Anda di halaman 1dari 7

Pertemuan 5

Etika Bisnis dan Konsep Good Corporate Governance (GCG)


Deasy Sandya, S.E., M.M.

A. Deskripsi Modul

Konsep Good Corporate Governance (GCG) menjadi bagian yang sering didiskusikan
dengan tujuan agar para pihak mampu memahami manfaat atau dampak positif dari penerapan
konsep tersebut. Salah satu maksud dan tujuan dari Good Corporate Governance (GCG)
adalah mengharapkan berbagai perusahaan yang berada disuatu negara mampu menjalankan
aktivitas bisnis secara baik dan ikut serta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional
yang beretika tinggi. Dalam pertemuan ini, akan dibahas tentang etika bisnis dan konsep Good
Corporate Governance (GCG) dengan berbagai keterkaitannya, termasuk menjelaskan dengan
menyesuaikan dengan kondisi realita yang terjadi pada saat ini

B. Kegiatan belajar

B.1. Tujuan Kegiatan

Setelah mempalajari bagian ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami dan


menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan:
• Definisi Good Corporate Governance (GCG)
• Good Corporate Governance (GCG) dan Manajemen Perusahaan
• Agency Theory dan Solusi Memperkecil Timbulnya Agency Theory
• Etika Bisnis dan Konsep Good Corporate Governance (GCG)
• Permasalahan yang timbul dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG)

B.2. Uraian Materi Belajar

Definisi Good Corporate Governance (GCG)

Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) tahun 2001 mendefinisikan
Good Corporate Governance (GCG) sebagai seperangkat peraturan yang mengatur tiga
hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan
dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang
mengendalikan perusahaan, dengan tujuan menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang
berkepentingan.

Sedangkan Menurut The Organization for Economic Corporation and Development


(OECD) Good Corporate Governance (GCG) adalah sistem yang dipergunakan untuk
mengarahkan dan mengendalikan kegiatan perusahaan, mengatur pembagian tugas hak dan
kewajiban mereka para pemegang saham, dewan pengurus, para manager, dan yang
berkepentingan terhadap kehidupan perusahaan.

Empat Prinsip Dasar Good Corporate Governance (GCG)

Atas pendapat di atas kita dapat menarik satu pengertian dari Good Corporate
Governance (GCG). Good Corporate Governace (GCC) adalah suatu bentuk keputusan dengan
memposisikan perusahaan secara jauh lebih tertata dan terstruktur, dengan mekanisme
pekerjaan yang bersifat mematuhi aturan-aturan bisnis yang telah digariskan serta siap
menerima sanksi jika melanggar.

Good Corporate Governance (GCG) dan Manajemen Perusahaan

Corporate Governance adalah suatu konsep yang memiliki idealisme untuk mewujudkan
tujuan-tujuan pemegang saham. Para pemegang saham menginginkan keuntungan yang
maksimal dalam setiap investasi yang dilakukan. Namun dalam berbagai kasus yang terjadi
kadangkala pihak manajemen perusahaan sering tidak mampu memenuhi keinginan yang
ditargetkan oleh para pemegang saham secara baik.

Persoalan menjadi bertambah kompleks Ketika pihak manajemen perusahaan


menguasai setiap informasi perusahaan secara maksimal, dan mampu mempengaruhi berbagai
keputusan internal perusahaan secara jauh lebih dominan dibandingkan para pemegang
saham. Dan setiap keputusan serta kebijakan yang dibuat oleh manajemen perusahaan bisa
mempengaruhi kinerja perusahaan, ini bisa berdampak secara lebih jauh pada pembentukan
harga saham di pasar.

Kedudukan Komisaris dan Direksi di suatu Perusahaan

Pada gambar dapat kita lihat bahwa komisaris memiliki kedudukan tertinggi di suatu
organisasi,dan dengan kata lain komisaris perusahaan adalah pemilik perusahaan. Dan direktur
utama serta para direktur di bawahnya adalah manajemen perusahaan yaitu mereka yang
menjalankan perusahaan artinya para manajemen perusahaan berkerja untuk memberikan
keuntungan yang maksimal kepada para komisaris atau para pemegang saham.

Agency Theory dan Solusi Memperkecil Timbulnya Agency Theory

Agency theory (teori keagenan) merupakan suatu kondisi yang terjadi pada suatu
perusahaan dimana pihak manajemen sebagai pelaksana yang disebut lebih jauh sebagai agen
dan pemilik modal (owner) sebagai principal membangun suatu kontrak kerjasama yang disebut
dengan “nexus of contract”, kontrak kerjasama ini berisi kesepakatan yang menjelaskan bahwa
pihak manajemen perusahaan harus bekerja secara maksimal untuk memberi kepuasan yang
maksimal seperti profit yang tinggi kepada pemilik modal (owner).

Implikasinya memungkinkan terjadinya sikap oportunistik (opportunistic behaviour)


dikalangan manajemen perusahaan dalam melakukan beberapa tindakan yang sifatnya
disengaja, seperti:

 Melaporkan piutang tak tertagih (bad debt) yang lebih besar dari kenyataan yang
sesungguhnya.
 Melaporkan hasil penjualan dengan peningkatan yang tidak terlalu tinggi.
 Melaporkan kepada pihak principal bahwa dibutuhkan dana dikerjakan jika tidak dibantu
maka proyek akan terhenti.
 Melakukan income smoothing, berupa melaporkan pendapatan yang tidak sesuai
dengan keadaan yang sesungguhnya, namun sesuai dengan maksud serta keinginan
agen (manajemen).
 Membuat laporan keuangan ganda, yaitu laporan keuangan yang datanya di otak-atik
atau sudah dirubah untuk tujuan tertentu diberikan kepada pihak komisaris perusahaan
namun yang sebenamya hanya diketahui oleh para petinggi di manajemen perusahaan
saja.

Solusi Memperkecil Agency Theory

Atas dasar pendapat di atas maka ada beberapa solusi yang dapat dilakukan
untuk memperkecil timbulnya dan berlakunya Agency Theory ini, yaitu

a. Pihak komisaris harus melihat posisi manajemen perusahaan sebagai pihak yang
memiliki peran besar dalam menjaga dan mempertahan.kan berlangsungnya perusahaan
secara jangka panjang (long term).

b. Pihak komisaris perusahaan dalam melihat posisi manajemen perusahaan bukan dalam
konteks pekerja atau pelaksana tugas namun sebagai mitra bisnis, dalam artian setiap
beratnya masalah harus dibagi bersama dan dipecahkan bersama.

c. Pihak komisaris perusahaan dalam mendengar informasi dan analisa dari pihak
komisaris independen harus melakukan kaji ulang secara intensif sebagai bentuk
tanggungjawab jika keputusan nanti diambil bukan berarti adalah rekomendasi 100 persen
dari pihak komisaris independen.

d. Pihak manajemen perusahaan harus membangun dan memiliki semangat serta.


Ioyalitas tinggi kepada perusahaan. Dan dalam artian maju mundumya perusahaan
memilki, pengaruh pada maju mundumya tingkat kesejahteraan para manajemen
perusahaan.

Etika Bisnis dan Konsep Good Corporate Governance (GCG)


Pada saat ini salah satu aturan yang terjelaskan secara. Tegas bahwa suatu
perusahaan yang ingin atau berkeinginan untuk go public adalah perusahaan tersebut
harus memiliki konsep serta meng-aplikasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance
(GCG). Penegasan ini menjadi jelas pada saat melihat bagaimana beberapa perusahaan
sebelumnya yang dianggap bermasalah di pasar modal (capital market) karena kinerja
perusahaan rendah atau bermasalah. Dan salah satu faktor penyebab rendahnya kinerja
tersebut disebabkan tidak diterapkannya prinsip-prinsip GCG secara tegas.

Pasar modal berkeinginan untuk mewujudkan terbentuknya pasar modal yang


memiliki reputasi tinggi agar diminati oleh para investor, baik investor domestik maupun
luar negeri. Sehingga setiap perusahaan yang berkeinginan untuk mencatatkan sahamnya
di pasar modal diharuskan mematuhi aturan-aturan yans ketat, termasuk memahami
prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) secara maksimal.

Ada beberapa alasan yang mengharuskan perusahaan- perusahaan menerima


konsep Good Corporate Governance (GCG) untuk diterapkan, yaitu:

Mekanisme Corporate Governance

Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia untuk selanjutnya


disebut Pedoman GCG merupakan acuan bagi perusahaan untuk melaksanakan GCG
dalam rangka:

a. Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang


didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta
kewajaran dan kesetaraan.

b. Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing organ perusahaan,


yaitu Dewan Kornisaris, Direksi dan Rapat Umum Pemegang saham.
c. Mendorong pemegang saham, anggota Dewan Komisaris anggota Direksi agar dalam
membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang tinggi
dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

d. Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap


masyarakat dan kelestarian lingkungan] terutama di sekitar perusahaan.

e. Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan


pemangku kepentingan lainnya,

f. Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun internasional, sehingga


meningkatkan kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus investasi pertumbuhan
ekonomi nasional yang berkesinambungan.

Permasalahan yang Timbul dalam Penerapan Good Corporate Governance


(GCG)

Ada beberapa permasalahan umum yang dihadapi dalam penerapan Good


Corporate Goverance (GCG), yaitu:

a. Pemahaman tentang konsep Good Corporate Goverrnance (GCG) pada beberapa


manajer di Indonesia masih kurang. Sering mereka memahami konsep Good Corporate
Governance (GCG) secara general dan tidak spesifik, terutama berdasarkan bentuk
orsanisasi bisnis yang dijalankan.

b. Sebagian pihak menganggap konsep Good Corporate Govemance (GCG) dianggap


sebagai penghambat berbagai keputusan perusahaan karena perusahaan tidak lagi bisa
leluasa dalam mengambil keputusan khususnya harus patuh pada aturan GCG.

c. Aparat penegak hukum harus dibekali konsep pemahaman Good Corporate


Governance (GCG) secara luas termasuk adanya jurnal buku teks yang menjelaskan
secara khusus tentang GCG dalam konteks perspektif Indonesia.

d. Menurut Herwidayatmo (2000), parktik-praktik di Indonesia yang bertentangan dengan


konsep GCG dapat dikelompokkan menjadi (a) adanya konsentrasi kepemilikan oleh pihak
tertentu yang memungkinkan terjadinya hubungan afiliasi antara pemilik, pengawas, dan
direktur perusahaan, (b) tidak efektifnya dewan komisaris, dan (c) lemahnya law
enforcement.

Anda mungkin juga menyukai