2. Pak Susilo sering mengalami sesak napas, pusing, sakit kepala, dan jantung berdetak
lebih cepat. Setelah dilakukan pengecekan tekanan tekanan darah, diperoleh hasil
170/100 mmHg. Namun, dokter menyarankan agar pak Susilo melakukan pemeriksaan
lebih lanjut. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kelainan pada pembuluh arteri
seperti gambar berikut.
Eritrosit 4.500.000
Leukosit 8.000
Trombosit 900.000
Berdasarkan hasil tersebut, Nadia kemungkinan menderita leukopenia karena jumlah
leukositnya dibawah bagtas normal. Kondisi tersebut dapat menyebabkan Nadia mudah
mengalami infeksi. Menurut Anda, benarkah pernyataan tersebut? Jelaskan!
Jawaban :
Secara normal, perempuan mempunyai jumlah eritrosit sekitar 4,2-5,4 juta per mm3 darah,
jumlah leukosit sekitar 4.800-10.000 per mm3 darah, dan jumlah trombosit sekitar 150.000-
450.000 per mm3 darah. Berdasarkan hasil pengecekan darah Nadia diketahui bahwa jumlah
etrosit dan leukosit normal, tetapi jumlah trombosit melebihi batas normal. Dengan demikia,
Nadia mengalami gangguan trombositosis. Gangguan ini menyebabkan terjadinya pembekuan
atau penggumpalan darah secara berlebihan. Gumpalan tersebut dapat menyumbat pembuluh
darah sehingga menghambat aliran darah. Adapun leukopenia merupakan gangguan yang terjadi
karena produksi leukosit dibawah batas normal sehingga menyebabkan tubuh mudah terserang
infeksi. Dengan demikian pernyataan pada soal salah.
2. Sepasang suami istri mempunyai satu orang anak yang terlahir normal. Namun, saat
kehamilan anak kedua, bayi yang dikandungnya tidak dapat hidup dalam rahim ibu,.
Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata terdapat perbedaan rhesus antara darah ibu dan
darah bayi. Berdasarkan uraian tersebut, apa nama gangguan yang terjadi? Jelaskan
bagaimana terjadinya gangguan tersebut!
Jawab :
Gangguan yang dapat terjadi karena perbedaan rhesus antara ibu dan bayi dikandungnya
dinamakan eritroblastosis fetalis. Gangguan ini terjadi ketika ibu yang mempunyai Rh-
mengandung bayi Rh+ sehingga pada antigen-Rh bayi yang masuk ke darah ibu.
Akibatnya, akan terbentuk anti-Rh dalam tubuh ibu. Kondisi ini akan membahayakan
anak yang dikandungnya. Pada kehamilan pertama, kemungkinan besar anak yang
dilahirkan akan selamat karena belum banyak terbentuk anti-Rh dalam tubuh ibu. Pada
kehamilan kedua dan seterusnya,risiko terjadi penggumpalan pada darah bayi makin
besar karena anti-Rh yang terbentuk dalam tubuh ibu makin banyak.
3. Pembuluh arteri bersifat elastis. Namun, seiiring dengan bertambahnya usia, dinding
arteri dapat kehilangan elastisitasnya.mengapa demikian? Jelaskan!
Jawab :
Seiring dengan bertambahnya usia, dinding arteri dapat kehilangan elastisitasnya. Hal ini
karena pada dinding arteri terdapat penimbunan zat kapur atau kolesterol. Penimbunan
zat kapur tersebut dapat mengakibatkan penyakit arteriosckerosis, sedangkan
penimbunan kolesterol dapat mengakibatkan penyakit ateriosklerosis.
Jawab :
Transcatheter Aoitic Valve Implantation (TAVI) merupakan teknologi untuk mengatasi
kerusakan pada katup jantung. Katup jantung berperan mencegah darah kembali ke
tempat semula. Oleh karena itu, apabila terjadi kerusakan pada katup jantung, darah
tidak dapat dialirkan sebagaimana mestinya. Umumnya, kondisi ini dapat diatasi dengan
operasi bedah jantung. Namun, melalui teknologi TAVI, penggantian katup jantung
dapat dilakukan dengan memasukkan karakter pada pembuluh darah melalui sayatan
kecil. Kateter tersebut kemudian akan iarahkan dari arteri menuju katup yang rusak
utnuk melakukan pemasangan pada katup baru.
5. Apakah penyakit hemofilia dan talasemia dapat dicegah? Jika tidak, mengaa demikian?
Jika dapat dicegah, bagaimana upaya pencegahannya?
Jawab:
Hemofilia merupakan penyakit yang ditandai darah sukar membeku. Apabila penderita
hemofilia terluka, darahnya akan membeku sekitar 50 menit sampai 2 jam. Hal ini
mengakibatkan penderita kehilangan banyak darah sehingga dapat mengakibatkan
kematian. Sementara itu, talasemia adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya
gangguan produksi hemoglobin dan eritrosit. Akibatnya, eritrosit hanya mampu
mengikat sedikit oksigen. Hemofilia dan talasemia merupakan penyakit genetik yang
diturunkan dari orang tua kepada keturunannya. Dengan demikian, tidak dapat dilakukan
upaya pencegahan agar terhindar dari kedua penyakit tersebut. Oleh karena itu, pasangan
yang akan menikah sebaiknya melakukan pemeriksaan darah terlebih dahulu untuk
mengetahui kondisi genetiknya.