PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh:
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
Pembimbing
Mengetahui :
Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Kesehatan
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh:
Telah Diuji
Pada Tanggal 9 Desember 2023
Mengetahui :
Fakultas Kesehatan
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Nim : 10220060
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pemikiran saya
sendiri
Apabila suatu saat nanti dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat
Proposal Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, dorongan dan motivasi
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada:
Kediri.
Bhakti Wiyata Kediri yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
menyelesaikan Skripsi.
4. Ibu Yanuar Eka Pujiastutik, S.Kep., Ns.,M.Kes selaku Ketua Progam Studi
memberikan motivasi, kritik dan saran serta ilmu kepada saya sehingga
vi
penyusunan skripsi dapat terselesaikan dengan baik.
6. Bapak Yohanes Andy Rias M.Kep.,NS.,Ph.D selaku Dosen Penguji 1, Ibu Ika
Dewi, S.Kep.Ns,M.Kep selaku Dosen Penguji III sebagai penguji skrispi saya.
8. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Pogram Studi S1 Keperawatan Institut Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri yang telah memberikan ilmu yang berharga
9. Kedua Orang Tua tercinta ayah dan ibu yang selalu mendoakan dan dukungan
yang secara moral maupun materi sehingga bisa menjalankan studi dengan
lancer.
Sovia Fatmasari dan Nafithatun Nisa yang dari awal bersamaterimakasih atas
semangat, kisah yang berakhir dengan sengan maupun susah dalam 8 semester
ini, sehingga kita dapat menjalani tugas akhir ini secara Bersama.
11. Semua pihak yang berkontribusi dan membantu dalam menyelesaikan dan
12. Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberikan
oleh karena itu, saya membutuhkan kritik serta saran yang membangun supaya
skripsi ini dapat diperbaiki dengan sebaik-baiknya di masa yang akan datang.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan, semoga skripsi ini dapat diterima
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................
C. Tujuan..........................................................................................
D. Manfaat........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Persepsi Bencana..........................................................................
1. Pengertian Persepsi Bencana..................................................
2. Dimensi Persepsi Risiko Bencana..........................................
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Persepsi Risiko Bencana..
B. Bencana........................................................................................
1. Definisi Bencana....................................................................
2. Klasifikasi Bencana................................................................
3. Gawat Darurat........................................................................
C. Kesiapsiagaan Bencana................................................................
1. Kesiapsiagaan Bencana..........................................................
2. Parameter Kesiapsiagaan Bencana.........................................
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kesiapsiagaan Bencana...
4. Indikator Penilaian Kesiapsiagaan.........................................
5. Sarana Tanggap Darurat.........................................................
6. Upaya Penyelamatan Diri Saat Bencana................................
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep.........................................................................
B. Penjelasan Kerangka Konsep.......................................................
C. Hipotesis Penelitian......................................................................
viii
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian..........................................................................
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling................................................
D. Variabel Penelitian................................................................................
E. Definisi Operasional..............................................................................
F. Bahan /Instrumen Penelitian.................................................................
G. Prosedur Pengumpulan Data.................................................................
H. Pengolahan dan Analisis Data...............................................................
I. Analisis Data.........................................................................................
J. Validitas dan Reabilitas.........................................................................
K. Kerangka Kerja............................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel IV. 1 Definisi Operasional.......................................................................
Tabel IV. 2 Penilaian Tingkat Persepsi..............................................................
Tabel IV. 3 Penilaian Tingkat Perilaku..............................................................
Tabel IV. 2 Nilai Cronbach’s Alpha..................................................................
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar III. 1 Kerangka Konsep.......................................................................
Gambar IV. 1 Kerangka Kerja..........................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 2 Kuesioner.......................................................................................
xii
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, ISTILAH
xiii
Istilah
Cross sectional : penelitian untuk mempelajari suatu dinamika korelasi
antara faktor-faktor resiko dengan efek, dan dengan suatu
pendekatan, observasi ataupun dengan teknik
pengumpulan data pada suatu waktu tertentu.
Purposive Sampling : teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Nominal : skala pengukuran yang paling sederhana. Data ditetapkan
atas dasar proses penggolongan, data bersifat
membedakan
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesiapsiagaan bencana merupakan tindakan yang memungkinkan
pemerintah, organisasi, masyarakat, dan individu untuk merespon dengan
cepat dan efektif terhadap situasi bencana. Kesiapsiagaan adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terkena bencana yang
menimbulkan kerugian baik korban jiwa, gangguan psikologis, dan kerusakan
harta benda (Pemerintah Republik Indonesia, 2007).
Angka kejadian bencana alam dan kegawatan selalu meningkat setiap
tahunnya diseluruh dunia. Pada tahun 2020, terjadi total 416 peristiwa
bencana alam di dunia. Wilayah Asia Pasifik berada di urutan tertinggi kedua
jumlah kejadian bencana alam, hal ini salah satunya dikarenakan ukuran dan
biaya yang dirugikan akibat bencana alam. Pada tahun 2018 di Amerika,
sebagian besar kematian akibat bencana alam disebabkan oleh siklon tropis,
kebakaran hutan, panas dan kekeringan (Jaganmohan, 2021).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, total
1.441 kali bencana alam yang melanda Indonesia sejak 1 Januari-18 Juni
2021. Bencana alam yang terbanyak adalah banjir yakni 599 kejadian. Lalu
puting beliung dengan 398 kejadian. Setelahnya ada tanah longsor dan
kebakaran hutan yang masing-masing sebanyak 293 dan 109 kejadian.
Sementara itu ada 20 bencana gempa bumi telah melanda Indonesia sejak 1
Januari-18 Juni 2021. Provinsi Jawa Tengah menduduki peringkat pertama
wilayah yang mengalami bencana terbanyak di Indonesia dalam kurun waktu
tahun 2013 – 2018 yang disusul oleh Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur
(BNPB, 2022).
Bencana alam yang sering terjadi di Jawa Timur adalah: gempa bumi,
gunung meletus, tsunami, tanah longsor, banjir, banjir bandang, kekeringan,
kebakaran hutan, puting beliung, tsunami/badai dan keausan. Pada tahun
1
2
2019). Situasi penanganan antara keadaan siaga dan keadaan normal memang
sangat berbeda, sehingga perawat harus mampu secara keterampilan dan
teknik dalam menghadapi kondisi seperti ini. Perlunya persiapan baik secara
pengetahuan dan ketrampilan pada mahasiswa keperawatan untuk
menghadapi kondisi bencana sesuai dengan kompetensi yang telah diatur oleh
World Health Organization (WHO) dan The International Council of Nurse
(ICN) pada tahun 2009 (Achora & Kamanyire, 2016).
Setelah dilakukan studi pendahuluan terhadap 10 mahasiswa
Keperawatan di Kota Kediri pada tanggal 10 November 2023 didapatkan
hasil bahwa persepsi mahasiswa terkait kebencanaan baik namun
pengaplikasian kesiapsiagaan bencana masih kurang karena kurang
memahami beberapa fasilitas yang tersedia di lingkungan kampus dan
perlengkapan yang dipersiapkan untuk menghadapi bencana. Selain itu
mahasiswa keperawatan juga belum mengetahui lokasi evakuasi di titik-titik
rawan bencana di Kota Kediri, sehingga kesiapan manajemen bencana
mahasiswa masih kurang.
Hubungan antara persepsi risiko bencana dan kesiapsiagaan bencana
telah banyak dieksplorasi sebelumnya. Penelitian telah menunjukkan bahwa
ketika orang merasakan risiko suatu peristiwa yang tidak dapat diterima,
mereka akan terlibat dalam perilaku yang mereka yakini paling layak dan
akan memberi hasil terbaik untuk meminimalkan risiko (Kurnianto, 2019).
Penelitian Hasan, et al. (2022) didapatkan bahwa kesiapsiagaan bencana pada
mahasiswa jurusan keperawatan negeri dan swasta (p = 0,006). Selain itu
terdapat hubungan antara kesiapsiagaan bencana dengan kemampuan
kemampuan tanggap bencana pada mahasiswa keperawatan. Kemampuan
tanggap bencana, pemulihan bencana dan jenis kelamin mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kesiapan manajemen bencana pada mahasiswa
keperawatan.
Sementara itu penelitian Ji-Suk Kang, et al. (2022) didapatkan bahwa
kesadaran akan bencana menunjukkan korelasi positif dengan kemauan untuk
berpartisipasi dalam tanggap bencana. Selanjutnya, kesiapsiagaan bencana
dan kemauan untuk berpartisipasi dalam respon suatu bencana menunjukkan
4
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah hubungan persepsi kesiapsiagaan dan kesiapsiagaan
menghadapi bencana pada mahasiswa Keperawatan di Kota Kediri?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan persepsi kesiapsiagaan dan kesiapsiagaan
menghadapi bencana pada mahasiswa Keperawatan di Kota Kediri
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui persepsi kesiapsiagaan bencana pada mahasiswa
Keperawatan di Kota Kediri
b. Mengetahui kesiapsiagaan menghadapi bencana pada mahasiswa
Keperawatan di Kota Kediri
c. Mengetahui hubungan persepsi kesiapsiagaan dan kesiapsiagaan
menghadapi bencana pada mahasiswa Keperawatan di Kota Kediri
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah literatur tentang penelitian, sehingga dapat
menambah pustaka dalam institusi.
b. Bagi Peneliti Lain
Peneliti lain dapat mengetahui acuan untuk penelitian sejenis
dan dapat melakukan penelitian yang sama dengan responden yang
5
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan suatu konstribusi tinggi
bagi wilayah setempat yang bisa dipakai sebagai salah satu bahan
masukan tentang hubungan persepsi kesiapsiagaan dan kesiapsiagaan
menghadapi bencana pada mahasiswa Keperawatan.
b. Bagi Responden
Menambah pengetahuan tentang hubungan persepsi
kesiapsiagaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana pada
mahasiswa Keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persepsi Bencana
1. Pengertian Persepsi Bencana
Persepsi Risiko Bencana telah menjadi topik yang penting bagi
para politisi dan pembuat kebijakan yang peduli dengan masalah
keselamatan, dan pendekatan serta analisa psikologi terhadap persepsi
risiko bencana juga telah banyak menarik perhatian (Sjöberg, Moen, &
Rundmo, 2004). Meskipun terdapat perbedaan dalam model yang
digunakan untuk menjelaskan persepsi risiko bencana, namun peneliti dan
praktisi umumnya mencapai kesepakatan bahwa persepsi risiko bencana
itu merupakan hal penting (Yong, 2017).
Ada dua pendekatan teori besar yang berusaha untuk menjelaskan
tentang persepsi risiko bencana, yaitu pendekatan kognitif dan pendekatan
sosial-budaya. Prinsip dasar dari pendekatan kognitif terhadap persepsi
risiko individu didasarkan pada proses dasar psikologi tentang bagaimana
individu mengukur dan menganggap suatu kejadian memenuhi syarat
sebagai suatu risiko. Terdapat dua pendekatan utama dalam pendekatan
kognitif, yaitu pendekatan heuristik dan bias, dan paradigma psikometrik
(Yong, 2017). Penelitian psikologis tentang Persepsi Risiko telah
didominasi oleh Paradigma Psikometrik yang bermanfaat dalam
mengemukakan masalah-masalah penting dalam penelitian. Paul Slovic
(1999) sebagai tokoh utama yang menjelaskan persepsi risiko melalui
paradigm psikometrik mendefinisikan persepsi risiko sebagai nilai
kepercayaan seseorang yang terdiri dari keyakinan tentang tanggung
jawab, kontrol, penerimaan, dan respons terhadap bahaya. Sedangkan
pada pendekatan sosial-budaya menyatakan bahwa persepsi risiko setiap
individu dapat bervariasi karena lingkungan sosialnya. Artinya, apa yang
dianggap berisiko atau tidak berisiko secara sosial dibangun oleh cara
hidup tertentu (Yong, 2017).
6
7
B. Bencana
1. Definisi Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (UU
RI No 24 Tahun 2007). Menurut Federasi Internasional Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah bencana ialah peristiwa, bencana terjadi secara tiba –
tiba dan mengganggu fungsi dari suatu komunitas atau masyarakat serta
menyebabkan kerugian yang harus ditanggung oleh masyarakat atau
komunitas. Bencana dapat pula diakibatkan oleh ulah manusia
(International Council of Nurses (ICN), 2009).
Bencana merupakan suatu keadaan yang muncul tiba-tiba dan
mengancam kehidupan masyarakat disebabkan oleh faktor alam dan/atau
non alam maupun faktor manusia. Bencana dapat mengakibatkan korban
11
2. Klasifikasi Bencana
Bencana menurut UU No. 24 Tahun 2007 diklasifikasikan menjadi
3 diantaranya:
a. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin
topan, dan tanah longsor.
b. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal
teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
c. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi
konflik sosial antarkelompok atau antar komunitas masyarakat, dan
teror.
3. Gawat Darurat
Situasi gawat darurat dapat terjadi akibat bencana. Gawat darurat
menurut Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Sistem Penanggulangan
Gawat Darurat Terpadu Tahun 2016 adalah keadaan klinis korban/pasien
gawat darurat yang membutuhkan tindakan medis segera untuk
penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan. Sistem Penanggulangan
Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) merupakan suatu mekanisme pelayanan
korban/pasien gawat darurat yang terintegrasi dan berbasis call center
dengan menggunakan kode akses telekomunikasi 119 dengan melibatkan
masyarakat (Sudibyakto, 2008).
Tujuan dari penyelenggaraan SPGDT adalah meningkatkan akses
dan mutu pelayanan kegawatdaruratan dan mempercepat waktu
penanganan (respon time) korban dan menurunkan angka kematian serta
kecacatan. SPGDT dilaksanakan oleh Pusat Komando Nasional beserta
PSC tingkat Kabupaten/ Kota dan fasilitas kesehatan (Sudibyakto, 2008).
12
C. Kesiapsiagaan Bencana
1. Kesiapsiagaan Bencana
Kesiapsiagaan bencana merupakan salah satu bagian dari proses
manajemen bencana dan di dalam konsep pengelolaan bencana yang
berkembang saat ini, peningkatan kesiapsiagaan bencana merupakan salah
satu elemen penting dari kegiatan pengurangan risiko bencana yang
bersifat pro-aktif, sebelum terjadinya suatu bencana
(LIPI-UNESCO/ISDR, 2006). Kegiatan-kegiatan yang umumnya
dikaitkan dengan kesiapsiagaan bencana termasuk mengembangkan
proses perencanaan untuk memastikan kesiapan, merumuskan rencana
bencana, menimbun sumber daya yang diperlukan untuk respon yang
efektif dan mengembangkan keterampilan dan kompetensi untuk
memastikan kinerja yang efektif dari tugas-tugas terkait bencana (Sutton
& Tierney , 2006).
Konsep kesiapsiagaan bencana mencakup langkah-langkah yang
bertujuan untuk meningkatkan keselamatan jiwa ketika bencana terjadi,
seperti tindakan perlindungan selama gempa bumi atau tsunami terjadi.
Hal ini juga mencakup tindakan yang dirancang untuk meningkatkan
kemampuan dalam melakukan tindakan darurat untuk melindungi harta
13
a. Gempa Bumi
Perabotan dari jati dan ranjang yang kokoh dapat menjadi
tempat berlindung. Pojok-pojok ruangan atau dekat pondasi bangunan
juga dapat menjadi tempat berlindung. Hindari jendela kaca, kompor
gas, dan lemari berisi barang-barang berat. Tidak ada waktu untuk lari
keluar ruangan. Tetap tenang di dalam ruangan, usahakan merapat ke
dinding/pondasi bagian dalam bangunan. Konstruksi terkuat gedung
bertingkat yang dapat dijadikan tempat berlindung adalah pondasi
dekat lift namun, jangan berada di dalam lift atau di area tangga.
Apabila sedang berada diluar bangunan hindari berada di sekitar tiang
listrik, tiang telepon, papan reklame, pohon-pohon besar, serta berhati
– hati pada reruntuhan bangunan. Berkumpulah pada titik kumpul
yang telah ditentukan (Divisi Manajemen Bencana Paramartha).
b. Kebakaran
Proses evakuasi yang dapat dilakukan selama terjadi kebakaran
adalah berjalan dengan cepat jangan lari. Hindari membawa atau
memakai barang – barang yang dapat mempersulit pelaksanaan
evakuasi. Berikan prioritas kepada penghuni gedung perempuan atau
penghuni yang lain yang lemah fisiknya. Apabila hendak membuka
pintu, rabalah dan rasakan lebih dahulu pintunya untuk mengetahui
apakah dibalik pitu tersebut terdapat api atau tidak lalu menuruni
tangga dengan cara berjajar berturut – turut sesuai lebar kapasitas
tangga. Apabila memungkinkan tutuplah semua pintu dan jendela
untuk membantu memperlambat rambatan api. Apabila terperangkap
asap, bernafaslah dengan pendek – pendek melalui hidung,
bergeraklah dengan cara merangkak karena udara dibawah lebih
dingin. Tahanlah nafas anda, kalau perlu pakailah masker asap/escape
hood saat menerobos asap. Keluar dari tangga darurat harus melalui
pintu menuju titik kumpul serta melapor kepada kepala Regu
Evakuasi Lantai masing –masing (Kemenhub RI, 2019).
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Mahasiswa Keperawatan
Manajemen Bencana
Persepsi Kesiapsiagaan
Persepsi mahasiswa Kesiapan mahasiswa dalam
kesiapsiagaan bencana di menghadapi bencana di Kota
Kota Kediri Kediri
Hasil
1. Mengetahui persepsi kesiapsiagaan bencana
2. Mengetahui kesiapsiagaan menghadapi
bencana
Keterangan
: Diteliti
: Tidak Diteliti
24
25
bencana melalui pengorganisasian serta langkah tepat guna dan berdaya guna.
C. Hipotesis
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Lokasi
Kota Kediri.
2. Waktu
26
27
1. Populasi
elemen yang akan diteliti yang memiliki ciri sama, bisa berupa individu
dari suatu kelompok, peristiwa, atau sesuatu yang akan diteliti. Populasi
2. Sampel
sebagai berikut:
28
a. Kriteria inklusi
Strada Indonesia
kuesioner.
b. Kriteria eksklusi
Kediri
N
n=
1+N ( d 2 )
29
Keterangan :
n = Besar sampel
N= Besar Populasi
391 391
n= = =197 , 7=198
1+391 ( 0, 0 5 ) 1,9775
2
3. Teknik Sampling
D. Variabel Penelitian
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu nilai dari objek atau kegiatan yang
adalah:
F. Instrumen Penelitian
bentuk pertanyaan dan pernyataan yang hasilnya akan diolah dan dianalisis.
(Statistikal Package for the Social Sciens). Dari hasil analisa yang diperoleh
Data yang diperoleh dari data primer yaitu data yang diperoleh secara
1. Editing
Editing disebut juga dengan penyuntingan. Editing dalam hal ini meliputi
(Notoatmodjo, 2020).
2. Coding
sebagai berikut :
komposit skor, biasanya jumlah atau rataan, dari semua butir pertanyaan
(Sugiyono, 2020):
4. Entry Data
I. Analisis Data
2. Setelah pembuatan kuisioner maka dilakukan uji validitas dan uji reabilitas
prosedur.
3. Setelah melakukan uji, lalu kuisioner dinyatakan valid dan reliable maka
Kediri akan dianalisis lagi dengan analisis bivariate dimana data yang
rho.
1. Uji Validitas
perlu di ukur. Dalam Penelitian ini yang digunakan sebagai alat ukur
survei terukur besarannya harus diukur dengan uji korelasi. Skor (nilai)
untuk setiap item pertanyaan dan skor total untuk survei. Menggunakan
rumus df= (N-2) maka didapatkan 30 orang untuk melakukan uji validitas
kuisioner dengan hasil yang akan di uji pada SPSS menunjukkan bahwa,
jika r hitung > 0,349 < r tabel maka dinyatakan valid. Dinyatakan tidak
valid jika r hitung < 0,349 > r tabel dengan level signifikansi 5%
(Notoatmodjo, 2018).
2. Uji Reabilitas
dilakukan lebih dari dua kali atau pada instans yang sama menggunakan
merupakan sebuah ukuran keandalan yang memiliki nilai berkisar dari nol
K. Kerangka Kerja
Pembuatan kuesioner
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Achora, S., & Kamanyire, J. K. (2016). Disaster preparedness: Need for inclusion
in undergraduate nursing education. Sultan Qaboos University Medical
Journal, 16(1). https://doi.org/10.18295/squmj.2016.16.01.004
BNPB. (2022). BNPB Verifikasi 5.402 Kejadian Bencana Sepanjang Tahun 2021
- BNPB. Kepala Pusat Data Informasi Dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.
BPS Kota Kediri. (2022). Kota Kediri dalam Angka. Kota Kediri Dalam Angka,
1–68. https://kedirikota.bps.go.id/
Ihsan, F., Kosasih, C. E., & Emaliyawati, E. (2022). Kesiapsiagaan Perawat dalam
Menghadapi Bencana: Literature Review. Faletehan Health Journal, 9(01).
https://doi.org/10.33746/fhj.v9i01.319
KUESIONER
Tanggal/Kode Responden
Petunjuk pengisian:
1. Berikan jawaban dari pernyataan dibawah ini menggunakan tanda centang (√)
pada tempat/kolom yang sudah disediakan
2. Karena jawaban diharapkan sesuai dengan pendapat anda sendiri maka tidak
ada jawaban yang dianggap salah
3. Mohon diteliti ulang agar tidak ada kesalahan dalam memilih
4. Apabila pernyataan kurang dimengerti harap ditanyakan pada peneliti
Usia : Tahun
Tingkat : 3 4
13. Saya tahu siapa yang harus dihubungi (rantai komando) dalam situasi bencana
di komunitas saya?
Ya Tidak
14. Saya membaca artikel jurnal yang berkaitan dengan kesiapsiagaan bencana?
Ya Tidak
15. Saya berpartisipasi/telah berpartisipasi dalam membuat pedoman baru,
rencana darurat, atau melobi untuk perbaikan pada kondisi lokal atau level
nasional?
Ya Tidak
16. Saya telah berpartisipasi dalam penyusunan rencana darurat dan perencanaan
darurat untuk situasi bencana di lingkungan saya?
Ya Tidak