Anda di halaman 1dari 2

Tugas Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Nama : Fransiskus Freddy Momom


Kelas : IX D - SMPN 1 Muara Lawa

API
Api adalah oksidasi cepat suatu bahan (bahan bakar) dalam proses kimia
eksotermik dari pembakaran, yang mengakibatkan pelepasan panas, cahaya, dan
berbagai produk reaksi.
Panas yang dihasilkan api disebabkan oleh perubahan ikatan rangkap lemah
dalam molekul oksigen, O2, menjadi ikatan yang lebih kuat, menghasilkan karbon
dioksida dan air, serta melepaskan energi (418 kJ per 32 g O2); energi ikatan
bahan bakar sebenarnya hanya memainkan peran kecil di sini.
Pada titik tertentu dalam reaksi pembakaran akan muncul nyala api, yang
disebut titik pengapian. Nyala api adalah bagian api yang terlihat. Api terutama
terdiri dari karbon dioksida, uap air, oksigen dan nitrogen. Jika cukup panas, gas
bisa terionisasi untuk menghasilkan plasma. Tergantung pada zat yang menyala,
dan zat lain yang ikut tercampur, warna nyala api dan intensitas api bisa berbeda-
beda.

Gambar 1. Api
Api Yang Berkobar Membakar Kayu Dan Ranting Pohon
Api Unggun
Nyala api yang tidak terkendali dapat mengakibatkan kebakaran besar, yang
berpotensi menyebabkan kerusakan. Kebakaran adalah proses penting yang
mempengaruhi sistem ekologi di seluruh dunia. Kebakaran memiliki efek positif
seperti merangsang pertumbuhan dan memelihara berbagai sistem ekologi. Efek
negatifnya, kebakaran berbahaya bagi kehidupan dan harta benda, menyebabkan
polusi atmosfer serta kontaminasi air.[4] Jika kebakaran menghilangkan vegetasi
pelindung, hujan deras dapat menyebabkan peningkatan erosi tanah oleh air.[5]
Selain itu ketika vegetasi dibakar, nitrogen yang dikandungnya dilepaskan ke
atmosfer, tidak seperti unsur-unsur seperti kalium dan fosfor yang tetap berada di
abu dan dengan cepat didaur ulang ke dalam tanah. Hilangnya nitrogen yang
disebabkan oleh kebakaran akan menghasilkan pengurangan kesuburan tanah
dalam jangka panjang. Namun, kesuburan tanah mungkin tetap bisa dipulihkan,
karena molekul nitrogen di atmosfer "terikat" dan diubah menjadi amonia oleh
fenomena alam seperti kilat dan tanaman polong-polongan yang bersifat "pengikat
nitrogen" seperti semanggi, kacang polong, dan kacang hijau.
Api telah digunakan oleh manusia dalam ritual, dalam pertanian untuk
membuka lahan, untuk memasak, menghasilkan panas dan cahaya, untuk memberi
sinyal, tujuan penggerak, peleburan, penempaan, pembakaran sampah, kremasi,
dan sebagai senjata atau cara pemusnahan. Kemampuan mengendalikan api
adalah perubahan dramatis dalam kebiasaan manusia purba. Membuat api untuk
menghasilkan panas dan cahaya memungkinkan manusia memasak
makanan,sekaligus meningkatkan variasi dan ketersediaan nutrisi dan mengurangi
penyakit dengan membunuh organisme dalam makanan.

Gambar 2. Api Unggun

Anda mungkin juga menyukai