ى ٱِهَّلل َي َت َو َّكِل‬

‫ٱْلُم ْؤ ِم ُنوَن‬

Arab-Latin: qul lay yuṣībanā illā mā kataballāhu lanā, huwa maulānā wa 'alallāhi
falyatawakkalil-mu`minụn

Artinya: Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah
ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang
yang beriman harus bertawakal".

— Surat At-Taubah Ayat 51


‫َل اَّل‬ ‫اَل‬
‫َو ِإ ن َي ْم َس ْس َك ٱُهَّلل ِب ُض ٍّر َف َكاِش َف ُه ٓۥ ِإ ُه َو ۖ َو ِإ ن ُي ِر ْد َك ِب َخ ْي ٍر‬

‫َف اَل َر ٓاَّد ِل َف ْض ِلِه ۦۚ ُي ِص يُب ِب ِه ۦ َم ن َي َش ٓاُء ِم ْن ِع َب اِد ِه ۦۚ َو ُه َو ٱْلَغ ُف وُر‬

‫ٱلَّر ِح يُم‬

Arab-Latin: wa iy yamsaskallāhu biḍurrin fa lā kāsyifa lahū illā huw, wa iy yuridka


bikhairin fa lā rādda lifaḍlih, yuṣību bihī may yasyā`u min 'ibādih, wa huwal-
gafụrur-raḥīm

Artinya: Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang
dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu,
maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa
yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.

— Surat Yunus Ayat 107

Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang

Pelajaran Menarik Tentang Ayat Tujuh (7)

Ditemukan kumpulan penjabaran dari berbagai mufassirin berkaitan makna ayat


tujuh (7), di antaranya sebagaimana terlampir:

Dan apabila Allah menimpakan padamu (wahai rasul), sebuah kesulitan atau
bencana, maka tidak ada yang kuasa menghilangkannya kecuali Allah, . Dan kalau Dia
menghendaki kehidupan nyaman bagimu atau kenikmatan, tidak ada seorangpun
yang dapat menghambatnya darimu. Allah menimpakan kesenangan dan kesulitan
kepada orang yang Dia kehendaki dari hamba-hambaNYa. Dan Dia mahapengampun
terhadap dosa-dosa orang yang bertaubat kepadaNya lagi mahapenyayang terhadap
orang yang beriman dan taat kepadaNya. (Tafsir al-Muyassar)
Jika Allah mengujimu -wahai Rasul- dengan ujian tertentu dan engkau minta agar
ujian itu disingkirkan darimu maka tidak ada yang dapat menyingkirkannya kecuali
Allah. Dan jika Dia menghendaki kemakmuran untukmu maka tidak ada seorangpun
yang dapat menolak anugerah-Nya. Dia memberikan anugerah-Nya kepada siapa saja
yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Tidak ada seorangpun yang dapat
memaksakan kehendaknya kepada Allah. Dia Maha Menerima tobat dari hamba-
hamba-Nya lagi Maha Pengasih kepada mereka. (Tafsir al-Mukhtashar)

107 Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu yaitu keburukan berupa
sakit atau kefakiran, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia yang
menurunkannya. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu berupa nikmat dan
kebahagiaan, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia Maha Pengampun
lagi Maha Pengasih bagi hamba-hamba-Nya yang mau bertaubat. Maka tunduklah
kepadaNya dengan berbuat taat dan hindarilah kemaksiatan. (Tafsir al-Wajiz)

‫( َو ِإ ن َي ْم َس ْس َك اُهلل ِب ُض ٍّر‬Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu) Yakni


Allah adalah Dzat yang memberi manfaat dan mudharat. Jika Allah menimpakan
kemudharatan kepada hamba-Nya maka tidak ada yang dapat menghilangkannya
kecuali Dia, tidak akan ada yang mampu menolaknya siapapun itu, kecuali Allah
semata. ‫ (ۚ َو ِإ ن ُي ِر ْد َك ِب َخ ْي ٍر َف اَل َر آَّد ِل َف ْض ِلِه ۦ‬Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu,
maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya) Yaknii tidak ada yang dapat
menghalanginya. Segala kebaikan dari Allah merupakan karunia dan kemurahan-Nya,
bukan karena hak orang yang diberi yang wajib ditunaikan Allah, dan bagian dari
karunia-Nya adalah Allah menciptakan makhluk-Nya, kemudian membaguskan
rupanya, dan menempatkan mereka di bumi; dan termasuk karunianya pula hidayah
yang diberikan kepada seseorang, serta kenabian yang diistimewakan bagi Nabi
Muhammad yang merupakan karunia Allah yang tidak dapat dihalangi oleh siapapun.
‫(ُي ِص يُب ِب ه‬Dia memberikan kebaikan itu) Dengan karunia dan kemurahan-Nya. ‫ۦ َم ن َي َش آُء‬
‫ (ۚ ِم ْن ِع َب اِد ِه ۦ‬kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya) Yang
hanya disebabkan Allah hendak memilih mereka (bukan karena hak mereka yang
wajib Allah tunaikan). ‫(َو ُه َو اْلَغ ُف وُر الَّر ِح يُم‬dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang) Dan termasuk hal yang diampuni oleh Allah adalah ketidakmampuan
hamba-hamba-Nya dalam menghitung segala kenikmatan yang diberikan oleh-Nya.
(Zubdatut Tafsir)
‫۞ َو َم ا ِم ن َد ٓاَّب ٍة ِف ى ٱَأْلْر ِض ِإ اَّل َع َلى ٱِهَّلل ِرْز ُق َه ا َو َي ْع َلُم ُم ْس َت َق َّر َه ا‬

‫ٌّل‬
‫َو ُم ْس َت ْو َد َع َه اۚ ُك ِف ى ِك َٰت ٍب ُّم ِب يٍن‬
Arab-Latin: wa mā min dābbatin fil-arḍi illā 'alallāhi rizquhā wa ya'lamu
mustaqarrahā wa mustauda'ahā, kullun fī kitābim mubīn

Artinya: Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang
memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).

— Surat Hud Ayat 6

Sesungguhnya Allah telah menjamin rizki semua makhluk yang berjalan di atas
permukaan bumi, sebagai bentuk karunia dariNya, dan Dia mengetahui tempat
tinggalnya saat hidup dan setelah matinya, dan mengetahui tempat dimana ia akan
mati. Semua itu sudah tertulis di satu kitab di sisi Allah yang sudah menerangkan
semua itu. (Tafsir al-Muyassar)

Tidak ada makhluk yang hidup di bumi ini melainkan rezekinya dijamin oleh Allah
sebagai wujud kemurahan-Nya kepada makhluk. Dia mengetahui tempat tinggalnya
di bumi dan mengetahui tempat di mana ia akan mati. Setiap makhluk hidup bersama
rezekinya, tempat tinggalnya dan tempat matinya semuanya tercatat di dalam kitab
yang jelas, yaitu Lauḥ Maḥfuẓ. (Tafsir al-Mukhtashar)

Semua makhluk pun di atas bumi, baik yang melata maupun berjalan, baik manusia
ataupun hewan, tidak ada satu pun melainkan Allah-lah Yang memberi rezeki. Allah
memberikan rezeki dengan keutamaan, rahmat dan ihsan. Dia mengetahui tempat
tinggal dan tempat penyimpanan para makhluknya, atau tempat hidup dan matinya.
Semuanya telah tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). (Tafsir al-Wajiz)

‫( َو َم ا ِم ن َد آَّب ٍة ِف ى اَأْلْر ِض ِإ اَّل َع َلى اِهلل ِرْز ُق َه ا‬Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi
melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya) Berupa makanan yang layak bagi
hewan dengan berbagai macam jenisnya sebagai bentuk karunia dan kemurahan
Allah. Ketika Allah tidak lalai dari binatang, dengan memberinya rezeki, maka
bagaimana Allah akan melalaikan urusan manusia dan segala ucapan dan
perbuatannya. ‫(َو َي ْع َلُم ُم ْس َت َق َّر َها‬dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu) Yakni
tempat tinggalnya dalam tanah sebagai tempat persembunyiannya. ‫ (ۚ َو ُم ْس َت ْو َد َع َه ا‬dan
tempat penyimpanannya) Yakni tempat dimana ia akan mati. ‫ُكٌّل ِف ى ِك ٰت ٍب ُّم ِب يٍن‬
(Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)) Yakni segala yang yang
telah disebutkan itu seperti, hewan-hewan, tempat persembunyiannya, tempat ia
akan mati, dan rezekinya telah tertulis dalam kitab yang jelas, yaitu dalam Lauh
mahfuzh. (Zubdatut Tafsir)

‫ِّن ى َت َو َّكْلُت َع َلى ٱِهَّلل َر ِّب ى َو َر ِّب ُكمۚ َّم ا ِم ن َد ٓاَّب ٍة اَّل ُه َو اِخ ٌۢذ‬
‫َء‬ ‫ِإ‬ ‫ِإ‬

‫ِب َناِص َي ِت َه ٓاۚ ِإ َّن َر ِّب ى َع َلٰى ِص َٰر ٍط ُّم ْس َت ِق يٍم‬

Arab-Latin: innī tawakkaltu 'alallāhi rabbī wa rabbikum, mā min dābbatin illā


huwa ākhiżum bināṣiyatihā, inna rabbī 'alā ṣirāṭim mustaqīm

Artinya: Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada
suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya.
Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus".

— Surat Hud Ayat 56

Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah, tuhanku dan tuhan kalian, pemilik
segala sesuatu, yang mengendalikan urusan didalamnya, maka tidak akan ada
sesuatupun yang menimpaku, kecuali dengan ketetapanNya. Dan Dia lah Dzat yang
mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada sesuatupun yang berjalan di muka bumi,
kecuali Allah lah pemiliknya, dia berada di bawah kekuasaan dan kendaliNya.
Sesungguhnya tuhanku di atas jalan yang lurus.” Maksudnya, mahaadil dalam
ketetapan, syariat, dan perintahNya. Dia akan memberikan balasan kepada orang
yang berbuat baik atas tindakan kebaikannya, dan orang yang berbuat buruk atas
kelakuan buruknya. (Tafsir al-Muyassar)

Sesungguhnya aku hanya berserah diri dan bersandar kepada Allah dalam segala
urusanku. Karena Dia adalah Tuhanku dan juga Tuhan kalian. Semua makhluk yang
melata di muka bumi ini berada di bawah kendali dan kekuasaan-Nya. Dia berhak
melakukan apapun terhadapnya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Benar lagi Maha Adil.
Maka Dia tidak akan membuatku berada di bawah kendali kalian. Karena aku berada
di pihak yang benar dan kalian berada di pihak yang salah. (Tafsir al-Mukhtashar)

Sesungguhnya aku menyerahkan urusanku kepada Allah, Tuhanku dan kalian. Dialah
yang menjagaku dari tipu daya kalian, sekalipun kalian berkorban dalam melakukan
kerusakan. Tidak ada hewan yang melata di atas bumi kecuali Allah merajai,
berkuasa dan menundukkannya sesuai kehendakNya, sehingga tidak ada manfaat
dan kemahdharatan kecuali dengan ijinNya. Sesungguhnya aku berada di jalan
kebenaran dan keadilan sehingga Allah tidak akan membuat kalian berkuasa atasku
dan kalian tidak akan bisa menzalimi dan mensia-siakanku. (Tafsir al-Wajiz)

‫( ۚ ِإ ِّن ى َت َو َّكْلُت َع َلى اِهلل َر ِّب ى َو َر ِّب ُكم‬Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan
Tuhanmu) Karena Allah melindungiku dari tipu daya kalian, meski kalian sangat
berusaha untuk memberiku mudharat. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada
Allah maka cukuplah Dia menjadi pelindungnya. ‫(ۚ َّم ا ِم ن َد آَّب ٍة ِإ اَّل ُه َو َء اِخ ٌۢذ ِب َناِص َي ِت َه آ‬Tidak ada
suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya) Yakni
seluruh makhluk bernyawa, dan diantaranya adalah kalian yang berada di
genggaman-Nya dan dibawah kuasa-Nya dengan penuh kehinaan dan kerendahan.
Dan makna dari “memegang ubun-ubunnya”, bahwa Allah adalah pemiliknya yang
berkuasa atas dirinya. Dan ubun-ubun adalah batas rambut yang ada di depan kepala.
‫(ِإ َّن َر ِّب ى َع َلٰى ِص ٰر ٍط ُّم ْس َت ِق يٍم‬Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus) Yakni Dia
berada dalam kebenaran dan keadilan, sehingga Dia tidak menjadikan kalian
berkuasa atasku, sebab aku adalah orang beriman yang menyeru ke jalan-Nya,
sedangkan kalian adalah orang-orang kafir dan berpaling dari seruan-Nya. (Zubdatut
Tafsir)

‫َو َكَأ ِّي ن ِّم ن َد ٓاَّب ٍة اَّل َت ْح ِم ُل ِرْز َق َه ا ٱُهَّلل َي ْر ُز ُق َه ا َو ِإ َّي اُكْم ۚ َو ُه َو ٱلَّس ِم يُع‬

‫ٱْلَع ِل يُم‬

Arab-Latin: wa ka`ayyim min dābbatil lā taḥmilu rizqahallāhu yarzuquhā wa


iyyākum wa huwas-samī'ul-'alīm

Artinya: Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya
sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.
— Surat Al-‘Ankabut Ayat 60

Dan berapa banyak binatang yang tidak menyimpan bekal makanannya untuk
keesokan harinya, sebagaimana yang dilakukan oleh keturunan Adam. Allah yang
memberikan rizki kepada binatang-binatang itu dan kepada kalian. Dia Maha
Mendengar ucapan-ucapan kalian, lagi Maha Mengetahui perbuatan-perbuatan kalian
dan pikiran-pikiran yang terlintas di hati kalian. (Tafsir al-Muyassar)

Setiap hewan melata -meski banyak jumlahnya- hingga tidak bisa mengumpulkan
rezekinya serta memikulnya, Allah lah yang memberinya rezeki dan memberi rezeki
kepada kalian. Maka tidak ada alasan bagi kalian untuk tidak berhijrah karena
khawatir kelaparan, dan Dia Maha Mendengar ucapan-ucapan kalian dan Maha
Mengetahui segela niat dan amal perbuatan kalian, tidak ada sedikitpun dari hal itu
yang luput dari-Nya, dan Dia akan memberi balasan untuk kalian. (Tafsir al-
Mukhtashar)

Berapa banyak hewan melata (min untuk menjelaskan jenis sesuatu yang banyak di
susunan sebelumnya, yaitu banyak hewan melata) yang tidak mampu memikul dan
melindungi beban rejekinya karena lemah. Allah memberi mereka dan kalian rejeki
dengan memudahkan sebab-sebab (pendapatan) rejeki dan kehidupan. Dia Maha
Mendengar ucapan-ucapan kalian dan Maha Mengetahui keadaan-keadaan dan
rahasia-rahasia kalian. Ayat ini diturunkan saat Nabi meminta sahabat-sahabatnya
untuk berhijrah ke Madinah lalu mereka berkata: “Di sana Kami tidak memiliki rumah
dan bangunan. Tidak ada pula orang yang memberi makan dan memberi minum
kami.” Kemudian turunlah ayat ini (Tafsir al-Wajiz)

‫( ۚ َو َكَأ ِّي ن ِّم ن َد آَّب ٍة اَّل َت ْح ِم ُل ِرْز َق َه ا اُهلل َي ْر ُز ُق َه ا َو ِإ َّي اُكْم‬Dan berapa banyak binatang yang tidak
(dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki
kepadanya dan kepadamu) Makna ayat ini adalah: dan di dunia terdapat banyak
hewan yang tidak mampu memikul rezekinya atau menyimpan rezekinya karena ia
sangat lemah, namun Allah-lah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepada
kalian dari karunia-Nya. Lalu mengapa kalian tidak bertawakkal kepada Allah yang
Maha Kuat dan Maha Kuasa dalam mencari penghidupan sebagaimana tawakkal
hewan-hewan yang lemah itu kepada Allah. Ayat ini mengandung peneguhan hati
bagi orang yang hendak berhijrah yang masih ragu karena takut terhadap kemiskinan.
(Zubdatut Tafsir)
‫َّم ا َي ْف َت ٱُهَّلل ِل لَّناِس ِم ن َّر ْح َم ٍة َف اَل ُم ْم ِس َك َلَه اۖ َو َم ا ُي ْم ِس ْك َف اَل‬
‫ِح‬

‫ُم ْر ِس َل َلُه ۥ ِم ۢن َبْع ِد ِه ۦۚ َو ُه َو ٱْلَع ِز يُز ٱْلَح ِك يُم‬

Arab-Latin: mā yaftaḥillāhu lin-nāsi mir raḥmatin fa lā mumsika lahā, wa mā


yumsik fa lā mursila lahụ mim ba'dih, wa huwal-'azīzul-ḥakīm

Artinya: Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak
ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka
tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.

— Surat Fatir Ayat 2

Apa yang Allah anugerahkan untuk manusia berupa rizki, hujan, kesehatan, ilmu dan
nikmat-nikmat lainnya, tidak seorang pun yang kuasa untuk menahan rahmat
tersebut, sedangkan apa yang Allah tahan darinya, maka tidak seorang pun mampu
melepaskannya sesudahNya. Allah Mahaperkasa yang mengalahkan segala sesuatu,
Mahabijaksana yang mengirimkan rahmat dan menahannya sesuai dengan
hikmahNya. (Tafsir al-Muyassar)

Sesungguhnya kunci-kunci segala sesuatu ada di tangan Allah, apa yang Allah
bukakan bagi manusia berupa rezeki, hidayah dan kebahagiaan, maka tidak ada
seorang pun yang bisa menahannya, apa yang Allah tahan dari semua itu, maka tidak
ada seorang pun yang kuasa melepasnya sesudah Allah menahannya. Dia lah yang
Maha Perkasa yang tidak sesuatu pun mengalahkan-Nya, Maha Bijaksana dalam
penciptaan, takdir dan pengaturan-Nya. (Tafsir al-Mukhtashar)

Nikmat yang dibukakan dan diberikan Allah kepada manusia seperti kesehatan,
keamanan, rejeki, pengetahuan, kenabian dan kebijaksanaan, maka tidak ada
seorangpun yang mampu mencegahnya. Dan sesuatu berupa kebaikan yang dicegah
Allah dari mereka, maka tidak ada seorangpun yang bisa mencegah terjadinya
setelah itu kecuali Allah. Dia adalah Dzat yang Maha Kuat lagi Maha perkaya yang
tidak dapat ditaklukkan dan Maha Bijaksana dalam tindakan dan pengaturannya
sehingga tidak mungkin salah (Tafsir al-Wajiz)
‫( ۖ َّم ا َي ْف َت ِح اُهلل ِل لَّناِس ِم ن َّر ْح َم ٍة َف اَل ُم ْم ِس َك َلَه ا‬Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia
berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya) Yakni apa yang
Allah berikan bagi mereka berupa hujan, rezeki, dan kebaikan, tidak ada seorangpun
yang dapat menolaknya. ‫(َو َم ا ُي ْم ِس ْك‬dan apa saja yang ditahan oleh Allah) Yakni dan
tidak ada yang mampu memberi hal-hal itu jika Allah menahannya. Disebutkan dari
Mughirah bin Syu’bah bahwa Rasulullah jika selesai mengerjakan shalat, beliau
berdoa: ‫“ اللهم ال مانع لما أعطيت وال معطي لما منعت وال ينفع ذا الجد منك الجد‬Ya Allah tidak ada
Dzat yang mampu menghalangi terhadap orang yang Engkau berikan se-suatu
kepadanya. Dan tidak ada Dzat yang mampu mem¬berikan sesuatu kepada orang
yang Engkau halangi. Dan tiada berguna orang yang mempunyai keberuntungan di
hadapan keberuntungan dari pada-Mu” Pendapat lain mengatakan maknanya adalah
bahwa rasul-rasul diutus sebagai rahmat bagi manusia, dan tidak ada yang mampu
mengutus mereka kecuali Allah. (Zubdatut Tafsir)

‫َو َلِئ ن َس َأ ْلَت ُه م َّم ْن َخ َلَق ٱلَّس َٰم َٰو ِت َو ٱَأْلْر َض َلَي ُق وُلَّن ٱُهَّلل ۚ ُق ْل‬

‫َأَف َر َء ْي ُت م َّم ا َت ْد ُع وَن ِم ن ُد وِن ٱِهَّلل ِإ ْن َأ َر اَد ِن َى ٱُهَّلل ِب ُض ٍّر َه ْل ُه َّن‬

‫َٰكِش َٰف ُت ُض ِّر ِه ٓۦ َأ ْو َأ َر اَد ِن ى ِب َر ْح َم ٍة َه ْل ُه َّن ُم ْم ِس َٰكُت َرْح َم ِت ِه ۦۚ ُق ْل‬

‫َح ْس ِب َى ٱُهَّلل ۖ َع َلْي ِه َي َت َو َّكُل ٱْلُم َت َو ِّكُلوَن‬

Arab-Latin: wa la`in sa`altahum man khalaqas-samāwāti wal-arḍa


layaqụlunnallāh, qul a fa ra`aitum mā tad'ụna min dụnillāhi in arādaniyallāhu
biḍurrin hal hunna kāsyifātu ḍurrihī au arādanī biraḥmatin hal hunna mumsikātu
raḥmatih, qul ḥasbiyallāh, 'alaihi yatawakkalul-mutawakkilụn

Artinya: Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan
langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". Katakanlah: "Maka terangkanlah
kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan
kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan
kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka
dapat menahan rahmat-Nya?. Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". Kepada-Nya-lah
bertawakkal orang-orang yang berserah diri.
— Surat Az-Zumar Ayat 38

Dan jika kamu (wahai rasul), bertanya kepada orang-orang musyrik yang menyembah
selain Allah itu, “Siapa yang menciptakan langit dan bumi?” niscaya mereka
menjawab, “Allah yang menciptakannya.” Mereka mengakui yang Maha Pencipta.
Maka katakanlah kepada mereka, “Apakah tuhan-tuhan yang kalian persekutukan
dengan Allah itu mampu menjauhkan gangguan dariku yang telah Allah takdirkan
kepadaku atau menimpakan keburukan atasku? Apakah ia mampu menahan manfaat
yang Allah mudahkan kepadaku atau mencegah rahmat Allah kepadaku?” mereka
akan menjawab, “Tidak mampu.” Maka katakanlah kepada mereka, “Allah yang
mencukupkan dan menjagaku, kepadaNya-lah orang-orang bersandar dalam
mendatangkan kemaslahatan dan menolak kemudaratan mereka. Maka Allah Yang di
TanganNya semata ada kecukupan, cukup bagiku dan Dia akan melindungiku dari
segala perkara yang membuatku berduka.” (Tafsir al-Muyassar)

Bila kamu -wahai Rasul- bertanya kepada kaum musyrikin, “Siapa yang menciptakan
langit dan bumi?” Maka mereka akan menjawab, “Allah yang menciptakannya.”
Katakanlah kepada mereka untuk menunjukkan kelemahan tuhan-tuhan mereka,
“Katakanlah kepadaku tentang berhala-berhala yang kalian sembah selain Allah, jika
Allah hendak menimpakan malapetaka kepadaku apakah berhala-berhala itu
sanggup mengangkatnya dariku, atau Allah hendak memberiku kebaikan sebagai
rahmat dari-Nya, apakah berhala-berhala itu mampu menghalang-halanginya dariku?”
Katakanlah kepada mereka, “Allah yang mencukupiku, hanya kepada Allah aku
bersandar dalam segala urusanku seluruhnya, hanya kepada Allah semata orang-
orang yang bertawakal bersandar.” (Tafsir al-Mukhtashar)

Jika engkau bertanya kepada orang-orang musyrik wahai Nabi: “Siapa yang telah
menciptakan langit dan bumi?” Mereka pasti akan menjawab: “Allah-lah yang
menciptakan keduanya.” Maka setelah mereka berikrar seperti itu katakan kepada
mereka: “Beritahu aku mengenai sesembahan kalian selain Allah, yaitu berhala. Jika
Allah menimpakan musibah kepadaku apakah sesembahan kalian itu bisa
menyelamatkanku? Juga jika Allah memberi kenikmatan kepadaku, apakah
sesembahan kalian itu bisa mengambilnya dariku? Tidak.” Maka katakanlah, Allah-lah
yang mencukupiku, Dia-lah Yang memberiku kemanfaatan atau menolak keburukan
yang menimpaku. Hanya kepada-Nya lah semua bergantung, bukan kepada siapa-
siapa yang telah dijadikan sandaran selainyNya. Mereka benar-benar akan tahu
bahwa segala sesuatu adalah atas izin-Nya. Muqatil berkata : “Mereka ditanya seperti
itu oieh Nabi, kemudian mereka terdiam. Sehingga turunlah ayat ini.” (Tafsir al-Wajiz)

‫( ۚ َو َلِئ ن َس َأ ْلَت ُه م َّم ْن َخ َلَق الَّس ٰم ٰو ِت َو اَأْلْر َض َلَي ُق وُلَّن اُهلل‬Dan sungguh jika kamu bertanya kepada
mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka menjawab:
“Allah”) Allah menyebutkan pengakuan mereka jika mereka ditanya tentang pencipta
sesungguhnya bahwa itu adalah Allah, padahal mereka menyembah berhala-berhala.
Bagaimana akal mereka dapat membenarkan penyembahan kepada sesuatu yang
tidak dapat menciptakan apapun dan penyekutuan Sang Pencipta dengan makhluk-
Nya dalam ibadah? ‫(ُق ْل َأَف َر َء ْي ُت م َّم ا َت ْد ُع وَن ِم ن ُد وِن اِهلل ِإ ْن َأ َر اَد ِن َى اُهلل ِب ُض ٍّر َه ْل ُه َّن ٰك ِش ٰف ُت ُض ِّر ِه ٓۦ‬
Katakanlah: “Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah,
jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu
itu dapat menghilangkan kemudharatan itu) Apakah berhala-berhala itu mampu
mengangkat musibah yang Allah kehendaki untukku? ‫َأ ْو َأ َر اَد ِن ى ِب َر ْح َم ٍة َه ْل ُه َّن ُم ْم ِس ٰك ُت‬
‫ (ۚ َرْح َم ِت ِه ۦ‬atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat
menahan rahmat-Nya) Sehingga rahmat itu tidak sampai kepadaku? Dan yang
dimaksud dengan rahmat yakni kenikmatan dan kesejahteraan. ‫(ۖ ُق ْل َح ْس ِب َى اُهلل‬
Katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku”) Yakni cukuplah Allah bagiku dalam segala
urusanku untuk mencari kenikmatan dan menolak kemudharatan. ‫َع َلْي ِه َي َت َو َّكُل اْلُم َت َو ِّكُلوَن‬
(Kepada-Nya-lah bertawakkal orang-orang yang berserah diri) Hanya kepada-Nya
orang-orang yang berserah diri itu bersandar. (Zubdatut Tafsir)

Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang

Demikianlah beragam penjabaran dari banyak ahli ilmu terkait isi dan arti ayat tujuh
(7) (arab, latin, artinya), moga-moga menambah kebaikan bagi kita semua. Sokonglah
kemajuan kami dengan memberikan backlink ke halaman ini atau ke halaman depan
TafsirWeb.com.

Link Sering Dicari

Nikmati ratusan halaman yang sering dicari, seperti surat/ayat: Ali ‘Imran 97, Ali
‘Imran 139, Tentang Al-Quran, Ad-Dukhan, Al-Baqarah 45, Al-Qamar 49. Termasuk Al-
Isra 25, Al-Baqarah 43, Al-Ma’idah 8, Al-Hadid 20, Al-Jin, At-Thalaq.

1. Ali ‘Imran 97 2. Ali ‘Imran 139


3. Tentang Al-Quran 8. Al-Baqarah 43

4. Ad-Dukhan 9. Al-Ma’idah 8

5. Al-Baqarah 45 10. Al-Hadid 20

6. Al-Qamar 49 11. Al-Jin

7. Al-Isra 25 12. At-Thalaq

Pencarian: ...

Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku
digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis

Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang
Anda ikuti:

Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan
tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru,
maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut:
 
🔗 tafsirweb.com/start
 
*Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini*

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah:

Saya sudah mengirimkan ke tiga (3) group WhatsApp atau lebih

Dapatkan Bonus

Anda mungkin juga menyukai