MJMKK0100120231035Pertemuan 5
MJMKK0100120231035Pertemuan 5
A. Deskripsi Modul
Konsep Good Corporate Governance (GCG) menjadi bagian yang sering didiskusikan
dengan tujuan agar para pihak mampu memahami manfaat atau dampak positif dari penerapan
konsep tersebut. Salah satu maksud dan tujuan dari Good Corporate Governance (GCG)
adalah mengharapkan berbagai perusahaan yang berada disuatu negara mampu menjalankan
aktivitas bisnis secara baik dan ikut serta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional
yang beretika tinggi. Dalam pertemuan ini, akan dibahas tentang etika bisnis dan konsep Good
Corporate Governance (GCG) dengan berbagai keterkaitannya, termasuk menjelaskan dengan
menyesuaikan dengan kondisi realita yang terjadi pada saat ini
B. Kegiatan belajar
Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) tahun 2001 mendefinisikan
Good Corporate Governance (GCG) sebagai seperangkat peraturan yang mengatur tiga
hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan
dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang
mengendalikan perusahaan, dengan tujuan menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang
berkepentingan.
Atas pendapat di atas kita dapat menarik satu pengertian dari Good Corporate
Governance (GCG). Good Corporate Governace (GCC) adalah suatu bentuk keputusan dengan
memposisikan perusahaan secara jauh lebih tertata dan terstruktur, dengan mekanisme
pekerjaan yang bersifat mematuhi aturan-aturan bisnis yang telah digariskan serta siap
menerima sanksi jika melanggar.
Corporate Governance adalah suatu konsep yang memiliki idealisme untuk mewujudkan
tujuan-tujuan pemegang saham. Para pemegang saham menginginkan keuntungan yang
maksimal dalam setiap investasi yang dilakukan. Namun dalam berbagai kasus yang terjadi
kadangkala pihak manajemen perusahaan sering tidak mampu memenuhi keinginan yang
ditargetkan oleh para pemegang saham secara baik.
Pada gambar dapat kita lihat bahwa komisaris memiliki kedudukan tertinggi di suatu
organisasi,dan dengan kata lain komisaris perusahaan adalah pemilik perusahaan. Dan direktur
utama serta para direktur di bawahnya adalah manajemen perusahaan yaitu mereka yang
menjalankan perusahaan artinya para manajemen perusahaan berkerja untuk memberikan
keuntungan yang maksimal kepada para komisaris atau para pemegang saham.
Agency theory (teori keagenan) merupakan suatu kondisi yang terjadi pada suatu
perusahaan dimana pihak manajemen sebagai pelaksana yang disebut lebih jauh sebagai agen
dan pemilik modal (owner) sebagai principal membangun suatu kontrak kerjasama yang disebut
dengan “nexus of contract”, kontrak kerjasama ini berisi kesepakatan yang menjelaskan bahwa
pihak manajemen perusahaan harus bekerja secara maksimal untuk memberi kepuasan yang
maksimal seperti profit yang tinggi kepada pemilik modal (owner).
Melaporkan piutang tak tertagih (bad debt) yang lebih besar dari kenyataan yang
sesungguhnya.
Melaporkan hasil penjualan dengan peningkatan yang tidak terlalu tinggi.
Melaporkan kepada pihak principal bahwa dibutuhkan dana dikerjakan jika tidak dibantu
maka proyek akan terhenti.
Melakukan income smoothing, berupa melaporkan pendapatan yang tidak sesuai
dengan keadaan yang sesungguhnya, namun sesuai dengan maksud serta keinginan
agen (manajemen).
Membuat laporan keuangan ganda, yaitu laporan keuangan yang datanya di otak-atik
atau sudah dirubah untuk tujuan tertentu diberikan kepada pihak komisaris perusahaan
namun yang sebenamya hanya diketahui oleh para petinggi di manajemen perusahaan
saja.
Atas dasar pendapat di atas maka ada beberapa solusi yang dapat dilakukan
untuk memperkecil timbulnya dan berlakunya Agency Theory ini, yaitu
a. Pihak komisaris harus melihat posisi manajemen perusahaan sebagai pihak yang
memiliki peran besar dalam menjaga dan mempertahan.kan berlangsungnya perusahaan
secara jangka panjang (long term).
b. Pihak komisaris perusahaan dalam melihat posisi manajemen perusahaan bukan dalam
konteks pekerja atau pelaksana tugas namun sebagai mitra bisnis, dalam artian setiap
beratnya masalah harus dibagi bersama dan dipecahkan bersama.
c. Pihak komisaris perusahaan dalam mendengar informasi dan analisa dari pihak
komisaris independen harus melakukan kaji ulang secara intensif sebagai bentuk
tanggungjawab jika keputusan nanti diambil bukan berarti adalah rekomendasi 100 persen
dari pihak komisaris independen.