Anda di halaman 1dari 3
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, CATATAN RAPAT RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM (RDPU) BADAN LEGISLAS! DPR RI DENGAN ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN INDONESIA (AIPK) DAN ASOSIASI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN INDONESIA (ARSP!) DALAM RANGKA PENYUSUNAN RUU TENTANG KESEHATAN, TANGGAL 14 NOVEMBER 2022 Tahun Sidang 2022-2023 Masa Persidangan =: Il Rapat Ke :4 Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat Umum Sifat Rapat 2 Terbuka Hariltanggal Senin, 14 November 2022 Waktu 2 Pukul 13.26 WIB s/d 15.54 WIB, Tempat Ruang Rapat Badan Legisiasi Acara Mendengarkan masukan/pandangan dari Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran indonesia (AIPKI) dan Asosiasi Rumah Sakit' Pendidikan indonesia (ARSPI) atas Penyusunan RUU tentang Kesehatan Ketua Rapat Ors. M. Nurdin, MM. Sekretaris 2 Widiharto, S.H., M.H Hadir : 1. Anggota Fisik 22 Orang, Virtual 31 Orang, dan jin Orang dari 8 Fraksi dari 80 Orang Anggota. 2. Undangan: ~ Ketua Umum Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) ~ Ketua Bidang Kompartemen Profesi dan Pendidikan Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan indonesia (ARSPI) 1 |. PENDAHULUAN. 1. Rapat Dengar Pendapat Umum Badan Legislasi dengan AIPKI dan ARSP! dalam rangka mendapatkan masukan/pandangan atas RUU tentang Kesehatan dipimpin dan dibuka oleh Ketua Rapat Drs, M. Nurdin, Mi. 2. Rapat dibuka pada pukul 13.26 WIB, dan dinyatakan terbuka untuk umum, selanjutnya Ketua Rapat menyampaikan pengantar rapat dan mempersilakan AIPKI dan ARSPI untuk menyampaikan pandangan/masukan atas Rancangan Undang-Undang tentang Kesehatan. ll. POKOK PEMBAHASAN. A. Masukan/pandangan atas RUU tentang Kesehatan dari Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran indonesia (AIPKI), sebagai berikut: 1. Distribusi_tenaga Kedokteran lebih urgent, harus mendapatkan_ porsi Penyelesaian yang lebih diprioritaskan lebih awal, minimal bersamaan dengan produksi, 2. Kondisi saat ini produksi Dokter dan Dokter spesialis masih belum bisa terpisah dengan Universitas (University Based); 3. Kondisi Fakultas Kedokteran dan RS Pendidikan belum bisa semuanya siap menjadi Rumah Sakit Pendidikan dokter spesialis; 4. Jalan terbaik meningkatkan produksi Dokter Spesialis adalah dengan Hybrid (university based namun keberadaannya di RS Pendidikan Jejaring lebih lama); 5. Beasiswa calon spesialis ditegaskan harus mengabdi di -daerah yang kekurangan Dokter spesialis dalam jangka tertentu (selama ini Pelaksanaannya tidak maksimal), jika mungkin bahkan seluruh program spesialis dibiayai oleh Negara, didistribusikan oleh Negara: 8. Memproduksi Dokter dan Dokter spesialis merupakan tanggung jawab semua pihak: Kemendikbud ristek, Kemenkes, Organisasi Profesi, Kolegium, KK] dan Masyarakat, karena lulusan yang diharapkan adalah Dokter yang mempunyai semangat pengabdian, membangun Negeri dan beretika; 7. Karena demikian komplek nya, selayaknya RUU tentang Pendidikan dikeluarkan dari RUU tentang Kesehatan, sehingga tupoksi akan semakin jelas antara Kemendikbud Ristek dengan Kemenkes; Distribusi lebih urgent, harus mendapatkan porsi penyelesaian yang lebih diprioritaskan lebih awal, minimal bersamaan dengan produksi; 8. Kolaborasi erat antara AIPKI dengan Kombers, Universitas, RS dalam upaya Percepatan produksi tenaga Kesehatan, khususnya Dokler dan Dokter spesialis; 9. Fakultas Kedokteran (Fk) meningkatkan infrastruktunya dan jumlah Dosen yang berkualitas agar kuota mahasiswa bisa ditingkatkan; 10. Fakultas Kedokteran yang belum akreditasi A bisa segera untuk meningkatkan statusnya agar optimal dalam penerapan A H S: 11, Bekerjasama dengan lebih banyak RS sebagai tempat pendidikan dan turut berkontribusi kepada RS Pendidikan sesuai aturan perundangan ; 12.Fakultas Kedokteran pengampu (UI, UNAIR, UNPAD, UGM, UNHAS) lebih optimal mendampingi FK lainnya agar kualitas FK bisa merata; 13.Bagi Fakultas Kedokteran yang sudah memiliki Prodi Spesialis agar mengampu Fakultas Kedokteran lainnya agar dapat meningkatkan jumlah prodi spesialis tidak hanya di Fakultas Kedokteran Negeri; 14.Memperbanyak jatah kuota untuk calon spesialis yang masuk melalui jalur beasiswa (sementara ini paling banyak 20% selebihnya dari penerimaan umum); 15. Mengutamakan penerimaan calon mahasiswa dari daerah (putra daerah) dan mau mengabdi di daerah; . Masukan/pandangan atas RUU tentang Kesehatan Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ARSP!) sebagai benkut 1. Demi tercapainya pelayanan masyarakat yang optimal, dan menjamin mutu dan keselamatan pasien diperlukan tenaga kesehatan Dokter yang kompeten; 2. Untuk mendapatkan Dokter yang kompeten, memerlukan saran rumah sakit Pendidikan untuk menyelesaikan kurikulumnya; 3. Namun saat ini masih banyak rumah sakit yang dipakai Pendidikan dan belum ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dan Tim; 4. Sehingga perlu himbauan kempada semua rumah sakit yang dipakai Pendidikan untuk segera melakukan pemenuhan standamya dan dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan penetapan atau sertifikat sebagi RS Pendidikan; C. Tanggapan Anggota Badan Legislasi DPR RI 1 Mencari solusi dalam meningkatkan mutu pendidikan Fakultas Kedokteran, masalah etika dan izin praktek Kedokteran, 2. Mencari rumusan data vatidasi jumlah Dokter di lapangan dan mencari Tumusan pendistribusian Dokter yang ideal. 3, Menyempurnakan RUU tentang Kesehatan dari hulu sampai hil 4, Memberikan penjelasan mengenai kekurangan dan kelebihan sistem Pendidikan dari University Base dan Hospital Base. KESIMPULAN. Seluruh masukan/pandangan yang telah disampaikan AIPKI, ARSPI dan Anggota Badan Legislasi DPR RI akan menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam Penyusunan RUU tentang Kesehatan Rapat ditutup pukul 15.54 WIB. Jakarta, 14 November 2022 AN. KETUA RAPAT/

Anda mungkin juga menyukai