Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEORI DIALOG ANTAR AGAMA

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4

NAMA ANGGOTA :
IMANSYAH
RATU AULIA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-AMIN DOMPU


NUSA TENGGARA BARAT
2024-2025
KATA PENGANTAR

Puji syukur keadirat Allah Subḥānahu Wataʿālā yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya bagi kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Dalam makalah ini kami membahas tentang “TEORI DIALOG ANTAR
AGAMA”.

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Pembahasan...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2
2.1 Pengertian Dialog Antar Umat Beragama.................................................2
2.2 Penerapan Dialog Antar Umat Beragama.................................................2
2.3 Dampak Dialog Antar Umat Beragama....................................................3
2.4 Pentingnya Dialog antar Umat Beragama.................................................3
2.5 Tujuan Dialog Antar Umat Beragama.......................................................4
BAB III KESIMPULAN.........................................................................................5
3.1 Kesimpulan................................................................................................5
3.2 Saran..........................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Dialog antar umat beragama merupakan suatu tindakan yang dianggap paling
penting untuk terciptanya kehidupan yang damai, menjaga kerukunan, dan
membangun sikap toleransi. Terlebih di bangsa kita ini, bangsa Indonesia yang
menjunjung tinggi adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa, dan juga agama. Tentunya
beragam perbedaan, terutama perbedaan agama tidaklah mudah untuk dipersatukan.
Banyak masalah dan juga konflik yang mengatasnamakan agama, seperti
timbulnya ujaran kebencian, ataupun kesalahpahaman. Sangat berdampak buruk
dan dapat memecah-belah persatuan. Tidak ada satupun rakyat dari bangsa Indonesia
yang kita cintai ini, menginginkan adanya konflik yang menimbulkan
permusuhan. Maka dari itu perlu diterapkannya dialog antar umat beragama agar
perbedaan yang amat beragam tersebut tidak menjadi suatu masalah yang besar
dan dapat diatasi solusinya jika terdapat kesalahpahaman. Tujuan dari dialog
antar umat beragama ini agar para pemeluk agama dapat membangun
komunikasi dan juga relasi sehingga bisa hidup berdampingan, saling menjaga
dan saling menghargai satu sama lain.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat diambil
adalah :

 Bagaimana penerapan dialog antar umat beragama di Indonesia?


 Apa dampak dari adanya dialog antar umat beragama?
 Bagaimana pentingnya dialog antar umat beragama yang diterapkan?
 Apa saja tujuan dari dialog antar umat beragama?

I.3 Tujuan Pembahasan


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis berharap pembaca
dapat:

 Mengetahui penerapan atau pelaksanaan dialog antar umat beragama di


Indonesia.
 Mengetahui dampak yang terjadi dari adanya tindakan dialog antar umat
beragama.
 Mengukur seberapa pentingnya dialog antar umat beragama yang diterapkan.
1
 Memahami tujuan dari dialog antar umat beragama.

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Dialog Antar Umat Beragama


Dialog antar umat beragama adalah pertemuan hati dan pikiran antar pemeluk
berbagai agama. Dialog adalah komunikasi antara orang-orang yang percaya pada
tingkat agama. Dialog merupakan jalan bersama untuk mencapai kebenaran dan
kerjasama dalam proyek-proyek yang menyangkut kepentingan bersama. Ia
merupakan perjumpaan antara pemeluk agama tanpa merasa rendah dan merasa
tinggi, dan tanpa agama atau tujuan yang dirahasiakan. Dalam tingkatan agama,
dialog menuntut supaya setiap pihak dalam dialog mengharuskan adanya
kebebasan beragama, sehingga setiap orang bebas menguraikan pandangannya kepada
orang lain dan membiarkan menyampaikan pendapatnya kepadanya. Dengan
begitu akan menjadi jelas persamaan dan perbedaan ajaran satu agama dengan
agama lain. Selain itu, dialog juga membiarkan hak setiap orang untuk
mengamalkan keyakinan-keyakinannya dan perjumpaan yang sungguh bersahabat
serta berdasarkan hormat dan cinta dalam tingkatan antar pemeluk agama.

Dialog antar umat beragama bukanlah dimaksudkan untuk mencari kemenangan


doktrin satu agama di atas yang lain. Dialog antar umat beragama bukan
dimaksudkan untuk mencari titik lemah, mengalahkan, melemahkan, mencari
kesalahan lawan dialog atau lawan bicara. Jika lawan dialog dianggap kalah dalam
beragumen atau berbebat, lalu difonis kalah dan ia secara sukarela atau dipaksa
untuk mengakui keunggulan lawan bicaranya maka itu bukan dialog tetapi berdebat.
Satu hal perlu disadari bahwa dalam dialog, khususnya dialog antar umat
beragama, tidak aka ada pihak yang menang dan tidak ada pula yang kalah.
Tidak ada pula yang dapat disebut salah sepenuhnya dan juga tidak ada pula yang
disebut benar sepenuhnya.

II.2 Penerapan Dialog Antar Umat Beragama


Dialog bukan hanya bergumul dengan wacana-wacana secara konseptual, tapi
juga harus menyentuh ranah praktis secara faktual. Harmonisasi antar umat
beragama tidak boleh hanya berhenti pada level dialog, melainkan mesti
dilanjutkan pada tataran praksis dalam bentuk kerjasama di antara mereka
semua. Konstruksi kerukunan antar umat bergama yang hanya berhenti pada level

3
dialog dan tidak melanjutkan pada kerjasama merupakan dialog setengah hati, bahkan
terperangkap dalam verbalisme semata: dengan mengatakan sesuatu, maka merasa
telah melakukannya.

Mencari titik-titik persamaan dan perjumpaan atau pijakan bersama antar


semua umat beragama tidak hanya berhenti pada suatu fokus persamaan yang
telah disepakati bersama. Fokus persamaan itu harus menjadi pijakan sekaligus
pintu masuk untuk melakukan kerjasama dalam berbagai persoalan kemanusiaan—
bagi seluruh umat beragama. Bahkan lebih jauh, kerjasama pada tataran sosial-
kemanusiaan bukan hanya melibatkan semua umat beragama yang berbeda, tetapi
juga mengundang semua umat manusia tanpa memandang latar belakang
keagamaan mereka. Sebab kerjasama itu mesti membuahkan kebajikan dan
manfaat kemanusiaan secara universal.

II.3 Dampak Dialog Antar Umat Beragama


Dialog antar agama merupakan konsep perdamaian yang bagus, yang bisa
dilakukan dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia. Hal ini karena dalam dialog
antar agama tersebut, antar umat beragama dituntut untuk bisa saling memahami
dan menghormati keyakinannya masing-masing. antar penganut agama bisa
saling memahami dan menghormati ajaran dan keyakinan agama lain.

Adapun dampak dari adanya dialog antar umat beragama, memberikan


suatu manfaat, diantaranya :

1. Mempererat tali persaudaraan antar agama.


2. Untuk menghindari terjadinya konflik antar umat beragama.
3. Munculnya rasa sosial pada diri masing-masing.
4. Membuat suatu ikatan beragama semakin rukun.

II.4 Pentingnya Dialog antar Umat Beragama


Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan beberapa alasan
mengapa dialog antar-agama dianggap sangat penting. Salah satunya adalah
karena adanya kesalahpahaman bahwa kelompok ekstremis yang kerap
melakukan kekerasan dianggap berkorelasi dengan agama tertentu, yakni Islam.
"Dalam level global, kami sangat concern pada beberapa fenomena. Misalnya,
berkembangnya intoleransi beragama. Khususnya kesalahpahaman asosiasi Islam dan
ekstremis-kekerasan," ujar Retno saat membawakan sambutan pada konferensi

4
jurnalisme agama di Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Tangerang,
Selasa (17/10/2017). Kedua, adalah penyebaran isu-isu hoaks di media, termasuk
media sosial, serta pihak-pihak yang membuat berita bohong, termasuk di
kalangan anak muda. Dialog antar-agama kemudian dianggap sebagai cara yang dapat
mengantisipasi situasi-situasi tersebut menjadi lebih buruk. "Untuk alasan-alasan
itulah Indonesia mengambil inisiatif untuk mempromosikan dialog antar-agama
dan diplomasinya," ujar Retno. Dalam kesempatan tersebut, perempuan kelahiran
Semarang tersebut juga menekankan pentingnya peran media massa dalam
menyampaikan pesan soal dialog antar-agama. Antar-agama atau interfaith,
menurut dia, bukan hanya masalah kebijakan namun juga cara pandang.
Sehingga media massa punya peran strategis untuk memengaruhi cara pandang
masyarakat itu, yakni cara pandang tentang pentingnya hidup damai, harmoni
dan toleransi. "Media seharusnya jadi bagian of solution, daripada part of
problem. Saya kira ini jelas," tuturnya.

II.5 Tujuan Dialog Antar Umat Beragama


Dialog antar agama dapat menciptakan toleransi beragama karena memiliki
lima tujuan utama. Pertama, dialog dapat menyelamatkan manusia modern dari
materialisme karena kerjasama antar agama dapat menyeimbangkan dunia spiritual
dan material, yang mana hal ini dapat menciptakan kehidupan yang lebih
harmonis. Kedua, sebagai sumber yang sama dari semua agama karena di luar
cara implementasi kepercayaan seseorang, namun pada dasarnya semua agama
berupaya menerapkan nilai-nilai cinta, penghormatan, toleransi, pengampunan,
hak manusia, perdamaian, persaudaraan, dan kebebasan. Ketiga, dialog sebagai
bentuk toleransi antar umat beragama dengan tidak mencampuri urusan agama
lain serta dapat hidup secara damai dan berdampingan. Keempat, toleransi
religius sebagai tujuan kehidupan manusia yang mana diversitas dipandang
sebagai hal penting dalam kehidupan manusia agar manusia dapat saling
menghargai keunikan yang dimiliki masing-masing individu dan kelompok.
Terakhir, cinta sebagai esensi utama dari toleransi, yang mana hal ini
menunjukkan bahwa cinta adalah power terbesar yang dimiliki manusia dan dapat
digunakan untuk menghapuskan segala konflik yang ada.

5
BAB III
KESIMPULAN
III.1 Kesimpulan
Dialog antar umat beragama adalah pertemuan hati dan pikiran antar pemeluk
berbagai agama. Dialog adalah komunikasi antara orang-orang yang percaya pada
tingkat agama. Dialog merupakan jalan bersama untuk mencapai kebenaran dan
kerjasama dalam proyek-proyek yang menyangkut kepentingan bersama.
Penerapannya dapat dilakukan dalam bentuk kerjasama pada tataran sosial-
kemanusiaan yang bukan hanya melibatkan semua umat beragama yang berbeda,
tetapi juga mengundang semua umat manusia tanpa memandang latar belakang
keagamaan mereka. Tujuan dari upaya dialog antar umat beragama yaitu dapat
menciptakan toleransi beragama. Serta dampak yang diberikan pun memberikan
dampak positif yang berupa manfaat untuk sesama, diantaranya :

1. Mempererat tali persaudaraan antar agama.


2. Untuk menghindari terjadinya konflik antar umat beragama.
3. Munculnya rasa sosial pada diri masing-masing.
4. Membuat suatu ikatan beragama semakin rukun.

Pentingnya dialog umat beragama juga perlu di dukung oleh media massa
dalam menyampaikan pesan soal dialog antar-agama. Antar-agama atau
interfaith, bukan hanya masalah kebijakan namun juga cara pandang. Sehingga
media massa punya peran strategis untuk memengaruhi cara pandang masyarakat itu,
yakni cara pandang tentang pentingnya hidup damai, harmoni dan toleransi.

III.2 Saran
Keberagaman ataupun perbedaan agama bukan merupakan suatu
penghalang dan juga hambatan untuk mengasihi sesama. Pelaksanaan dialog antar
umat beragama menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan relasi dan juga
kehidupan yang tentram, maka dari itu dapat dikatakan bahwa dialog antar umat
beragama sangat penting adanya, dan harus kita terapkan di dalam kehidupan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M. Khoiril. 2018. Dialog Antar Umat Beragama Di Indonesia Perspektif A.


Mukti Ali. Jurnal Dakwah, 19(1), 102-105.
Kompas.com. 2017. Menlu Jelaskan Alasan Pentingnya Dilakukan Dialog Antar-
Agama. https://nasional.kompas.com/read/2017/10/17/17123451/menlu-
jelaskan-alasan-pentingnya-dilakukan-dialog-antar-agama (diakses tanggal 23
April 2021)
Nadila R, Divany. 2020. Fundamentalisme dan Dialog Antar Agama.
https://jurusanhi.com/fundamentalisme-dialog-antar-agama/ (diakses 23 April
2021)
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2016. Dialog Antar Agama Dinilai
Bagus Sebagai Konsep Perdamaian. https://www.umy.ac.id/dialog-antar-
agama-dinilai-bagus-sebagai-konsep-perdamaian.html (diakses tanggal 23 April
2021)
Zaprulkhan. 2018. Dialog dan Kerjasama Antar Umat Beragama dalam Perspektif
Nurcholish Madjid. Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan,
9(2), 154-177.

Anda mungkin juga menyukai