Anda di halaman 1dari 66

KOORDINASI PENDIDIKAN

RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN FAKULTAS


KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung, Telp. 0721-273601, Faks. 0721-273597

Bandar Lampung, 06 Juni 2022


Nomor : 023/01/BAKORDIK06.06.22
Perihal : Surat Pemberitahuan
Lampiran :1

lembar Kepada Yth

Ka. SMF Stase IKM

Di_Tempat

Assalamualaikum, Wr.Wb

Sehubungan dengan berlangsungnya Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di RS Pertamina Bintang


Amin , maka dengan ini kami beritahukan bahwa pada tanggal 20 Juni 2022 akan masuk peserta
Kepaniteraan Klinik secara langsung / Hands-On. Adapun sebanyak 27 orang yang akan masuk
secara offline pada bagian IKM yang berlangsung dengan waktu stase selama 10 (Sepuluh)
minggu. Mohon untuk dilakukan penilaian terhadap keberhasilan proses koas dan memastikan
para peserta Kepaniteraan Klinik tersebut mengikuti protokol kesehatan yang berlaku.

Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum, Wr.Wb

Ka.Kordinasi Pendidikan

dr. Resati Nando Panonsih.,M.Sc.,Sp.KK.,FINSDV


KOORDINASI PENDIDIKAN
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung, Telp. 0721-273601, Faks. 0721-273597

STASE BEDAH
20 JUNI 2022 – 28 AGUSTUS 2022

NO NAM
A
1 Azahrah Mawaddah Noviska

2 Muhammad Noer Gusti


3 Profin Dicky Ardiansyah

4 Taufik Hidayatullah Salim


Randa Dwi Enyantra
5
6 Bella Adelia Pratiwi

Anggi Ola Fatabuana


7
Aurora Amelia Pasha
8
9 Aurora Pratiwi Shasqia Mentari

Nur Ulyani
10

11 Audley Cristophorus Dira El Yusuf


12 Rofi Arivany

13 Reza Rahadian Yusuf Daen

14 Bonita Megamelina
15 Shanam Al Dhuha

Siti Anisya Agustina Husin


16
Dinda Murni Juniayu
17
18 Ahmad Wildan Haryadi

Cut Zhakia Ananda


19
Nia Permata Sari
20
21 Fatima Maulidina Fajrian
22 Liqva Nurul Faghilah

23 Muhammad Rizaky Arahman

24 Guntur Batara Kencana

25 Kukuh Bangsawan
Candra Farid Rifai
26

27 Dea Audina

DOKUMENTASI KEGIATAN
PERIODE 20 JUNI - 27 AGUSTUS 2022
KOORDINASI PENDIDIKAN
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung, Telp. 0721-273601, Faks. 0721-273597

OLEH:
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT
KELOMPOK 3
(PERIODE 20 JUNI -27 AGUSTUS 2022)

PEBIMBING :
dr. Neno Fitriyani Hasbie

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI


DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
RS PERTAMINA BINTANG AMIN
2022

LEMBAR PERSETUJUAN

Daftar anggota Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat

Kelompok 3:

iv
KOORDINASI PENDIDIKAN
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Jl. Pramuka No. 27 Mawaddah
1. Azahrah Noviska
Kemiling Bandar 20360062
Lampung, Telp. 0721-273601, Faks. 0721-273597

2. Candra Farid Rifai 20360070

3. Cut Zhakia Ananda 20360024

Mengetahui dan menyetujui,

Ka. SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat Perwakilan Ketua

dr. Neno Fitriyani Hasbie Candra Farid Rifai

KEGIATAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Minggu 1 (20 Juni – 25 Juni 2022) : Pembekalan


Kegiatan Pembekalan
a. Pembekalan bersama KA SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat
b. Pembekalan Kantor Kesehatan Pelabuhan

v
KOORDINASI PENDIDIKAN
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
c. Pemberian MateriBandar Lampung, Telp. 0721-273601, Faks. 0721-273597
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling

Minggu 2- 5 ( 27 Juni-23 Juli 2022) : Puskemas Sukaraja


Kegiatan Puskesmas:
1. Balai pengobatan
2. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
3. Posyandu
4. Posbindu
5. Penyuluhan
6. Kegiatan Vaksin Booster
7. Senam Lansia
8. Diskusi bersama Kepala Puskesmas Sukaraja

Minggu 6 (25 Juli-30 Juli 2022) : RS


Kegiatan RS:
1. Diskusi materi ilmu kesehatan masyarakat
2. Membuat Makalah berdasarkan materi ikm
3. Presentasi Makalah

Minggu 7 (1 Agustus - 6 Agustus 2022) : Dokter Perusahaan


Kegiatan Dokter Perusahaan:
1. Visit Perusahaan
2. Observasi Perusahaan
3. Balai Pengobatan LMC
4. Diskusi bersama dr. Agus Kelana

vi
KOORDINASI PENDIDIKAN
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung, Telp. 0721-273601, Faks. 0721-273597

vii
KOORDINASI PENDIDIKAN
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung, Telp. 0721-273601, Faks. 0721-273597

DOKUMENTASI KEGIATAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Minggu 1 Pembekalan Ilmu Kesehatan Masyarakat

viii
KOORDINASI PENDIDIKAN
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung, Telp. 0721-273601, Faks. 0721-273597

ix
KOORDINASI PENDIDIKAN
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Jl. Pramuka No.527Puskesmas
Minggu 2- Sukaraja
Kemiling Bandar Lampung, Telp. 0721-273601, Faks. 0721-273597

x
KOORDINASI PENDIDIKAN
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung, Telp. 0721-273601, Faks. 0721-273597

xi
KOORDINASI PENDIDIKAN
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung, Telp. 0721-273601, Faks. 0721-273597

xii
KOORDINASI PENDIDIKAN
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung, Telp. 0721-273601, Faks. 0721-273597

xiii
KOORDINASI PENDIDIKAN
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung, Telp. 0721-273601, Faks. 0721-273597

xiv
KOORDINASI PENDIDIKAN
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung, Telp. 0721-273601, Faks. 0721-273597

xv
KOORDINASI PENDIDIKAN
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Minggu 7 Dokter Perusahaan
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung, Telp. 0721-273601, Faks. 0721-273597

xvi
KOORDINASI PENDIDIKAN
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Minggu 8-9 Kantor Kesehatan Pelabuhan
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung, Telp. 0721-273601, Faks. 0721-273597

xvii
KOORDINASI PENDIDIKAN
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung, Telp. 0721-273601, Faks. 0721-273597
EVALUASI PROGRAM
SKRINING PENYAKIT TIDAK MENULAR USIA
PRODUKTIF 15-59 TAHUN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SUKARAJA PADA BULAN JANUARI – JUNI
2022

Disusun oleh:

Azahrah Mawaddah Noviska 20360062

Candra Farid Rifai 20360070

Cut Zhakia Ananda 20360024

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG

xviii
KOORDINASI PENDIDIKAN
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling BandarTAHUN 20220721-273601, Faks. 0721-273597
Lampung, Telp.

xix
KOORDINASI PENDIDIKAN
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung, Telp. 0721-273601, Faks. 0721-273597
LEMBAR PERSETUJUAN

Telah diperiksa dan disetujui Laporan Evaluasi Program berjudul


“EVALUASI PROGRAM SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF

15-59 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAJA PADA


BULAN JANUARI – JUNI 2022“

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam mengikuti ujian akhir


Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Malahayati Bandar Lampung

Menyetujui,
Pembimbing

dr.Jhoni Effensyah

NIP.198310272011011002

Penguji

dr.Jhoni Effensyah

NIP.198310272011011002

Ka.DepIKK/IKMFKUNIMALBandarLampung

(dr.ElithaM.Utari,.MARS)

Ditetapkan di : Bandar Lampung, Juli 2022


Tanggal ujian: Juli 2022

xx
KOORDINASI PENDIDIKAN
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
KATA
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling Bandar PENGANTAR
Lampung, Telp. 0721-273601, Faks. 0721-273597

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkanrahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
evaluasi program ini guna memenuhi persyaratan kapaniteraan klinik senior
bagian Ilmu Kesehatan Masyarakatdi Puskesmas Sukaraja dengan judul
“EVALUASI PROGRAM SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
15-59 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAJA PADA
BULAN JANUARI – JUNI 2022”.

Shalawat dan salam tetap terlafatkan kepada Nabi Muhammad SAW


beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa kita ke zaman yang
penuh ilmu pengetahuan, beliau adalah figur yang senantiasa menjadi contoh suri
tauladan yang baik bagi penulis untuk menuju ridho Allah SWT.Pada kesempatan
ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Kepala Puskesmas Sukaraja
dr. Jhoni Effensyah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan evaluasi program masih


terdapat banyak kekurangan baik dalam cara penulisan maupun penyajian materi.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sehingga bermanfaat dalam penulisan referat selanjutnya. Semoga
laporan kasus ini bermanfaat bagi pembaca dan terutama bagi penulis.

Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Bandar Lampung, Juli 2022

Penulis

xxi
KOORDINASI PENDIDIKAN
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung, Telp. 0721-273601, Faks. 0721-273597
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.................................................................................3
1.3 Tujuan Evaluasi Program.........................................................................3
1.4 Manfaat Kegiatan.....................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................5
2.1 Sejarah Puskesmas...................................................................................5
2.2 Profil Puskesmas Rawat Inap Sukaraja....................................................5
2.3 Penyakit Tidak Menular.........................................................................13
2.4.............................................................................................................. Posbindu PTM
................................................................................................................................22
BAB III IDENTIFIKASI MASALAH ..............................................................28
3.1 Identifikasi Program Di Puskesmas Rawat Inap Sukaraja.....................28
3.2 Penetapan Prioritas Masalah..................................................................29
3.3 Pengambilan Data..................................................................................30
BAB IV ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH ...................................33
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH..................................................33
4.1 Analisis Masalah....................................................................................33
4.2 Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah................................................36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................40
5.1 Kesimpulan............................................................................................40
5.2 Saran......................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xxii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM)

menjadi ancaman serius kesehatan masyarakat dewasa ini. Menurut survey

dari 10 orang penyandang PTM sebanyak 7 orang tidak menyadari

dirinya mengidap PTM, sehingga terlambat dalam mendapatkan

penanganan yang mengakibatkan terjadinya komplikasi.13

Pada tingkat global, 63% penyebab kematian di dunia adalah penyakit

tidak menular, dan 80% diantaranya terjadi di negara berpenghasilan

menengah dan rendah.1 Prevalensi PTM di Indonesia berdasarkan Riset

Kesehatan Dasar tahun 2013 mendapatkan Hipertensi pada golongan usia

>18 tahun (25,8%), Obesitas >18 tahun (15,4%), Stroke >15 tahun (12,1%),

Diabetes Mellitus >15 tahun (6,9%), Asma (4,5 %), PPOK >30 tahun

(3,7%), Penyakit Jantung Koroner (1,5%), kanker (1,4%).2 Sebagian besar

jenis PTM menjadi beban jangka panjang bagi penderita dan cenderung

tidak dapat disembuhkan kembali. Saat ini PTM tidak hanya terjadi pada

usia lanjut saja, di era globalisasi seperti sekarang ini PTM diketahui banyak

dialami masyarakat dengan usia yang lebih muda atau usia produktif. Di

negara berkembang didapatkan 29% kematian pada orang-orang berusia

dibawah 60 tahun adalah karena PTM.3

PTM terjadi akibat berbagai faktor risiko, seperti kebiasaan merokok,

kebiasaan minum alkohol, jarang makan buah dan sayur, jarang melakukan

1
2

aktivitas fisik, konsumsi gula dan garam berlebih. Faktor-faktor tersebut

akan menyebabkan peningkatan tekanan darah, kadar gula darah ataupun

kolesterol.4 Akibat terus meningkatnya angka penyakit tidak menular maka

pada tahun 2008, World Health Organization (WHO) meresmikan 2008-

2013 Action Plan for the Global Strategy for the Prevention and Control of

Noncommunicable Diseases, dengan perhatian utama pada negara

berkembang, dan rencana tersebut diteruskan untuk program tahun 2013-

2020. Menyikapi rencana WHO tersebut, kementerian kesehatan Republik

Indonesia pun telah menyusun rencana aksi pencegahan dan

penanggulangan penyakit tidak menular tahun 2015-2019.1 Strategi

pencegahan PTM harus dilakukan secara komprehensif yang melibatkan

pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat.

Salah satu strategi pemerintah di tingkat komunitas dengan

mengadakan program Pos Binaan Terpadu (Posbindu) PTM sebagai wujud

nyata bentuk pencegahan dan pengendalian PTM melalui kegiatan

masyarakat. Pelaksanaan Posbindu PTM berdasarkan pada Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penanggulangan

Penyakit Tidak Menular Pasal 20 ayat 3 menyebutkan bahwa setidaknya

terdapat kegiatan deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut dini PTM secara

mandiri sasaran masyarakat usia diatas 15 tahun baik yang sehat, berisiko

ataupun masyarakat dengan kasus PTM.5

Sesuai dengan data yang diperoleh sejak Januari – Juni tahun 2022

angka capaian prevalensi usia produktif 15-59 tahun yang di skrining kesehatan

sebesar 64 % dari target 100%. Berdasarkan data yang mendapati tidak


3

tercapainya target dari program tersebut, maka penulis ingin mengevaluasi

lebih lanjut mengenai program tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dengan demikian perumusan

masalah pada evaluasi program ini yaitu:

1. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya program

skrining PTM pada kategori usia produktif 15-59 tahun di Puskesmas

Rawat Inap Sukaraja

2. Apa saja upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat yang termasuk kategori usia produktif 15-59

tahun akan pentingnya melakukan skrining PTM di Puskesmas Rawat

Inap Sukaraja

1.3 Tujuan Evaluasi Program

1.3.1. Tujuan Umum

Mengevaluasi pelaksanaan Program Skreening Kesehatan Usia

Produktif 15-59 tahun di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap

Sukaraja

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab masyarakat

kategori usia produktif 16-59 tahun tidak melakukan skrining

PTM di Puskesmas Rawat Inap Sukaraja

b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat yang termasuk dalam

kategori usia produktif 15-59 tahun akan pentingnya melakukan

skrining PTM di Puskesmas Rawat Inap Sukaraja


4

c. Merumuskan alternatif penyelesaian masalah bagi pelaksanaan

program Skrining Penyakit Tidak Menular usia produktif 15-59

Tahun di Puskesmas Rawat Inap Sukaraja

1.4 Manfaat Kegiatan

1.4.1 Bagi Coasst

a. Mengetahui pentingnya peran puskesmas dalam pencegahan dan

pengendalian penyakit tidak menular

b. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang

ditemukan di dalam program puskesmas.

1.4.2 Bagi Puskesmas

Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan

program Posbindu PTM disertai dengan usulan atau saran sebagai

pemecahan masalah untuk memenuhi target

1.4.3 Bagi Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit tidak

menular.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Puskesmas

Puskesmas merupakan bagian dari jejaring pelayanan kesehatan untuk

mencapai indikator kinerja kesehatan yang ingin dicapai pemerintah

kabupaten. Oleh karenanya puskesmas harus mempunyai hubungan

koordinatif, kooperatif dan fungsional dengan Dinas Kesehatan dan sarana

kesehatan lain. Puskesmas memiliki tugas pokok melaksanakan (1)

Pelayanan, pembinaan dan pengendalian Pos Kesehatan Kelurahan (2)

Pengembangan Upaya Kesehatan individu dan Kesmas (3) Pendidikan dan

Latihan tenaga kesehatan. Puskesmas juga wajib berpartisipasi dalam

penanggulangan bencana alam, wabah penyakit, pelaporan penyakit

menular dan penyakit lain yang ditetapkan oleh tingkat nasional dan daerah,

serta dalam melaksanakan program prioritas pemerintah.

2.2 Profil Puskesmas Rawat Inap Sukaraja

2.2.1 Visi dan Misi

a. Visi

Menjadi Puskesmas Pilihan Masyarakat Kota Bandar Lampung.

b. Misi

1. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu,

merata dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan dan

harapan masyarakat.

5
6

2. Meningkatkan profesionalitas dan kompetensi tenaga

kesehatan yang efektif dan efisien.

3. Meningkatkan peran serta dan kemandirian masyarakat

untuk hidup sehat.

2.2.2 Program

a. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap

kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta

mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan

dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat, yang terdiri

dari Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial dan Upaya

Kesehatan Masyarakat Pengembangan.

Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial yang

diselenggarakan di seluruhpuskesmas di Indonesia terdiri atas :

1. UKM Essensial Keperawatan Kesehatan Masyarakat :

 Perawatan Kesehatan Masyarakat

 Pelayanan Promosi Kesehatan

 Pelayanan Kesehatan Lingkungan

 Pelayanan Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga

Berencana

 Pelayanan Gizi

 Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


7

2. UKM Pengembangan :

Upaya Kesehatan Pengembangan ditetapkan berdasarkan

situasi kondisi permasalahan kesehatan setempat dan ditetapkan

bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, antara lain:

 Upaya Kesehatan Sekolah/UKGS

 Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer :

a) Akupresure

b) Akupuntur

c) Tanaman Obat keluarga ( Toga )

 Pelayanan Kesehatan Jiwa dan Napza

 Upaya Kesehatan Kerja Upaya Kesehatan

Mata/Penginderaan

 Upaya Kesehatan Lansia

b. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) merupakan kegiatan

pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,

pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan

akibat penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan.

Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dilaksanakan dalam

bentuk :

1. Pelayanan Rawat Jalan

2. Pelayanan Kegawatdaruratan
8

3. Upaya Kesehatan ibu dan anak serta KB yang bersifat UKP

4. Upaya perbaikan gizi yang bersifat UKP

5. Pelayanan Kefarmasian

6. Pelayanan Laboratorium

7. Pelayanan Rawat Inap

BLUD UPT Puskesmas Rawat Inap Sukaraja didirikan

pada tahun 1967 dan berstatus sebagai puskesmas induk. Tahun

2014 ditingkatkan menjadi Puskesmas Rawat Inap. Tahun 2012

UPT. Puskesmas Rawat Inap sukaraja berstatus Badan Layanan

Umum Daerah (BLUD) sebagian dan saat ini sudah berstatus

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sebagian dan saat ini

sudah berstatus menjadi BLUD penuh.

UPT Puskesmas Rawat Inap Sukaraja terdiri dari 3

puskesmas pembantu serta membina 5 buah Pos Kesehatan

Kelurahan yaitu :

 Puskesmas Pembantu Garuntang

 Puskesmas Pembantu Bumi Waras

 Puskesmas Pembantu Pasar Ikan

 Poskeskel Bumi Waras

 Poskeskel Bumi Raya

 Poskeskel Sukaraja

 Poskeskel Garuntang

 Poskeskel Kangkung
9

Adapun batas-batas wilayah kerja UPT. Puskesmas Rawat

Inap Sukaraja sebagai berikut :

1. Utara : berbatasan dengan Kecamatan Teluk Betung Utara

dan KelurahanWay Laga

2. Selatan: berbatasan dengan Teluk Lampung

3. Timur : berbatasan dengan Kecamatan Panjang

4. Barat : berbatasan dengan Kelurahan Kangkung dan

Kecamatan Teluk Betung Utara

2.2.3 Keadaan Topografi

Secara topografi wilayah kerja UPT. Puskesmas Rawat Inap

Sukaraja yang berada di kecamatan Bumi Waras merupakan tanah

yang kurang subur. Sebagian wilayah dipergunakan untuk pemukiman

penduduk, sebagian lainnya untuk industri, pabrik, gudang, dan darah

pantai.

a. Sarana Kesehatan

Untuk menunjang peningkatan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat, maka sangat dibutuhkan fasilitas kesehatan.

Fasilitas kesehatan di wilayah kerja UPT. Puskesmas Rawat

Inap Sukaraja terdiri atas :

Tabel 2.1 Sarana Kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Sukaraja


10

NO Jenis
b. Keadaan
1. Puskesmas 1
Sosial 2. Puskesmas Pembantu 3 Budaya
3. Gudang Obat 1
dan 4. Laboratorium 1 Ekonomi
5.. Posyandu 42
6. Poskeskel 5
7. Pos UKK 1
8. Posbindu 10
9. Posyandu lasia 9
10. Bidan Praktek Swasta 6
11. Praktek Dokter Perorangan 7
12. Balai Pengobatan 1
13. Apotek 1

Penduduk wilayah kerja UPT. Puskesmas Rawat Inap

Sukaraja sebagian besar adalah penganut agama islam yaitu

83% dari jumlah penduduk. Perilaku masyarakat sangat

dipengaruhi oleh adat istiadat setempat, seperti persatuan yang

diwujudkan dalam sikap kegotong royongan yang kokoh. Ini

terlihat pada acara-acara seperti selamatan, pernikahan dan

masih banyak lagi acara-acara lain yang sangatmencerminkan

budaya atau adat istiadat setempat. Mata pencaharian penduduk

pada umumnya adalah buruh.

c. Keadaan Fasilitas Pendidikan

Tingkat pendidikan/sumber daya manusia sangat

berpengaruh terhadap kesehatan, baik kesehatan secara personal

maupun kesehatan lingkungan. Untuk menunjang sumber daya

manusia maka diperlukan sarana pendidikan sebagai sarana

pengembangan sumber daya manusia secara formal


11

d. Keadaan Lingkungan

1 Rumah Sehat

Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang

memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki

jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan

sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah

yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai

rumah tidak terbuat dari tanah.

2 Tempat-tempat Umum

Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Umum

Pengelolaan Makanan (TPUM) merupakan suatu sarana

yang dikunjungi banyak orang, dan berpotensi menjadi

tempat penyebaran penyakit. TUPM meliputi hotel,

restoran, pasar dan lain- lain. Sedangkan TUPM sehat

adalah tempat umum dan tempat pengelolaan makanandan

minuman yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu

memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,

sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas

lantai (luas ruangan) yang sesuai dengan banyaknya

pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang

memadai.

3 Akses terhadap Air Minum

Sumber air minum yang digunakan rumah tangga

dibedakan menurut air kemasan, air isi ulang, ledeng


12

meteran, ledeng eceran, sumur bor, pompa sumur

terlindung, mata air terlindung, air sungai, air hujan dan

lainnya.
13

2.2.4Sumber Daya Kesehatan

Sumber daya kesehatan yang terdapat di Puskesmas Rawat Inap

Sukaraja adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Sumber Daya Manusia Puskesmas Rawat Inap Sukaraja

No Jenis Tenaga Jumlah Ket


8 PNS
1 Dokter umum 8

2 PNS
2 Dokter gigi 2
5 PNS
Bidan 2 Kontrak Pemkot
3 12 5 Kontrak Puskesmas
11 PNS
5 Kontrak Pemkot
4 Perawat 19 4 Kontrak Puskesmas
2 PNS
5 Perawat Gigi 3 1 Kontrak Pemkot
-
6 Tenaga Teknis Kefarmasian -
3 PNS
7 Penyuluh Kesehatan Masyarakat 3
1 PNS
Apoteker
8 2 1 Kontrak Pemkot
Kontrak Pemkot
9 Asisten Farmasi 1
1 PNS
10 Sanitarian 2
1 Kontrak Puskesmas
2 PNS
11 Pranata Laboratorium Kesehatan
3 1 Kontrak Puskesmas
2 PNS
13 Nutritionist 2
1PNS
Tata
14 3Kontrak Pemkot
Usaha/ADM/Keuangan 6
2Kontrak Puskesmas
3 Kontrak Pemkot
15 Petugas Loket 4 1 Kontrak Puskesmas
2 Kontrak Puskesmas
16 Keamanan 2
2 Kontrak Puskesmas
17 Driver Ambulance 2
14

1 Kontrak Puskesmas
18 Juru Masak 1
2 Kontrak puskesmas
19 Cleaning service 2
1 PNS
20 Sanitarian 2
1 Kontrak Puskesmas
38 PNS
Jumlah 75 16 Kontrak pemkot
21 Kontrak Puskesmas
PUSKESMAS PEMBANTU
1 PNS
1 Bidan 4 2 Kontrak Pemkot
1 Kontrak Puskesmas
2 PNS
2 Perawat 3 1 Kontrak Pemkot
1 PNS
3 Pekarya 1
4 PNS
Jumlah 8 3 Kontrak Pemkot
1 Kontrak Puskesmas
POSKESKEL
3 PNS
1 Bidan 5
2 Kontrak Pemkot
6 Kontrak Pemkot
2 Perawat 6
3 PNS
Jumlah 11 8 Kontrak Pemkot

2.3 Penyakit Tidak Menular

2.3.1 Definisi Penyakit Tidak Menular

Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan No. 71 tahun 2015

tentang penanggulangan penyakit tidak menular definisi Penyakit

Tidak Menular adalah penyakit yang tidak bisa ditularkan dari orang

ke orang, yang perkembangannya berjalan perlahan dalam jangka

waktu yang panjang (kronis).6

2.3.2 Epidemiologi Penyakit Tidak Menular


15

Estimasi penyebab kematian terkait penyakit tidak menular yang

dikembangkan oleh WHO menunjukkan bahwa penyakit

kardiovaskular merupakan penyebab kematian tertinggi di negara-

negara Asia Tenggara, termasuk di Indonesia yaitu sebesar 37 persen.

Lebih dari 80 persen kematian disebabkan oleh penyakit

kardiovaskuler dan diabetes serta 90 persen dari kematian akibat

penyakit paru obstruktif kronik terjadi di negara-negara berpendapatan

menengah ke bawah. Disamping itu dua per tiga dari kematian karena

penyakit kanker terjadi di negara-negara berpendapatan menengah ke

bawah.6

Analisis awal Sample Registration Survey (SRS) 2014 yang

diselenggarakan oleh Badan Litbangkes menunjukkan pola yang

serupa. Secara nasional sepuluh penyebab kematian yang tertinggi

adalah: penyakit pembuluh darah otak (21%), penyakit jantung

iskemik (12.9%), diabetes mellitus (6.7%),TBC (5.7%), hipertensi

dengan komplikasinya (5.3%), penyakit saluran napas bawah kronik

(4.9%), penyakit hati (2.7%), kecelakaan transportasi (2.6%),

pneumonia (2.1%) dan diare (1.9%) (Litbangkes, 2015). Dengan

demikian, penyebab kematian tertinggi didominasi oleh stroke,

penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes mellitus dan hipertensi

dengan komplikasinya. 6

2.3.3 Skrining Penyakit Tidak Menular


16

Pelayanan skrining kesehatan usia 14– 17 tahun meliputi :

1. Deteksi kemungkinan obesitas dilakukan dengan memeriksa

tinggi badan dan berat badan serta lingkar perut.

2. Deteksi hipertensi dengan memeriksa tekanan darah sebagai

pencegahan primer.

3. Deteksi kemungkinan diabetes melitus menggunakan tes

cepat gula darah.

4. Pemeriksaan ketajaman penglihatan

5. Pemeriksaan ketajaman pendengaran

6. Deteksi dini kanker dilakukan melalui pemeriksaan payudara

klinis dan pemeriksaan IVA khusus untuk wanita usia 30–59

tahun

Target Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

dalam pelayanan skrining kesehatan sesuai standar pada warga negara

yang berusia 15–59 tahun yang membutuhkan pelayanan skrining di

wilayah kerja adalah 100 persen.6

2.3.4 Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular

RISKESDAS 2013 mengumpulkan informasi tentang beberapa

faktor risiko perilaku yang terkait penyakit tidak menular utama di

Indonesia seperti merokok, kurang aktifitas fisik serta kurang

konsumsi sayur dan buah menggunakan definisi operasional sebagai

berikut: 7
17

1. Merokok: termasuk konsumsi rokok yang dihisap dan atau

konsumsi tembakau kunyah dalam satu bulan terakhir untuk

perokok setiap hari dan kadang-kadang

2. Aktifitas fisik kurang: Melakukan aktifitas fisik selama kurang dari

150 menit dalam seminggu, atau tidak melalukan akfititas sedang

atau berat. Aktivitas fisik berat misalnya menimba air, mendaki

gunung, lari cepat, menebang pohon, mencangkul, dll. Aktivitas

fisik sedang misalnya menyapu, mengepel, membersihkan perabot,

jalan kaki, dan lain-lain)

3. Kurang konsumsi sayur dan buah: komsumsi sayur atau buah

kurang dari 5 porsi dalam sehari. Satu porsi buah misalnya alpukat

setengan buah besar, satu buah belimbing, satu buah jeruk manis,

10 buah duku, dll. Satu porsi sayuran misalnya: lima sendok makan

daun bayam rebus, dua sendok sayur labu siam rebus, dan lain-lain.

4. Obesitas: Indeks Massa Tubuh/IMT >255.Obesitas sentral: Lingkar

perut > 90 cm (laki-laki) dan >80 cm (perempuan) 6.Konsumsi

alkohol berbahaya : >=5 standard per hari. Satu standard adalah

setara dengan 1 gelas bir (285 ml).


18

Gambar 2.1 Faktor Risiko PTM

2.3.5 Kelompok dan Jenis Penyakit Tidak Menular

Kelompok PTM berdasarkan sistem dan organ tubuh meliputi: 7

a. Penyakit keganasan

b. Penyakit endokrin, nutrisi, dan metabolik

c. Penyakit sistem saraf

d. Penyakit sistem pernapasan

e. Penyakit sistem sirkulasi

f. Penyakit mata dan adnexa

g. Penyakit telinga dan mastoid

h. Penyakit kulit dan jaringan subkutanius

i. Penyakit sistem musculoskeletal dan jaringan penyambung

j. Penyakit sistem genitourinaria

k. Penyakit gangguan mental dan perilaku


19

l. Penyakit kelainan darah dan gangguan pembentukan organ darah

2.3.6 Pencegahan Penyakit Tidak Menular

WHO dalam mengatasi dan mengendalikan penyakit tidak

menular mendukung negara-negara anggota untuk mengembangkan

dan melaksanakan kebijakan yang komprehensif dan

terpadu.Komponen program pengendalian dan pencegahan penyakit

tidak menular tersebut adalah:8

a. Pencegahan dan pengendalian penyakit kardiovaskuler. Solusi

untuk penyakit kardiovaskuler adalah dengan diet makanan yang

sehat dan meningkatkan aktifitas fisik, menghentikan merokok, dan

mengetahui kemungkinan risiko

b. Pencegahan dan pengendalian kanker. Strategi kunci untuk

pencegahan kanker adalah dengan mengontrol merokok, promosi

makanan sehat dan aktivitas fisik yang cukup, proteksi terhadap

agen infeksi seperti dengan melakukan vaksinasi, mencegah

konsumsi alkohol yang berlebihan, dan menggurangi paparan

terahap radiasi dan agen karsinogenik lain, serta proteksi diri.

c. Pencegahan dan pengendalian penyakit pernapasan kronis. Fokus

pencegahan pada penyakit pernapasan kronis adalah pencegahan

merokok, deteksi dini penyakit paru yang berhubungan dengan

paparan, pengaturan diet dan nutrisi, memperhatikan kualitas udara

yang dihirup, dan memperhatikan kualitas pernapasan pada awal-

awal kehidupan.
20

d. Kontrol diabetes mellitus. Untuk membantu mencegah diabetes

mellitus tipe 2 dan komplikasinya, dilakukan dengan cara mencapai

dan mempertahankan berat badan yang ideal, melakukan aktivitas

fisik yang cukup, deteksi dini, pengobatan, dan menghentikan

rokok. Pengendalian diabetes dilakukan dengan memberikan

insulin, mengontrol tekanan darah, merawat kaki apabila telah

terjadi komplikasi, skrining dan pengobatan retinopati, mengontrol

kadar lipid darah.

2.3.7 Strategi Penanggulangan Penyakit Tidak Menular

Pendekatan intervensi penanggulangan penyakit tidak menular

di Indonesia, mengacu pada kesepakatan global dan regional yang

menerapkan beberapa prinsip dasar sebagai berikut:9

1. Berfokus Pada Kesetaraan (Equity): Kebijakan dan program

penanggulangan penyakit tidak menular harus ditujukan untuk

mengurangi kesenjangan dalam penyediaan layanan penyakit tidak

menular terkait determinan sosial seperti pendidikan, gender, status

sosial ekonomi, dan etnis.

2. Keterlibatan Lintas Sektor dan Para Pemangku Kepentingan Untuk

mengendalikan penyakit tidak menular dan faktor risikonya

diperlukan kerja sama di dalam sektor kesehatan dan juga dengan

sektor lain, seperti pertanian, pendidikan, agama, dalam negeri,

lingkungan hidup, keuangan, kominfo, olah raga, perdagangan,

perindustrian dan perhubungan. Hal ini perlu diperkuat dengan

keterlibatan para pemangku kepentingan termasuk pemerintah,


21

organisasi masyarakat sipil, akademia, swasta, dunia usaha dan

organisasi internasional. Peran lintas sektor sangat penting dan

mempunyai peran kunci dalam menentukan keberhasilan upaya

penanggulangan penyakit tidak menular, terutama terkait faktor

risiko bersama. Untuk itu pemerintah sudah mencanangkan

penguatan paradigma sehat dengan medorong promotif preventif

melalui pendekatan multisektor “Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

(GERMAS)”

3. Pendekatan Pada Setiap Tahap Kehidupan Pendekatan pada setiap

tahapan kehidupan (life-course approach) merupakan kunci dalam

penanggulangan penyakit tidak menular, yang dimulai dari

kesehatan ibu, sebelum kehamilan, ante-natal, dan post natal, dan

gizi ibu; yang berlanjut dengan pemberian makanan pada bayi

secara benar, termasuk pemberian air susu ibu dan kesehatan bagi

anak remaja; diikuti dengan promosi kesehatan agar tercapai

kelompok usia kerja yang sehat, usia lanjut yang sehat dan

dilengkapi dengan pelayanan dan rehabilitasi bagi penderita

penyakit tidak menular. Pendekatan pada setiap tahap kehidupan

harus bersinergi dan terintegrasi dengan lintas program melalui

pendekatan keluarga.

4. Keseimbangan Antara Pendekatan Pada Tingkat Populasi Dan

IndividuStrategi penanggulangan penyakit tidak menularyang

komprehensif membutuhkan keseimbangan antara pendekatan/

intervensi yang ditujukan untuk mengurangi tingkat faktor risiko


22

populasi secara keseluruhan dengan pendekatan yang ditujukan

secara khusus bagi individu-individu berisiko tinggi.

5. Pemberdayaan Masyarakat Penduduk dan masyarakat harus

diberdayakan untuk meningkatkan kesehatannya dan menjadi mitra

pemerintah yang aktif dalam penanggulangan penyakit.

6. Penguatan Sistem Kesehatan Revitalisasi dan reorientasi pelayanan

kesehatan terutama pada fasilitas pelayanan kesehatan primer

terhadap upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit,

deteksi dini dan pelayanan penyakit tidak menular yang

terintegrasi.

7. Cakupan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage) Seluruh

penduduk, terutama keluarga miskin dan rentan harus memiliki

akses pelayanan kesehatan yang terstandar secara nasional yang

meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan

paliatif serta akses terhadap obat-obatan yang esensial, aman,

terjangkau, efektif dan berkualitas tanpa hambatan pembiayaan.

8. Strategi Berbasis Bukti (Evidence Based Strategies)Pengembangan

kebijakan dan program harus berdasarkan bukti ilmiah, best

practices, cost-effectiveness, keterjangkauan, dan prinsip-prinsip

kesehatan masyarakat serta kebutuhan di masyarakat.

9. Pengelolaan Conflicts of Interest. Kebijakan kesehatan publik

untuk penanggulangan penyakit tidak menular harus terbebas dari

adanya vested interest pihak-pihak tertentu. Oleh karena itu,

conflict of interest harus dikenali dan dikelola sebaik-baiknya.


23
24

2.4 Posbindu PTM

Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam

melakukan kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut dini faktor

risiko PTM secara mandiri dan berkesinambungan.10 Kegiatan ini

dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap PTM karena

sebagian besar faktor risiko PTM pada awalnya tidak memberikan gejala

dan juga keluhan. Biasanya ditemukan dalam tahap lanjut sehingga sulit

disembuhkan dan berakhir dengan kecacatan atau kematian.11

Posbindu PTM merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat

(UKM) yang berorientasi kepada upaya promotif dan preventif dalam

pengendalian PTM dengan melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan,

pelaksanaan dan monitoring evaluasi. Masyarakat diperankan sebagai

sasaran kegiatan, target perubahan, agen pengubah sekaligus sebagai sumber

daya.

Faktor risiko PTM meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol,

pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi,

hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko

yang ditemukan melalui penyuluhan individu, kelompok atau konseling

secara perorangan sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya bagi yang

memerlukan penanganan lebih lanjut dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan

tingkat pertama (FKTP).12 Kelompok PTM Utama adalah diabetes melitus

(DM), kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD), penyakit paru

obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak

kekerasan.12
25

2.4.1 Tujuan dan Sasaran Posbindu PTM

Tujuan umum dari kegiatan Posbindu PTM adalah

terlaksanakannya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM

serta masyarakat secara terpadu, rutin dan periodik.10 Tujuan khusus

dari Posbindu PTM yaitu terlaksananya deteksi dini faktor risiko

PTM, pemantauan faktor risiko PTM dan tindak lanjut dini faktor

risiko PTM.

Sasaran dalam penyelenggaraan Posbindu PTM dibagi menjadi

3 kelompok:10

a. Sasaran Utama

Sasaran utama merupakan sasaran penerima langsung manfaat

pelayanan yang diberikan, yaitu masyarakat sehat, masyarakat

berisiko dan masyarakat dengan PTM berusia 15 tahun – 59

tahun.

b. Sasaran Antara

Sasaran antara merupakan sasaran individu/ kelompok

masyarakat yang dapat berperan sebagai agen pengubah

terhadap faktor risiko PTM, dan lingkungan yang lebih kondusif

untuk penerapan gaya hidup sehat. Sasaran antara tersebut

adalah petugas kesehatan baik pemerintah maupun swasta,

tokoh panutan masyarakat, anggota organisasi masyarakat yang

peduli PTM.

c. Sasaran Penunjang
26

Sasaran penunjang merupakan sasaran individu, kelompok/

organisasi/ Lembaga masyarakat dan profesi, lembaga

pendidikan dan Lembaga pemerintah yang berperan memberi

dukungan baik dukungan kebijakan, tekhnologi dan ilmu

pengetahuan, material maupun dana, untuk terlaksananya

Posbindu PTM dan keberlanjutannya. Mereka antara lain adalah

pimpinan daerah/ wilayah, perusahaan, Lembaga Pendidikan,

Organisai Profesi, dan Penyandang Dana.

Pendekatan terhadap ketiga sasaran tersebut tidak dilakukan satu

persatu berurutan namun harus dilakukan secara terintegrasi atau

bersama-sama selama proses pelaksanaan.

2.4.2 Program Posbindu PTM

Posbindu PTM meliputi 10 (sepuluh) kegiatan yaitu:10

1. Kegiatan penggalian informasi faktor risiko dengan wawancara

sederhana tentang riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta,

aktifitas fisik, merokok, kurang makan sayur dan buah, potensi

terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, serta

informasi lainnya yang dibutuhkan untuk identifikasi masalah

kesehatan berkaitan dengan terjadinya PTM. Aktifitas ini dilakukan

saat pertama kali kunjungan dan berkala sebulan sekali.

2. Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa

Tubuh (IMT), lingkar perut, analisis lemak tubuh, dan tekanan

darah sebaiknya diselenggarakan 1 bulan sekali. Analisa lemak

tubuh hanya dapat dilakukan pada usia 10 tahun ke atas. Untuk


27

anak, pengukuran tekanan darah disesuaikan ukuran mansetnya

dengan ukuran lengan atas.

3. Kegiatan pemeriksaan fungsi paru sederhana diselenggarakan 1

tahun sekali bagi yang sehat, sementara yang berisiko 3 bulan

sekali dan penderita gangguan paru-paru dianjurkan 1 bulan sekali.

Pemeriksaan Arus Puncak Ekspirasi dengan peak flow meter pada

anak dimulai usia 13 tahun. Pemeriksaan fungsi paru sederhana

sebaiknya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah terlatih.

4. Kegiatan pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paling sedikit

diselenggarakan 3 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai

faktor risiko PTM atau penyandang diabetes melitus paling sedikit

1 tahun sekali. Untuk pemeriksaan glukosa darah dilakukan oleh

tenaga kesehatan (dokter, perawat/bidan/analis laboratorium dan

lainnya).

5. Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida, bagi

individu sehat disarankan 5 tahun sekali dan bagi yang telah

mempunyai faktor risiko PTM 6 bulan sekali dan penderita

dislipidemia/gangguan lemak dalam darah minimal 3 bulan sekali.

Untuk pemeriksaan Gula darah dan Kolesterol darah dilakukan

oleh tenaga kesehatan yang ada di lingkungan kelompok

masyarakat tersebut.

6. Kegiatan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)

dilakukan sebaiknya minimal 5 tahun sekali bagi individu sehat,

setelah hasil IVA positif, dilakukan tindakan pengobatan krioterapi,


28

diulangi setelah 6 bulan, jika hasil IVA negatif dilakukan

pemeriksaan ulang 5 tahun, namun bila hasil IVA positif dilakukan

tindakan pengobatan krioterapi kembali. Pemeriksaan IVA

dilakukan oleh bidan/dokter yang telah terlatih dan tatalaksana

lanjutan dilakukan oleh dokter terlatih di Puskesmas.

7. Kegiatan pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfemin

urin bagi kelompok pengemudi umum yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan (dokter, perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya).

8. Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan setiap

pelaksanaan Posbindu PTM. Hal ini penting dilakukan karena

pemantauan faktor risiko kurang bermanfaat bila masyarakat tidak

tahu cara mengendalikannya.

9. Kegiatan aktifitas fisik dan atau olah raga bersama, sebaiknya tidak

hanya dilakukan jika ada penyelenggaraan Posbindu PTM namun

perlu dilakukan rutin setiap minggu.

10. Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di

wilayahnya dengan pemanfaatan sumber daya tersedia termasuk

upaya respon cepat sederhana dalam penanganan pra-rujukan.


29

2.4.3 Indikator Program Posbindu PTM

Tabel 2.3 Indikator tingkat individu


NO Faktor Risiko Cut Of Point
1 Tekanan Darah Systole > 140
Diastole > 90
2 Kurangnya makan buah dan sayur Ya, tidak
3 Kurang aktivitas fisik Ya, tidak
4 Merokok Ya, tidak
5 Stress Ya, tidak
6 Konsumsi minum alkohol Ya, tidak
7 IMT >30 obesitas
8 Lingkar Perut Laki – laki >90 cm
Perempuan >80 cm
BAB III

IDENTIFIKASI MASALAH

3.1 Identifikasi Program Di Puskesmas Rawat Inap Sukaraja

Berdasarkan data yang diperoleh dari Evaluasi Program UKM

Puskesmas Sukaraja bulan Januari – Juni 2022 terdapat beberapa indikator

kinerja yang belum tercapai dari beberapa program yang berjalan di wilayah

kerja puskesmas Rawat Inap Sukaraja. Secara keseluruhan dalam

pelaksanaannya terdapat kesenjangan antara target dan pencapaian yang

menjadi sebuah masalah. Data pencapaian indikator tertuang dalam tabel di

bawah ini:

Tabel 3.1 Daftar indikator kerja program P2PTM, Gizi, dan DBD di Puskesmas Rawat Inap
Sukaraja

No. Indikator Kerja Target Pencapaian Kesenjangan


Prevalensi usia produktif 15-
1. 59 tahun yang di skrining 80% 66% 14%
kesehatan
Persentase bayi usia 6 bulan
2. 45% 31,6% 14%
mendapat ASI Eksklusif
Persentase Angka Bebas
3. >95% 82% 13%
Jentik (ABJ)
Sumber : Laporan Hasil Capaian Kinerja UKM UPT Puskesmas Rawat Inap

Sukaraja Bulan Januari – Juni 2022.

Berdasarkan tabel diatas semua indikator kerja tidak dapat mencapai

target. Seperti pencapaian prevalensi usia produktif 15-59 tahun yang di

skrining kesehatan yaitu 66% , pencapaian Persentase bayi usia 6 bulan

mendapat ASI Eksklusif yaitu 31,6%, pencapaian Persentase Angka Bebas

Jentik (ABJ) 82%.

30
31

3.2 Penetapan Prioritas Masalah

Prioritas masalah ditentukan menggunakan metode USGP (urgency,

seriousness, growth and potency), yaitu :

a. Urgency (kemendesakan isu): masalah harus segera dipecahkan berkaitan

dengan ketersediaan waktu

b. Seriousness (kegawatan isu): seberapa serius suatu masalah dapat

menimbulkan masalah lain yang lebih serius

c. Growth (berkembangnya isu): kemungkinan masalah tersebut

berkembangan Semakin memburuk jika tidak ditanggulangi

d. Potency (Sumber daya untuk mengatasi masalah)

Metode USGP adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas

dengan menetukan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan dengan

skala/skoring 1 sampai dengan 5. Berdasarkan skala Likert untuk

penilaiannya; nilai 1 (sangat kecil), 2 (kecil), 3 (sedang), 4 (besar) dan 5

(sangat besar). Semakin besar tingkat urgensi atau perkembangan dan

tingkat keseriusan maka nilainya semakin tinggi. Setelah dilakukan

pertimbangan dengan komprehensif melalui skoring USGP, hasil USGP

disajikan dalam tabel berikut :


32

Tabel 3.2 Penetapan prioritas Masalah


Urgensi Seriousness Growth Potency
No. Program Hasil Rank
(U) (S) (G) (P)

Prevalensi usia
produktif 15-59 tahun
1. yang di skrining
4 4 3 3 14 I
Kesehatan

Persentase bayi usia


2. 6 bulan mendapat 3 3 1 2 9 III
ASI Eksklusif

Persentase Angka
3. 3 2 2 3 10 II
Bebas Jentik (ABJ)

Dari data diatas, prioritas masalah dengan hasil skoring terbanyak

adalah Prevalensi usia produktif 15-59 tahun yang di skrining kesehatan dengan

jumlah skoring Urgensi, Serioussly, Growth, Potency bernilai 14. Prioritas

masalah yang kedua adalah Persentase Angka Bebas Jentik (ABJ) dengan

jumlah skoring Urgensi, Serioussly, Growth, Potency bernilai 10. Dan

prioritas masalah yang terakhir adalah Persentase bayi usia 6 bulan

mendapat ASI Eksklusif dengan jumlah skoring Urgensi, Serioussly,

Growth, Potency bernilai 9.

3.3 Pengambilan Data

Berdasarkan analisis dari prioritas masalah yang didapatkan di

Puskesmas Sukaraja dengan cara USGP diatas, maka prioritas masalah yang

ditemukan ialah Prevalensi usia produktif 15-59 tahun yang di skrining

Kesehatan.

Hasil pengumpulan data yang dilakukan terhadap salah satu program

utama puskesmas, yaitu Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak

Menular (P2PTM) termasuk di dalamnya Pencegahan dan Penanggulangan

Penyakit Tidak Menular, berikut hasil data jumlah skrining Penyakit Tidak
33

Menular Bulan Januari – Juni tahun 2022 di Puskesmas Rawat Inap

Sukaraja

Tabel 3.3 Data Jumlah Skrining Penyakit Tidak Menular Berdasarkan Kelurahan Bulan Januari –
Juni tahun 2022 di Puskesmas Rawat Inap Sukaraja

BULAN
NO. KELURAHAN JUMLAH
JAN FEB MAR APR MEI JUN

1. Sukaraja 792 754 865 951 356 1007 4725

2. Bumiwaras 1215 1185 1087 1092 458 1256 6293

3. Bumiraya 32 32 80 103 49 89 385

4. Garuntang 36 36 96 123 98 120 509

5. Kangkung 418 483 536 560 113 621 2731

JUMLAH 2493 2454 2664 2829 1074 3093

Berdasarkan tabel diatas, maka didapatkan data jumlah skrining PTM

Berdasarkan Kelurahan Bulan Januari – Juni tahun 2022 di Puskesmas

Rawat Inap Sukaraja sebagai berikut:

1. Kelurahan terbanyak yang melakukan skrining PTM sejak Januari – Juni

tahun 2022 ialah kelurahan Bumiwaras

2. Kelurahan tersedikit yang melakukan skrining PTM sejak Januari – Juni

2022 ialah kelurahan Bumiraya


34

Tabel 3.4 Data Jumlah Skrining Kesehatan 15 – 59 Tahun Diseluruh Kelurahan Berdasarkan Kategori
usia pada Bulan Januari – Juni tahun 2022 di Puskesmas Rawat Inap Sukaraja

BULAN
NO USIA JUMLAH
JAN FEB MAR APR MEI JUN

1. 48-59 391 388 384 387 490 568 2608

2. 37-47 518 601 600 583 260 793 3355

3. 26-36 559 766 768 697 130 1026 3946

4. 15-25 189 154 167 188 65 373 1136

JUMLAH 1657 1909 1919 1885 945 2760

Berdasarkan tabel diatas, maka didapatkan data jumlah skrining PTM

diseluruh kelurahan berdasarkan rentang usia pada bulan Januari – Juni

tahun 2022 di Puskesmas Rawat Inap Sukaraja sebagai berikut:

1. Rentang usia terbanyak yang melakukan skrining PTM ialah usia 26 – 36

tahun atau kelahiran tahun 1986 – 1996.

2. Rentang usia tersedikit yang melakukan skrining PTM ialah usia 15 – 25

tahun atau kelahiran tahun 1997 – 2007.


BAB IV

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

4.1 Analisis Masalah

4.1.1 Faktor Penyebab Masalah

Faktor penyebab masalah dapat diketahui dengan cara membuat

Fishbone yang dibuat dengan menggunakan pendekatan analisis yang

bertujuan untuk mengidentifikasi factor penyebab masalah pada

wilayah kerja Puskesmas Sukaraja.

Fishbone yang telah dipikirkan untuk masalah dapat dilihat pada

gambar berikut ini:

35
34
35

4.1.2 Identifikasi Pemecahan Masalah

Berdasarkan pengamatan dan pengumpulan data dari analisis

prioritas penyebab masalah tersebut maka alternatif pemecahan

masalah yang dapat dilakukan yaitu:

Tabel 4.1 Identifikasi Pemecahan masalah dari faktor Input

No Masalah Solusi dan kegiatan


1 Man
 Jumlah Kader PTM  Penambahan jumlah kader minimal 5 kader PTM
sangat kurang yang disetiap Kelurahan untuk menjadi kader aktif serta
idealnya 1 desa melakukan Refreshing dan pemaksimalan kader lama
terdapat 5 Kader PTM
namun baru terdapat 2
Kader yang bertugas
untuk 2 POSBINDU
 Sasaran target  Membuat register (google form) per kepala keluarga
masyarakat dengan dengan rentang usia produktif dan mencantumkan
rentang usia 15-59 informasi tentang PTM
tahun cukup besar
yang harus di Skrining
PTM.
2 Money
 Masyarakat takut  Menginformasikan pada masyarakat khususnya
mengeluarkan biaya pada kader bahwa pemeriksaan PTM gratis
pada saat pemeriksaan

3 Method
 Penyebaran informasi  Melakukan pengarahan kepada masyarakat untuk
tentang Posbindu turut serta menyebarkan informasi posbindu
yang masih kurang secara rutin
 Sistem 5 meja belum  Penambahan jumlah kader dan melakukan
berjalan sesuai pembinaan kepada kader mengenai sistem 5 meja
36

4 Material
 Masih kurangnya  Bekerjasama dengan bagian Promosi Kesehatan
promosi dan informasi Puskesmas untuk melakukan Promosi kegiatan PTM
mengenai posbindu  Melakukan penyuluhan melalui berbagai media lain
 Masih kurangnya seperti leaflet, Banner, PPT, Video singkat terkait
media penyuluhan, PTM
selama ini penyuluhan
hanya mengandalkan
lisan

Tabel 4.2 Identifikasi Penyebab Masalah Dari Faktor Lingkungan

NO MASALAH SOLUSI DAN KEGIATAN


Lingkungan
 Saat kegiatan posbindu  Melakukan home visit untuk
berjalan, banyak skrining masyarakat yang tidak bisa
masyarakat yang datang ke posbindu PTM
sekolah atau bekerja  Bekerjasama dengan Kader
sehingga tidak dapat setempat untuk melakukan
mengikuti kegiatan himbauan kepada masyarakat
4
posbindu PTM setempat 1 Hari sebelum kegiatan
 Kurangnya pengetahuan posbindu PTM dilakukan
masyarakat usia 15-59  Melakukan penyuluhan
tahun untuk melakukan terhadap masyarakat usia 15-59
skrining faktor risiko tahun tentang pentingnya
PTM di posbindu melakukan skrining PTM

4.2 Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah

Dalam menentukan alternative masalah yang menjadi prioritas,

menggunakan metode CARL (Capability, Accesibility, Readness, Leverage)

dengan memberikan skor pada tiap alternatif penyelesaian masalah dari 1-5

dimana 1 berarti kecil dan 5 berarti besar atau di prioritaskan. Ada 4

komponen penilaian dalam metode CARL yaitu:

• Capability, ketersediaan sumber daya dana dan sarana

• Accesibility, kemudahan untuk dilakukan


37

• Readness, kesiapan untuk melaksanakan program tersebut

• Leverage, seberapa besar pengaruh dengan yang lain.

Tabel 4.3 Prioritas Alternatif penyelesaian masalah

No. Alternatif penyelesaian masalah C A R L Total Ranking

 Penambahan jumlah kader minimal 1 5 5 5 125 V


5 kader PTM disetiap Kelurahan
untuk menjadi kader aktif serta
melakukan Refreshing dan
1. pemaksimalan kader lama
 Penambahan jumlah kader dan
melakukan pembinaan kepada kader
mengenai sistem 5 meja

2. Membuat register (google form) per 2 2 3 5 60 X


kepala keluarga dengan rentang usia
produktif dan mencantumkan informasi
tentang PTM

3.  Penyuluhan untuk meningkatkan 3 5 5 5 375 I


kesadaran masyarakat terhadap
skrining Kesehatan usia produktif di
usia 15-59 tahun
 Melakukan penyuluhan melalui
berbagai media lain seperti leaflet,
Banner, PPT, Video singkat terkait
PTM
 Melakukan survey/ wawancara
mengenai pengetahuan masyarakat
tentang posbindu PTM
4. Melakukan pengarahan kepada 2 5 5 3 150 IV
masyarakat untuk turut serta
menyebarkan informasi posbindu secara
rutin

5. Bekerjasama dengan bagian Promosi 1 5 5 4 100 VII


Kesehatan Puskesmas untuk melakukan
Promosi kegiatan PTM

 Membuat jadwal tetap bulanan 4 5 3 3 300 II


secara rutin untuk kegiatan inovasi
gesit mobile
 Melakukan penyebaran informasi
6. dan promosi berupa leaflet, banner,
maupun pesan broadcast melalui
kader, mitra puskeskel, mitra pustu
terkait adanya kegiatan inovasi gesit
mobile
38

7. Melaksanakan program posbindu sesuai 4 5 2 4 160 III


dengan jadwal yang ditetapkan
8. Melakukan home visit untuk skrining 3 3 3 4 108 VI
masyarakat yang tidak bisa datang ke
posbindu PTM
9. Bekerjasama dengan Kader setempat 1 5 4 5 100 VIII
untuk melakukan himbauan kepada
masyarakat setempat 1 Hari sebelum
kegiatan posbindu PTM dilakukan
10. Bekerjasama dengan Kader setempat 3 3 3 3 81 IX
untuk melaksanakan kegiatan rutin
seperti olahraga yang kemudian
masyarakat dapat diajak melakukan
skrining factor risiko PTM

Dari kriteria diatas telah ditetapkan prioritas penyelesaian masalah

adalah:

1. Penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap

pentingnya melakukan skrining Kesehatan usia produktif di usia 15-59

tahun melalui berbagai media lain seperti leaflet, Banner, PPT, Video

singkat terkait PTM dan diukur dengan melakukan wawancara mengenai

pengetahuan masyarakat tentang posbindu PTM sebelum dan sesudah

penyuluhan.
39

Grafik Perbandingan Nilai Sebelum dan Sesudah Penyuluhan


120

100

80

60

40

20

0
Sulastri Marlinah Marsinah Sumijo Nirmala sari

Pre penyuluhan Post penyuluhan

Berdasarkan grafik diatas, maka didapatkan data

peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya

melakukan skrining Kesehatan usia produktif di usia 15-59 tahun

1. Sulastri mengalami peningkatan sebesar 48,5%

2. Marlinah mengalami peningkatan sebesar 48,5%

3. Marsinah mengalami peningkatan yang sama sebesar 54%

4. Sumijo mengalami peningkatan yang sama sebesar 28%

5. Nirmala sari mengalami peningkatan yang sama sebesar 52,5%


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil survey ini, dapat disimpulkan:

1. Diketahui faktor penyebab masyarakat usia produktif 15-59 tahun tidak

melakukan skrining PTM di Puskesmas Rawat Inap Sukaraja

dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya

melakukan skrining kesehatan usia produktif di usia 15-59.

2. Diketahui dari hasil kegiatan penyuluhan untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya melakukan skrining

kesehatan usia produktif di usia 15-59 tahun semuanya mengalami

peningkatan pengetahuan dalam wawancara setelah dan sebelum

penyuluhan. sehingga hasil tersebut dikatakan efektif untuk

meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya melakukan

skrining kesehatan usia produktif di usia 15-59 tahun.

3. Diketahui alternatif pemecahan masalah pada program Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit Tidak Menular di UPT puskesmas rawat inap

Sukaraja periode Januari- Juni 2022, dengan melakukan penyuluhan

untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya

melakukan skrining kesehatan usia produktif di usia 15-59 tahun melalui

berbagai media lain seperti leaflet, Banner, PPT, Video singkat terkait

PTM lalu diukur dengan melakukan wawancara mengenai pengetahuan

masyarakat tentang posbindu PTM sebelum dan sesudah penyuluhan.

40
41

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Universitas Malahayati

Hasil survey ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan

mahasiswa pada program upaya pencegahan dan penanggulangan

penyakit tidak menular.

5.2.2 Bagi Puskesmas Sukaraja

Dalam pelaksanaan program upaya pencegahan dan

penanggulangan penyakit tidak menular, sebaiknya melakukan

evaluasi berkala agar dapat mengidentifikasi kendala yang ada dalam

pelaksanaan posbindu dan mencari solusinya.

Petugas Kesehatan/pihak puskesmas hendaknya memposisikan

kader sebagai mitra kerja dan lebih aktif lagi melakukan kontak baik

dalam bentuk penyegaran informasi maupun peningkatan

keterampilan lain termasuk cara menyelesaikan masalah dan

hambatan yang dijumpai dengan keterbatasan yang ada, karena kader

merupakan ujung tombak di masyrakat dalam penyelesaian masalah

kesehatan

5.2.3 Bagi Masyarakat

Hasil survey ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan

kepada masyarakat mengenai Pencegahan dan Penanggulangan

Penyakit Tidak Menular.


DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 5 tahun 2017. Rencana Aksi


Penaggulangan Penyakit Tidak Menular tahun 2015-2019.
2. Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan:
Kementerian Kesehatan RI; 2013.
3. Kroll M. Challenges to the Surveillance of Non-Communicable Diseases – a
Review of Selected Approaches. J BMC Public Heal. 2015;vol 15(1):1243.
4. Thakur JS, Jeet G, Pal A, Singh S, Singh A, Deepti SS, et al. Profile of risk
factors for non-communicable diseases in Punjab, Northern India: Results of
a state-wide STEPS survey. PLoS One. 2016;11(7):1–16.
5. Kementerian Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun
2015 tentang Penanggulangan Penyakit Tidak Menular. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI; 2015.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017
Tentang rencana Aksi Nasional Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
Tahun 2015-2019.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2015
Tentang Penanggulangan Penyakit Tidak Menular.
8. Efrida Warganegara1, Nida Nabilah Nur. Faktor risiko perilaku penyakit
tidak menular. Majority:5(2); 2016
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017
Tentangrencana Aksi Nasional Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
Tahun 2015-2019.
10. Kemenkes RI. Pedoman Umum Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta.
2014:18-57.
11. Fuadah DZ, Rahayu NF. Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
Penyakit Tidak Menular (PTM) pada Penderita Hipertensi. Jurnal Ners dan
Kebidanan. 2018; 5(1): 21.
12. Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta.
2012: 6-38.
13. Dirjen P2PTM, Buku Pedoman Manajemen PTM 2019.

xlii

Anda mungkin juga menyukai