OLEH :
JUNAIDIN MURY
NIM. 202206020286
OLEH :
JUNAIDIN MURY
NIM. 202206020286
SKRIPSI
Oleh :
JUNAIDIN MURY
NIM. 202206020286
NIM : 202206020286
adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan
sumbernya, belum pernah diajukan pada Universitas Kadiri, dan bukan karya
jiplakan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan
Yang menyatakan,
JUNAIDIN MURY
NIM. 202206020286
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Oleh :
JUNAIDIN MURY
NIM. 202206020286
Oleh
Pembimbing I
Pembimbing II
JUNAIDIN MURY
NIM. 202206020286
Oleh :
Ketua penguji
Penguji 1
Penguji 2
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari semua pihak,
oleh karena itu penulis menyampaikan rasa ucapan terimakasih yang tak terhingga
kepada :
2. Dr. Sri Haryuni, S.Kep Ns, M.Kep. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kadiri.
3. Endang Mei Yunalia, S.Kep., Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan (S.1)
4. Dr. Susmiati, S.Kep., Ners., M.Pd., M.KM selaku pembimbing I yang telah
5. Yeni Lufiana Novita Agnes, S.Kep., Ners., M.Pd., M.Kes., P.h.D selaku
ini.
6. Bapak, ibu dosen karyawan dan staf fakultas ilmu kesehatan Universitas Kadiri
7. Kepala RSUD Timika Kabupaten Mimika Provinsi Papua Tengah yang telah
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun. Akhirnya
penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 8
Perawat merupakan sumber daya manusia di rumah sakit yang menentukan kualitas
mutu dan layanan di sebuah rumah sakit karena perawat memberikan asuhan
keperawatan 24 jam pada pasien. Pelayanan asuhan keperawatan yang berlebih
menimbulkan dampak kelelahan kerja yang dapat memicu timbulnya stres.
Berdasaerkan studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 perawat didapatkan 7
orang (70%) mengalami stress dan hasil wawancara diketahui bahwa 85,7%
perawat merasakan kekelahan akibat kerja. Hal ini menunjukkan bahwa
kemungkinan faktor yang berhubungan dengan stres pada perawat adalah kelelahan
kerja. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan kelelahan kerja dengan stres
perawat. Desain penelitian ini menggunakan analitik korelasional dengan
pendekatan crossectional. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian perawat
berjumlah 36 orang yang didapatkan dengan teknik total populasi. Analisa data
menggunakan uji spearman rank dengan taraf signifikansi (α) 0,05. Didapatkan ada
hubungan antara kelelahan kerja denga stres perawat di di RSUD Timika
Kabupaten Mimika Provinsi Papua Tengah (p value=0,000 <0,05 ; r=0,632).
Diharapkan responden dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja dan mengelola
pekerjaan dengan manajemen diri yang tepat untuk mengurangi kelelahan yang
berdampak pada stres.
Nurses are human resources in hospitals who determine the quality and service in a
hospital because nurses provide 24-hour nursing care to patients. Excessive nursing
care services cause work fatigue which can trigger stress. Based on a preliminary
study conducted on 10 nurses, it was found that 7 people (70%) experienced stress
and the results of interviews showed that 85.7% of nurses felt tired due to work.
This shows that a possible factor related to stress in nurses is work fatigue. The aim
of the research is to determine the relationship between work fatigue and nurse
stress. This research design uses correlational analytics with a cross-sectional
approach. The sample in this study was 36 nurses who were obtained using the total
population technique. Data analysis used the Spearman rank test with a significance
level (α) of 0.05. It was found that there was a relationship between work fatigue
and nurse stress at Timika Hospital, Mimika Regency, Central Papua Province (p
value=0.000 <0.05; r=0.632). It is hoped that respondents can adapt to the work
environment and manage work with appropriate self-management to reduce fatigue
which has an impact on stress.
Keywords: work fatigue, stress, nurses
BAB 1
PENDAHULUAN
perawat berada di urutan paling atas pada empat puluh pertama kasus stres pada
pekerja (Fuada et al, 2017). Stres merupakan reaksi tubuh dan psikis terhadap
negatif terhadap unit kerja atau perusahaan tempat bekerja (Saam & Wahyuni,
2014).
Stres kerja adalah stres yang timbul dari tuntutan kerja yang melebihi
macam reaksi, berupa reaksi fisiologis, psikologis dan perilaku (Marchelia, 2014).
Penelitian di Iran memperlihatkan 75% perawat mengalami stres sedang dan tinggi
(Asefzadeh et al, 2017). Hasil survei dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(PPNI) pada tahun 2017 didapatkan sebanyak 50.9% perawat Indonesia yang
masa kerja dan juga shift kerja terutama shift malam yang dapat menyebabkan
kejenuhan, konflik dengan rekan kerja, usia, jenis kelamin dan status pernikahan.
Karakteristik lingkungan meliputi kebisingan dan polusi (Desima, 2013). Hasil
yang signifikan dan tertinggi terhadap terjadinya stres kerja. (Undap et al, 2016).
permasalahan kerja yang fatal dan mengakibatkan kecelakaan kerja (Kurniawati &
Sholikah, 2012).
negara sebesar 8% penyakit yang ditimbulkan akibat kerja adalah depresi. Hasil
penelitian Labour Force Survey menemukan adanya 440.000 kasus stres akibat
kerja di Inggris dengan angka kejadian sebanyak 1.380 kasus per 100.000 pekerja
yang mengalami stres akibat kerja. Sebesar 35% stres akibat kerja berakibat fatal
dan diperkirakan hari kerja yang hilang sebesar 43%. Survei statistik kesehatan
dinyatakan bahwa pekerja laki-laki kehilangan kira-kira 50,8 hari kerja dan pekerja
wanita kehilangan kira-kira 58,5 hari kerja akibat dari stres kerja (WHO, 2021).
orang (70%) mengalami stres. Dari 7 orang yang mengalami stres 4 orang (57,1%)
dengan kategori stres ringan dan 3 (42,8%) mengalami stres dengan kategori
kekelahan akibat kerja. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan faktor yang
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan stres kerja pada perawat, seperti
hasil penelitian penelitian di ruang rawat inap rumah sakit Jiwa Provinsi Sulawesi
Tenggara hasilnya menunjukkan penyebab stres kerja yaitu beban kerja dan shift
kerja (Sari et al, 2017). Beban kerja yang terlalu berat menyebabkan kelelahan
menyebutkan bahwa beban kerja fisik, beban kerja mental, peran individu dalam
organisasi dan pengembangan karir dapat menyebabkan stres kerja pada perawat
antara shift kerja, kelelahan kerja, jenis kelamin, dan status pernikahan dengan stres
kerja pada perawat RSUD Asy-Syifa Sumbawa Barat (Rhamdani & Wartono,
2019).
stres kerja ialah dapat mengganggu interaksi sosialnya, suatu kondisi yang muncul
terjadi dalam rumah sakit, baik itu dengan rekan kerja, dokter maupun pasien.
apabila seseorang mengalami stres, maka akan terjadi gangguan baik itu pada
faktor yang dapat menyebabkan stres pada perawat berkaitan dengan pekerjaan
yang dijalani, sehingga hal ini perlu untuk ditindaklanjuti dengan manajemen yang
ada. Oleh karena itu peneliti tertarik melaksanakan penelitian yang dengan judul
Apakah ada hubungan kelelahan kerja dengan stres pada perawat di RSUD
terkait dengan hubungan lama kerja dengan stres yang dialami oleh perawat rawat
1. Bagi Perawat
memodifikasi dan manajemen kerja yang baik untuk menurunkan stres kerja.
2. Bagi Kepala Ruangan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil kebijakan
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan literasi pengembangan ilmu
.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stres
2.1.1 Pengertian
Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh
eksternal yang mengenai seseorang misalnya objek dalam lingkungan atau sesuatu
stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga bisa diartikan sebagai
tekanan, ketegangan, gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar
dihadapi oleh mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang pada suatu saat
dapat mempengaruhi keadaan fisik manusia tersebut. Stres dapat dipandang dalam
dua acara, sebagaiu stres baik dan stres buruk (distres). Stres yang baik disebut stres
positif sedangkan stres yang buruk disebut stres negatif. stres adalah reaksi/respon
2014).
keluhan, jenis penyakit, karakter, budaya, latar belakang pendidikan dan sosial
Menurut Jenita DT Donsu (2017) secara umum stres dibagi menjadi dua
yaitu :
1. Stres akut
Stres yang dikenal juga dengan flight or flight response. Stres akut adalah
stres akut yang segera dan intensif di beberapa keadaan dapat menimbulkan
gemetaran.
2. Stres kronis
Stres kronis adalah stres yang lebih sulit dipisahkan atau diatasi, dan
Menurut Priyoto (2014) menurut gejalanya stres dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Stres Ringan
Stres ringan adalah stressor yang dihadapi setiap orang secara teratur,
seperti banyak tidur, kemacetan lalu lintas, kritikan dari atasan. Situasi stres
ringan berlangsung beberapa menit atau jam saja. Ciri-ciri stres ringan yaitu
ringan berguna karena dapat memacu seseorang untuk berpikir dan berusaha
2. Stres Sedang
Stres sedang berlangsung lebih lama daripada stress ringan. Penyebab stres
sedang yaitu situasi yang tidak terselesaikan dengan rekan, anak yang sakit,
atau ketidakhadiran yang lama dari anggota keluarga. Ciri-ciri stres sedang
yaitu sakit perut, mules, otot-otot terasa tengang, perasaan tegang, gangguan
3. Stres Berat
Stres berat adalah situasi yang lama dirasakan oleh seseorang dapat
psikologis sosial pada usia lanjut. Ciri-ciri stres berat yaitu sulit beraktivitas,
adalah :
1. Faktor Pekerjaan
Faktor pekerjaan merupakan faktor yang meliputi lingkungan dan faktordari
pekerjaan itu sendiri. Menurut ILO (2016), lingkungan fisik, konflik peran,
variasi beban kerja, tanggung jawab terhadap orang lain, kemampuan yang
1) Hubungan Interpersonal
2) Pengawasan Atasan
menjadi salah satu penyebab dan memicu terjadinya stres kerja bagi
3) Faktor Individual
antara lain :
a. Umur
Umur adalah lama hidup individu yang terhitung mulai saat
2015).
b. Jenis Kelamin
c. Status Pernikahan
(Indriyani, 2009).
d. Lama Kerja
Pekerja yang memiliki masa kerja lebih lama biasanya memiliki
pekerja dengan masa kerja yang lebih sedikit. Masa kerja yang
e. Kepribadian Tipe A
Stres kerja lebih banyak berdampak negatif pada diri karyawan maupun
gairah kerja, kecemasan tinggi, frustasi dan sebagainya (Waluyo, 2015). Waluyo
1. Gejala Psikologis
2. Gejala Fisiologis
gangguan pada kulit, sakit kepala, berkeringat, sakit pada punggung bagian
bawah, ketegangan otot, rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk resiko tinggi
3. Gejala Perilaku
DASS-42 adalah 42 butir skala self report yang dibuat untuk mengukur
adanya emosi negatif depresi, cemas dan stres pada psikologis seseorang. Nilai
prinsip dari DASS pada seting klinis adalah untuk menjelaskan adanya gangguan
emosi yang merupakan bagian dari asesmen klinis yang lebih luas yang sering
dilakukan oleh psikiater atau psikolog klinis. DASS ini bertujuan untuk mengukur
derajat keparahan gejala dari adanya depresi, cemas dan stres yang terjadi yang
dialami seseorang. Tingkatan stres ini bisa diukur dengan banyak skala. DASS
adalah kuesioner 42 item yang mencakup tiga laporan diri skala dirancang untuk
mengukur keadaan emosional negatif dari depresi, kecemasan dan stres. Masing-
masing tiga skala berisi 14 item, dibagi menjadi sub-skala dari 2-5 item dengan
penilaian setara konten. Skala Depresi menilai dysphoria, putus asa, devaluasi
inersia. Skala Kecemasan menilai gairah otonom, efek otot rangka, kecemasan
yang sensitif terhadap tingkat kronis non-spesifik gairah. Ini menilai kesulitan
santai, gairah saraf, dan yang mudah marah/gelisah, mudah tersinggung / over-
reaktif dan tidak sabar. Responden yang diminta untuk menggunakan 4-point
Tingkatan stres pada instrumen ini berupa normal, ringan, sedang, berat,
sangat berat. Properties of The Depression Axiety Stres Scale 42(DASS 42) terdiri
1. Skala depresi terdapat pada pernyataan nomor 3, 5, 10, 13, 16, 17, 21, 24, 26,
2. Skala Anxiety terdapat pada pernyataan nomor 2, 4, 7, 9, 15, 19, 20, 23, 25,
3. Skala Stres terdapat pada pernyataan nomor 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29,
1. Normal : 0-14
2.2 Hubungan kelelahan kerja dengan stres pada perawat di rumah sakit
terus menerus selama 24 jam kepada pasien setiap hari (Abdullah, 2016).
kompleks di rumah sakit yang memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan
pasien di rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan yang cukup dominan dan
dalam menghadapi berbagai hal yang dapat memicu timbulnya stres kerja. Salah
satu hambatan kerja perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan adalah stres
kerja (Budiyanto et al, 2019). Beberapa faktor yang dapat menyebabkan stres kerja
pada perawat, seperti hasil penelitian penelitian di ruang rawat inap rumah sakit
Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara hasilnya menunjukkan penyebab stres kerja yaitu
beban kerja dan shift kerja (Sari et al, 2017). Selanjutnya penelitian yang selaras
menyebutkan bahwa beban kerja fisik, beban kerja mental, peran individu dalam
organisasi dan pengembangan karir dapat menyebabkan stres kerja pada perawat
(Fuada, Wahyuni, dan Kurniawan 2017). Studi yang dilakukan di RSUD dr. H.
dengan stres kerja pada perawat yaitu beban kerja, budaya kerja dan lama kerja
kerja menurun sehingga akan memberikan dampak negatif terhadap unit kerja atau
perusahaan tempat bekerja (Saam & Wahyuni, 2014). Stres kerja perawat adalah
suatu kondisi dari hasil penghayatan subjektif individu yang dapat berupa interaksi
antara individu dan lingkungan kerja yang dapat mengancam dan memberi tekanan
secara psikologis, fisiologis dan perilaku perawat (Wijono, 2014). Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Tri Handayani dkk (2020) disebutkan bahwa petugas
hingga berat karena berbagai tekanan yang meningkat dan harus mereka hadapi
sosial. Bagi individu, stres berdampak negatif terhadap kesehatan fisik dan mental
pekerja, penurunan kinerja, kurangnya pengembangan karir, dan kehilangan
pekerjaan. Pada kasus berat, stres kerja dapat menyebabkan gangguan depresi.
stres kerja ialah dapat mengganggu interaksi sosialnya, suatu kondisi yang muncul
terjadi dalam rumah sakit, baik itu dengan rekan kerja, dokter maupun pasien.
apabila seseorang mengalami stres, maka akan terjadi gangguan baik itu pada
Keterangan :
= diteliti
= tidak diteliti
Berdasarkan gambar 3.1 menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi
stres kerja perawat ada 3 hal utama yaitu faktor individu, faktor diluar pekerjaan
dan faktor pekerjaan. Faktor pekerjaan meliputi ; lingkungan fisik, konflik peran,
kesempatan kerja dan beban kerja dapat memicu timbulnya kelelahan kerja yang
berdampak pada stress perawat. Stres pada perawat dapat berdampak munculnya
tersinggung, perasaan frustasi, rasa marah, dan dendam (kebencian), sensitive dan
gelaja fisiologis yang muncul seperti : peningkatan denyut jantung, tekanan darah,
memberi ide yang kreatif dan inovatif, meningkatnya penggunaan minuman keras
dan obat-obatan, perilaku sabotase dalam pekerjaan, gangguan tidur, dsb. Dampak
H1 : Ada hubungan kelelahan kerja dengan stres pada perawat di RSUD Timika
H0 : Tidak ada hubungan kelelahan kerja dengan stres pada perawat di RSUD
METODE PENELITIAN
data termasuk jenis penelitian cross sectional, berdasarkan cara pengumpulan data
termasuk jenis penelitian survey, berdasarkan ada atau tidak ada perlakuan
4.2.1 Populasi
orang.
4.2.2 Sampel
orang.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan (x) dan
ukur perasaan kelelahan kerja dengan kategori penilaian tidak Lelah jika < 52%,
lelah kurang 52-76%, dan lelah >76 % lelah. Sedangkan instrumen yang digunakan
untuk mengukur stress kerja perawat menggunakan kuesioner DASS 42. Dengan
- Skala depresi : 3, 5, 10, 13, 16, 17, 21, 24, 26, 31,34, 37, 38, 42.
- Skala kecemasan : 2, 4, 7, 9, 15, 19, 20, 23, 25, 28, 30,36, 40, 41.
- Skala stress : 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39.
Dengan indikasi penilaian tingkat stress: 0-14 kategori normal, 15-18 ringan, 19-
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember tahun 2023 di RSUD
responden.
a. Editing
b. Coding
1. Data Umum
1) Jenis kelamin
a) Laki-laki Kode : 1
b) Perempuan Kode : 2
2) Usia
3) Pendidikan
a) SPK Kode : 1
b) D3 Kode : 2
c) S1 Kode : 3
4) Lama Kerja
2. Data Khusus
1) Kelelahan kerja
c) Lelah Kode : 3
2) Stres perawat
b) Ringan Kode : 2
c) Sedang Kode : 3
d) Berat Kode : 4
data umum jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan dan lama kerja. Sedangkan
Untuk menganalisis hubungan lama kerja (x) dengan stres perawat (y)
c. Sampel bebas
Sehingga analisis yang digunakan adalah uji Spearman Rank dengan taraf
signifikansi (α) 0,05. Dengan kesimpulan analisa bila nilai p < 0,05 maka H1 berarti
ada hubungan kelelahan kerja dengan stres perawat di RSUD Timika Kabupaten
Mimika Provinsi Papua Tengah. Dan bila nilai p > 0,05 maka H0 berarti tidak ada
ada hubungan kelelahan kerja dengan stres perawat di RSUD Timika Kabupaten
Mimika Provinsi Papua Tengah. Dan untuk mengukur kekuatan hubungan antara
No Nilai Kriteria
1 0,00-0,19 Hubungan sangat lemah
2 0,20- 0,39 Hubungan lemah
3 0,40-0,59 Hubungan cukup kuat
4 0,60-0,79 Hubungan kuat
5 0,80-0,99 Hubungan sangat kuat
BAB 5
HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Usia f %
<20 tahun 0 0
20-35 tahun 21 58,3
>35 tahun 15 41,7
Jumlah 36 100
Sumber: data penelitian 2024
5.3.1 Hubungan antara kelelahan kerja dengan stres perawat di RSUD Timika
Kabupaten Mimika Provinsi Papua Tengah.
Tabel 5.6 Analisis hubungan antara lama bekerja dengan stress perawat di
bangsal bedah di RSUD Timika Kabupaten Mimika Provinsi
Papua Tengah.
menunjukkan stress perawat dengan kategori sedang. Hasil uji statistik diperoleh
nilai p (ρ-value) = 0,000 sehingga ρ < α= 0,05 yang berarti H0 ditolak dan H1
diterima artinya ada hubungan antara kelelahan kerja dengan stres perawat di
5.4 Pembahasan
mengalami kelelahan kerja dalam kategori lelah. Kelelahan kerja merupakan salah
satu faktor yang memicu timbulnya stres pada perawat. Perawat merupakan ujung
tombak pelayanan kesehatan pada pasien di rumah sakit yang paling dominan dan
beban kerja fisik, beban kerja mental, peran individu dalam organisasi dan
pengembangan karir dapat menyebabkan stres kerja pada perawat (Fuada et al,
kerja, kelelahan kerja, jenis kelamin, dan status pernikahan dengan stres kerja pada
(72,2%) bekerja > 5tahun. Pekerja yang memiliki masa kerja lebih lama biasanya
dengan masa kerja yang lebih sedikit. Masa kerja yang berhubungan dengan stres
kerja berkaitan dalam menimbulkan kejenuhan dalam bekerja. Pekerja yang telah
bekerja lebih dari lima tahun biasanya memiliki tingkat kejenuhan kerja yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pekerja baru. Kejenuhan ini yang kemudian dapat
berdampak pada timbulnya stres di tempat kerja (Munandar, 2013). Hasil penelitian
yang berbeda menyebutkan hubungan antara masa kerja dengan stres kerja pada
perawat di RSUD Cilacap, dimana masa kerja ≤ 10 tahun memiliki risiko stres
sebesar 91,7% (Dewi, 2015). Adanya hubungan antara masa kerja dengan stres
kerja ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Prabowo (2010) dan Pratama
(2014) dengan nilai probabilitas sebesar 0,00. Perawat dengan masa kerja lebih
lama cenderung tidak mengalami stres karena pengalaman kerja yang lebih lama
5.4.2 Stres perawat di RSUD Timika Kabupaten Mimika Provinsi Papua Tengah.
mengalami stress dengan kategori sedang. Stres kerja lebih banyak berdampak
negatif pada diri karyawan maupun perusahaan. Pada diri karyawan, konsekuensi
tersebut dapat berupa menurunnya gairah kerja, kecemasan tinggi, frustasi dan
dalam rentang 20-35 tahun atau usia matang dalam bekerja. Usia seseorang dapat
semakin terampil pula dirinya dalam melakukan pekerjaan (Donsu, 2017). Hal ini
disebabkan karena semakin bertambah usia seseorang maka kemampuan seseorang
akan semakin bertambah atau matang. Individu dengan umur yang lebih tua
mengalami stres yang lebih rendah karena pengalamannya dalam menghadapi stres
sudah lebih baik dibandingkan dengan individu berumur muda. Hasil uji statistik
menunjukkan bahwa perawat dengan umur ≤ 36 tahun memiliki risiko stres sebesar
93,9% (Dewi, 2015). Hal ini berhubungan erat dengan maturitas atau tingkat
dengan pandangan atau pendapat orang lain sehingga ketahanan dirinya terhadap
5.4.3 Hubungan lama bekerja dengan stress perawat di RSUD Timika Kabupaten
Mimika Provinsi Papua Tengah
yang mengalami kelelahan kerja dalam kategori lelah menunjukkan stress perawat
dengan kategori sedang. Hasil uji statistik diperoleh nilai p (ρ-value) = 0,000
sehingga ρ < α= 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara kelelahan
kerja dengan stres perawat di RSUD Timika Kabupaten Mimika Provinsi Papua
Tengah.
macam sumber daya yang dimilikinya. Salah satu sumber daya yang sangat
tetap dan terus menerus selama 24 jam kepada pasien setiap hari (Abdullah,
yang kompleks di rumah sakit yang memegang peranan penting dalam pencapaian
perawat dituntut tugas dan tanggung jawab dalam menghadapi berbagai hal
sehingga menimbulkan kelelahan kerja yang dapat memicu timbulnya stres. Stres
kerja menurun sehingga akan memberikan dampak negatif terhadap unit kerja atau
perusahaan tempat bekerja (Saam & Wahyuni, 2014). Stres kerja perawat adalah
suatu kondisi dari hasil penghayatan subjektif individu yang dapat berupa interaksi
antara individu dan lingkungan kerja yang dapat mengancam dan memberi tekanan
secara psikologis, fisiologis dan perilaku perawat (Wijono, 2014). Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Tri Handayani dkk (2020) disebutkan bahwa petugas
kesehatan beresiko tinggi mengalami masalah kejiwaan berupa stress ringan hingga
berat karena berbagai tekanan yang meningkat dan harus mereka hadapi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan stres kerja pada perawat, seperti
hasil penelitian penelitian di ruang rawat inap rumah sakit Jiwa Provinsi Sulawesi
Tenggara hasilnya menunjukkan penyebab stres kerja yaitu kelelahan kerja yang
disebabkan beban kerja dan shift kerja (Sari et al, 2017). Selanjutnya penelitian
yang selaras menyebutkan bahwa beban kerja fisik, beban kerja mental, peran
individu dalam organisasi dan pengembangan karir dapat menyebabkan stres kerja
pada perawat (Fuada, Wahyuni, dan Kurniawan 2017). Studi yang dilakukan di
RSUD dr. H. Abdul Moelek Lampung juga menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
berhubungan dengan stres kerja pada perawat yaitu beban kerja, budaya kerja dan
sosial. Bagi individu, stres berdampak negatif terhadap kesehatan fisik dan mental
pekerjaan. Pada kasus berat, stres kerja dapat menyebabkan gangguan depresi. Bagi
stres kerja ialah dapat mengganggu interaksi sosialnya, suatu kondisi yang muncul
terjadi dalam rumah sakit, baik itu dengan rekan kerja, dokter maupun pasien.
Efektivitas kerja seseorang dapat menjadi terganggu, karena pada umumnya apabila
seseorang mengalami stres, maka akan terjadi gangguan baik itu pada psikologisnya
.
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
lelah.
6.2 Saran
pasien agar beban kerja perawat tidak berlebih dan menimbulkan kelelahan
Asefzadeh S, Kalhor R, Tir M. (2019). Patient Safety Culture and Job Stress Among
Nurses In Mazandaran, Iran. Electron Physician. Vol 9 No.12 p.6010-6016.
doi: 10.19082/6010.
Aprilia, F., Samsir, S., & Pramadewi, A. (2016). Pengaruh Beban Kerja, Stres
Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perawat Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Riau, 4(1), p. 87-100.
Desima R.(2013). Tingkat Stres Kerja Perawat Dengan Perilaku Caring Perawat.
Jurnal keperawatan Vol 4 No.1 p:43-55.
Dewi, Gilang Permata., Maywati, Sri., & Setiyono, Andik. (2015). Kajian Faktor
Risiko Stres Kerja pada Perawat IGD dan ICU RSUD Cilacap tahun 2015.
https://journal.unsil.ac.id/download.php?id=7651
Dodi Pratama, Y., Devi Fitriani, A., & Harahap, J. (2020). Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Stres Kerja pada Perawat ICU di RSUD DR.
R.M. Djoelham Binjai tahun 2020. Journal of Healthcare Technology and
Medicine, 6(2), 1236. https://doi.org/10.33143/jhtm.v6i2.1 176
Fuada, N., Wahyuni, I., & Kurniawan, B. (2017). Faktor – Faktor yang
Berhubungan
dengan Stres Kerja pada Perawat Kamar Bedah di Instalasi Bedah Sentral
RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Vol.5 No.5 p. 256
Gunawan & Waluyo. (2015). Risk Based Behavioral Safety : Membangun
Kebersamaan Untuk Mewujudkan Keunggulan Operasi. Gramedia Pustaka
Utama.
Isnainy, U. C. A. S. et al. (2019). Hubungan Beban Kerja, Budaya Kerja Dan Lama
Kerja Terhadap Stres Kerja Perawat di Ruang Irna III Rumah Sakit Umum
Daerah Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Malahayati Nursing
Journal, 1(1), pp. 1–11. doi: 10.33024/manuju.v1i1.219.
Kasmir. (2019). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik), Cetakan
ke-5. Depok: PT. RajaGrafindo Persada.
Ladia Putri, Meynur Rohmah, Zahrah Maulidia Septimar. (2021). Hubungan Beban
Kerja Dengan Tingkat Stres Perawat. Nusantara Hasana Journal. Volume 1
No. 4 p: 15-19
Marchelia V. (2014). Stres Kerja Ditinjau Dari Shift Kerja Pada Karyawan. Jurnal
Ilmiah Psikologi Terapan Vol 2 no. 1 p:130-43
Mega Amelia Lumingkewas, Josef Tuda, Fima Langi. (2022). Hubungan Antara
Lama Kerja, Beban Kerja Dan Takut Terinfeksi Dengan Stres Kerja. Jurnal
Kesehatan Medika Saintika Vol. 13 No. 1.
https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/medika/article/view/1131
Rhamdani, I., & Wartono, M. (2019). Hubungan antara Shift Kerja, Kelelahan
Kerja dengan Stres Kerja pada Perawat. Jurnal Biomedika dan Kesehatan,
2(3), 104±110. https://doi.org/10.18051/jbiomedkes. 2019.v2.104-110
Rustiani ER, Cahyati WH. (2012). Stres Kerja Dengan Pemilihan Strategi Coping.
Jurnal Kemas Vol.7 No. 2 p :149-155Saam, Z., & Wahyuni, S. (2014).
Psikologi Keperawatan. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Sari, R, S Yusran, dan R Ariansyah. (2017). Faktor Yang Berhubungan Dengan
Stres Kerja Pada Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Sulawesi Tenggara Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat 2(6)
Suryani, N. K., & Maha Yoga, G. A. D. (2018). Konflik dan Stres Kerja dalam
Organisasi. Widya Manajemen, 1(1), 99±113.
https://doi.org/10.32795/widyamanaj emen.v1i1.209
Undap S, Ratag BT, Kawatu PA. (2016). Hubungan Antara Kelelahan Kerja
Dengan Stres Kerja Pada Perawat UGD Dan ICU RSUD Kota Bitung.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Jurnal IKMAS
Vol 1 No.3.
Kepada, Yth ;
Di
TEMPAT
hormat Bapak / Ibu / Saudara berkenaan memberikan informasi yang berkaitan dengan
pelaksanaan penelitian tersebut diatas. Apabila Bapak / Ibu / Saudara terlibat dalam
(informed consent)
Junaidin Mury
(………………………………)
Lampiran 3. SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN
Setelah mendapat keterangan serta mengetahui manfaat dan tujuan penelitian yang
persetujuan ini. Saya percaya apa yang saya informasikan dijamin kerahasiaanya.
(.....................................)
Lampiran 4. INSTRUMEN PENELITIAN
KUESIONER
KUESIONER DASS
Petunjuk Pengisian
Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan
pengalaman Bapak/Ibu/Saudara dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari. Terdapat
empat pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan yaitu:
0 : Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah.
1 : Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang kadang.
2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau lumayan
sering.
3 : Sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.
Contoh
No PERNYATAAN 0 1 2 3
No PERNYATAAN 0 1 2 3
Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah karena hal-hal
1
sepele.
2 Saya merasa bibir saya sering kering
3 Saya sama sekali tidak dapat merasakan perasaan positif.
Saya mengalami kesulitan bernafas (misalnya: seringkali
4 terengah-engah atau tidak dapat bernafas padahal tidak
melakukan aktivitas fisik sebelumnya).
5 Saya sepertinya tidak kuat lagi untuk melakukan suatu kegiatan.
6 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi.
7 Saya merasa goyah (misalnya, kaki terasa mau ’copot’).
8 Saya merasa sulit untuk bersantai.
Saya menemukan diri saya berada dalam situasi yang membuat
9 saya merasa sangat cemas dan saya akan merasa sangat lega jika
semua ini berakhir.
Saya merasa tidak ada hal yang dapat diharapkan di masa
10
depan.
11 Saya menemukan diri saya mudah merasa kesal.
Saya merasa telah menghabiskan banyak energi untuk merasa
12
cemas.
13 Saya merasa sedih dan tertekan.
Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar ketika
14 mengalami penundaan (misalnya: kemacetan lalu lintas,
menunggu sesuatu).
15 Saya merasa lemas seperti mau pingsan.
16 Saya merasa saya kehilangan minat akan segala hal.
Saya merasa bahwa saya tidak berharga sebagai seorang
17
manusia.
18 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung.
Saya berkeringat secara berlebihan (misalnya: tangan
19 berkeringat), padahal temperatur tidak panas atau tidak
melakukan aktivitas fisik sebelumnya.
20 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas.
21 Saya merasa bahwa hidup tidak bermanfaat.
22 Saya merasa sulit untuk beristirahat.
23 Saya mengalami kesulitan dalam menelan.
Saya tidak dapat merasakan kenikmatan dari berbagai hal yang
24
saya lakukan.
Saya menyadari kegiatan jantung, walaupun saya tidak sehabis
25 melakukan aktivitas fisik (misalnya: merasa detak jantung
meningkat atau melemah).
26 Saya merasa putus asa dan sedih.
27 Saya merasa bahwa saya sangat mudah marah.
28 Saya merasa saya hampir panik.
Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuatu membuat saya
29
kesal.
Saya takut bahwa saya akan ‘terhambat’ oleh tugas-tugas sepele
30
yang tidak biasa saya lakukan.
31 Saya tidak merasa antusias dalam hal apapun.
Saya sulit untuk sabar dalam menghadapi gangguan terhadap
32
hal yang sedang saya lakukan.
33 Saya sedang merasa gelisah.
34 Saya merasa bahwa saya tidak berharga.
Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi
35
saya untuk menyelesaikan hal yang sedang saya lakukan.
36 Saya merasa sangat ketakutan.
37 Saya melihat tidak ada harapan untuk masa depan.
38 Saya merasa bahwa hidup tidak berarti.
39 Saya menemukan diri saya mudah gelisah.
Saya merasa khawatir dengan situasi dimana saya mungkin
40
menjadi panik dan mempermalukan diri sendiri.
41 Saya merasa gemetar (misalnya: pada tangan).
Saya merasa sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam
42
melakukan sesuatu.
Harap diperiksa kembali, jangan sampai ada yang terlewatkan. Terima kasih.
Lampiran 5. TABULASI DATA
Jenis Kelamin Usia Pendidikan Lama Bekerja Kelelahan Kerja Stres Kerja Perawat
No
absolut kode absolut kode absolut kode absolut kode absolut kode absolut kode
1 Laki-laki 1 >35 tahun 3 D3 1 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Sedang 3
2 Laki-laki 1 >35 tahun 3 S1 2 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Sedang 3
3 Laki-laki 1 >35 tahun 3 S1 2 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Sedang 3
4 Perempuan 2 20-35 tahun 2 S1 2 < 3 tahun 1 Lelah 3 Stres Sedang 3
5 Perempuan 2 20-35 tahun 2 S1 2 1-3 tahun 2 Lelah Kurang 2 Stres Ringan 3
6 Perempuan 2 20-35 tahun 2 S1 2 3-5 tahun 2 Lelah Kurang 2 Stres Ringan 3
7 Perempuan 2 20-35 tahun 2 S1 2 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Sedang 3
8 Laki-laki 1 20-35 tahun 2 S1 2 > 5 tahun 3 Tidak Lelah 1 Stres Ringan 2
9 Laki-laki 1 20-35 tahun 2 S1 2 3-5 tahun 2 Lelah Kurang 2 Stres Ringan 3
10 Perempuan 2 20-35 tahun 2 S1 2 3-5 tahun 2 Lelah Kurang 2 Stres Sedang 3
11 Perempuan 2 20-35 tahun 2 S1 2 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Sedang 3
12 Perempuan 2 20-35 tahun 2 S1 2 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Sedang 3
13 Perempuan 2 >35 tahun 3 D3 1 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Ringan 3
14 Laki-laki 1 >35 tahun 3 D3 1 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Sedang 3
15 Laki-laki 1 >35 tahun 3 D3 1 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Sedang 3
16 Perempuan 2 20-35 tahun 2 D3 1 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Sedang 3
17 Perempuan 2 20-35 tahun 2 D3 1 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Sedang 3
18 Perempuan 2 20-35 tahun 2 D3 1 3-5 tahun 2 Lelah Kurang 2 Stres Ringan 2
19 Perempuan 2 >35 tahun 3 S1 2 3-5 tahun 2 Lelah Kurang 2 Stres Ringan 2
20 Perempuan 2 >35 tahun 3 S1 2 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Sedang 3
21 Perempuan 2 20-35 tahun 2 S1 2 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Sedang 3
22 Perempuan 2 20-35 tahun 2 D3 1 3-5 tahun 2 Lelah Kurang 2 Stres Ringan 2
23 Laki-laki 1 >35 tahun 3 D3 1 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Sedang 3
24 Perempuan 2 20-35 tahun 2 S1 2 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Ringan 3
25 Perempuan 2 20-35 tahun 2 D3 1 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Ringan 3
26 Perempuan 2 >35 tahun 3 D3 1 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Sedang 3
27 Perempuan 2 >35 tahun 3 D3 1 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Sedang 3
28 Perempuan 2 20-35 tahun 2 D3 1 3-5 tahun 2 Lelah Kurang 2 Stres Ringan 2
29 Laki-laki 1 20-35 tahun 2 D3 1 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Ringan 2
30 Laki-laki 1 >35 tahun 3 D3 1 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Berat 4
31 Perempuan 2 >35 tahun 3 D3 1 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Sedang 3
32 Perempuan 2 20-35 tahun 2 D3 1 3-5 tahun 2 Lelah Kurang 2 Stres Ringan 2
33 Laki-laki 1 >35 tahun 3 D3 1 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Sedang 3
34 Laki-laki 1 20-35 tahun 2 S1 2 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Sedang 3
35 Perempuan 2 20-35 tahun 2 D3 1 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Sedang 3
36 Perempuan 2 >35 tahun 3 D3 1 > 5 tahun 3 Lelah 3 Stres Sedang 3
Lampiran 6. UJI STATISTIK
Frequency Table
Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-Laki 12 33.3 33.3 33.3
Perempuan 24 66.7 66.7 100.0
Total 36 100.0 100.0
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-35 tahun 21 58.3 58.3 58.3
>35 tahun 15 41.7 41.7 100.0
Total 36 100.0 100.0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid D3 20 55.6 55.6 55.6
S1 16 44.4 44.4 100.0
Total 36 100.0 100.0
Lama_Bekerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <3 tahun 1 2.8 2.8 2.8
3-5 tahun 9 25.0 25.0 27.8
>5 tahun 26 72.2 72.2 100.0
Total 36 100.0 100.0
Kelelahan_Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Lelah 1 2.8 2.8 2.8
Lelah Kurang 9 25.0 25.0 27.8
Lelah 26 72.2 72.2 100.0
Total 36 100.0 100.0
Stres_Perawat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Stres Ringan 7 19.4 19.4 19.4
Stres Sedang 28 77.8 77.8 97.2
Stres Berat 1 2.8 2.8 100.0
Total 36 100.0 100.0
Crosstabs
Nonparametric Correlations
Correlations
Kelelahan_Kerja Stres_Perawat
Spearman's rho Kelelahan_ Correlation Coefficient 1.000 .632**
Kerja Sig. (2-tailed) . .000
N 36 36
Stres_ Correlation Coefficient .632** 1.000
Perawat Sig. (2-tailed) .000 .
N 36 36
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 7. LEMBAR KONSULTASI
TANDA
NO TANGGAL REKOMENDASI
TANGAN
HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN STRES PERAWAT DI RSUD
TIMIKA KABUPATEN MIMIKA PROVINSI PAPUA TENGAH
TANDA
NO TANGGAL REKOMENDASI
TANGAN