Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang

pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

lahir hingga usia 6 tahun yang dilakukan dengan pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan

dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal,

dan informal. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 bab I pasal I ayat 14 tentang

sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya

pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan

lebih lanjut

Anak usia dini merupakan tahap awal seorang manusia memperoleh pengetahuan

melalui pengalaman baru yang dapat dilihat, dilakukan dan menarik bagi anak. Di era modern

ini orang tua mulai berbondong-bondong memasukkan anaknya di lembaga pendidikan anak

usia dini dengan harapan di masa Golden Age anak-anak mendapat stimulus positif sebagai

penunjang perkembangan anak usia dini.

Menurut data kementerian pendidikan dan kebudayaan mencatat pada rentang tahun

2005-2011 terjadi peningkatan jumlah lembaga PAUD yang semula hanya 21,2% pada tahun

2007 menjadi 34,54% pada tahun 2011. Sesuai dengan informasi diatas dapat disimpulkan

meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya mendaftarkan anak ke lembaga


pendidikan anak usia dini sudah merambah di berbagai kalangan masyarakat baik didaerah

perkotaan maupun pedesaan.

Media pembelajaran sangat penting digunakan khususnya untuk proses belajar

mengajar anak usia dini, mengingat lembaga anak usia dini merupakan tahap awal anak usia

dini memasuki dunia pendidikan formal dan terstruktur sebelum memasuki pendidikan

dasar.7 Sehingga media pembelajaran sangat penting digunakan sebagai alat bantu pendidik

untuk mengembangkan perkembangan anak usia dini khususnya perkembangan kognitif anak

dari cara berfikir kongkrit menuju cara berfikir abstrak.

Mengingat pentingnya perkembangan anak usia dini maka perlu adanya pemberian

stimulus sesuai dengan tahapan perkembangannya untuk membantu meningkatkan

perkembangan anak usia dini sesuai dengan perkembangannya. Dalam perkembangan

kognitif, Ausubel mengemukakan salah satu cara mengajak anak belajar dengan

menggunakan sistem belajar bermakna atau meaningfull learning, yaitu sistem belajar

dimana anak mendapat materi baru berdasarkan pengalaman yang dilihat dan dilakukan

sehingga anak dapat berfikir tentang sebab akibat.10 Untuk mengatasi proses belajar

mengajar dan perkembangan anak usia dini dimasa pandemi ini perlu adanya penyesuaian

metode dan media pembelajaran yang tepat, sehingga proses belajar mengajar dan

perkembangan anak usia dini dapat berjalan maksimal.

Media pembelajaran berbasis interaktif belum banyak digunakan lembaga anak usia

dini, karena ada beberapa kendala dalam penyediaan dan penggunaan media pembelajaran

berbasis interaktif diantaranya yaitu kurangnya keterampilan pendidik dalam pembuatan,

penggunaan, pemanfaatan dan penyampaian menggunakan media pembelajaran berbasis

interaktif. Di Kecamatan Sumobito pemanfaatan media pembelajaran berbasis interaktif

khususnya untuk video animasi belum digunakan secara maksimal, karena pendidik

didominasi sudah berusia lanjut sehingga penyediaan dan pemanfaatan media pembelajaran
berbasis interaktif mengalami kendala. Dengan demikian, peneliti mengamati pendidik dalam

penggunaan video animasi sebagai upaya meningkatkan pemanfaatan media pembelajaran

berbasis interaktif dalam pemahaman materi anak usia dini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belajar diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana penggunaan video animasi sebagai media pembelajaran interaktif di

Kecamatan Sumobito?

2. Bagaimana pemahaman materi peserta didik selama pembelajaraninteraktif

menggunakan video animasi?

3. Apa kendala dan solusi media pembelajaran interaktif berbasis video animasi

terhadap pemahaman materi anak usia dini?

C. Tujuan Masalah

Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui :

1. Penggunaan video animasi sebagai media pembelajaran interaktif di Kecamatan

Sumobito.

2. Pemahaman materi peserta didik selama pembelajaran interaktif menggunakan

Video Animasi

3. Kendala dan solusi media pembelajaran interaktif berbasis video animasi terhadap

pemahaman materi anak usia dini.

D. Penegasan Masalah

Untuk memperjelas bahasan dan menghindari kesamaan konsep pada skripsi yang

berjudul “Penggunaan Video Animasi Sebagai Pembelajaran Interaktif Dimasa Pandemi

Terhadap Pemahaman Materi Anak Usia Dini Di Kecamatan Sumobito Kabupaten Blitar”

penulis akan memampatkan beberapa istilah mengenai hal-hal tersebut diantaranya :


a. Media Pembelajaran

Media merupakan sarana yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim

ke penerima. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan, merangsang fikiran, perasaan, dan keseruan peserta didik. 12 Sehingga

media pembelajaran bertujuan sebagai penyalur materi dari pendidik ke peserta didik agar

proses belajar mengajar menjadi lebih hidup.

b. Video Animasi

Menurut Munir animasi berasal dari bahasa inggris yaitu ‘Animation’ dari kata ‘Anime’

yang berarti menghidupkan. Animasi merupakan gambar tetap yang disusun secara

berurutan dan direkam dengan menggunakan kamera.

c. Perkembangan Kognitif

Istilah kognitif berasal dari kata kognisi. Kognisi dapat diartikan dengan kemampuan

untuk mempelajari keterampilan dengan konsep baru.


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

a. Media

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah

berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa arab, media

adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

Media adalah pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan dengan

demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur

pesan.

Berdasarkan asosiasi pendidikan nasional (National Edukation/NEA)

memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi

baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat

dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Sedangkan menurut

Association of Edukation and Comunikation Technology (AECT), media adalah

segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk yang menyalurkan pesan dan

informasi.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan media adalah alat yang

digunakan untuk menunjang suatu pembelajaran sehingga pembelajaran tersebut

dapat berjalan dengan baik. Media juga dapat diartikan sebagai penghubung

antara pendidik dan peserta didik inilah yang disebut dengan pembelajaran.
Dengan kata lain, belajar aktif memerlukan dukungan media untuk

menghantarkan materi yang akan mereka pelajari.

Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang

dalam bahasa Yunani disebut instruktus atau “intruere” yang berarti

menyampaikan fikiran, dengan demikian arti intruksional adalah menyampaikan

fikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran. kata

pembelajaran mengandung makna yang pro aktif dalam melaksanakan kegiatan

belajar, sebab didalamnya bukan hanya pendidik atau instruktur yang aktif,

tetapi peserta didik merupakan subjek yang aktif dalam belajar. Pembelajaran

bukan hanya menyampaikan informasi atau pengetahuan saja, mengkondisikan

pembelajaran untuk belajar, karena tujuan utama pembelajaran adalah

pembelajar itu sendiri.

b. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses terjadinya interaksi antara pendidik dan

peserta didik serta sumber belajar dan media yang digunakan, dalam upaya

terjadinya perubahan pada aspek kognitif, afektif dan motorik. Oleh karena itu

agar aktivitas pembelajaran bermakna bagi peserta didik, pendidik perlu

mengembangkan media pembelajaran yang bervariasi dan menarik bagi peserta

didik.

Media pembelajaran menurut para ahli:8

1. Schramm mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi

pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

2. Briggs berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk

menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan


sebagainya. Sedangkan,

3. National Education Associaton mengungkapkan bahwa media pembelajaran

adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar,

termasuk teknologi perangkat keras.

Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran

adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran,

perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya

proses belajar pada diri peserta didik. Media pembelajaran digunakan sebagai

sarana pmbelajaran di sekolah bertujuan untuk dapat meningkatkan mutu

pendidikan. Dari paparan diatas dapat penulis simpulkan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan

pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang

perhatian dan minat peserta didik dalam belajar.


BAB III

PEMBAHASAN

A. Penggunaan Video Animasi Sebagai Media Pembelajaran Interaktif di TK Kartika

IV-56

Media pembelajaran interaktif merupakan media pembelajaran berupa hiperteks,

sumberdaya berbasis web, dan televisi cerdas. Pada dasarnya media pembelajaran interaktif

merupakan media linier yang disampaikan dalam lingkungan terbuka dan dikendalikan oleh

pengguna baik menggunakan disk maupun jaringan, media ini menyajikan materi jauh lebih

luas yang tidak bisa diubah oleh pengguna. Media pembelajaran interaktif adalah suatu cara

atau teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai fasilitator pada saat penyajian

bahan ajar, pendidik sebagai pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang

edukatif. Interaktif edukatif yaitu interaksi antara pendidik dengan anak didik, anak didik

dengan anak didik, dan anak didik dengan media pembelajaran dalam menunjang tujuan

belajar.
Dengan demikian, pendidik diharapkan dapat memanfaatkan media pembelajaran

berbasis interaktif yang bisa digunakan oleh semua kalangan baik digunakan oleh orang tua

dan anak didik sehingga dalam penyampaian materi maupun proses belajar mengajar tidak

mengalami kendala yang serius. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan yaitu

video animasi, dengan menggunakan video animasi dapat membantu pendidik dalam

menyampaikan materi secara detail meski terhalang oleh jarak dan waktu.

Adapun video animasi yang digunakan di TK Kartika IV-56 ini ada sebagian

pendidik yang mengambil dari youtube dan ada juga yang dapat dibuat sendiri oleh pihak

sekolah. Pihak sekolah yang dapat menyediakan video animasi sendiri ini yaitu di dalam

pembuatannya dilakukan oleh salah satu pendidik yang mengerti komputer. Meski masih

tergolong sederhana, namun pihak sekolah sudah dapat menyediakan sendiri. Dan ada video

animasi ini mengambil dari youtube sesuai tema yang akan dibahas, mengingat pihak sekolah

mengalami kendala dalam pembuatannya.

Setelah selesai menonton video yang ditampilkan, maka tugas anak didik adalah

menyebutkan hewan dan suara yang dikeluarkan sesuai dengan yang telah dilihat dan

diingat oleh anak didik pada video animasi tersebut dan menyebutkan ciri-ciri hewan

yang paling menarik menurut anak didik.6 Untuk video animasi kedua membahas mengenai

binatang daratbeserta makanannya. Dalam video ini ada 9 jenis hewan yang dibahas

berdasarkan jenis makanannya. Adapun isi video animasi ini yaitu, hewan yang memakan

tumbuhan berupa rumput dan daunan disebut hewan herbivora.Adapun hewan yang termasuk

dalam hewan herbivora atau pemakan tumbuhan ada kambing, seperti yang kita ketahui

kambing termasuk hewanherbivore karena memakan tumbuhan, kambing ini termasuk jenis

hewanternak, selain dijadikan hewan ternak kambing juga dapat dimanfaatkandagingnya dari
dagingnya ini dapat kita manfaatkan untuk masakan sepertirending, gaulai dan satai.

Kemudian kotoran kambing juga dapat kita manfaat sebagai pupuk organik untuk membantu

tumbuhan dan tanaman agar menjadi lebih subur.

Kemudian ada kuda, kuda juga termasuk hewan ternak dan hewan herbivora.

Kuda memiliki tubuh tinggi dan kuat pada jaman dahulu kuda dimanfaatkan sebagai alat

transportasi dan dijaman sekarang kuda cenderung dimanfaatkan dibidang olahraga. Zebra

juga termasuk hewan herbivora zebra memiliki bentuk tubuh sama seperti kuda namun kebra

memiliki tubuh berwarna putih dan corak hitam di atasnya. Ada hewan karnivora, yaitu

hewan pemakan daging, hewan karnivora biasanya mencari makan dengan cara berburu,

kebanyakan dari hewan karnivora hidup ditengah hutan. Adapun hewan yang termasuk

hewan karnivora yaitu harimau, harimau termasuk hewan pemakan daging kita dapat

menjumpai atau melihat harimau di kebun binatang. Harimau memiliki tubuh yang kuat dan

dapat berlari dengan cepat.

Elang termasuk hewan karnivora, elang memiliki kekuatan terbang yang baik, ia

biasa berburu untuk mencari makanannya. Kemudian ada burunghantu, hewan ini juga

termasuk hewan karnivora dan biasa melakukan pemburuan pada malam hari, binatang yang

biasa jadi santapaun burung hantuyaitu tikus.

Hewan omnivora yang dibahas dalam video ini yaitu beruang, tupai dan ayam.

Hewan omnivora merupakan hewan pemakan segala yaitu hewan yang memakan tumbuhan

dan serangga maupun daging. Beruang termasuk hewan omnivore, karena termasuk hewan

pemakan daging dan tumbuhan yangbiasa menjadi makanan beruang yaitu ikan, dan

tumbuhan berupa daun- daunan. Tupai juga termasuk hewan pemakan segala, makanan tupai

berupa buah- buahan dan serangga, sama halnya seperti ayam, ayam termasuk hewan

omnivora karena ayam termasuk jenis hewan yang suka memakan biji-bijian dan serangga.
Karena pendekatan kepada anak didik dalam memberikan informasi maupun

pengetahuan baru akan mudah diterima anak ketika penyampaiannya di lakukan melalui hal-

hal yang disukai anak usia dini. Piaget menyatakan bahwa anak usia dini telah memasuki

masa berfikir pra kogkrit, pada masa ini sifat egosentris pada anak mulai terlihat secara nyata

anak mulai memiliki pemikiran atau perspektif yang berbeda dari lingkungan disekitar anak.

Kemudian analisis mengenai penggunaan video animasi terhadap pemahaman materi anak

usia dini di TK Kartika IV-56 ini bertujuan untuk mendeskripsikan adanya penggunaan video

animasi dalam pembelajaran, membantu memotivasi anak didik dan menumbuhkan semangat

dalam mengerjakan tugas, anak mau dan berusaha untuk berperan aktif dalam mengerjakan

tugas melalui penggunaan media pembelajaran yang menarik.

B. Kendala Pembelajaran Interaktif Berbasis Video Animasi Terhadap Pemahaman

Materi Anak Usia Dini.

Setiap penggunaan media pembelajaran pastinya mengalami kendala, baik dari

segi pembuatan dan penyediaannya. Terlebih dalam penggunaan video animasi sebagai media

pembelajaran berbasis interaktif. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, dalam

penggunaan video animasi ini dalam pembuatannya yang menjadi kendala.19 Hal ini
dikarenakan tidak semua lembaga memiliki tenaga ahli khusus dibidang teknologi, terlebih

dalam penyediaan, pemanfaatan serta pengadaan media pembelajaran berbasis interaktif ini

membutuhkan dana dan perawatan eksta. Selain itu masih banyak lembaga yang didalamnya

memiliki pendidik yang sudah sudah lanjut usia. Sehingga untuk pengadaan dan pembuatan

media pembelajaran berbasis interaktif ini sulit.

Namun, terlepas dari lembaga yang belum bisa menyediakan media pembelajaran

berbasis interaktif, pendidik dapat memanfaatkan aplikasi youtube agar bisa menyediakan

video animasi sebagai media pembelajaran berbasis interaktif. Ketika penyediaan video

animasi sudah terpenuhi pendidik perlu memikirkan tentang penggunaannya dan fasilitas

yang dimiliki peserta didik apabila video animasi ini digunakan pada proses . Jadi, dapat

disimpulkan bahwa kendala pembelajaran berbasis interaktif ini, yang menjadi kendala secara

umum khususnya untuk pembelajaran di tingkat PAUD dan TK adalah dalam segi pembuatan

dan penyediaan khususnya video animasi. Hal ini dikarenakan pihak sekolah masih banyak

yang belum memiliki tenaga ahli dibidang teknologi secara khusus. Dan untuk wilayah TK

Kartika IV-56 sendiri, pendidik PAUD maupun TK tergolong banyak yang sudah lanjut usia

sehingga terhambat dalam penyediaan dan pembuatanya.


BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Penggunaan video animasi sebagai media pembelajaran interaktif di TK Kartika IV-

56 Sumobito

Penggunaan video animasi sebagai media pembelajaran berbasis

interaktif di TK Kartika IV-56 Sumobito sudah mulai digunakan. Video animasi

yang digunakan jenis 3 dimensi, adapun karakter yang digunakan yaitu fabel, alam

semesta dan manusia. Sehingga dalam penyediaannya sudah cukup menarik bagi

anak didik. Adapun materi yang dibahas dalam video animasi ini yaitu

mengenalkan macam-macam hewan laut dan mengenal hewan dan makanannya.

Dengan menggunakan video animasi ini membantu pendidik dalam

menumbuhkan semangat dan motivasi anak didik untuk belajar dan mengerjakan

tugas dari rumah secara mandiri.

2. Pemahaman materi peserta didik selama pembelajaran interaktif menggunakan

video animasi

Dengan menggunakan video animasi ini sebagai salah satu cara anak

didik berinteraksi dengan media pembelajaran yang digunakan, interaksi yang

ditunjukkan yaitu anak didik dapat membuka dan menggunakan video animasi

tanpa bantuan orang tua dan pendamping belajar.

3. Kendala pembelajaran interaktif berbasis video animasi terhadap pemahaman

materi anak usia dini

Dalam pembelajaran interaktif khususnya untuk pembelajaran tidak


terlepas dari kendala yang akan dialami, untuk video animasi sendiri pihak sekolah

mengalami kendala dalam penyediaan dan pembuatannya. Dalam pembuatan dan

penyediaannya ini terkendala karena pihak sekolah tidak memiliki tenaga khusus

dalam bidang teknologi. Selain terkendala dalam pembuatan dan penyediaan

video serta sarana dan prasarananya.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto. Perkembangan Anak Usia Dini : Pengantar dalam Berbagai


Aspeknya. 2011. Jakarta : Kencana.
Ali Shofwan. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif mata Kuliah
Medan Elektromenetik. 2020.
https://www.academia.edu/2458806/
Pengembangan_Media_Pembelajaran_Interaktif_M
ata_Kuliah_Medan_Elektromagnetik

Al-Quran Surah Az-Zumar Ayat 9, Al-Quran dan Terjemahnya : Spesial For


Women,Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Departemen
Agama Republik Indonesia, Bandung, 1987, hlm 459
Arif Puji Setiawan dan M Maulana zia Ulhaq. Animation. Di kutip melalui E-Book
Academia. www.Academia.edu
Darmawaty Tarigan dan Sahat Siagian. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif
Pada Pembelajaran Ekonomi. 2015. Jurnal Teknologi Informasi danKomunikasi
Dalam Pendidikan. Vol. 2. No. 2.
Daryant. Media Pembelajaran. 2013. Yogyakarta : Gava Media.

Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik : Panduan bagi Orang Tua danGuru
dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA. 2009. Bandung :
Rosda
Oscar Herry. Memahami Lebih Dalam Pengertian 3 Dimensi. 2016 diakses melalui
https://idseducation.com/memahami-lebih-dalam-pengertian-animasi-3d/
Tirtamedia. Mengenal Animasi 2 Dimensi. diakses melalui
https://tirtamedia.co.id/2020/03/12/mari-mengenal-animasi-2d/

Anda mungkin juga menyukai