Ciri Khusus ELANG TOKEK DAN JERAPAH
Ciri Khusus ELANG TOKEK DAN JERAPAH
CIRI KHUSUS
Ciri khas Elang Jawa ini adalah jambul di atas kepalanya yang menonjol
sekitar 12 cm.
Elang Jawa memiliki tubuh 56-70 cm dengan rentang sayap sekitar 110-
130 cm.
Bunyinya nyaring tinggi. Suaranya hampir mirip dengan spesies Elang
Brontok.
Begitu pula, ketika terbang, Elang Jawa mirip dengan Elang Brontok.
Hanya saja warna elang Jawa lebih kecoklatan.
MANFAAT HEWAN
Keberadaannya yang langka, membuat satwa ini dijadikan sebagai
maskot satwa langka di Indonesia sejak tahun 1992.
Elang Jawa memiliki harga jual yang tinggi, itulah sebabnya banyak
pemburu hewan yang biasa dikenal sebagai Burung Garuda.
Keberadaan elang jawa berguna sebagai penyeimbang ekosistem
predator bagi hama-hama yang mengganggu hasil pertanian dari
manusia, salah satunya adalah tikus
Keberadaan elang jawa bagi manusia dapat berguna sebagai daya
tarik wisata mancanegar
JUMLAH POPULASI SAAT INI
Tidak diketahui berapa jumlah pastinya yang masih hidup. Namun,
berdasarkan jurnal yang diterbitkan Menteri Kehutanan berjudul Strategi
dan Rencana Aksi Konservasi Elang Jawa (2013-2022), diperkirakan
jumlahnya sekitar 200 ekor.
PENYEBAB LANGKANYA
Penyebab elang jawa menjadi langka karena burung ini bertelur hanya
dalam 1-2 kali/petahun.
Selain itu, penyebab kelangkaan yakni berkurangnya hutan primer,
sehingga tempat tinggal Elang Jawa juga ikut berkurang.
CIRI KHUSUS
Tokek memiliki ukuran tubuh yang lebih besar daripada cecak. Panjang
total mencapai (30 cm), hampir setengahnya adalah panjang ekornya.
Warna dasar tubuhnya abu-abu kecokelatan dan terkadang kehijauan,
dengan kulit perut berwarna lebih muda.
MANFAAT TOKEK
Sebelumnya tahun 2008, tokek hanya dianggap sebagai satwa yang tidak
memiliki nilai medis apapun. Akan tetapi setelah ada penelitian dari China
yang menyebutkan bahwa tokek mempunyai kandungan untuk mengobati
penyakit HIV dan AIDS, namanya pun semakin populer. Hanya saja
pernyataan ini belum terverivikasi karena hingga kini tidak ada pernyataan
resmi dan jelas dari WHO.
Ada banyak pihak yang mulai membudidayakan tokek untuk dijadikan
obat HIV / AIDS. Hal ini bisa dilihat dari harga jual tokek yang meroket
mulai dari puluhan hingga ratusan juta.
Harga tersebut tergantung pada jenisnya. Misalnya tokek hutan dibaderol
seharga 50 jutaan, stone gecko dijual hingga 500 juta, serta giant
gecko seharga 3 miliar.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menjadikan tokek
sebagai obat HIV dan AIDS. Syarat utamanya adalah harus berada dalam
kondisi hidup dan memiliki berat lebih dari 3 ons. Sebab pada kondisi
seperti itu empedu tokek yang memiliki sederet manfaat dapat mengalami
kristalisasi dan diyakini ampuh menjadi obat HIV dan AIDS.
Empedu tokek juga mempunyai manfaat sebagai obat anti kanker dan anti
tumor,karena mengandung senyawa yang mampu meningkatkan
kekebalan tubuh ketika dikonsumsi. Selain itu bagian kulit tokek juga
dipercaya mempunyai khasiat untuk mengatasi gatal pada tubuh.
Pemanfaatan tokek sebagai obat cukup bervariasi mulai dari dikeringkan
hingga dibuat menjadi serbuk.
Penelitian tentang kandungan daging tokek yang mampu mengobati gatal
diungkapkan dalam World Journal of Gastroenetrology pada tahun 2008.
Jurnal ini berasal dari penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan di China.
Begitu pula dengan penelitian tentang zat anti tumor pada tokek yang
tidak hanya sebatas meningkatkan imunitas, tetapi juga langsung
menginduksi sel tumor di dalam tubuh.
CIRI-CIRI KHUSUS
Jerapah termasuk golongan hewan mamalia.
Cara mereka berkembang biak adalah dengan cara melahirkan
anaknya.
Memiliki ukuran leher yang panjang dan juga menjulang.
Jerapah adalah hewan pemakan tumbuh-tumbuhan atau yang sering
kita sebut.
MANFAAT JERAPAH :
Berbagai macam bagian dari tubuh jerapah digunakan untuk kepentingan
manusia seperti dagingnya sebagai makanan, rambut dari ekor jerapah
digunakan untuk pemukul lalat, gelang, kalung dan benang, ataupun
gendang dan sandal terbuat dari kulit jerapah
JUMLAH POPULASI
Untuk jenis jerapah Rothschild, kini jumlahnya di alam luar Kenya hanya
terdapat 659 ekor saja, dimana didunia hanya terdapat di dua negara saja
jenis tersebut, yakni Uganda dan Kenya.
PENYEBAB KELANGKAAN
Penyebab kelangkaan jerapah selanjutnya adalah perburuan liar. Bentuk
fisik dari hewan jerapah yang menjulang tinggi, membuatnya sangat
mudah untuk terlihat oleh para pemburunya yang tergiur untuk menjual
bagian tubuh dari jerapah tersebut.