Anda di halaman 1dari 2

Agama Sebagai Solusi Konflik di Tingkat Global

Oleh: Admin Pusat - Editor : Admin Pusat - 26 Sep 2022 - 14:09

MOMEN Indonesia sebagai Presiden atau tuan rumah forum KTT G20 tahun ini, tampaknya
dimanfaatkan dengan baik oleh Organisasi Keagamaan Nahdlatul Ulama (NU) untuk menginisiasi
pertemuan forum Religion of Twenty (R20). Ketua Umum PBNU sekaligus Ketua Pendiri R20, Kiai Haji
Yahya Cholil Staquf, menyatakan tujuan dari forum R20 adalah menjadi solusi dari persoalan hubungan
antarkelompok agama yang kerap terjadi.

Inisiasi dari PBNU ini perlu kita apresiasi, apalagi faktanya memang seringkali agama dijadikan
pembenaran untuk konflik dan kekerasan. Dari data yang ada, beberapa tahun terakhir beragam
kekerasan dan persekusi atas nama agama terjadi di pelbagai daerah di Indonesia. Agama apapun itu
yang seharusnya merupakan ajaran kebaikan, sering diputarbalikkan untuk menghakimi orang lain.

Sepanjang 2018 misalnya, sebagaimana dirilis Setara Institute, terdapat 202 kasus intoleransi dan
pelanggaran kebebasan beragama terjadi di Indonesia. Penafsiran seperti ini menjadikan agama tidak
ubahnya pisau bermata dua. Satu sisi tajam mengajarkan kebaikan, sisi yang lain juga tajam melakukan
kekerasan terhadap orang yang berbeda agama.

Di sinilah pentingnya program pengarusutamaan moderasi beragama. Moderasi beragama merupakan


proses memahami sekaligus mengamalkan ajaran agama secara moderat, adil dan seimbang, agar
terhindar dari perilaku ekstrem. Moderasi beragama bukan berarti memoderasi agama, karena agama
dalam dirinya sudah mengandung prinsip moderasi, yaitu keadilan dan keseimbangan.

Dalam konteks lebih luas, forum International Summit of Religious Leaders (R20) dinilai sangat strategis.
Indonesia bisa mengajak dunia internasional agar forum R20 menjadi salah satu cara merefleksikan diri.
Di antaranya bagaimana agar agama punya peran penting dalam menyelesaikan masalah global,
termasuk untuk recovery pasca-Covid-19.

Memang, sudah seharusnya jika Indonesia mengambil peran sebagai inisiator Forum R20. Kabarnya,
Forum R20 akan menghadirkan para pemimpin agama sedunia. Pertemuan itu akan dilaksanakan dua
pekan sebelum KTT G20, tepatnya pada 2-3 November 2022, di Nusa Dua, Bali.
Hal ini mengingat sejumlah negara memandang Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya
muslim, namun kerap dijadikan contoh sebagai muslim yang dapat beradaptasi dengan kehidupan
demokrasi, keagamaan dan kebudayaan. Inilah saatnya R20 akan menjadi pembuktian secara nyata
tentang pujian tersebut.

Gagasan R20 yang sejalan dengan Presidensi Indonesia di G20, harus dapat membuktikan bahwa
Indonesia mampu menjadi inisiator pemimpin agama sedunia untuk mengembalikan semangat agama
sebagai solusi konflik global. Melalui forum R20 inilah harapan untuk meluruskan anggapan yang salah
tersebut. Agama bukanlah sumber konflik, melainkan solusi bagi perdamaian.*

Editor: Bambang Dwiana

Anda mungkin juga menyukai