Anda di halaman 1dari 3

Orang yang Terpilih

Dahulu kala ada seorang anak laki-laki. Ia pintar dan rajin. Semenjak
ibunya meninggal ia hidup berdua dengan ayahnya yang sakit-sakitan. Mereka
berdua hidup di rumah yang sederhana. Meski miskin ia tetap berusaha dengan
belajar sungguh-sungguh dan bekerja di saat ada waktu luang.

Pada suatu hari ia ingin melamar pekerjaan menjadi pelayan di sebuah


kafe. Pemilik kafe pun menerimanya. Walaupun sudah diberitahu kalau upah yang
akan diberikan kecil ia tetap menerimanya dan berterima kasih. Ia membersihkan
meja, mencuci piring, dan melakukan apapun yang pemilik kafe itu katakanan.
Saat waktu istirahat ia memanfaatkannya untuk belajar agar pada saat ujian nanti
bisa lulus.

Pemilik kafe menyuruhnya untuk membuang sampah yang ada di kafe ke


tempat sampah yang ada di belakang kafe. Saat di belakang kafe ia melihat koper
dan ada surat di atas koper tersebut yang bertuliskan “untuk yang terpilih”. Ia tak
mengerti apa maksud surat tersebut, lalu ia membawa isi koper tersebut. Alangkah
terkejutnya ia dengan isi koper yang berisi banyak uang dan dokumen tentang
seseorang. Syok dengan kejadian tersebut, ia pun bergegas pergi ke dalam kafe
dan mengurung diri di toilet.ia merenung apa yang harus dilakukan dengan koper
tersebut. “Apa yang harus aku lakukan? Kalau kutinggalkan koper itu takutnya
akan diambil oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Tapi kalau kuambil
takutnya pemiliknya akan mencari”. Ia pun memutuskan untuk mengambil koper
tersebut dan menunggu pemiliknya. Setelah beberapa jam menunggu ia
memutuskan untuk membawa pulang koper tersebut.

Saat sampai di rumah, begitu terkejutnya ia melihat sang ayah yang


terbujur kaku di lantai, dengan tanpa basa basi ia langsung membawa ayahnya ke
rumah sakit. Saat sampai di rumah sakit, dokter mengatakan bahwa sang ayah
mengidap tumor dan harus segera dioperasi. Ia bingung dimana bisa mendapatkan
uang untuk operasi ayahnya. Lalu ia terpikir untuk menggunakan uang yang ada
di koper tersebut. Tetapi sebelum bisa membuka koper tersebut ayahnya
memegang tangannya dan berucap,”Kembalikanlah koper tersebut kepada
pemiliknya, Nak”. Ayahnya seakan-akan sudah tahu apa yang ada dalam koper
tersebut. Ia pun berkata,” Tapi ayah harus segera dioperasi, kalau tidak ayah
akan…”. Belum sempat meneruskan ucapannya sang ayah membentak dengan
suara nyaring,” Apa kau lupa dengan pesan terakhir ibumu? Ibumu berpesan agar
kau menjadi anak yang jujur dan bertanggung jawab. Jadi kembalikanlah koper
tersebut kepada pemiliknya”. Setelah mengucapkan kalimat tersebut sang ayah
mengembuskan napas terakhirnya.

Setelah acara pemakaman ayahnya selesai, ia tak ingin berlarut-larut


dalam kesedihan dan langsung bergegas mencari siapa pemilik koper tersebut,
dengan dokumen yang ada di dalam koper ia diminta untuk pergi ke sebuah
tempat yang diyakininya terdapat sang pemilik koper. Setelah sampai di tempat ia
disambut oleh seseorang. Seseorang itu adalah sang pemilik koper yang berisikan
uang. Ia pun menjelaskan maksud kedatangannya ke tempat tersebut. Ia datang
dengan maksud mengembalikan koper kepada pemiliknya dan ia juga minta maaf
karena sedikit uang di koper tersebut ia gunakan untuk perawatan ayahnya. Sang
pemilik koper pun tersenyum dan menceritakan sedikit kilas balik hidupnya.

“Dulu aku adalah seorang pekerja keras, selalu bertekad untuk mejadi
sukses, yang kulakukan adalah bekerja, bekerja, dan bekerja sampai melupakan
segalanya, yang kukejar hanyalah uang dan martabat. Lalu, ketika aku telah
sukses besar, aku ditimpa musibah yang lebih besar yaitu ajal, aku didiagnosis
penyakit yang tak ada obatnya dan hanya punya kesempatan 1 tahun untuk hidup.
Aku bingung kepada siapa kuberikan segala harta yang kupunya, aku tak punya
istri ataupun anak jadi aku terpikir untuk melakukan hal yang engkau telah alami
yaitu membuang koper berisikan uang dan dokumen diriku sendiri. Aku sudah
berkali-kali melakukan hal ini tetapi belum ada satupun yang ke sini kecuali kau.
Aku melakukan hal ini untuk bisa menemukan orang yang pantas memiliki segala
aset yang kupunya. Orang itu haruslah berakhlak jujur dan bertanggung jawab.
Jadi kaulah orang itu! Kaulah orang yang layak meneruskan diriku!”, ucap sang
pemilik koper dengan begitu semangat.

Sang tokoh utama di atas akan selalu mengingatkan kita untuk selalu
menghormati orang tua, berperilaku jujur, dan bertanggung jawab. Tujuan hidup
setiap orang pastilah berbeda-beda tetapi jangan sampai kita dibutakan oleh
kesenangan dunia agar tidak berakhir seperti sang pemilik koper.

Anda mungkin juga menyukai