Anda di halaman 1dari 11

Di sebuah emperan pagar sekolah, duduk seorang pemuda berpakaian seragam sekolah (smu), dia

tampak murung, sedih, gelisah. Ditemani sebuah walkman yang sedang memutar lagu sedih, dia
mulai berkisah tentang perjalanan hidupnya.

JOKO SEMPRUL

Nama saya Joko Semprul, umur 16 tahun, kelas satu SMU. Saya adalah salah satu korban
kebrengsekan lingkungan. Selepas dari SMP sayapun lepas dari papa saya, karena papa punya
kekasih baru, mama tidak mau tinggal serumah dengan papa. Saya kemudian ikut mama. Kasih
sayang papa sejak saat itu hanya berujud uang, uang dan uang. Sejak saat itu juga hampir saya dan
papa tak pernah ketemu. Karena mama berjuang sebagai single parent, akhirnya sayapun juga malah
tak terurus. Saya mulai kalut saat itu, kesepian. Hingga akhirnya ada dua orang wanita misterius yang
mengaku teman saya....

Datanglah dua orang wanita misterius mendekati joko semprul.

WANITA 1

Imut.. imut... imut... adik manis jangan menagis, sedih ya ? Sedang berduka ya, kok bermuram
durja ?

WANITA 2

Sudahlah jangan kau ganggu dia wanita genit. Tugas kita ke sini adalah menjadi teman bagi dia...

JOKO SEMPRUL

Teman ?

WANITA 1 dan 2

Ya... teman.

JOKO SEMPRUL

Tetapi saya belum pernah berjumpa dengan kalian berdua, melihatpun belum..., kenapa tiba-tiba
kalian mengaku teman ?

WANITA 1

Kau jangan berpikir aneh-aneh, jangan berpikir ruwet, jangan berpikir yang muluk-muluk, nanti
malah bikin pusing tujuh keliling.
WANITA 2

Kami berdua mengaku teman karena memang kami suka menjadi teman siapa saja yang sedang
sedih, susah, gelisah, merasa tersingkirkan, merasa terasingkan, teman bagi orang yang kesepian....

WANITA 1

Pokoknya teman bagi orang yang sedang membutuhkan teman...

JOKO SEMPRUL

Lantas kalau kalian sudah menjadi teman apa yang kalian lakukan untuk mengobati sakit hatiku saat
ini ?

WANITA 1

O... banyak... banyak... banyak sekali yang dapat kami perbuat. Sebagai teman sejati, kami akan
berusaha menghiburmu setiap waktu, setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detik...

JOKO SEMPRUL

Setiap detik ? Kenapa bisa begitu ?

WANITA 1

Bisa... bisa.. bisa sekali, dengan orang-orang seperti kami ini segala sesuatu bisa terjadi begitu saja...

JOKO SEMPRUL

Oh ya..?

WANITA 1

Ya...

JOKO SEMPRUL

Ah masak ?

WANITA 1
Sungguh !

JOKO SEMPRUL

Lantas bagaimana caranya, agar kita selalu dapat berteman ?

WANITA 2

Mudah saja, setiap kali kau butuh teman, kau akan ku kasih obatnya. Obat mujarab menghilangkan
rasa sepi dan rasa sedih. Sebagai teman baru, kuberi kau obat ini secara Cuma-Cuma, geratis.

WANITA 1

Cobalah, kau pasti suka.

JOKO SEMPRUL

Terima kasih.

Dua orang wanita misterius itu pergi meninggalkan joko semprul. Tinggal joko semprul berada di
tempat itu sendirian.

JOKO SEMPRUL

Mula-mula obat biasa yang diberikan kepadaku, tapi obat itu betul-betul membuatku koplo,
nyamleng, teler..., semakin lama wanita itu memberiku rokok, super cimeng katanya, terus... terus...
terus... dia memberiku. Terus menerus sambil dia menguras uang jajanku. Hingga pada suatu hari ia
memberiku serbuk aneh yang bila disuntikkan ke tubuhku, reaksinya luar biasa dahsyat. Aku jadi gila,
ketagihan...

Joko semprul tiba-tiba jadi gelisah, seperti orang terkena epilepsi, ia berlarian kesana-kemari,
tubuhnya gemetar,jantungnya berdebar sangat keras, ia membongkar barang-barangnya sambil
mencari jarum suntik. Setelah ketemu, ia mengikat lengan kirinya dengan ikat pinggang, kemudian
menyuntikkan suatu cairan ke tubuhnya,badannya jadi tenang kembali. Joko semprul menemukan
puncak rasa obat itu berada di sebuah kolong (entah di parit, di bawah meja, kursi, di dalam kardus,
atau apa saja), sehingga ketika kedua orang tuanya datang mereka tidak melihatnya. Meskipun
berada dalam satu tempat, papa dan mama joko semprul tetap berbicara melalui handphone.

MAMA

Pap... anakmu nggak pernah pulang ke rumahku, pasti kau sembunyikan, pasti kau larang dia ke
rumahku !
PAPA

Apa ? Dia tidak pernah pulang ? Gimana sih kamu menjaganya, kalau memang nggak becus
mengurusnya biar aku saja yang merawatnya.

MAMA

Kamu nggak usah berpura-pura ya ?

PAPA

Berpura-pura apa ? Aku sudah lima bulan tidak melihat batang hidungnya, hanya sebulan sekali kami
berbicara, itupun lewat telepon dan itupun hanya berbicara masalah jatah uang jajannya. Kamu sih,
dulu sanggup mengurusnya, e... sekarang hilang nggak tahu arah tujuannya...

MAMA

Pap ! Kamu jangan asal menyalahkan begitu saja...

PAPA

Kalau tidak menyalahkan kamu mam... lantas mau menyalahkan siapa ?

MAMA

Ya menyalahkan diri papa sendiri. Main serong sembarangan, terus meninggalkan anak,
meninggalkan keluarga, dasar egois !

PAPA

Sudah.... sudah.... lebih baik sekarang kita cari dia, nanti kalau tidak ketemu, lapor polisi !

Papa dan mama joko semprul meninggalkan tempat itu menuju arah yang berbeda.

JOKO SEMPRUL

Ya... begitulah orang tuaku, selalu saling menyalahkan dan sama-sama tak mau kalah. Mamaku mati-
matian mencari aku, setelah beberapa minggu tidak pulang ke rumah. Eh, jangan salah kalau
mamaku mencari aku karena rindu. Tidak ! Salah ! Mamaku mencariku karena barang-barang di
rumah sudah habis kujual. Dari radio,tape, televisi, sampai yang mamaku uring-uringan adalah
karena aku menjual perhiasan kesayangannya. Semua itu kujual untuk memenuhi kebutuhanku,
untuk obat-obatan karena aku sangat ketagihan.

WANITA 1

(Tiba-tiba muncul di hadapan Joko Semprul bersama wanita 2) Joko sayang... Joko kecilku... aku
membawakan kamu oleh-oleh.. ayo kamu mau tidak ?

JOKO SEMPRUL

Oh, barang itu... berikan padaku, aku butuh itu... tolong...

Joko semprul mengejar iming-iming yang ditawarkan wanita 1, tetapi wanita 1 sengaja
menggodanya. Hingga pada akhirnya wanita 2 menghentikannya.

WANITA 2

Tetapi tidak segampang itu Joko, kau harus membayarnya terlebih dahulu, juga membayar utangmu
yang lalu... kalau tidak bisa... maaf, kami tak bisa memberimu...

JOKO SEMPRUL

Tolonglah... aku membutuhkan sekarang, tetapi aku tidak punya uang sepeserpun...., tolong...
tolong... aku akan mati bila kau tak memberikannya... oh... tubuhku mulai menggigil, badanku mulai
gemetar, jantungku berdebar-debar menghentak, berdentuman memecahkan kepalaku.. tolong beri
aku...

WANITA 2

Tak bisa Joko ! Sebelum kau memberikan uangnya...

JOKO SEMPRUL

Barangku sudah habis kujual, aku sudah pergi dari rumah, aku sudah tak ada uang....

WANITA 2

Kalau begitu carilah...

JOKO SEMPRUL
Aku harus mencari kemana lagi ?

WANITA 2

Banyak jalan menuju Roma, Joko...

JOKO SEMPRUL

Tapi aku tak punya keahlian...

WANITA 2

Tetapi kau punya otak...

JOKO SEMPRUL

Tapi otakku sudah mampet kau racuni dengan obat-obatanmu...

WANITA 2

Kuberi waktu beberapa saat lagi, kau pasti bisa mencari uangnya, tetapi kalau memang tak bisa..., ya
sorry kalau pertemanan kita hanya sampai di sini. Selamat tinggal....

WANITA 1

Good bye... my honey... bye-bye my little Joko... kiss bye...

Wanita 1 dan 2 pergi meninggalkan joko dalam keadaan pucat, menggigil kesakitan karena
ketagihan. Hingga datang seorang lelaki mendekatinya yang ternyata dia adalah guru di sekolah joko.

JOKO SEMPRUL

Oh pak guru mau lewat sini, matilah aku...

Pak guru lewat di depan joko dan joko sengaja menabraknya sambil tangan joko lihai memainkan
jari-jarinya mengambil dompet pak guru, pak guru tidak merasa kalau diambil dompetnya.

JOKO SEMPRUL

Oh pak guru, selamat siang. Bapak baru pulang ?


PAK GURU

Eh, kamu Joko. Sedang apa kamu di sini? Kamu kok tampak pucat ? Sakit ?

JOKO SEMPRUL

Oh... tidak apa-apa pak, hanya capek saja...

PAK GURU

Benar hanya capek ? Tapi wajahmu pucat sekali, tubuhmu menggigil begini, sudah kau bawa ke
dokter ?

JOKO SEMPRUL

Tidak usahlah pak, nanti juga bakal sembuh sendiri.

PAK GURU

Oh ya, omong-omong sudah beberapa hari ini kamu tak kelihatan di sekolah, kamu tidak masuk ya ?

JOKO SEMPRUL

Benar pak, belakangan ini adalah hari tersulit saya, setelah ada keperluan keluarga selama beberapa
hari di luar kota, saya terus agak kecapekan, jadinya ya begini inilah pak...

PAK GURU

Oh, begitu ya, ya sudah kalau begitu bapak pulang dulu, kalau tidak mau ke rumah sakit, istirahat di
rumah saja...

JOKO SEMPRUL

Terima kasih pak, terima kasih atas segalanya...

Pak guru berjalan meninggalkan joko semprul sendirian.

JOKO SEMPRUL (Tersenyum girang)


Termasuk terima kasih atas dompetnya (sambil membuka dompet yang dicopet dari kantong pak
guru) ah lumayan... buat tambahan hidupku sementara ini, tapi kok masih kurang ya... oh...
sementara badanku semakin gemetaran. Aku harus dapat uang darimana lagi ?

Beberapa saat kemudian, muncul beberapa gadis teman sekolah joko semprul.

JOKO SEMPRUL

Wah ini, mangsa baru, mudah-mudahan mereka membawa rejeki.

Para gadis ketakutan melihat tingkah laku joko semprul yang aneh.

GADIS 1

Itu kan si Joko, Joko Semprul...

GADIS 2

Iya, itu kan si Joko pacarnya Dewi.

GADIS 1

Tapi kok sekarang jadi aneh, matanya garang, tubuhnya sempoyongan... aku malah takut...

GADIS 2

Iya aneh sekali, apalagi setelah beberapa hari ini tak masuk sekolah...

GADIS 1

Jangan-jangan.... dia sedang....

GADIS 1dan2

Ya ! Pasti dia sedang FLY !

GADIS 1

Dia sedang mabuk berat, lebih baik kita jangan dekati dia....
Ketika para gadis itu hendak pergi meninggalkan joko semprul, tiba-tiba joko sudah membentaknya.

JOKO SEMPRUL

He.... he.. he.. mau kemana kalian ? Enak saja meninggalkan kawan begitu saja tanpa tegur sapa...

GADIS 2 (Bicara ketakutan)

Eh, tidak kok. Anu... kami... anu...

JOKO SEMPRUL

Anumu kenapa ?

GADIS 1

Kami hanya mau lewat kok...

GADIS 2

Iya benar, kami habis dari sekolah hanya mau pulang...

JOKO SEMPRUL

Eh.. enak saja pulang... temannya sedang tak punya duit begini main pulang begitu saja... ayo,
sebelum pulang sumbang aku dulu...

GADIS 2

Maaf, aku sudah tak memiliki uang jajan, sudah habis tadi...

GADIS 1

Iya, aku juga...

JOKO SEMPRUL

Ah.. bohong kalian semua ! Ayo mana aku geledah tas kalian...
GADIS 2

Kamu jangan kurang ajar, Jok...

JOKO SEMPRUL

Cerewet...

Joko semprul mengejar ketiga gadis itu, tetapi dihentikan dewi, pacar joko semprul.

DEWI

Berhenti ! Apa-apan kamu Joko, mengejar teman-temanku, mau kau perkosa ya...

GADIS 1

Ia mau meminta uang kami dengan paksa....

GADIS 2

Iya Dewi, Joko akan mengobrak-abrik tas kami...

DEWI

Oh begitu ya ? Kau sekarang jadi perampok ya, jadi penipu ya.. lantas, uang seratus ribu yang kau
pinjam dariku kemarin, sekarang kemana ?

JOKO SEMPRUL

Sudah habis...

DEWI

Sudah habis kau belikan obat-obatan itu lagi ya ? Teganya kau ini Joko, itu kan uang tabunganku.
Katanya mau kau gunakan ke dokter, katanya kamu sudah sembuh dari obat-obatan itu, katanya...
(Setelah berhenti sejenak menahan marah dan tangisnya) Ah, sudahlah pacaran kita cukup sampai di
sini...

Dewi berlari meninggalkan joko, kemudian disusul para gadis teman-temannya.


JOKO SEMPRUL (Di puncak kegelisahannya)

Gagal ! (Berteriak sekeras-kerasnya) Gagal ! Hancur semuanya... inilah hari kehancuranku, tak dapat
uang, tak ada obat, dibenci kawan-kawan, tak diakui orang tua, sudah tidak sekolah... dan...
(Terdengar suara sirine polisi) Polisi...

Datanglah dua orang polisi.

POLISI 1

Anda yang bernama Joko Semprul, anda ditangkap berdasarkan laporan masyarakat, anda dituduh
sebagai pengguna obat-obatan terlarang, dan mulai sebagai pencuri, penipu, hingga dianggap
meresahkan masyarakat.

POLISI 2

(Sambil memborgol Joko) Anda punya hak diam, punya hak didampingi pengacara,simpanlah kata-
katamu di pengadilan.

JOKO SEMPRUL

Ini adalah titik kehancuranku, aku tak butuh pengadilan, aku tak butuh pengacara, yang kubutuhkan
sekarang adalah kuburan, aku sudah tak ada artinya lagi...

POLISI 1

Tetapi kau harus diadili secara hukum...

JOKO SEMPRUL

Sudahlah, tak usah bertele-tele, tembakkan saja pestol itu ke kepalaku...

Polisi itu hanya diam saja, kemudian memasukkan joko semprul ke penjara.

JOKO SEMPRUL

Itulah kisah saya, saya jadi gila, saya dipenjara, saya tak punya apa-apa, bahkan sekarangpun saya
menjadi yatim piatu karena justru orang tua saya masih ada, karena mereka sama sekali tak mau
mengakui saya...

Lagu sedih kembali mengiringi kisah perjalanan joko semprul.

Anda mungkin juga menyukai