Anda di halaman 1dari 4

Upaya Mitigasi dan Adaptasi terhadap Banjir

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meminimalkan risiko banjir dan longsor. Ini termasuk
menjaga dan memperluas tutupan pohon di daerah aliran sungai sehingga fungsi hutan
sebagai penyimpan air yang efektif dapat dipulihkan.

Kita juga perlu memantau ancaman kegiatan penebangan dari perambahan hutan dan
penambangan di daerah aliran sungai. Platform seperti Global Forest Watch memantau
hilangnya tutupan pohon mingguan, yang dapat berperan dalam mengidentifikasi deforestasi
dengan segera sehingga upaya mitigasi dapat dilaksanakan oleh pihak berwenang.

Rehabilitasi hutan dan lahan kritis sebagai bagian dari mitigasi banjir juga menjadi prioritas
pemerintah. Kita juga perlu mengelola risiko banjir dan longsor dari kondisi alam yang tak
terhindarkan. Salah satu upaya adaptasi adalah pengembangan sistem peringatan dini banjir.

Perlu juga untuk membangun kebiasaan yang baik untuk menjaga lingkungan sekitar dengan
tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan sungai serta melakukan
penanaman kembali pohon di area sekitar untuk meningkatkan penyerapan air ke tahan.

1. Hujan Lebat

Faktor penyebab banjir yang utama adalah hujan lebat. Di mana pun anda tinggal,
anda dikelilingi oleh infrastruktur dan sistem yang dirancang untuk memindahkan air
hujan ke cekungan dan waduk yang sesuai sehingga tidak terjadi banjir.
Namun, saat hujan deras, sistem tersebut kewalahan, dan air tidak mengalir secepat
yang diperlukan. Singkatnya, sistem drainase tidak dapat menampung air dan
menyebabkan air naik dan terjadilah banjir. Ini biasanya terjadi hanya dalam kasus
hujan lebat yang berkelanjutan dalam waktu yang lama.

2. Sungai yang Meluap

Banjir juga kerap kali melanda daerah pemukiman yang terletak di sepanjang sungai
dan daerah hulu. Sebagian besar sungai besar mencakup serangkaian bendungan
untuk membantu mengelola curah hujan dalam jumlah besar, dan sebagian besar
sistem sungai dikelola oleh otoritas pemerintah.
Namun saat sistem drainase di sungai terganggu karena faktor seperti kurangnya
perawatan, adanya tumbukan sampah atau salahnya pengoperasian sistem kelola
sungai, hal ini dapat menyebabkan terjadinya banjir karena air sungai yang meluap.

3. Bendungan Rusak

Banyak bendungan yang dibangung telah berusia terlalu tua dan mungkin tidak
dirawat dengan baik. Ketika hujan lebat datang, dan permukaan air naik, bendungan
yang sudah tua bisa jebol dan mengalirkan air ke rumah-rumah warga yang berada di
sekitarnya.

4. Cekungan Drainase Perkotaan

Banyak kota besar di Indonesia sering mengalami banjir ketika hujan deras melanda.
Hal ini disebabkan karena banyak kota kita sebagian besar terbuat dari beton dan
bahan kedap air lainnya. Dan biasanya hanya menyediakan bak drainase untuk
menyerap air di permukaan.
Kota yang memiliki bak drainase yang terbuat dari beton, biasanya tidak ada saluran
air agar bisa terserap ke tanah dan membuat air hanya terkumpul di dalam bak
drainase. Jadi, ketika cekungan drainase itu terisi maka air yang banyak ini akan
terkumpul di daratan dan menyebabkan banjir

5. Gelombang Badai dan Tsunami

Hujan tidak selalu menjadi penyebab banjir. Gelombang badai yang terkait dengan
angin topan dan badai lainnya dapat menyebabkan banjir yang signifikan, seperti
halnya tsunami yang terkadang disebabkan oleh gempa bumi bawah laut.
Mengingat teknologi modern, kita sering mengetahui tentang gelombang badai dan
tsunami sebelum tiba, namun sayangnya peringatan tidak selalu datang tepat waktu.
Sebagai contoh, pada tahun 2004, gempa bumi di lepas pantai Indonesia
menimbulkan tsunami yang menyebabkan banjir bandang dan memakan korban jiwa.

6. Penggundulan Hutan

Faktor penyebab banjir yang berikutnya adalah penggundulan hutan. Penebangan


pohon secara sembrono yaitu penggundulan hutan juga merupakan penyebab utama
banjir akibat perbuatan manusia. Pohon mencegah erosi tanah dan juga hilangnya
hasil panen. Vegetasi juga diperkaya karena semakin banyak pohon. Ini juga
menghalangi aliran besar hujan, sehingga mencegah banjir.

7. Urbanisasi

Urbanisasi menyebabkan peningkatan permukaan kedap air seperti beton, aspal dan
ubin yang dapat menghentikan infiltrasi dan menyebabkan limpasan permukaan dari
curah hujan. Beberapa permukaan yang telah diratakan mungkin memiliki vegetasi,
dan penghilangan vegetasi juga dapat menambah penyebab limpasan permukaan
karena vegetasi dapat membantu infiltrasi dan intersepsi.

8. Perubahan Iklim

Faktor penyebab banjir yang berikutnya adalah karena adanya perubahan iklim.
Perubahan iklim yang disebabkan karena ulah manusia juga menambah risiko banjir.
Manusia menebang pohon dalam jumlah banyak, sehingga mempengaruhi proses
fotosintesis.
Hal ini akhirnya membuat adanya peningkatan kadar karbondioksida di atmosfer
menyebabkan perubahan iklim yang menimbulkan ancaman bencana alam seperti
banjir. Selain itu penggunaan bahan bakar fosil, pengaruh industri membuat
menipiskan lapisan ozon dan meningkatkan tingkat gas rumah kaca, menjadi
penyebab utama banjir buatan manusia.

9. Buang Sampah Sembarangan

Faktor penyebab banjir oleh manusia berikutnya adalah karena kebiasaan buang
sampah sembarangan yang akhirnya mencemari lingkungan sekitar. Lingkungan yang
kotor terutama di daerah dekat aliran sungai dapat membuat aliran air tersumbat oleh
sampah dan menyebabkan volume sungai yang melebihi kapasitas.
Sampah yang tersangkut di sungai ini makin menimbun dan membuat sungai menjadi
dangkal sehingga daya tampung sungai semakin kecil hingga akhirnya menyebabkan
luapa air dan banjir di sekitar area sungai.

10. Pemakaian Air Tanah Secara Berlebihan

Faktor penyebab banjir yang selanjutnya adalah karena adanya pemakaian air tanah
yang berlebihan. Pemakaian air tanah yang tinggi terutama di daerah dataran rendah
dapat menyebabkan permukaan tanah menjadi turun dan berada di ketinggian
dibawah permukaan laut.
Hal ini dapat membuat peluang terjadinya banjir lebih besar di daerah dataran rendah
ini karena posisi nya yang dekat dengan pesisir dan permukaan tanahnya yang terus
turun dapat menyebabkan area ini tenggelam.

11. Kondisi Topografis

Faktor penyebab banjir yang selanjutnya adalah disebabkan karena kondisi topografis,
dimana semakin curam suatu lereng maka semakin cepat pula aliran air yang
melewatinya, hal ini kemudian membuat air bergerak ke dataran dibawahnya dengan
volume yang lebih besar karena air tidak terserap selam melewati area yang curam.
Dan akhirnya membuat terjadinya banjir di daerah di bawah lereng.

12. Kurangnya Vegetasi

Vegetasi dapat membantu memperlambat longsor dan mencegah banjir. Akan tetapi,
ketika tidak ada vegetasi, hanya sedikit yang dapat menghentikan air agar tidak
mengalir dalam jumlah besar dan akhirnya menyebabkan banjir di area sekitarnya.
Tingkat vegetasi yang tinggi membuat tanah tetap porous, sedangkan keberadaan akar
memudahkan penyerapan air ke dalam tanah. Menurunnya tutupan pohon akan
mengganggu keseimbangan hidrologi setempat. Hal ini akan mengurangi penyerapan
air hujan ke dalam tanah, sehingga air terperangkap di permukaan.

Upaya

1. Punya Taman di Rumah


2. Aplikasikan Paving Block
3. Sediakan Biopori di Lingkungan Rumah
4. Buanglah Sampah Pada Tempatnya
5. Rajin Membersihkan Saluran Air
6. Menjaga Lingkungan Sekitar
7. Hindari Membuat Rumah di Pinggiran Sungai
8. Reboisasi dan Tebang Pilih
9. Hindari Penebangan Liar

Solusi

1. Mencegah Banjir dengan Membersihkan Selokan


2. Membersihkan Halaman Rumah dan Sekitarnya dapat Mencegah Banjir
3. Mencegah Banjir dengan Membuang Sampah pada Tempatnya
4. Mempunyai Taman di Rumah dapat Cegah Banjir
5. Cegah Banjir dengan Membuat Roof Garden
6. Memasang Lubang Biopori
7. Menggunakan Paving Block
8. Memasang Grass Block
9. Mempertinggi Rumah dapat Mencegah Banjir
10. Menghindari Membangun Rumah di Pinggir Sungai

Apa yang harus dilakukan

 Tidak Membuang Sampah Sembarangan

Kita mungkin masih sering membuang sampah sembarang bahkan masih ada yang
membuang sampah disungai. Tanpa disadari prilaku tersebut bisa menimbulkan
bencana dikemudian hari, salah satunya adalah banjir. Selain itu, sampah yang ada
dijalan menjadi pemicu banjir, karena akan menghambat aliran air sehingga
menimbulkan genangan air.

 Membuat Fungsi Aliran Air Menjadi Semestinya

Membuat fungsi sungai dan selokan dapat bekerja dengan baik. Sungai dan selokan
adalah tempat aliran air sehingga jangan sampai tercemari dengan sampah. Hindari
membuang sampah dialiran air.

Sudah seharusnya kita peduli terhadap lingkungan. Sudah saat nya untuk Melakukan
reboisasi tanaman khususnya jenis tanaman dan pepohonan yang dapat menyerap air
dengan cepat

 Menanam Pohon

Menanam pohon adalah hal yang sangat positif untuk menjaga lingkungan. Hindari
penebangan pohon-pohon di hutan secara liar dan juga di bantaran sungai, karena
pohon berperan penting untuk pencegahan banjir.

Hidup bukan tentang bersabar menunggu banjir surut, tetapi tentang belajar menjaga
lingkungan agar bersahabat dengan hujan.

Anda mungkin juga menyukai